Konferensi Sydney Perkuat Hubungan Australia

  • Uploaded by: Ryan Ananta
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Konferensi Sydney Perkuat Hubungan Australia as PDF for free.

More details

  • Words: 3,489
  • Pages: 19
Konferensi Sydney Perkuat Hubungan Australia – Indonesia

Latar Belakang Indonesia dan Australia sepakat meningkatkan hubungan di bidang perekonomian terutama sektor perdagangan dan investasi. Kedua negara mulai menjajaki perdagangan bebas. Pada 19-21 Februari 2009, konferensi hubungan Indonesia-Australia yang dihadiri 140 delegasi dari kedua Negara menghasilkan optimisme baru dalam mengatasi kesalahpahaman publik dan memperkuat basis kerja sama antara people to people. Pemerintahan baru Australia dibawah kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Kevin Rudd yang ingin merangkul Indonesia untuk memperkuat hubungan bilateral bagi masa depan kedua bangsa. Proses penjajakan proses perdagangan bebas kedua bangsa dimulai saat pemerintahan Australia dibawah kepemimpinan PM John Howad. Pemerintah Australia dibawah kepemimpinan PM Kevin Rudd dari Partai Buruh (Labour) merubah hampir keseluruhan pola kebijakan politik luar negeri Australia. PM Kevin Rudd mulai menjalin hubungan bilateral dengan negara-negara tetangga Australia secara intensif. Pemerintahan Australia mulai melakukan penjajakan dalam bidang ekonomi perdagangan bilateral mengenai perdagangan bebas (FTA). Perdagangan bebas menjadi awal pijakan kedua negara, Australia-Indonesia untuk menjalin hubungan yang lebih intensif lagi di bidang yang lain. Pemerintah kedua negara menyadari diplomasi dalam konteks “people to people” lebih dibutuhkan untuk mengurangi kesalahpaham yang berkembang di masyarakat kedua negara. Pembahasan Pada bulan Juli tahun 2006 silam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Mantan Perdana Menteri Australia, John Howard sepakat untuk meningkatkan perdagangan dan investasi 1

antara kedua negara. Wujud kerjasama RI-Australia itu dimulai dengan melakukan studi kelayakan tentang perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Area). Hasil kesepakatan antara kedua kepala pemerintahan tersebut dilanjutkan oleh adanya inisiatif dari masing-masing Menteri Perdagangan (Mendag) untuk melakukan pengkajian Free Trade Area (FTA). Studi kelayakan tersebut nantinya mengevaluasi apa yang telah dicapai dalam negosiasi FTA Australia-ASEAN-Selandia Baru. Studi tersebut juga akan meneliti keuntungan dan biaya FTA sesuai ketentuan WTO. Selain itu juga mempertimbangkan perdagangan yang lebih luas, kebijakan luar negeri, serta penyelesaian masalah-masalah yang timbul dalam perdagangan bilateral. Studi kelayakan FTA antara kedua negara diyakini mampu meningkatkan hubungan dagang dan memperkuat kemitraan politik Indonesia-Australia yang lebih luas. Pada tanggal 8-15 Agustus 2006, pertemuan antara Menteri Perdagangan RI (Mendag) ; Dr. Mari Elka Pangestu, dengan Mendag Australia dibawah PM John Howard, Mark Vaile, serta para pengusaha Australia yang membahas tentang studi FTA diselenggarakan di Australia. Dalam pertemuan Mendag kedua Negara telah disepakati, antara lain : perlunya komitmen yang kuat dalam meningkatkan perdagangan dan investasi kedua Negara, kesediaan Australia untuk memberikan bantuan kerjasama teknik bagi produsen dan eksportir Indonesia guna dapat memenuhi standar pasar Australia terhadap tiga komoditas ekspor utama : produk dari kayu, pertanian dan perikanan. Untuk meningkatkan investasi Australia di Indonesia, kedua pihak sepakat melakukan serangkaian program bersama dalam pertukaran informasi dan misi yang mendorong perbaikan iklim dan kepercayaan pengusaha terhadap potensi hubungan ekonomi kedua Negara, melaksanakan program bersama dalam rangka mempromosikan investasi Australia ke Indonesia, meningkatkan peran dan kualitas produk, desain dan pemasaran UKM Indonesia.

2

Untuk kepetingan lebih lanjut, kedua Menteri juga menyetujui pembentukan Joint Expert Group bertujuan untuk mengkaji dan merumuskan lebih lanjut pemikiran, gagasan dan langkahlangkah yang diperlukan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan serta investasi kedua Negara. Pertemuan yang simultan dilakukan oleh para pengusaha kedua Negara untuk membahas kebijakan dan perkembangan kesempatan investasi di berbagai sektor di Indonesia. Setelah melakukan pertemuan, para pengusaha mengajukan usulan dan komitmennya kepada kedua Mendag dalam kesiapan kedua Negara (khususnya Indonesia) dalam menghadapi perdagangan bebas. Usulan tersebut yaitu : percepatan perubahan iklim investasi di Indonesia, pengkajian perlu-tidaknya persetujuan perdagangan bebas antara RI-Australia, kesiapan pengusaha dalam mendorong UKM dan pengkajian dan pengembangan industry energy alternative. Sejalan dengan pengkajian FTA oleh kedua Negara, pada 2006, perdagangan kedua negara mencapai nilai 10,4 miliar dolar AS. Ekspor barang Australia ke Indonesia tumbuh sebesar 22,6 persen dengan nilai 44,4 miliar dolar Australia. Produk ekspor utama Australia yaitu gandum, minyak mentah, aluminium, ternak dan kapas. Sementara ekspor barang Indonesia ke Australia, berkembang hingga 24,2 persen dengan nilai 4.5 miliar dolar Australia. Produk ekspor utama Indonesia ke Australia adalah minyak mentah, emas selain uang logam emas, kertas dan kardus, serta kayu olahan.1 Pemilu di Australia tahun 2007 dimenangkan oleh PM Kevin Rudd yang menggantikan PM John Howard. Australia dibawah kepemimpinan PM Kevin Rudd yang lebih menginginkan suatu hubungan yang adil dan menguntungkan antara Negara tetangga Australia. Kemenangan PM Kevin Rudd mengubah pola kebijakan luar negeri Australia terhadap Indonesia yang selama belasan tahun hubungan kedua Negara pasang-surut. 1

http://www.deplu.go.id/?hotnews_id=1278

3

Pasca kemenangannya sebagai PM Australia, Kevin Rudd mengadakan pertemuan tingkat Menteri di Australia, Mendag Indonesia Dr. Mari Elka Pangestu dengan Mendag Australia Simon Crean pada tanggal 6 Desember 2007 untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua Negara yang lebih serius. Pertemuan antar kedua Mendag tersebut digelar dalam rangka menjajaki kemungkinan kedua Negara sepakat mengadakan perdagangan bebas (FTA). Pertemuan tersebut membahas mengenai potensi ekpor Indonesia ke Australia yang dinilai belum tergali secara optimal. Adapun pertemuan tersebut membahas kinerja perdagangan dan investasi Australia dengan Indonesia, investasi Australia dengan Negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara serta Asia Timur. Besar volume perdagangan antar kedua Negara dibahas untuk menentukan perkembangan hubungan dagang kedua Negara dan hambatan hubungan dagang yang perlu dianalisis untuk meningkatkan kerjasama perdagangan di masa depan. Keseriusan pemerintah Australia dalam mengadakan hubungan bilateral dengan Indonesia terlihat saat kunjungan PM Kevin Rudd ke Jakarta pada tanggal 12 Juni 2008 silam. Kunjungan resmi PM Kevin Rudd di Indonesia dalam rangka memperbaiki hubungan bilateral kedua Negara dengan adanya penandatanganan dokumen kerja sama antara Indonesia dan Australia mengenai “Forest Carbon Partnership” dalam bentuk Joint Announcement. Adapun penandatanganan MoU antara pihak Australia dengan Muhammadiyah dan PBNU, serta melakukan kunjungan ke Aceh. Pertemuan berlanjut pada tingkat Menteri yang diadakan di Sydney, Australia pada tanggal 19-21 Februari 2009. Pada pertemuan tingkat Menteri tersebut, Mendag RI Dr. Mari Elka Pangestu dengan Mendag Australia Simon Crean melanjutkan pembahasan pengkajian FTA dalam kerangka 8th Trade Minister Meeting pada tanggal 19 February 2009. Hasil dari pertemuan kedua Mendag adalah tercapainya dokumen terakhir dari pembentukan Studi Kelayakan Gabungan terhadap Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia4

Australia (FTA). Hasil studi ini mengungkap bahwa FTA akan membentuk pondasi yang solid kearah pembentukan FTA antara ASEAN, Australia dan Selandia Baru. Dengan adanya perdagangan 2 arah senilai 10,3 miliar dollar AS selama 2007-2008, Indonesia merupakan mitra dagang terbesar ke-4 Australia di ASEAN dan mitra dagang terbesar ke-13 dari seluruh mitra dagang Australia. Investasi Australia di Indonesia berkembang pesat dan mencapai 3,4 miliar dollar AS pada akhir 2007.2

2

http://internasional.kompas.com/konferensiaustralia-indonesia

5

Hambatan, Peluang dan Posisi Indonesia Hubungan Australia-Indonesia selama ini hanya terjalin kebersamaan antarpemerintah daripada antarwarga negara, seperti pada bidang ekonomi dan perdagangan. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya untuk semakin mengikis perbedaan tersebut. Dengan memanfaatkan tingkat hubungan antarpemerintah yang semakin erat dengan didasari rasa saling berkepentingan dan saling menguntungkan maka dibutuhkan diplomasi bukan pada tingkat pemerintah melainkan diplomasi pada tingkat antarwarga negara “people to people”. Upaya diplomasi antarwarga negara dijalankan oleh kedua pemerintahan agar masyarakatnya dapat saling mengenal, saling menghormati dan mengenal budaya yang berkembang di masyarakat. Upaya pemerintah seperti kegiatan pertukaran misi kebudayaan, pertukaran pelajar dan kunjungan jurnalis serta dialog antar tokoh masyarakat yang dilakukan secara regular dapat dijalankan untuk mengenal masyarakat kedua negara. Adapun upaya untuk meningkatkan hubungan bilateral kedua negara dalam konteks “people to people” dapat ditempuh melalui bidang perdagangan, ketanagakerjaan, pariwisata, dan pendidikan. Salah satu peluang bagi Indonesia adalah di bidang tenaga kerja, mengingat ongkos tenaga kerja di Australia adalah sangat mahal, maka peluang bagi pengusaha Indonesia untuk mengekspor berbagai produk seperti mebel, perabot rumah tangga, produk kulit, kerajinan tangan, pakaian dan perhiasan wanita tetap terbuka. Saat ini barang-barang tersebut pada umumnya di pasok oleh RRC dengan harga yang sangat murah sehingga pengusaha Indonesia haruslah lebih kompetitif. Di bidang pariwisata, jumlah kedatangan wisatawan dari Indonesia berjumlah sekitar 83 ribu orang dari keseluruhan 5,5 juta turis asing ke Australia pada 2006.

6

Di antara para wisatawan Indonesia tersebut, sekitar 76 persen adalah wisatawan yang tergolong repeat visitors. Pada tahun yang sama pula jumlah wisatawan Australia ke Indonesia berjumlah sekitar 314 ribu orang.3 Angka saling kunjung tersebut tampak sangat kecil jumlahnya jika dibandingkan dengan potensi penduduk Indonesia maupun dengan kemampuan masyarakat Australia untuk berkunjung ke Indonesia.

Dapat dimaklumi bahwa salah satu kendala yang turut mempengaruhi arus

wisatawan kedua negara adalah adanya travel advisory dari Australia untuk melakukan kunjungan ke Indonesia serta sulitnya persyaratan untuk memperoleh visa kunjungan ke Australia. Bidang ketenagakerjaan, ini merupakan bidang yang paling menjanjikan bagi upaya peningkatan hubungan people-to-people. Perekonomian Australia yang tergolong booming ini memerlukan berbagai semi-skilled workers untuk dapat menunjang pertumbuhan tersebut, dan kelangkaan ini dapat dipenuhi oleh tenaga kerja Indonesia. Bidang-bidang seperti perawat, masinis, welders, buruh bangunan, plumbers, electricians, montir, serta tenaga semi-skilled lainnya kini termasuk langka dan banyak dicari di Australia. Adapun hambatan utamanya bagi tenaga kerja Indonesia adalah dari faktor bahasa dan tuntutan penyesuaian kualifikasi keahlian yang tinggi untuk dapat bekerja di Australia. Hukum imigrasi Australia dan faktor labor union Australia juga turut mempengaruhi proses pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Australia. Di bidang pendidikan, Australia memiliki salah satu infrastruktur pendidikan terbaik di dunia. Dengan berbasis bahasa Inggris, pelajar dari Indonesia sejak dahulu telah menempatkan Australia sebagai salah satu alternatif pendidikan tinggi mereka di luar negeri. Meskipun demikian dibandingkan dengan negara Asia lainnya, jumlah pelajar Indonesia masih termasuk 3

http://traveltourismindonesia.wordpress.com/2009/01/11/penetrasi-peluang-oleh-tourtravel-agents/

7

rendah dengan jumlah sekitar 16 ribu pada tahun 2006 dari jumlah keseluruhan 383 ribu pada tahun itu.4 Sebagian besar dari jumlah pelajar Indonesia tersebut bukan penerima beasiswa melainkan atas biaya sendiri. Dalam kaitan ini, salah satu kendala bagi peningkatan jumlah pelajar Indonesia adalah semakin tingginya biaya hidup di Australia dan persaingan pendidikan untuk belajar di negara selain Australia, seperti di Singapura dan Malaysia. Menghadapi berbagai kendala yang ada dalam upaya meningkatkan people-to-people relations tersebut, Perwakilan RI di Australia senantiasa berupaya bekerjasama dengan Pemerintah Australia untuk mencari jalan keluar dan sekaligus membuka peluang-peluang baru. Dalam kaitan ini, dengan pemerintahan baru Australia di bawah Partai Buruh, kenyataan tersebut dapat dicapai sooner rather than later. Karena pada akhirnya, kedua pemerintahan telah sepakat untuk bermitra dan bekerjasama dalam kesetaraan untuk menciptakan keamanan, stabilitas dan kemakmuran bagi kedua bangsa dan negara yang berada di dalam satu kawasan yang sama. Posisi Indonesia dan Peluang Pasar Posisi Indonesia dimata Australia sebagai mitra dagang utama masih menduduki peringkat kesebelas Negara tujuan ekspor, hanya dengan porsi 2.5 persen dari total ekspor. Dari sisi Negara sumber impor, Indonesia menduduki peringkat kedua belas, dengan porsi 2,6 persen dari total impor, walaupun Indonesia mencatat surplus neraca perdagangan dengan Australia. Namun nilai dagang (ekpor dan impor) Indonesia dengan Australia masih terlalu kecil atau hanya sebesar 2,5 persen dari total nilai dagang Australia. Nilai ekspor ke Indonesia masih sangat kecil mengingat perbandingan nilai ekpor ke Jepang 19,4 persen dan Cina 13,6 persen. Sementara Negara sumber impor utama Australia 4

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0707/24/PendLN/3711978.htm

8

adalah Cina dengan nilai import mencapai 15,0 persen dan Amerika Serikat sebesar 13,8 persen. Kondisi tersebut sangat wajar mengingat Negara-negara utama tersebut telah lebih dulu menjalin kerja sama perdagangan dengan Australia. Australia telah meratifikasi tiga perjanjian perdagangan bebas (FTA), yaitu dengan Amerika Serikat (1 Januari 2005), Singapura (28 juli 2003), dan Thailand ( 1 Januari 2005).5 Saat ini, Australia juga masih dalam proses negosiasi FTA dengan Jepang, Cina, Cile, Gulf Cooperation Council (GCC), ASEAN-Selandia Baru dan Malaysia. Sementara dengan Indonesia masih dalam tahap studi kelayakan. Terkait dengan studi kelayakan perdagangan bebas antara Australia-Indonesia terdapat poin penting yang perlu dijelaskan. Pertama, penjajakan kerja sama perdagangan bebas adalah hal penting yang perlu dipersiapkan sebaik mungkin. Karena hal ini dapat memberikan perlindungan hukum bagi hubungan dagang serta membuka peluang yang lebih besar bagi produk-produk Indonesia. Kedua, pengutan mata uang dolar Australia terhadap rupiah yang cukup tinggi berkisar antara 8000 rupiah (Maret 2009) membuat produk Indonesia akan lebih kompetitif di pasar Australia. Ketiga, kesiapan para pelaku usaha di Indonesia untuk merepons peluang dagang yang baik. Hal ini terkait dengan persyaratan standar minimal yang ditetapkan oleh pemerintahn Australia cukup ketat untuk produk yang akan menembus pasar mereka. Contoh dari syarat standar minimal dari produk olahan atau makanan, pasar Australia akan lebih percaya pada produk makanan olahan yang kemasannya dicantumkan label kandungan nutrisi dan tanggal kadaluarsa. Untuk dapat melihat peluang maka saya cantumkan Ulasan mengenai “Strategi Memasuki Pasar Australia” dari Bidang Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Australia. PELUANG PASAR PRODUK INDONESIA DI AUSTRALIA 5

http://els.bappenas.go.id/upload/kliping/Relasi-Rep.pdf.

9

Strategi Memasuki Pasar Australia 1. Produk Survey Pasar dan Identifikasi Selera Konsumen Cara Pengemasan Produk Pemilihan Segmen Pasar Kualitas yang Memuaskan dan Pengiriman Tepat Waktu 2. Harga Metoda penawaran harga jual Penetapan harga jual 3. Promosi Promosi Melalui Media Masa Promosi melalui Pameran Internasional • Makanan dan Minuman • Textile, Produk Pakaian, Sepatu (Textile, Clothing and Footwear/TCF) • Giftware, Homeware and Furniture • Furniture • Building Materials • Gift • Kertas dan Produk Kertas • Jewellery Promosi Aktif Secara On-line (melalui Website dan E-mail) 4. Distribusi Peranan Agen Pembelian Luar Negeri 10

Pentingnya Pengecer Besar di Australia Strategi Memasuki Pasar Australia Strategi pemasaran mencakup antara lain komponen-komponen dari “defensive strategi” yaitu untuk mencegah hilangnya pasar yang sudah ada dan “developing strategies”, yakni menawarkan pasar Australia dengan jenis produk dan jasa yang lebih luas serta kemungkinan adanya ‘attacking strategies” yaitu menciptakan pasar baru untuk konsumen yang belum pernah menggunakan produk Indonesia. Satu sifat dasar pasar Australia adalah jumlah penduduknya yang relatif kecil (sekitar 20 juta) namun dengan daya beli yang cukup besar (GDP/kapita hampir US$33.000), dengan mayoritas tinggal di daerah beriklim sub-tropis hingga dingin. Dalam upaya menerobos, mempertahankan dan memperluas pangsa pasar produk Indonesia ke pasar Australia maka strategi yang digunakan didasarkan pada “marketing mix” yang mencakup strategi pemasaran ekspor ke Australia terkait dengan pendekatan 4 P yakni Produk (Product), Harga (Price), Promosi (Promotion) dan Distribusi (Placedistribution), yakni sebagai berikut:

11

Produk Beberapa strategi/upaya yang dilakukan dalam hal pendekatan produk adalah: Survey Pasar dan Identifikasi Selera Konsumen Pameran produk ekspor Indonesia yang kerap diselenggarakan di Australia seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan selera calon pembeli, baik melalui transaksi jual produk contoh maupun sekedar diskusi sederhana atas produk-produk yang ditawarkannya Cara Pengemasan Produk Bentuk dan ukuran kemasan semakin memegang peran penting dalam menarik minat pembeli, selain daripada sebagai pelindung juga sebagai media promosi. Pemilihan Segmen Pasar Besar kecilnya margin keuntungan yang akan diperoleh banyak ditentukan oleh segmen pasar mana yang ditargetkan. Seabagai contoh Indonesia sudah cukup kuat dalam ekspor teh dan kopi ke Australia, sehingga upaya yang perlu dilakukan adalah mempertahankan kelangsungan ekspor tersebut di masa-masa mendatang. Kualitas yang Memuaskan dan Pengiriman Tepat Waktu Eksportir Indonesia harus dapat memproduksi barangnya dengan kualitas yang cukup tinggi secara konsisten, melakukan pengiriman secara efektif serta sering melakukan komunikasi secara reguler dengan pihak pengimpor. Harga Beberapa strategi/upaya yang dilakukan dalam hal pendekatan harga adalah: Metoda penawaran harga jual Pihak eksportir Indonesia berskala kecil dan menengah agar menawarkan produknya dengan menggunakan harga FOB, dimana importer Australia wajib melakukan pembayaran 12

segera setelah produk-produk tersebut dikapalkan. Sedangkan untuk eksportir berskala besar diharapkan mampu untuk membuka kantor perwakilan atau agen di Australia. Penetapan harga jual Importir Australia menghendaki harga jual yang lebih rendah dari harga yang ditetapkan oleh produsen lokal. Perlu diperhatikan pula bahwa importir Australia tidak menyukai tawar menawar (bargain). Penetapan harga ekspor harus didasarkan kepada biaya produksi, margin dan target volume ekspor. Promosi Beberapa strategi/upaya yang dilakukan dalam hal pendekatan promosi adalah: Promosi Melalui Media Masa Pengusaha produk ekspor Indonesia dapat mengiklankan produknya di beberapa media seperti majalah dan surat kabar. Promosi melalui Pameran Internasional Dalam setiap pameran, eksportir dapat memberikan contoh produk (samples) kepada pihak pengimpor.Eksportir yang berpotensi ialah mereka yang siap melakukan perubahan pada kemasan barang tersebut apabila importir menghendaki. Selain itu para importir dapat membicarakan volume minimum permintaan serta waktu pengirimannya. Dalam setiap pameran, eksportir dapat memberikan contoh produk (samples) kepada pihak pengimpor.Eksportir yang berpotensi ialah mereka yang siap melakukan perubahan pada kemasan barang tersebut apabila importir menghendaki. Selain itu para importir dapat membicarakan volume minimum permintaan serta waktu pengirimannya. Berikut ini ialah beberapa pameran tahunan cukup besar yang diselenggarakan oleh pihak Australia untuk produsen luar negeri (bisa diakses melalui: www.ausexhibit.com.au) • Makanan dan Minuman 13

Fine Food Australia (Melbourne Exhibition & Convention Centre, 11-14 September 2006, www.finefoodexpo.com.au) Produk-produk pameran mencakup: Bakery World, Dairy World, Drinks World, Confectionery World, AACS Convenience World, Natural Products and Meat & Seafood World. Hotel Australia has dedicated areas for Accommodation, Bakery, Catering Equipment and Packaging. • Textile, Produk Pakaian, Sepatu (Textile, Clothing and Footwear/TCF) IMPEX: TCF International (Melbourne, 7-9 Juni 2006, www.impexaustralia.com) • Giftware, Homeware and Furniture IMPEX:

Furniture

&

Interiors

International

(Melbourne,

7-9

Juni

2006,

www.impexaustralia.com) • Furniture Furnitex (Melbourne Exhibition Centre, 20-23 Juli 2006, www.furnitex.com.au) • Building Materials Designbuild Australia-The 20th International Building & Design Expo (Melbourne Exhibition Centre, 28-31 Mei 2006, www.designbuildexpo.com.au) Produk-produk pameran mencakup: Frame Australia, National Plumbing Show, Tilex, Interiors, Window & Glass Technology, Building Materials and Equipment, Infotech, Smart Home Expo, Kitchens & Bathrooms and Finishes & Surfaces.

• Gift Reed Gift Fairs (Sydney Convention & Exhibition Centre, 25 Febuari-1 Maret 2006, Melbourne Exhibition Centre, 21-24 Januari 2006, www.reedgiftfairs.com.au) Produk-produk pameran mencakup: Gift, Home, Kitchen, Toys, Fashion, Jewellery 14

• Kertas dan Produk Kertas AUSPACK (Sydney, 11-14 Oktober 2006, www.auspack.com.au) • Jewellery JAA – Australian Jewellery Fair (Sydney Convention & Exhibition Centre, sajasaljs, 20-22 Agustus 2006, www.jewelleryfair.com.au) Melbourne Fine Jewellery Fair (Melbourne Exhibiton Centre, 30 April-2 Mei 2006, www.melbournefinejewellery.com.au) Promosi Aktif Secara On-line (melalui Website dan E-mail) Mengingat para pengusaha Australia umumnya banyak menggunakan media internet untuk komunikasi maupun penyebaran informasi, maka pihak eksportir ataupun pengusaha Indonesia perlu mempunyai alamat e-mail guna serta aktif mengirimkan penawaran ataupun informasi perusahaan dan produk kepada para calon buyer. Disamping itu perlu membuat ataupun terus mengembangkan website untuk dijadikan media promosi produk-produk ekspor sehiungga mudah diakses oleh para buyer manca negara secara cepat dan lebih murah serta nantinya dapat dikembangkan guna dapat dilakukannya transaksi secara on-line ( e-commerce) ataupun business matching. Distribusi Secara umum jalur distribusi untuk barang impor di Australia dapat digambarkan sebagai berikut: Eksportir Luar Negeri

Agen Pembelian

Importir

15

Distributor

Manufaktur

Pengecer kecil/ Manufaktur

Pengecer Besar

16

Importir pada umumnya hanya akan mengimpor beberapa jenis produk tertentu (misalnya: mainan, tekstil, produk-produk plastik) saja dan jarang memperluas jenis produk mereka untuk menekuni produk lain yang tidak mereka bidangi. Para importir di Australia lebih cenderung memusatkan kegiatan mereka dalam satu bidang saja. Bahkan sebagian hanya mendalami subsegment pada pasar tersebut, misalnya di bidang mainan untuk pendidikan, atau impor barang tekstil meja (taplak dan sebagainya) bagi importir yang bergerak di bidang tekstil. Sebagian besar importir ingin mempunyai hak eksklusif terhadap satu jenis barang tertentu di pasar Australia. Hal ini merupakan cerminan dari pasar Australia yang relatif kecil dan tingginya biaya untuk mendistribusikan barang di Australia. Dengan demikian importir tidak menerima bila produk yang mereka pasarkan sebagai produk eksklusif juga dipasarkan oleh importir atau pedagang besar lain. Peranan Agen Pembelian Luar Negeri Sebagian dari importir Australia menggunakan jasa agen pembelian luar negeri untuk mencari pemasok, membantu menegosiasikan perjanjian pembelian, mengawasi kualitas, pengapalan dan pembayaran. Hal ini sering terjadi bila importir tidak memahami kondisi negara pengekspor, atau belum percaya dengan perusahaan eksportir yang baru. Pengecer besar yang utama di Australia pada umumnya tidak akan mengimpor, kecuali melalui agen pembelian. Pengecer besar tersebut mempunyai agen pembelian di negara pengekspor besar, bahkan dapat menggunakan lebih dari satu agen. Agen pembelian luar negeri dibayar dalam bentuk komisi oleh pihak importir atau pengecer besar, senilai 3% sampai dengan 6% dari harga FOB. Pentingnya Pengecer Besar di Australia Salah satu sifat pasar Australia yang penting adalah peranan pengecer besar yang utama. Jaringan pengecer besar terbesar di Australia adalah Coles Myer Group. Anggota Coles Myer Group termasuk GJ Coles Co Ltd (Supermarkets), Myer/Grace Bros (Department Store), K Mart 17

(Discount Department Store), Target Australia (Discount Department Store), Katies (Clothing), Fosseys (Manchester and Clothing), World 4 Kids (Toys) dan Office Works (Office supplies). Namun, perlu dicatat bahwa antar anak perusahaan tersebut tetap terjadi persaingan untuk meraih pangsa pasar. Pembelian barang dilakukan secara independen oleh masing-masing perusahaan, walaupun anak perusahaan tersebut berdiri di bawah managemen pusat. Jaringan nomor dua terbesar di Australia adalah Woolworths, yang bergabung dengan Big W. Woolworths juga memiliki beberapa anak perusahaan seperti Rockmans (Pakaian), Safeway Supermarkets (Pasar Swalayan) dan Dick Smith (Barang Elektronik). Serupa dengan Coles Myer, jaringan Woolworths dan Big W mempunyai tim pembelian pada masing-masing perusahaan. Pengecer besar yang independen di Australia, seperti David Jones merupakan department store dengan ‘general merchandise’ seperti pakaian, household furnishings, peralatan rumah, mainan dan lain sebagainya. Jaringan pengecer besar yang lainnya merupakan specialty chains yang menjual produk khusus, antara lain mebel, peralatan rumah, hardware, pakaian atau sepatu. Pengecer besar utama di Australia cenderung untuk mencari barang dari produsen lokal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: Waktu penyerahan barang yang lebih singkat sehingga cepat dapat menyesuaikan dengan selera konsumen Lebih mudah berkomunikasi dengan produsen bila terjadi masalah Penyerahan barang yang tepat waktu Kemungkinan dapat kerjasama dengan produsen untuk iklan barang Tidak ada masalah dengan kurs mata uang asing

18

Pembeli dapat menawar untuk pemotongan harga bila pembayaran dilakukan dengan cepat (uang tidak mengendap lama seperti yang terjadi dengan Letter of Credit). Secara garis besar, pengecer besar akan membeli barang dari produsen lokal terkecuali barang yang sama dapat diimpor dengan harga eceran 15% lebih rendah dari pada harga eceran produk lokal. Dengan kata lain, harga produk impor, ditambah harga pengiriman, bea masuk dan biaya trasportasi lokal harus 15% lebih rendah dari barang buatan Australia sebelum pengecer tertarik untuk mengimpornya. BIDANG PERDAGANGAN KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA CANBERRA, AUSTRALIA

19

Related Documents

Sydney Australia
July 2020 19
Sydney Australia
November 2019 50
Sydney , Australia
November 2019 33
Sydney
November 2019 31
Konferensi Genewa
June 2020 37

More Documents from "kastoto"

Why South China Sea
April 2020 36
Konflik Palestina Dan Israel
November 2019 41
Materi Ryan.docx
June 2020 24
Asean Charter
December 2019 41
Historiamcc Ing
April 2020 16