Masih Realistiskah Target Inflasi 6

  • Uploaded by: Dian Inda Sari
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Masih Realistiskah Target Inflasi 6 as PDF for free.

More details

  • Words: 799
  • Pages: 3
TUGAS MAKRO Masih Realistiskah Target Inflasi 6% di Tahun 2008? Oleh Dian Inda Sari Class XXI - 2 Sudah satu pekan kita memasuki tahun 2008. Banyak prediksi-prediksi ekonomi dari berbagai pakar ekonomi di media cetak maupun audio visual untuk 2008. Rata-rata memprediksikan pertumbuhan ekonomi tidak secerah tahun 2007 namun mereka tetap optimis. Pemerintah telah menetapkan target inflasi di tahun 2008 sebesar 6 persen turun sebesar 2 persen dari 8 persen target yang ditetapkan untuk tahun 2007. Realisasi tingkat inflasi tahun 2007 adalah 6,59 persen. Turunnya suku bunga BI menjadi 8% yang sebelumnya 8,25% pada tanggal 6 Desember 2007, menumbuhkan optimisme di pasar modal. Sebagai imbalannya indeks harga saham (IHS) melonjak menyentuh angka 2.800. Adanya pelarian modal yang selama ini ditakuti bakal terjadi, ternyata tidak terjadi, dan kurs Rupiah terhadap Dollar cenderung stabil di angka 9.000 sampai 9.200. Namun optimisme di pasar modal tidak sejalan dengan kenaikan kenaikan harga harga minyak mentah yang terus menerus dan akhirnya mencapai angka 100,7 Dollar AS per barelnya. Menurut Presiden Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Chakib Khelil kenaikan harga minyak ini akan terus berlanjut hingga akhir triwulan pertama, Maret 2008. Kenaikan harga minyak ini terjadi karena karena adanya lonjakan permintaan dari beberapa Negara, seperti Amerika Serikat, China, India dan Negara-negara timur tengah. Kenaikan ini tentu saja meresahkan, karena hal ini dapat memicu kenaikan harga bahan bakar minyak industri domestik. Menurut Direktur Perencanaan Makro Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas) Bambang Prijambodo, setiap kenaikan harga BBM industri sebesar 10 persen, maka ada potensi tambahan inflasi sebesar 0.2-0.3 persen yang bisa terealisasi dalam 2-3 bulan. Jika kondisi kenaikan harga minyak ini terus berlangsung selama satu bulan, kemungkinan akan memberi tekanan pada inflasi. Ini dimungkinkan terjadi melalui kenaikan harga BBM industri dan harga komoditas lain. Dari keterangan diatas, jikalau prediksi Chakib Khelil menjadi kenyataan, harga minyak terus terkoreksi hingga Maret 2008, maka dapat dipastikan ada potensi

tambahan inflasi yang harus ditanggung oleh perekonomian Indonesia karena pemerintah mematok harga minyak 60 Dollar AS per barelnya. Seakan dewi fortuna menjauh dari perekonomian Indonesia dengan adanya bencana banjir yang melanda beberapa daerah kantong penghasil beras di kepulauan Jawa. Seharusnya kondisi kenaikan harga minyak dapat disiasati dengan kesediaan pangan yang tangguh, sehingga tidak terjadi kenaikan harga. Pulau Jawa merupakan pemasok 65 persen produksi beras nasional. Di daerah Jawa Timur, hampir semua daerah sentra produksi beras terkena banjir. Sedikitnya 17 kota/kabupaten kebanjiran, dan dipastikan sebagian besar dari lahan yang terkena banjir gagal panen (puso)! Kondisi ini juga terjadi di Jawa Tengah, dan Barat. Di Indonesia hanya ada 11 provinsi yang mengalami surplus beras, yakni lima provinsi di pulau Jawa (kecuali DKI), Bali, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan dan NTB. 22 Provinsi lainnya, akibat dari Puso di Pulau Jawa akan terancam krisis pangan. Gelombang pasang yang terjadi dan diprediksi terus terjadi hingga Februari, membuat nelayan enggan untuk turun ke laut. Akibatnya ikan menjadi langka dan dapat ditebak terjadi kenaikan harga ikan dan produk subtitusi lainnya, seperti ayam, daging dan telur. Rencana konversi minyak oleh pemerintah untuk pemakaian BBM bagi kendaraan pribadi mau tak mau juga merangsang kenaikan harga. Walaupun sasaran konversi ini adalah masyarakat atas, namun dalam kenyataan masyarakat menengah ke bawah lah yang menjadi korban, mengingat sebagian besar kendaraan pribadi adalah sepeda motor dan pemakai sepeda motor berasal dari kalangan ini. Sebagai gambaran pada tahun 2005 faktor terbesar inflasi adalah kenaikan harga BBM (harga administrasi) yang mencapai 55 persen dari kenaikan inflasi tahun tersebut. Panasnya suhu politik di akhir tahun 2008 dalam rangka menuju pemilu 2009 juga memberikan kontribusi kepada kenaikan inflasi pada tahun 2008 ini. Berkaca dari tahun 2007, menurut Menkeu Sri Mulyani, tingginya angka inflasi disebabkan oleh faktor harga pangan, pengaruh pemakaian bahan bakar minyak (BBM), serta bencana alam. Kenaikan harga bahan makanan menjadi salah satu faktor paling utama yang mendorong inflasi tahun 2007. Untuk mengatasi masalah diatas, Menteri Koordinator Perekonomian Boediono mengatakan pemerintah akan berupaya agar laju inflasi tahun 2008 akanlebih baik dari 2007 dengan memfokuskan pengamanannya adalah mengutamakan hambatan pada ditribusi bahan makanan. Namun jika dilihat dari kenyataan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini, apakah mungkin terjadi kelancaran distribusi makanan, sementara sentra penghasil

bahan makanan saat ini dilanda banjir. Banyak jalur pantura yang tidak bisa dilalui, sehingga rasanya sulit untuk mendistribusikan bahan pangan ke daerah-daerah lain. Jangankan mendistribusi ke daerah lain, daerah sendiri pun terancam karena gagal panen. Jika demikian, apakah masih realistis jika pemerintah menetapkan angka 6 persen untuk inflasi 2008? Rasanya sulit! Namun kita harus tetap optimis, baik pemerintah, BI dan masyarakat harus memiliki komitmen dan bekerja keras untuk mengarahkan inflasi ke level tersebut. Masyrakat dapat menyumbangkan peran sertanya dalam harapan masyarakat terhadap inflasi. Ekspektasi ini merupakan bagian dominan yang membentuk inflasi inti. Ekspektasi ini biasanya mendapatkan provokasi dari beberapa sumber, termasuk media massa. Oleh karena itu jika diberitakan bahwa harga-harga tidak turun, maka secara riil di lapangan akan terjadi kenaikan harga. Medan, Januari 2008

Related Documents

Inflasi
June 2020 25
Inflasi
May 2020 31
Masih
May 2020 37
Masih
November 2019 41
Target
May 2020 27

More Documents from ""

Man's World
October 2019 18
Studi Kasus Ford
November 2019 30
Dell Operation
October 2019 24