Meditasi Menuju Sukses

  • Uploaded by: Herman Adriansyah AL Tjakraningrat
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Meditasi Menuju Sukses as PDF for free.

More details

  • Words: 2,531
  • Pages: 8
MEDITASI MENUJU SUKSES Oleh Dr. N. Sutrisna Widjaya, MPH MEMPERTEMUKAN POLARITAS OTAK KIRI DAN OTAK KANAN Minat masyarakat belajar meditasi semakin meningkat dari waktu ke waktu. Perkembangan ini merupakan sesuatu yang wajar sekaligus menggembirakan di tengah kompleksitas perubahan dan persaingan yang secara alami memang membutuhkan penyeimbang. Sepanjang bukan tipe orang yang berpikir dengan otak kiri dalam takaran ektrim, setiap orang bisa belajar meditasi sekaligus merasakan pengalaman spiritual, hanya dalam waktu yang sangat singkat. Meditasi/pengalaman spiritual merupakan kegiatan otak kanan yang harus melibatkan rasa (harus dialami agar dimengerti) dan keyakinan (relatif tidak terjangkau oleh indera biasa dan intelektualitas). Ini berbeda dengan kegiatan otak kiri yang bertumpu pada logika dan membutuhkan bukti-bukti empiris serta berbagai syarat yang berlaku pada kalangan intelektual dan akademisi. Perbedaan di atas seringkali menyebabkan komunikasi yang “tidak nyambung” antara kalangan intelektual (yang dominan menggunakan IQ) dengan praktisi/ pembimbing meditasi yang kebetulan hanya bertumpu pada keyakinan (SQ – Kecerdasan Spiritual). Untuk mendapatkan hasil yang baik, pembelajar meditasi perlu membuka diri/pikiran -nya dengan bertekad: ‘Mari kita kesampingkan dorongan hati yang hanya puas bila segala sesuatu masuk akal, dan mari kita ikuti petunjuk dari pembimbing meditasi dengan pikiran terbuka’. Sebaliknya pembimbing meditasi perlu mengembangkan penjelasan-penjelasan yang masuk akal dalam memberi bimbingan meditasi. Dengan cara ini, dikotomi antara fungsi otak kiri dengan otak kanan dapat berubah menjadi bersifat dialektis, yakni mempersandingkan dua hal berbeda tanpa mempertentangkannya untuk mendapatkan suatu pandangan yang baru. Dengan cara ini pula akan terjadi hubungan sinergistik antara fungsi otak kiri dan otak kanan yang memberi hasil lebih efektif dan lebih efisien, untuk berbagai sasaran dan tujuan. Prinsip dari meditasi adalah pemanfaatan enerji pikiran (the power of mind) dalam keterhubungan mikrokosmos (- seseorang) dengan makrokosmos (alam jagat raya) pada frekuensi yang sama. Bila proses berpikir seseorang didukung oleh enerji alam semesta yang jumlahnya tak terbatas, maka probabilitas akan hasil dapat meningkat secara tajam. Selain itu, alam jagat raya akan membantu proses penyelesaian masalah dengan berbagai mekanisme daur ulang yang ada padanya. Tulisan ini merupakan kombinasi ringkas dan praktis dari berbagai informasi berkenaan dengan meditasi, terutama yang diajarkan pertama-tama kepada penulis oleh Carl Lewis, seorang turis Australia yang sedang berlibur di Bali dan, buku “You, the Healer” karangan Jose Silva, serta berbagai buku yang membahas teknik-teknik bawah sadar. Sesuai dengan tujuannya, versi ini kita sebut, Meditasi Menuju Sukses.

LOGIKA RASIONAL Diri seseorang disebut mikrokosmos (bhuana alit) sementara alam jagat raya atau alam semesta dikenal dengan istilah makrokosmos (bhuana agung). Mikrokosmos dan makrokosmos pada kondisi dan saat-saat tertentu berhubungan satu sama lain. Dalam suatu kegiatan doa terjadi proses pikiran yang bekerja, mendambakan atau memohon sesuatu yang diinginkan. Di sini terjadi penggunaan ‘enerji pikiran’ yang berasal atau bersumber dari diri individu yang bersangkutan. Apabila mikrokosmos dan makrokosmos saling berhubungan maka enerji pikiran yang bekerja pada saat itu tidak hanya bersumber dari individu yang bersangkutan. Ia didukung oleh enerji alam semesta yang tak terbatas. Dengan demikian kemungkinan (probabilitas) akan hasil yang akan dicapai menjadi berlipat ganda. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah; dapatkah, kapankah dan bagaimana mempertahankan kondisi di mana mikrokosmos berhubungan dengan makrokosmos, atau diri individu berhubungan dengan alam semesta (the universe) dalam rentang waktu (durasi) tertentu sesuai dengan keinginan. GELOMBANG ALPHA, PUSAT ENERJI PIKIRAN Otak dan pikiran manusia bekerja dengan getaran gelombang atau frekuensi tertentu, tergantung suasana hati dan kondisi dari masing-masing individu. Frekuensi ini dapat diukur dengan alat electro encephalograph (EEG). Gelombang antara 14 – 21 getaran (cycle) per detik disebut gelombang BETA di mana kita umumnya berada dalam keadaan terjaga, melakukan aktivitas atau tindakan sehari-hari, atau disebut juga outer conscious level. Pada level ini kita berada pada alam jasmani (physical world). Gelombang antara 7 – 14 disebut gelombang ALPHA yang dikenal juga sebagai alam spiritual (spiritual world), atau berada dalam inner/sub conscious level. Pada gelombang ini ditambah beberapa tingkat di bawahnya terletak pusat bekerjanya pikiran. Pada level ini kita berada dalam keadaan setengah tertidur. Gelombang antara 4 – 7 disebut gelombang THETA, di mana bekerja mekanisme persepsi di luar indra atau extra sensory perception (ESP), tempat bekerjanya intuisi. Gelombang antara 0 – 4 disebut gelombang DELTA yang merupakan alam tidak sadar atau unconscious level. Alam semesta (the universe) mempunyai gelombang frekuensi yang konstan pada 10 getaran per detik. Apabila kita turun dari frekuensi 20 (dalam keadaan terjaga dan sadar) menjadi lebih tenang, damai dan santai (rileks) menuju

frekwensi 10, pada frekwensi 10 inilah kita (mikrokosmos - bhuana alit) berhubungan dengan alam jagat raya (makrokosmos - bhuana agung). Gambaran analoginya adalah, bila radio penerima di rumah disetel pada frekuensi yang sama dengan frekuensi dari stasiun pemancar tertentu, maka program yang dipancarkan akan terdengar pada radio tersebut. Bila gelombangnya digeser maka siarannya akan hilang. Salah satu praktek doa pada umat Islam yang ditujukan pada solusi dari suatu masalah yang berat adalah sembahyang tahajud. Sembahyang ini dilakukan di sekitar atau lewat tengah malam. Bila dirujuk pada konsep di atas, situasi atau suasana ini akan cocok dengan keadaan yang mendukung posisi frekuensi 10 getaran per detik, atau gelombang alpha, yakni keadaan antara tertidur dan terjaga. Di Bali, kondisi ini dikenal dengan suasana/kondisi ‘ngerambang sawa’. PENERAPAN KONSEP MEDITASI MENUJU SUKSES Dalam posisi berbaring atau duduk tegak dan santai pejamkan mata Anda, lalu arahkan bola mata seakan-akan melihat keatas, untuk memperoleh keadaan lebih cepat mengantuk/rileks 1. Tarik nafas, lakukan relaksasi otot atau sikap santai bersamaan dengan hembusan nafas keluar , secara perlahan beberapa kali. 2. Bayangkan otak/pikiran berada pada frekuensi 20, Perintah dan rasakan frekuensi tersebut turun perlahan-lahan bersamaan dengan perubahan suasana pikiran yang menjadi semakin tenang dan damai, menuju 19 – 18 – dst. sampai pada frekwensi 15. 3. Untuk turun lebih lanjut dari 15 menuju frekuensi 10 prosesnya akan menjadi lebih sulit dibanding turun dari 20 menuju 15 yang telah dilakukan sebelumnya, walaupun intervalnya sama-sama lima. Analoginya sama dengan proses larutnya gula dari sendok kedua di dalam segelas air teh yang akan lebih sulit dibanding dengan sendok pertama sebelumnya. Oleh karenanya dibutuhkan teknik bantuan dalam bentuk relaksasi otot, berurutan satu persatu meniru proses menjadi dingin pada tubuh orang yang mati raga. 4. Katakan kepada diri sendiri; ‘Saya akan mulai menggunakan teknik bantuan’, lalu perintah dan rasakan otot-otot manjadi rileks dimulai dari ujung jari kaki dan tangan, naik perlahan-lahan berturut-turut sampai seluruh tubuh menjadi sangat rileks, lemas, dan santai. Dalam tahap ini tubuh benar-benar lemas seperti selembar handuk setengah basah yang diletakkan di lantai, teronggok tanpa tenaga yang menyangga. Atau seperti balon karet yang menjadi kempes/kolaps bila sumbat penutupnya dibuka. 5. Kemudian lanjutkan hitungan turun dari frekuensi 15 menuju 14 – 13 – 12 – 11 – dan akhirnya Anda berada pada frekuensi 10 di mana diri Anda telah menyatu

dengan alam semesta. Alam semesta (makrokosmos) sekarang siap memberi Anda (mikrokosmos) enerji dalam jumlah yang berlimpah serta berbagai mekanisme daur ulang yang dibutuhkan. 6. Bayangkan diri anda di dalam pikiran (lakukan mental picture) bahwa anda; • Masih muda, sehat, bersinar, berwibawa, dan menarik. • Ajukan pertanyaan dalam pikiran; “Mengapa saya mengalami masalah fisik seperti ini” dan “Bagaimana masalah ini menjauh dan hilang dari diri saya”. Kemudian bayangkan orang-orang, siapapun yang terlintas dalam pikiran. Gambarkan diri anda sedang berjabat tangan atau berpelukan dengan mereka, saling memaafkan, saling mendukung dan saling mengasihi. • Tegaskan sekali lagi di dalam pikiran bahwa anda sepenuhnya dalam keadaan sehat, secara fisik maupun mental. 7. Panjatkan doa, ajukan permohonan dan keinginan kepada ‘Yang ada di atas sana’, apapun wujud yang Anda yakini (Hyang Widhi, Yesus, Allah, Langit, Alam semesta, Dlsb) dan ingat bahwa proses ini menyangkut hubungan (spiritual) Anda dengan sesuatu yang lebih besar (Maha kuasa, Maha mulia, Maha pengasih, dll) yang Anda yakini ada di atas sana. 8. Bayangkan terjadinya proses-proses sesuai dengan yang dikehendaki; • Penyembuhan suatu penyakit tertentu. • Pemecahan masalah-masalah tertentu. • Pencapaian suatu target/sasaran tertentu dengan berhasil. Sebagai catatan, semakin jelas dan spesifik Anda menggambarkannya di dalam pikiran, semakin baik hasil yang akan dicapai. 9. Sebelum mengakhiri sessi/metode ini , ucapkan dalam hati; ‘Sebentar lagi saya akan keluar dari gelombang alpha. Setelah menghitung secara perlahanlahan dari 1 – 5 saya akan membuka mata dan mendapatkan diri saya dalam keadaan sehat, segar, enak, dan jauh lebih baik dari sebelumnya’. • Mulailah menghitung perlahan-lahan dari 1 – 3, lalu berhenti sejenak untuk melakukan penegasan. • Ulangi sekali lagi ucapan di atas dalam hati; ‘Sebentar lagi saya akan keluar dari gelombang alpha. Setelah hitungan kelima, saya akan membuka mata dan mendapatkan diri saya dalam keadaan sehat, segar, enak, dan jauh lebih baik dari sebelumnya’. • Selesaikan hitungan ke 4 dan 5, bukalah mata anda dan nikmati keadaan segar, enak dan jauh lebih baik dari sebelumnya.

Teknik ini cukup praktis dan dari pengalaman penulis, teknik ini dapat diajarkan kepada siapa saja mulai dari anak usia 10 tahun sampai dengan usia lanjut (asal daya nalarnya belum belum sepenuhnya hilang). Bagi penulis teknik ini dapat memperkuat teknik yang lain yang serupa seperti visualisasi/afirmasi, Neurolinguistic Programming, serta berbagai teknik bawah sadar lainnya. Satu-satunya masalah yang kami temui (walaupun jarang) adalah kemungkinan munculnya kembali “rekaman-rekaman pengalaman traumatis” pada saat sessi/teknik ini dilakukan. Bila kemungkinan ini terjadi, peserta diminta segera menghentikan sessi meditasi untuk mendapat bimbingan menghapus rekaman buruk tersebut, secara terpisah. Sekali teknik ini berhasil dilakukan, maka masalah tersebut di atas sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi. Silakan mencoba dengan suatu keyakinan, dan biarkan alam semesta membantu Anda mengatasi berbagai masalah serta memberi jalan untuk menggapai keinginan-keinginan positif yang Anda dambakan. -----------------------------------------------------------Catatan: Pengertian sukses adalah mencapai apa yang benar-benar menjadi keinginan yang tumbuh dari hati yang paling dalam. M E D ITAS I Dalam olah batin, meditasi menjadi salah satu topik pembicaraan yang tiada habis-habisnya. Tentu hal tersebut ada sebabnya, sebabnya tiada lain karena meditasi adalah salah satu usaha proses untuk meningkatkan pengembangan pribadi seseorang secara total. Tulisan ini didasari dari berbagai literatur mengenai meditasi. Tulisan ini merupakan usaha melengkapi tulisan J. Sujianto yang berjudul “ Pengembangan Kwalitas Pribadi di Bidang Kebatinan, suatu Proses Meningkatkan Kreatifitas dan Pengetahuan Dunia Gaib “ Apakah Meditasi ? Mengusahakan rumus yang pasti mengenai arti meditasi tidaklah mudah, yang dapat dilakukan adalah memberi gambaran berbagi pengalaman dari mereka yang melakukan meditasi, berdasarkan pengalaman meditasi dapat berarti : 1. Melihat ke dalam diri sendiri 2. Mengamati, refleksi kesadaran diri sendiri 3. Melepaskan diri dari pikiran atau perasaan yang berobah-obah, membebaskan keinginan duniawi sehingga menemui jati dirinya yang murni atau asli.

Tiga hal tersebut diatas baru awal masuk ke alam meditasi, karena kelanjutan meditasi mengarah kepada sama sekali tidak lagi mempergunakan panca indera ( termasuk pikiran dan perasaan ) terutama ke arah murni mengalami kenyataan yang asli. Perlu segera dicatat, bahwa pengalaman meditasi akan berbeda dari orang ke orang yang lain, karena pengalaman dalam bermeditasi banyak dipengaruhi oleh latar belakang temperamen, watak dan tingkat perkembangan spiritualnya serta tujuan meditasinya dengan kulit atau baju kebudayaan orang yang sedang melaksanakan meditasi. Secara gebyah uyah (pada umumnya) orang yang melakukan meditasi yakin adanya alam lain selain yang dapat dijangkau oleh panca indera biasa. Oleh karena itu mungkin sekali lebih tepat jika cara-cara meditasi kita masukkan ke golongan seni dari pada ilmu. Cara dan hasil meditasi dari banyak pelaku olah batin dari berbagai agama besar maupun perorangan dari berbagai bangsa, banyak menghasilkan kemiripan-kemiripan yang hampir-hampir sama, tetapi lebih banyak mengandung perbedaan dari pribadi ke pribadi orang lain. Oleh karena itu kita dapat menghakimi hasil temuan orang yang bermeditasi, justru keabsahan meditasinya tergantung kepada hasilnya, umpamanya orang yang bersangkutan menjadi lebih bijaksana, lebih merasa dekat dengan Tuhan, merasa kesabarannya bertambah, mengetahui kesatuan alam dengan dirinya dan lain-lainnya. Keadaan hasil yang demikian, sering tidak hanya dirasakan oleh dirinya sendiri, tetapi juga oleh orang-orang ( masyarakat ) di sekitar diri orang tersebut karena tingkah-lakunya maupun ucapan-ucapannya serta pengabdiannya kepada manusia lain yang membutuhkan bantuannya, mencerminkan hasil meditasinya. Cara-cara dan akibat bermeditasi. Cara bermeditasi banyak sekali. Ada yang memulai dengan tubuh, arti meditasi dengan tubuh adalah mempergunakan menyerahkan tubuh ke dalam situasi hening. Lakunya adalah dengan mempergunakan pernafasan, untuk mencapai keheningan, kita menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan teratur. Posisi tubuh carilah yang paling anda rasakan cocok / rileks, bisa duduk tegak, bisa berbaring dengan lurus dan rata. Bantuan untuk lebih khusuk jika anda perlukan, pergunakan wangi-wangian dan atau mantra, musik yang cocok dengan selera anda, harus ada keyakinan dalam diri anda, bahwa alam semesta ini terdiri dari energi dan cahaya yang tiada habis-habisnya. Keyakinan itu anda pergunakan ketika menarik dan mengeluarkan nafas secara teratur.

Ketika menarik nafas sesungguhnya menarik energi dan cahaya alam semesta yang akan mengharmoni dalam diri anda, tarik nafas tersebut harus dengan konsentrasi yang kuat. Ketika mengelurkan nafas dengan teratur juga, tubuh anda sesungguhnya didiamkan untuk beberapa saat. Jika dilakukan dengan sabar dan tekun serta teratur, manfaatnya tidak hanya untuk kesehatan tubuh saja tetapi juga ikut menumbuhkan rasa tenang. Bermeditasi dengan usaha melihat cahaya alam semesta, yang dilakukan terus menerus secara teratur, akan dapat menumbuhkan ketenangan jiwa, karena perasaan-perasaan negatif seperti rasa kuatir atau takut, keinginan yang keras duniawi, benci dan sejenisnya akan sangat berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali, yang hasil akhirnya tumbuh ketenangan. Meditasi ini harus juga dilakukan dengan pernafasan yang teratur. Kesulitan yang paling berat dalam bermeditasi adalah “mengendalikan pikiran dengan pikiran“ artinya anda berusaha “ mengelola “ pikiran-pikiran anda, sampai mencapai keadaan “ Pikiran tidak ada “ dan anda tidak berpikir lagi, salah satu cara adalah “ mengosongkan pikiran “ dengan cara menfokuskan pikiran anda kepada suatu cita-cita, umpamanya cita-cita ingin menolong manusia manusia lain, cita-cita ingin manunggal dengan Tuhan. Cita-cita ingin berbakti kepada bangsa dan negara, cita-cita berdasarkan kasih sayang dan sejenis itu menjadi sumber fokus ketika hendak memasuki meditasi. Secara fisik ada yang berusaha “ mengosongkan pikiran “ dengan memfokuskan kepada “ bunyi nafas diri sendiri “ ketika awal meditasi, atau ada juga yang menfokuskan kepada nyala lilin atau ujung hidung sendiri. Jika proses meditasi yang dilukiskan tersebut diatas dapat anda lakukan dengan tepat, maka anda dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dalam pengertian spiritual, yang akibatnya pasti baik untuk diri anda sendiri, mungkin juga bermanfaat untuk manusia lain. Sesuatu itu jangan dijadikan tujuan meditasi, karena hasil sesuatu itu adalah hasil proses meditasi, bukan tujuan meditasi. Jika dalam proses tersebut pikiran anda belum dapat anda “ kuasai atau hilangkan “ janganlah putus asa atau berhenti, tetapi juga memaksakan diri secara keterlaluan. Pengembangan selanjutnya dari proses meditasi tersebut, anda sendiri yang akan menemukan dan meneruskannya, karena berciri sangat pribadi. Untuk dapat berhasil anda sangat perlu memiliki motivasi yang cukup pekat dan dalam, sehingga dengan tiada terasa anda akan bisa khusuk dalam keheningan bermeditasi. Jika menemui sesuatu, apakah itu cahaya atau suara atau gambaran-gambaran, jangan berhenti, teruskan meditasi anda.

Pengalaman sesudah keadaan demikian, hanya andalah yang dapat mengetahui dan merasakannya, karena tiada kata kalimat dalam semua bahasa bumi yang dapat menerangkan secara gamblang. Dalam keadaan demikian anda tidak lagi merasa lapar, mengantuk bahkan tidak mengetahui apa-apa lagi, kecuali anda tersadar kembali. Biasanya intuisi anda akan lebih tajam sesudah mengalami proses meditasi yang demikian itu, dan mungkin pula memperoleh “ pengetahuan “ tentang alam semesta atau lainnya. Di dalam serat Wulang Reh, karya “kasusastran” Jawa (dalam bentuk syair) yang ditulis oleh Kanjeng Sunan Paku Buwono IV, terdapat juga ajaran untuk hidup secara asketik, dengan usaha menuju kasampurnaning urip. Pada gulangen ing kalbu ing sasmita amrih lantip aja pijer mangan nendra kaprawiran den kaesti pesunen sarira nira sudanen dhahar lan guling (Intinya, orang harus melatih kepekaan hati agar tajam menangkap gejala dan tandatanda. termasuk ajaran tak boleh mengumbar nafsu makan serta tidur). Sumber dari blognya Mas Kumitir

Related Documents

Meditasi Menuju Sukses
April 2020 11
Mengenal Meditasi
June 2020 13
Sukses
April 2020 41
Sukses
May 2020 44

More Documents from "eka muhlis"