Metode Penelitian Kualitatif Asfi Manzilati
Paradigma Penelitian Sosial • • • •
Positivisme Interpretivisme Kritisisme Posmodernisme
Dasar Memahami Paradigma • Realitas Sosial; bagaimana obyek dipandang • Hakikat Manusia; bagaimana manusia memahami dirinya • Ilmu Pengetahuan; epistimologi(bgm memperoleh ilmu pengetahuan) • Tujuan Penelitian;
Paradigma Positivisme/Fungsionalis • Realitas sosial; obyektif, ‘di luar sana’, indrawi dan berlaku hukum universal • Hakikat manusia; makhluk rasional, taat pada hukum eksternal dan tanpa free will • Ilmu Pengetahuan; prosedur ketat, deduktif, nomothetik dan bebas nilai • Tujuan Penelitian; menerangkan, memprediksi, menekankan fakta dan prediksi
Paradigme Interpretativisme • Realitas Sosial; subyektif, diciptakan, ditafsirkan (badingkan antara tourist app dan traveller app) • Hakikat manusia; pencipta dunianya, memberikan makna pada dunia, menciptakan sistem makna • Ilmu pengetahuan; induktif, ideographic (lokal), menemukan pada makna, tidak bebas nilai • Tujuan penelitian; menafsirkan dunia, memahami kehidupan sosial, menekankan makna & pemahaman
Paradigma Kritikal • Realitas sosial; antara objektivisme & subjektivisme, kompleks, diciptakan manusia, dalam ketegangan & kontradiksi, tekanan & eksploitasi • Hakikat manusia; dinamik, pencipta nasibnya, di tekan, di eksploitasi, di asingkan, di batasi, di cuci otak (brain-wash), di arahkan, di kondisikan, tersembunyi dari aktualisasi potensi diri • Ilmu Pengetahuan; antara positivisme & interpretative (dapat membentuk hidup, tapi dapat berubah), membebaskan & memberdayakan, tidak bebas nilai • Tujuan Penelitian; mengungkap hubungan nyata (real relation yang ada di bawah ‘permukaan’, mengungkap mitos & ilusi, menghilangkan kepercayaan/ ide yg salah, membebaskan & memberdayakan
Paradigma Posmodernisme • Realitas sosial; bertingkat, ‘menembus batas’, sinergi pemikiran 2 kutub yang berbeda, dikonstruksi, hasil dari proses agreement, tidak ada pemisahan antara obyek & subyek • Hakikat manusia; makhluk yg sangat bebas, dinamis, berfikir holistik, fakultas internal yg beragam, dapat mengkonstruk ilmu pengetahuan dgn unsur akal mental dan spiritual, intuitif, menggunakan perasaan (feeling), bersifat spiritual • Ilmu pengetahuan; tidak sistematis, de-centered, ever changing, bersifat lokal • Tujuan penelitian; melihat & mengungkapkan realitas sosial sebagaimana ‘adanya’
Paradigma Utama dalam Penelitian Sosial Posifistik
Interpretatif
Kritikal
Positivism
Symbolic Interactionism
Cricial sociology
Neo positivism
Phenomenology
Conflict school of thought
Methodological Positivism Ethnomethodology
Marxism
Logical Positivism
Feminism
Hermeneutics Psychoanalysis Ethnology Ethnography
Perbandingan Proses Penelitian Prosedur
Kuantitatif
Kualitatif
Persiapan
Definisi: tepat, akurat, dan spesifik Hipotesa: formulasi sebelum studi Operasionalisasi: YA
Definisi: umum, struktur longgar Hipotesa: diperoleh dalam proses studi Operasionalisasi: TIDAK
Research Design
Design: terencana secara akurat Sampling: idem ditto: Representativeness penting Metoda Pengumpulan Data: YA Penggunaan Pengukuran Skala: YA
Design: terencana tetapi tidak preskriptif ‘Sampling’: terencana secara akurat Metoda Pengumpulan Data: YA Penggunaan Skala: umumnya nominal
Hakikat Penelitian Kualitatif • Tentang manusia (sebagai subyek peneliti) dan sebagai obyek terteliti; benda, norma, nilai, idea dan simbol yang ada padanya • menunjuk pada segi “kualitas” yang“alamiah” dan bukan “kuantum” • Tidak sekedar fenomena tetapi ke dalam noumena.
Prinsip-prinsip Penelitian Kualitatif • Subyektif tetapi berjarak (antara subyek peneliti dengan terteliti) • Peneliti kualitatif (juga peneliti kuantitatif) mempunyai tanggung jawab rasional, moral dan sosial • Sifat multiparadigma • Manusia secara utuh; fisik, psikis dan humanis
‘Sampling’ dalam Metodologi Kualitatif • Mencari ‘typical cases’ bukan jumlah responden yang besar • Jumlah sampel tidak fix tetapi berkembang dengan perkembangan jenis subjek penelitian • Bukan random sampling tetapi ‘suitable cases’ – purposive sampling • Jumlah setting dibatasi • Sampling sambil studi berjalan • Bukan pada representativeness tetapi ‘suitability’ – ‘saturation’
Pengumpulan Data •
Penggunaan informan; - interview mendalam - tidak dalam questionnaire tetapi daftar pertanyaan dapat dibuat - informan diberi kebebasan untuk mengutarakan sebanyak mungkin mengenai topik yang dieksplorasi - Penggunaan tape-recorder dan log-book • Inter-informan reliability dilakukan • Observasi : - obtrusive & unobtrusive - Participant & non-participant observation - Terstruktur & tidak terstruktur Apapun metoda yang digunakan; log-book harus diisi, dan dibuat deskripsi sedetail mungkin mengenai observasi baik hasil maupun proses
Landasan Teori Penelitian Kualitatif • Aliran Phenomenology (Husserl): Kritikan terhadap aliran positif-empiris yang menganggap bahwa manusia melalui indranya dapat menangkap dunia di sekitarnya, dan menciptakan pengetahuan mengenai dunia sekelilingnya. Pikiran manusia bukan suatu yang ‘kosong’ yang pasif terhadap sekelilingnya. Manusia dianggap secara aktif menciptakan dunianya dan memiliki kesadaran dan mengkomunikasikan pengalaman sehari-hari dan pengetahuan. • Tidak menolak adanya dunia objektif tetapi dialami manusia melalui kesadarannya. Dunia objektif menjadi nyata melalui kesadaran, dan kesadaran menjadi nyata karena ada referensi ke objek atau pengalaman. Dunia dilihat sebagai suatu sistem yang sangat teratur diciptakan oleh manusia yang membuat dan memelihara keteraturan tersebut.
Landasan Teori … (lanjutan 2) • Penelitian diarahkan untuk menggali melampaui ‘lapisanlapisan’ keteraturan sistem ke inti struktur dan ciri-ciri kesadaran memisahkan hal-hal yang bersifat ‘kebetulan’. • Ilmu pengetahuan adalah suatu filsafat yang ketat, sistematis, dan kritikal. • Hermeneutics : disebut sebagai ‘interpretasi teks’ berlandaskan pada penghayatan (‘verstehen’) dan diklasifikasikan sebagai ‘psychological verstehen’, ‘meaning-verstehen’, dan ‘elementary’, serta ‘higher verstehen’. Fokus adalah pada interpretasi makna dari objek dan prilaku dengan meneliti berbagai ‘bentuk’ serta berbagai ‘level’ prilaku
Landasan Teori … (lanjutan 3) • Symbolic Interactionism : Kehidupan sosial dibentuk, dipelihara, dan dirubah melalui makna kehidupan sosial itu sendiri oleh manusia yang saling berinteraksi. Interaksi manusia dilakukan berdasarkan makna yang dilekatkan pada dunianya. Makna menentukan signifikansi kehidupan sosial dan objek. • Kehidupan sosial diekspresikan melalui simbol. Bahasa adalah sistem simbol yang utama. • Tujuan penelitian adalah memahami dan mempelajari struktur, fungsi, dan makna dari sistem simbol. Makna digali dari mempelajari interaksi • Pendekatannya adalah melalui metoda ‘naturalistic’ yaitu eksplorasi dan inspeksi atau ‘symphatetic introspection’ • Data dan interpretasi bergantung pada konteks dan proses
Prinsip Symbolic Interactionist • • • • • •
•
Manusia berbeda dengan binatang diberkahi dengan kapasitas berfikir Kapasitas berfikir dibentuk oleh interaksi sosial Dalam interaksi sosial orang belajar makna dan simbol yang memungkinkan menggunakan kapasitas berfikir Makna dan simbol memungkinkan orang melaksanakan tindakan dan interaksi Orang dapat melakukan modifikasi dan merubah makna dan simbol yang digunakan dalam tindakan dan interaksi atas dasar interpretasi mengenai situasi yang dialami Orang dapat melakukan modifikasi dan perubahan ini karena kemampuan berinteraksi antar mereka, yang membuka peluang bagi keunggulan relatifnya, dan kemudian mengambil satu tindakan pilihannya Gabungan pola tindakan dan interkasi menciptakan kelompok dan masyarakat
Kegunaan Penelitian Kualitatif • Eksplorasi sehingga membantu dalam menganalisa objek penelitian, mengidentifikasi indikator, dan menciptakan klasifikasi dan tipologi • Menemukan hubungan antar variabel sehingga dapat dilakukan perbandingan untuk menentukan faktor-faktor yang mungkin bermakna • Menetapkan konstruksi-konstruksi hubungan
Konstruksi Teori dalam Penelitian Kualitatif • Teori dasar yang dikembangkan adalah ‘Grounded Theory’ yaitu teori yang dibangun atas dasar observasi empiris • Selalu ada kritikan terhadap teori yang dibangun karena anggapan : - kurang reprentatif (non-probability sampling) - berdasarkan sejumlah kecil kasus saja - validitas dipertanyakan
Langkah-langkah (lanjutan 2) • Atas dasar integrasi kategori dan perbandingan dapat dilakukan generalisasi empiris, mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan antar kategori atau pola-pola • Hipotesis dibuat dan diintegrasikan dalam pernyataan umum mengenai objek tertentu. Ini disebut sebagai substantive theory yang melandasi grounded theory • Dalam proses penelitian dilakukan pengumpulan data, analisis secara serempak • Teori yang dibentuk berdasarkan analisis komparatif dan selanjutnya membuat ‘agreement statements’. Hasil analisis komparatif berbagai hasil penelitian disebut sebagai ‘formal theory’ • Karena formal theory ini dihasilkan dari perbandingan antar substantive theory diklasifikasikan sebagai ‘middle-range theory’
Validasi Penelitian Kualitatif • Tidak melalui manipulasi variabel tetapi berorientasi pada dunia empiris • Validasi Kumulatif: ditunjang penelitian lainnya • Validasi Komunikatif: bertanya lebih lanjut pada responden • Validasi Argumentatif: konklusi dapat diikuti dan di test (koherensi dalam argumen) • Validasi Ekologis: penelitian di lingkungan alamiah dan memperhatikan kondisi yang diteliti
Cara-cara Validasi lainnya • • • • • • • •
Check ‘representativeness’ Check efek peneliti dan bukti negatif Triangulasi Bobot bukti dan umpan balik informan Melakukan analisis kontrastif dan perbandingan Cek makna kasus ekstrem dan ‘outliers’ Repliklasi penemuan Cek penjelasan lainnya (‘rival explanation’)
‘Keterwakilan’ (Representativeness)
• ‘Sampling’ bukan berdasarkan teori probabilitas, tetapi teoretical sampling, mengambil unit yang ‘penting’ dan yang ‘typical’ sebagai representasi ‘species’ • Generalisasi tidak melakui kesesuaian sampel, tetapi melalui ‘studi kasus’ yang ‘typical’ yang dipelajari sehingga dapat dilakukan ‘generalisasi’ analitis
Research Design Metodologi Kualitatif • Design : how, where, when, and under what conditions data are collected and analyzed • Walaupun bersifat tidak terstruktur ataupun induktif, peneliti memiliki gagasan orientasi terlebih dahulu, sudah menentukan fokus, pertanyaan apa yang memerlukan jawaban, setting apa yang diinvestigasi, pelaku mana yang akan didekati, dan proses apa saja yang akan diperhatikan, serta jenis kejadian apa yang akan dicatat dan instrumen apa yang akan digunakan • Proses design disebut sebagai ‘focusing and bounding’