Suku Bunga Nominal dan Riil Saat menabung di bank kita memperoleh bunga dari tabungan kita. Namun jika kita meminjam uang pada bank, kita harus membayar bunga pinjaman. Bunga mewakili pembayaran pada masa datang untuk transfer uang pda masa lalu. Jadi, suku bunga membandingkan jumlah uang pada masa lalu yg berbeda. Contoh, Trisna menabung $1000 di bank yang memberi 10% bunga tahunan. Setelah setahun lalu Trisna telah mengumpulkan bunga $100 . Trisna mengambil uang berjumlah $1.100. Apakah Trisna menjadi lebih kaya 100 daripada saat menabung setahun lalu?. Trisna benar memiliki $100 lebih banyak dari sebelumnya atau dolarnya naik 10%. Namun jika harga juga naik, setiap dolar mampu membeli lebih sedikit dari tahun lalu. Oleh karena itu, daya beli Trisna tidak naik 10%. Jika laju inflasi naik 4% maka jumlah barang yang dapat dibeli naik jadi 6%. Jika laju inflasi naik 15% maka harga barang naik melebihi rekening. Jadi sebenarnya daya beli Trisna turun 5%. Suku bunga yang diberika bank disebut suku bunga nominal( nominal interest rate), sedangkan suku bunga yang disesuaikan dengan inflasi disebut suku bunga riil (real interest rate) Suku bunga riil = Suku bunga nominal – Laju inflasi Suku bunga riil menunjukkan perbedaan antara suku bunga nominal dengan laju inflasi dan seberapa cepat perubahan dolar di rekening bank serta melihat seberapa cepat daya beli rekening kita naik sepanjang waktu. Pada gambar dibawah menunjukkan suku bunga riil dan nominal. Kita dapat ketahui suku bunga riil dan nominal tidak selalu sama. Tahun 1970-an akhir suku bunga nominal tinggi karena inflasi tinggi, suku bunga riil menjadi rendah, sebaliknya tahun 1990 suku bunga nominal rendah karena inflasi juga rendah dan suku bunga riil tinggi
Kesimpulan Sepanjang perkembangan, kenaikan terus terjadi pada tingkat harga. Inflasi mengurangi daya beli setiap unit uang sepanjang waktu. Untuk sekedar mengingatkan nilai uang hari ini tidak sama dengan nilai uang 20 tahun lalu dan 20 tahun mendatang. Indeks harga dapat membantu kita untuk mengukur tingkat harga dalam perekonomian sebagai dampak dari inflasi, walaupun deflator PDB mengukur tingkat harga perekonomian ini berbeda dengan indeks harga konsumen karena deflator PDB menyertakan barang dan jasa yang diproduski daripada barang dan jasa yang di konsumsi. Nilai moneter dari masa waktu yang berbeda tidak mewakili perbandingan daya beli yang sah, angka uang pada masa lalu harus diinflasikan dengan metode indeks harga. Undang-undang hanya menyesuaikan tingkat harga dengan inflasi secara parsial. Penyesuaian dengan inflasi itu penting untuk mengukur tingkat harga sekarang dan di masa yang akan datang.