Ujian Pasti Akan Datang Hadirin hadirat Rahimakumullah. . Ketahuilah bahwa di dunia ini ada sesuatu yang pasti akan singgah dalam hidup kita, yaitu ujian. Sekuat apapun usaha kita untuk menghindarinya pasti tidak akan bisa. Seperti apapun kita menolak dan mengeluhkannya ujian itu tetap akan singgah kepada kita. Maka, agar ujian itu berbuah pahala dan mengangkat derajat kita, jalan satu-satunya adalah dengan bersabar. Dengan begitu, ujian itu justru bisa kita maknai sebagai anugerah. Karena dengan ujian yang telah kita sabari itu menjadi sebab kebahagiaan kita di dunia dan akhirat. Disebutkan dalam Al qur’an surat Al baqarah ayat 155: “Dan kami pasti akan menguji kalian dengan sebagian rasa ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang telah bersabar” (Q.S Al Baqarah:155). Pembagian Sabar Hadirin hadirat Rahimakumullah. . Dalam pandangan Islam, sabar sendiri terbagi menjadi beberapa bagian: Yang pertama adalah sabar dalam menjalankan semua perintah Allah. Yang dimaksud sabar dalam hal ini adalah agar kita selalu senantiasa bersabar dan ikhlas dalam menjalankan semua perintah Allah agar bisa istiqomah. Beraneka ragamnya kehidupan yang diajalani seseorang juga berdampak pada ketaatannya kepada Allah. Oleh sebab itu, orang yang mampu bersabar dalam menjalankan ketaatannya kepada Allah adalah orang yang hebat. Ia tidak terpengaruh dengan lingkungan, situasi ataupun kondisi yang bagaimanapun. Ia tetap mampu bersabar menjalankan ketaatannya kepada Allah.
Sebab Allah telah menjanjikan surga untuk hamba-hambanya yang telah bersabar dan istiqomah dalam menjalankan semua perintah Allah sesuai dengan syari’at. Yang kedua adalah sabar dalam menjauhi semua larangan Allah. Yang dimaksud sabar dalam hal ini adalah agar kita selalu senantiasa taat menahan diri untuk tidak berbuat segala sesuatu yang telah diharamkan oleh Allah, secondong apapun diri kita terhadap sesuatu itu. Selain bersabar dalam berbuat taat, selanjutnya adalah sabar dalam menjauhi maksiat. Iblis selalu berusaha menggoda manusia untuk berbuat maksiat dan terjerumus dalam dosa. Iblis tak kenal lelah berusaha menyesatkan manusia, diamanapun, kapan pun dan dalam keadaan bagaimana pun. Oleh sebab itu manusia juga diperintahkan untuk selalu bersabar dalam menjauhi maksiat.
Yang ketiga adalah sabar terhadap segala keputusan dan ketentuan Allah. Sabar dalam hal ini juga termasuk dalam Rukun Iman yang terakhir yaitu ke-6. Kita wajib bersabar atas segala sesuatu yang telah menjadi ketetapan Allah. Entah itu baik atau buruk. Segala sesuatu yang menimpa pada diri kita adalah Takdir Allah yang harus kita imani, entah itu baik atau buruk, yaitu dengan cara mensyukuri yang baik, dan bersabar terhadap yang kurang baik. Kita wajib bersabar dengan semua ketentuan Allah tersebut, toh baik tidaknya takdir itu sebenarnya tergantung dari kaca mata kita memandang. Sebab pada dasarnya, segala sesuatu yang menimpa diri kita itu untuk kebaikan kita sendiri, yaitu berupa cobaan atau ujian yang akan mengangkat derajat kita menjadi lebih baik jika kita bersabar.
Penutup Hadirin hadirat Rahimakumullah. . Demikianlah kiranya yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, Was salamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pengertian Sabar Menurut Islam Syeikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Sabar adalah meneguhkan diri dalam menjalankan sebuah ketaatan kepada Allah, menahan dari suatu perbuatan maksiat kepada Allah, dan menjaganya dari suatu perasaan & sikap marah dalam menghadapi taqdir Allah” (Syarah Tsalatsatul Ushul, hal. 24) Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa sabar adalah menahan diri dari suatu tekanan yang dapat memalingkan diri keluar dari ketaatan kepada Allah. Karena datangnya ujian itu pasti, maka beruntunglah bagi manusia yang dalam menghadapi cobaan/ujian itu bersabar. Mau bagaimana pun manusia itu menanggapi suatu cobaan, cobaan itu tetap terjadi, maka alangkah meruginya manusia yang tidak mampu bersabar.
Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Pertama-tama dan yang paling utama, marilah kita panjatkan puji syukur kita kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah dan masih memberi kita banyak sekali nikmat sehingga dengan nikmat-nikmat itu kita masih bisa melaksanakan perintahnya dengan baik.
Yang kedua, semoga sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang dengan perjuangan beliau dan para sahabatnya kita bisa merasakan manisnya iman dan indahnya islam.
Hadirin yang dirahmati oleh Allah,
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan Kultum Singkat Tentang Ikhlas. Ikhlas dalam arti yang sering kita pahami adalah, melakukan sesuatu tanpa mengharap imbalan apa-apa. Pengertian ini sedikit banyak sudah benar, hanya saja kurang tepat.
Dalam agama kita, ikhlas adalah melakukan sesuatu karena Allah Subhanahu wa ta’ala. ikhlas sendiri mempunyai banyak sekali dimensi dalam kehidupan sehari-hari kita. Contoh, ikhlas dalam bekerja, ikhlas dalam beramal, ikhlas dalam mengajar, ikhlas dalam beribadah, dll.
Nah, contohnya apabila kita masukkan dalam konteks ibadah, maka ikhlas berarti melakukan ibadah karena Allah SWT, bukan yang lain, bukan karena ingin dipuji, bukan karena ingin terlihat soleh, tapi benar-benar semata-mata hanya karena Allah.
Allah berfirman dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 yang artinya: ” Tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk mengikhlaskan agama untuk-Nya.” Ayat diatas menerangkan pada kita tentang berlaku ikhlas dalam beragama. Agama apabila tidak dilandasi dengan ikhlas dan kejujuran akan runyam dan seolah tak berbekas. Orang sibuk memikirkan kepentingan diri sendiri tanpa sedikitpun menempatkan agama dalam prioritas hidupnya.
Fenomena diatas banyak sekali terjadi disekitar kita, bahkan mungkin tanpa sadar kita termasuk dalam arus masyarakat yang seperti itu, Naudzubillahimindzalik. Semoga kita dihindarkan oleh Allah dari sifat seperti itu. Ikhlas dalam beragama menjadi sangat penting untuk pupuk dalam diri karena dengannya semua urusan menjadi lebih terang dan mudah untuk dijalankan.
Ikhlas juga menjadi penting untuk dipraktik kan karena setiap amalan yang kita lakukan tidak sah di mata Allah apabila tidak tanpa nya. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab shahih muslim, diceritakan tentang suatu perkaara yang akan terjadi nanti pada hari akhir dihadapan Allah.
Saya kutip satu kisahnya, dikatakan nanti dihadapan Allah: Ada seorang hamba ditanya oleh Allah “Apa yang telah kamu lakukan di dunia wahai hamba-Ku?” Ia menjawab, “Saya berjuang dan berperang demi Engkau ya Allah, sehingga saya mati syahid.” Allah berkata “Dusta kamu! Sebenarnya kamu berperang bukan karena-Ku, melainkan agar disebut orang yang berani. Kini kamu telah menyandang gelar tersebut.” Kemudian Allah memerintahkan agar dia dicampakkan dan dilempar ke neraka.
Kutipan hadist shahih diatas adalah contoh orang yang beribadah dengan tidak ikhlas dan mengharap selainNya. Kisah ini menjadi tamparan keras bagi kita yang masih sering beribadah atau melakukan sesuatu bukan karena-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang Allah lindungi dari hal-hal seperti itu
Hadirin yang dirahmati oleh Allah,
Dalam beramal juga ikhlas menjadi barometer sebesar apa pahala yang kita dapat. Semakin ikhlas seseorang dalam beramal semakin besar juga balasan yang diterima, semakin murni karena Allah dia melakukan sesuatu, maka semakin bernilai amalan itu di sisi Allah Subhanahu wa ta’ala.
Nah, setelah memahami urgensi berlaku ikhlas, maka hendaknya kita mulai memupuk dan melatih diri kita untuk ikhlas dalam segala hal. Sehingga apa yang telah Rasulullah siratkan dalam hadist nya tidak terjadi pada kita. Amiin
Saya kira cukup dulu Kultum Singkat Tentang Ikhlas ini, semoga apa yang telah saya sampaikan bisa bermanfaat bagi anda semua.
wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh