Materi Seni Dalam Meniru.docx

  • Uploaded by: Norry Rompas
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Seni Dalam Meniru.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,316
  • Pages: 6
Cara Mencuri Layaknya Seorang Seniman (Seni Dalam Meniru) Bagaimana cara mencuri (meniru) suatu konten namun tetap menjadi original? Belajarlah untuk mencuri layaknya seorang seniman (like an artist). Anda mungkin sudah sering mendengar quotes ini: “Good artist copy, great artist steal”. Artinya seniman yang baik mengcopy, sedangkan seniman yang hebat mencuri. Namun jangan disalah artikan bahwa kita harus betul-betul mengcopy/mencuri karya orang lain seutuhnya begitu saja. Mencuri itu juga ada seninya, yang dimaksud seniman hebat itu mencuri adalah ketika mereka meniru karya orang lain dan menciptakan ulang (recreate) sebuah karya baru yang lebih baik dari hasil tiruan tersebut. Jadi mereka mengambil karya yang sudah ada sebagai inspirasi dan memolesnya dengan sentuhan baru sehingga menjadi karya utuh yang original. aktanya memang kita semua adalah peniru (semua orang pasti meniru). Kita adalah hasil tiruan dari berbagai hal yang telah kita lihat dan pelajari. Meniru itu baik karena dengan menirulah kita bisa belajar dan terus berkembang, yang salah adalah jika Anda hanya meniru satu orang figur 100% (copycat) mentah-mentah begitu saja.

Karena itu disini saya akan berbagi bagaimana cara saya mencuri sebuah konten yang sudah ada menjadi tulisan baru yang original. Pertama-tama hindari teknik meniru seperti dibawah ini:   

Spin/rewrite artikel dengan menggunakan tools lalu hasil tulisannya dirapikan Translate mentah-mentah dari artikel luar Mengcopy 50% artikel yang sudah ada dan menggabungkannya dengan 50% dari artikel lain

Sayangnya masih banyak blogger yang melakukan hal-hal diatas, beberapa ada yang masih lolos dari penalti Google, namun percayalah Google semakin hari semakin pintar, mungkin saat ini masih aman-aman saja, tapi nantinya hal ini akan semakin beresiko. Kalau Anda ingin menjadikan blog sebagai perjalanan jangka panjang maka hindari teknik-teknik diatas dan jika sudah terlanjur segeralah berhenti dari sekarang. Bahkan beberapa blogger Indonesia yang sudah “on the top” saya lihat hanya menulis ulang (rewrite) tulisan dari blogger lain dengan artikel spinner lalu kata-katanya sedikit diubah/dirapikan, namun yang namanya artikel curian tetap saja terlihat jelas mulai dari judul, sub-poin, dan struktur kalimatnya sama persis hanya katanya (word) yang dibuat berbeda. Untuk kasus seperti ini tinggal masalah moral dan harga diri dari si penulis apakah mau terus-terusan mencuri tulisan orang lain seperti itu atau menunggu penalti dari Google nantinya. Lalu bagaimana cara mencuri sebuah konten dan tetap menjadi yang original? Faktanya mencuri itu tidak mudah, Anda tidak bisa meniru konten/tulisan orang sembarangan, inilah rahasia bagaimana cara mencuri tulisan yang ada dan mengubahnya menjadi tulisan baru yang original: 1. Tiru dari berbagai sumber Selalu hindari menulis hanya berdasarkan satu sumber, misal Anda menulis artikel tentang teknik melempar pisau, jangan hanya memolesnya dari satu sumber misal dari blog pesulap di luar negeri, memang ini tidak berbahaya di mata Google (karena beda bahasa dan gaya kalimat),

tapi jelas sebagian pembaca yang pernah melihat artikel pesulap tersebut akan segera tahu bahwa Anda hanya mencontek dan mengubah kontennya menjadi tulisan di blog Anda. Saya biasanya mengambil minimal dari 3 sumber yang berbeda, misalnya dalam 1 artikel isinya berasal dari 3 situs contoh seperti Quora, Lifehack, dan Kaskus (terkadang bisa sampai 4-5 sumber), lalu semuanya saya tulis ulang dari nol sehingga struktur kalimat, paragraf, gaya bahasa dan artikelnya tetap original (new), jika perlu saya tambahkan dengan opini/pengalaman pribadi, selain itu terkadang isinya juga disesuaikan dengan keadaan/situasi yang ada (relevan). Saya tidak pernah menulis sama persis dari apa yang sudah ada, pasti isinya 100% baru karena yang saya tiru paling hanya 10-15% dari masing-masing sumber (itupun juga dipoles dengan gaya yang berbeda), namun terkadang ada beberapa hal yang mau tidak mau harus serupa seperti quotes, informasi data, angka dan sebagainya. 2. Tiru dari industri yang berbeda Hanya karena Anda seorang blogger bukan berarti Anda hanya bisa mencari inspirasi dari sesama blogger dan internet marketer.    

Steve Jobs terinspirasi membuat tipografi pada Macintosh (1984) karena dia pernah mengambil kelas kaligrafi saat kuliah dulu. Microsoft Word (Windows) yang sering kita pakai sekarang awalnya juga meniru konsep tipografi Macintosh. dan Macintosh juga awalnya meniru konsep interface Xerox (GUI). Bahkan Android yang sekarang populer juga pada awalnya meniru konsep Apple.

Dalam dunia blogging dan bisnis, memang tiru meniru adalah hal yang sangat biasa, namun lebih dari itu Anda juga bisa meniru dari industri yang berbeda dengan niche Anda. Beberapa artikel yang saya buat terkadang terinspirasi dari seorang travel blogger, artis, politisi, dan berbagai sumber dari industri lain yang tidak berhubungan dengan niche blog ini. Anda harus mengasah feeling Anda, temukan inspirasi dari industri yang berbeda, temukan pola dan relevansi dari apa yang Anda lihat, mungkin Anda bisa mengambil sudut pandangnya, teorinya, kegagalannya, cara kerjanya, model/konsepnya, dan sebagainya. 3. Tiru dari platform yang berbeda (konten lain) Artikel yang saya buat bukan hanya terinspirasi dari sumber artikel lain, tetapi juga dari platform/konten lain seperti dari video YouTube, acara-acara offline, pengalaman pribadi (real life experience), lingkungan kerja, forum online dan juga komunitas-komunitas yang ada. Contohnya beberapa artikel Solusik tentang kehidupan (life) dan filosofi ada yang terinspirasi dari gambar/webcomic tentang otak dan hati (heart and brain) oleh Awkward Yeti, artinya inspirasi bisa datang dari mana saja, bisa dari sebuah gambar, sebuah video, sebuah quotes/puisi dan dari sudut-sudut lain yang tidak terduga. Sangat penting bagi Anda untuk terus memperluas wawasan Anda, kunjungi hal-hal baru dan eksplorasi apapun selama itu bisa memperkaya pengalaman hidup Anda. 4. Selalu gunakan gaya tulisan Anda sendiri Artikel yang sama jika ditulis oleh 2 orang yang berbeda hasilnya juga akan berbeda mulai dari penggunaan bahasa, karakter (personality), struktur kalimat, bahkan value yang tersampaikan juga akan berbeda. Karena itu selalu tulis sebuah artikel dengan gaya Anda sendiri (pembaca dapat dengan mudah mengenali gaya tulisan seseorang), karena setiap orang memiliki gaya penyampaian yang

berbeda-beda, maka gaya tulisan Anda pribadi selalu original dan tidak dapat ditiru oleh siapapun. Teruslah menempel dengan gaya dan karakter Anda, jangan meniru gaya orang lain, just be yourself, jadilah diri Anda sendiri dengan kenyamanan pribadi Anda sendiri. Pada akhirnya ikatan antara Anda dan pembaca bisa terbentuk karena adanya kesamaan karakter/pribadi antara blogger dan visitor, karena itu jangan pernah takut menjadi diri Anda sendiri, jangan karena artikel clickbait sedang tren Anda ikut-ikutan membuat artikel clickbait padahal tidak sesuai dengan gaya dan karakter Anda. Personality is the key. 5. Connecting the dots Langkah terakhir yang paling penting adalah menghubungkan titik-titik (connecting the dots) yang sudah ada menjadi sebuah karya utuh yang baru dan original. Ambil konten (inspirasi) dari berbagai sumber dan media, tidak harus artikel, bisa juga dari video/gambar/dan semacamnya, pastikan minimal ada 3 sumber yang berbeda, tidak harus dari industri/bidang yang sama karena yang lebih penting adalah value apa yang bisa Anda sampaikan dari konten tersebut. Setelah itu mix & match semua konten yang sudah Anda kumpulkan, coba temukan pola yang bisa disusun menjadi sebuah kalimat baru yang lebih baik dan selalu gunakan gaya Anda sendiri yang original. Saya biasanya menggunakan notepad dan menggabungkan value inti dari ketiga sumber yang sudah saya pilih, lalu mulai menyusunnya kembali dari awal (nol). Artikel tersebut terinspirasi dari 3 sumber yaitu: 1. Artikel tentang ancaman kecerdasan buatan (AI) terhadap masa depan manusia 2. Buku “7 habit of highly effective person” (prinsip pareto) 3. Sebuah video motivasi dari Nick Vujicic Gabungan dari ketiganya ditambah sentuhan gaya pribadi dan penyesuaian kondisi lingkungan menjadi sebuah tulisan utuh yang betul-betul 100% baru (new). Itulah cara saya mencuri sebuah konten dan mengubahnya menjadi karya milik saya yang original. Tentu masih banyak cara-cara lainnya untuk mencuri bagai seorang seniman, pada akhirnya memang kita semua adalah pencuri, meniru sesuatu dari yang sudah ada dan mengubahnya menjadi milik kita sendiri. Karena itu Steve Jobs berkata bahwa kreativitas hanyalah menghubungkan sesuatu dari yang sudah ada. Jika Anda bertanya pada orang kreatif bagaimana mereka melakukannya, mereka akan merasa sedikit bersalah karena memang mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu (meniru) dan begitu terlihat jelas bagi mereka maka mereka akan menghubungkannya dengan pengalaman yang mereka miliki dan menyatukannya menjadi hal yang baru. Karena itu mencurilah layaknya seorang seniman. Steal like an artist, steal your way to success. Mencurilah dengan gaya Anda sendiri menuju kesuksesan Baik itu karena Anda kesulitan menyempurnakan gambar atau sekedar ingin meniru gambar dengan cepat, menjiplak adalah cara tercepat dan mudah untuk mendapatkan tiruan persis dari sebuah gambar. Ada banyak cara untuk menjiplak, antara lain menggunakan kertas jiplak, kertas karbon, atau kotak

lampu. Masing-masing cara punya kelebihan dan kelemahan. Baca panduan di bawah untuk untuk instruksi detail dari tiap cara. Siapkan kertas-kertasnya. Kertas jiplak adalah kertas yang sangat tipis, hampir setipis kertas tisu. Karena itu, kertas ini tembus pandang. Letakkan gambar yang ingin Anda jiplak di atas meja, dan pasang isolasi di tiap sudutnya agar tertahan di posisi. Kemudian letakkan kertas jiplak Anda di atas gambar tersebut. Anda juga bisa menahannya dengan isolasi, atau membiarkannya begitu saja agar Anda bisa menggerakkannya selagi menjiplak. Jiplak garis gambarnya. Dengan pensil, jiplak garis pada bentuk gambar Anda. Jangan khawatir menambahkan warna atau arsiran lain. Cukup fokus pada menggambar garis pada gambarnya. Pastikan Anda memasukkan semua detail yang ada di gambarnya. Lapisi bagian belakang kertas jiplak menggunakan grafit. Setelah selesai menjiplak gambar, lepaskan isolasinya dan balik kertas jiplaknya. Gunakan pensil grafit yang halus (seperti pensil 6B atau 8B), warnai seluruh area garis yang sudah Anda gambar di bagian balik kertas. Pastikan Anda memberi lapisan pensil yang cukup tebal agar cukup untuk menyelesaikan langkah berikutnya. Pasang lagi kertasnya di atas meja. Tempelkan kertas tempat Anda ingin menggambar hasil jiplakan ke atas meja. Lalu, balik kertas jiplak Anda sehingga bagian yang Anda warnai dengan pensil tadi ada di bagian bawah, kemudian letakkan di atas kertas yang baru Anda pasang. Hati-hati jangan menggosong kertasnya terlalu banyak karena itu akan membuat pensilnya menempel di atas kertas kosong di bawahnya. Jiplak garis gambarnya sekali lagi. Siapkan sebuah pensil atau pena, lalu jiplak kembali garis gambarnya dengan tekanan sedang ke kuat. Ketika melakukan ini, grafit yang Anda pasang di balik kertas jiplak akan terjiplak ke kertas gambar kosong di bawahnya. Ikuti terus garis gambarnya selesai.

Selesaikan gambar Anda. Setelah mengikuti garis gambarnya untuk kedua kali, Anda bisa mengangkat kertas jiplaknya dan melihat hasil akhir gamar jiplakan Anda di kertas gambar di bawahnya. Di tahap ini, lengkapi garis yang mungkin terlewat, dan tambahkan warna atau detail lain sesuai keinginan.[1]

Pengertian Menggambar Menurut Para Ahli Menggambar merupakan kegiatan seni yang sudah kita kenal sejak zaman dahulu kala. Banyak sekali hasil kegiatan menggambar yang ditemukan para ilmuwan di dinding-dinding gua atau tempat bersejarah lainnya. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa seni menggambar memang sudah ada di zaman nenek moyang kita. Gambar-gambar tersebut menyampaikan pikiran dan perasaan seseorang. Sebuah gambar juga dapat diartikan sebagai sebuah simbol. Lalu, apa sebenarnya pengertian menggambar itu sendiri? ads

Menggambar, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, merupakan kegiatan meniru barang, orang, binatang, dan sebagainya yang dibuat dengan coretan pensil atau alat lainnya pada sebuah kertas. Akan tetapi, hasil dari kegiatan seni yang satu ini tidak hanya soal tiru-meniru suatu obyek. Sebuah gambar dapat menyampaikan apa yang dirasakan oleh sang pembuat gambar. Kita dapat melihat bagaimana kondisi emosi seseorang lewat gambar yang dibuatnya. Setelah melihat garis besar pengertian menggambar, mungkin ada baiknya kita juga mengetahui pengertian menggambar menurut para ahlinya. Berikut kumpulan pengertian dan pendapat dari para ahli tentang menggambar. Cennino Cennini (1370-1440)

Sebelum membuat karya seni berupa gambar, setidaknya kita harus belajar menggambar sedikitnya 1 tahun. Lalu, kita harus tinggal bersama seorang pelukis di galerinya sedikitnya 6 tahun. Dengan begitu, kita bisa mempelajari seluruh bagian seni menggambar, tanpa henti. Pemikiran Cennini bisa diartikan bahwa seni menggambar bukan hal yang mudah. Waktu yang dibutuhkan tidaklah singkat. Perlu banyak latihan untuk membuat kita menjadi seorang yang ahli dalam menggambar. Cennini juga memiliki pendapat lain yang mengatakan bahwa jangan pernah berhenti menggambar sesuatu di tiap harinya, walaupun sedikit, pasti akan sangat berguna, dan akan memberikan hasil yang baik bagi kita. Pendapat Cennini yang satu ini tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Seniman ini ingin mengatakan bahwa untuk mendapat hasil gambar yang bagus, maka kita harus berlatih menggambar setiap hari. Dengan seringnya kita berlatih, maka semakin bagus juga gambar yang kita buat. 2. Katherine Klipper Merseth Sebuah gambar bernilai lebih tinggi dari ribuan kata. Gambar juga mewakili kita dalam menyampaikan suatu pesan. Jadi, kegiatan menggambar berarti suatu kegiatan untuk menyampaikan pesan lewat sebuah seni. 3. Leonardo da Vinci (1452-1519) Seorang pemula dalam seni menggambar haruslah belajar perspektif, lalu proporsi obyek. Langkah selanjutnya, meniru hasil gambar yang dibuat oleh ahli menggambar, untuk mempelajari kebiasaan-kebiasaan dalam menggambar. Setelah itu, belajar menggambar alam sekitar, untuk menguji kemampuan menggambar yang telah kita pelajari. Kesimpulannya, sebagai pemula dalam seni menggambar, kita harus mempelajari tekniknya satu persatu. Setelah itu, menguji kemampuan kita sesuai dengan yang sudah kita pelajari. Sindoedarsono Sudjojono (1913-1985) Gambar, menurut Bapak Seni Rupa Indonesia Modern, merupakan proses jiwa dan tidak berdasarkan apa yang dilihat mata saja. Beliau juga menambahkan bahwa jiwa manusia tidak terdiri dari satu kamar klise saja. Mata manusia memang memiliki kinerja yang hampir sama dengan lensa kamera, tetapi tidak sepenuhnya seperti itu. Lebih mudahnya, manusia memiliki interpretasi yang berbeda-beda. Dalam menjelaskan lebih jauh tentang gambar, Sudjojono menggunakan perumpaan seorang yang akan melukis seekor burung. Pelukis tersebut harus melihat seekor burung sebagai obyek gambarnya. Lewat perantaraan matanya, jiwa pelukis tersebut mendapat gambar burung lalu memproses apa yang dilihatnya dalam pikirannya. Setelah itu, barulah sang pelukis mulai menggambar burung tersebut. Kesimpulannya, menggambar adalah suatu karya seni yang tidak hanya berupa tiruan, tetapi di dalamnya juga terdapat interpretasi manusia yang menggambarnya. 5. Jacopo Robusti “Tintoretto” (1518-1594) Warna-warna yang cantik bisa dibeli dari toko-toko di Rialto. Akan tetapi, sebuah gambar yang indah hanya bisa didapatkan dari seniman bertalenta, yang melatih kemampuannya siang dan malam. Pendapat Tintoretto dapat diartikan bahwa seniman yang tekun dalam melatih keahlian menggambarnya, akan menghasilkan gambar yang indah. Kemampuan menggambar akan terus meningkat jika kita terus berlatih tanpa kenal lelah. 6. Edgar Degas (1834-1917) Menggambar adalah ekspresi langsung dan spontan dari seorang seniman. Degas juga berpendapat bahwa menggambar juga merupakan sebuah bentuk tulisan yang mengungkap kepribadian seniman yang membuatnya. Kesimpulan yang bisa kita tarik dari pendapat Degas

adalah dengan menggambar seorang seniman memperlihatkan kepribadiannya. Gambar yang dibuat menunjukkan bagaimana perasaan dan jiwa seorang seniman pada saat ia membuatnya.

Related Documents


More Documents from "H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar"