Manpro.docx

  • Uploaded by: Subagianantara Komang
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manpro.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,391
  • Pages: 48
TUGAS MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI

TINJAUAN PELAKSANAAN INDUSTRI JASA KONSTRUKSI STUDI KASUS : CV. KARYA PUTRA JAYENGRANA

DISUSUN OLEH: Kelas: C1 Kadek Arya Wiguna

(1561121039)

I Kadek Kori Sentana

(1561121042)

Komang Subagianantara

(1561121045)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WARMADEWA TAHUN 2018

KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya tugas ini dapat disusun tepat pada waktunya. Pada tugas ini dipaparkan hasil tinjauan mengenai industri jasa konstruksi pada CV. Adhi Guna Karya. Tugas ini juga disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Proyek Konstruksi yang merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh di Fakultas Teknik Universitas Warmadewa. Seperti pepatah mengatakan “Tiada Gading Yang Tak Retak” Dari itulah disadari sepenuhnya bahwa menyusun tugas ini bukanlah hal yang mudah, sehingga masih banyak kekurangannya. Untuk itu saran dan kritik yang bersifat kontsruktif sangat diharapkan dari para pembaca demi sempurnanya tugas ini. Dan akhir kata diucapkan terima kasih kepada : 1. CV. Adhi Guna Karya yang telah membantu memberikan informasi dan data- data yang diperlukan guna melengkapi tugas ini. 2. Ir. Putu Gede Suranata, MT selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Proyek Konstruksi. 3. Semua pihak yang telah membantu mulai dari proses penyusunan hingga tugas ini selesai dibuat.

Denpasar, 5 Juni 2018

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i DAFTAR ISI ............................................................................................... ii DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 1.1

Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2

Kondisi Perusahaan ....................................................................... 1

1.2.1 Kondisi Internal ....................................................................... 1 1.2.2 Kondisi Eksternal Perusahaan ................................................. 3 BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 4 2.1

Pengertian Proyek Konstruksi ....................................................... 4

2.2

Tujuan Manajemen Proyek Konstruksi ......................................... 5

2.3

Klasifikasi Proyek Konstruksi ....................................................... 6

2.4

Definisi Pelaksanaan Proyek Konstruksi..................................... 11

2.5

Tujuan Pelaksanaan Proyek Konstruksi ...................................... 12

2.6

Jenis Proyek Konstruksi .............................................................. 12

2.7

Metode Pengadaan Jasa Konstruksi ............................................ 13

2.7.1 Tahap Prakualifikasi .............................................................. 15 2.7.2 Tahap Pascakualifikasi .......................................................... 17 2.7.3 Tahap Seleksi / Sistem Seleksi .............................................. 17 2.7.4 Kontrak Konstruksi ............................................................... 18 2.8

Metoda Pelaksanaan Konstruksi ................................................. 21

2.8.1 Perencanaan Pelaksanaan Konstruksi (Kurve “S”) ............... 21 2.8.2 Metoda Pelaksanaan Konstruksi ........................................... 22 BAB III MANAJEMEN PERUSAHAAN................................................ 24 3.1

Manajemen Pelaksanaan Proyek ................................................. 24

3.1.1 Klasifikasi Proyek ................................................................. 24

ii

3.1.2 Metode Pengadaan Jasa Konstruksi ...................................... 24 3.1.3 Metode / Sistem Pelaksanaan Proyek I ................................. 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 32 4.1

Hasil............................................................................................. 32

4.1.1 Tabelaris Pengadaan Jasa Konstruksi.................................... 32 4.1.2 Tabelaris Proses Pembayaran (Termin)................................. 32 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 33 LAMPIRAN .............................................................................................. 34

iii

DAFTAR TABEL Tabel 1. 1 Data Pegawai (SDM) ................................................................. 2 Tabel 1. 2 Data Alat .................................................................................... 2 Tabel 2. 1 Klasifikasi Pekerjaan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi ........... 6 Tabel 3. 1 RAB Pelaksanaan Proyek Di Kecamatan Denpasar Timur ..... 27 Tabel 3. 2 RAB Pelaksanaan Proyek Di Kecamatan Denpasar Selatan ... 28 Tabel 3. 3 RAB Pelaksanaan Proyek Di Kecamatan Denpasar Utara ...... 29 Tabel 3. 4 RAB Pelaksanaan Proyek Di Kecamatan Denpasar Barat....... 30 Tabel 3. 5 Proses Pembayaran Proyek ...................................................... 31 Tabel 4. 1 Rekapitulasi Proyek Yang Diperoleh ....................................... 32 Tabel 4. 2 Proses Pembayaran Proyek (Termin) ....................................... 32

iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Industri

bidang

konstruksi

berkonstribusi

besar

terhadap

proses

pembangunan di Indonesia. CV. Adhi Guna Karya merupakan perusahaan jasa konstruksi yang menyediakan jasa pelaksanaan konstruksi. Perusahaan ini telah banyak menangani proyek pembangunan diantaranya pembangunan rumah tinggal, gedung, pemeliharaan sarana dan prasarana, dan lain lain. Perusahaan ini memiliki tenaga kerja yang ahli pada bidangnya dan sistem manajemen proyek yang sesuai dengan standar. CV. Adhi Guna Karya berdiri pada tanggal 21 Oktober 1994 di Denpasar, dengan akta no. 49 oleh notaris Amir Sjarifudin dan dilakukan perubahan akta pada tanggal 22 Agustus 2015 no 51 oleh notaris I Gede Semester Winarno,SH. Perusahaan ini beralamat di Jl.Kerta Negara No:11X, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara. Penanggung jawab utama dari badan usaha ini adalah Putu Sumanti,ST yang menjabat sebagai direktris utama dari CV. Adhi Guna Karya. CV. Adhi Guna Karya didirikan untuk dapat melayani di bidang jasa pelaksana konstruksi. Perusahaan ini menggunakan tenaga kerja

yang

berpengalaman dan yang ahli pada bidangnya. Selain menggunakan tenaga kerja yang berpengalaman, CV. Adhi Guna Karya juga menggunakan tenaga kerja muda yang cukup terampil pada bidang kontruksi. Hal yang diumatakan di perusahaan ini adalah kualitas kerja dan pelayanan jasa pada bidang konstruksi yang mengutamakan hasil kerja yang optimal. 1.2

Kondisi Perusahaan

1.2.1

Kondisi Internal 1. Data Perusahaan Nama Perusahaan

: CV. Adhi Guna Karya

Alamat

: Jl. KertaNegara No:11X Denpasar

NPWP

: 01.663.324.0 - 901.000

1

Grade

: K3

Bidang Usaha

: Jasa Pelaksana Konstruksi

Direktur Utama

: Putu Sumanti, ST

Didirikan Tanggal

: 21 - 10 - 1994

Nama Waktu Pendirian

: CV. Adhi Guna Karya

Akte Notaris No/Tanggal : 49/21 – 10 194 Notaris

: Amir Sjarifudin

2. Data Pegawai (SDM) Tabel 1. 1 Data Pegawai (SDM) No.

Nama

Pendidikan

1

Putu Sumanti,ST

2

Wayan Suwitra

3

I Wayan Gede Wirawan,ST

4

Jabatan dalam "Proyek"

S1. Teknik Sipil

Direktris

STM

Direktur II

S1. Arsitektur

Pelaksana

I Made Mertayasa

SMK

Juru Gambar

5

I Nyoman Sudana Merta Yasa

SMK

Juru Ukur

6

I Wayan Murtika

SMU

Logistik

7

Ni Luh Mutiaraningsih

D3

Administrasi

3. Data Alat Tabel 1. 2 Data Alat

No

Jenis alat

1

Bak adukan

2

Grinda

3

Water tanker

4

Stamper

5

Concrete mixer

6

Pick up

7

Bor Listrik

Kapasitas atau keluaran pada saat ini

Merk, tipe dan Nomor mesin / Peralatan

Kepemilikan Status Milik Sendiri

Makita 1000 Lt

Milik Sendiri Milik Sendiri

Robin

Milik Sendiri

0.3 M3

Kubota

Milik Sendiri

1 Ton

Suzuki

Milik Sendiri

Makita

Milik Sendiri

2

1.2.2

Kondisi Eksternal Perusahaan 1. Jumlah maksimal proyek yang boleh diambil pertahun: 2. Jumlah proyek yang didapat pada tahun 2016 adalah 1 proyek, meliputi: a. Proyek 1: Nama Proyek

: Perbaikan Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Di 4 Kecamatan Kota Denpasar Tahun Anggaran 2016

Pemilik Proyek

: Dinas Tata Ruang Dan Perumahan Kota Denpasar

Nilai Proyek

: Rp. 596.310.000,00

Tanggal Dimulai

: 16 Juni 2016

Status

: Main-Contractor

3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi (Ervianto, 2002) adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain itu,, proyek konstruksi juga memiliki karakteristik yaitu bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machines, money, method), serta membutuhkan organisasi. Proyek konstruksi selalu memerlukan resources (sumber daya) yaitu man (manusia), material (bahan bangunan), machine (peralatan), method (metode pelaksanaan), money (uang), information (informasi), dan time (waktu). Dalam suatu proyek konstrsuksi terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan yaitu waktu, biaya dan mutu. Pada umumnya mutu konstruksi merupakan elemen dasar yang harus dijaga untuk senantiasa sesuai dengan perencanaan. Namun demikian, pada kenyataannya sering terjadi pembengkakan biaya sekaligus keterlambatan waktu pelaksanaan. Dengan demikian, sering kali efisiensi dan efektivitas kerja yang diharapkan tidak tercapai. Hal itu mengakibatkan pengembang akan kehilangan nilai kompetitif dan peluang pasar. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek konstruksi antara lain: 1. Pemilik 2. Perencana (Konsultan) 3. Pelaksana (Kontraktor) 4. Pengawas (Konsultan) 5. Penyandang dana 6. Pemerintah (regulasi) 7. Pemakai bangunan 8. Masyarakat a. Asosiasi b. Masyarakat umum

4

Jasa konstruksi merupakan jasa pelayanan : 1. Perencanaan Konstruksi 2. Pelaksanaan Konstruksi 3. Pengawasan Konstruksi 4. Atau gabungan dari dua atau tiga pelayanan. Rangkaian kegiatan dalam proyek konstruksi diawali dengan lainnya suatu gagasan yang muncul dari adanya kebutuhan dan dilanjutkan dengan penelitian terhadap kemungkinan terwujudnya gagasan tersebut (studi kelayakan). Selanjutnya dilakukan desain awal (preliminary design), desain rinci (detail design), pengadaan sumber daya (procurement), pembangunan di lokasi yang telah disediakan (construction), dan pemeliharaan bangunan yang telah didirikan (maintenance) sampai dengan penyerahan bangunan kepada pemilik proyek. 2.2 Tujuan Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek konstruksi memiliki tujuan tertentu. Tujuan manajemen proyek harus bisa dicapai saat pelaksanaan proyek supaya tujuan utama yaitu mencapai tujuan proyek secara efektif dan efisien dapat tercapai. Tujuan manajemen proyek konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai dengan persyaratan (spesification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini, perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan waktu pelaksanaan. Dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost Control), dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control). Berikut tujuantujuan manajemen proyek. 1. On Time, Penyelesaian suatu proyek harus sesuai dengan waktu yang ditentukan dan tidak terjadi keterlambatan 2. Anggaran Sesuai Dengan Perencanaan, Penggunanaan anggaran dalam proyek sesuai dengan rencana anggaran yang telah disusun dan tidak ada pemborosan dan biaya tambahan di luar rencana anggaran 3. Kualitas Sesuai Dengan Kriteria Yang Disyaratkan 4. Keberjalanan Kegiatan Proyek Berlangsung Secara Lancar.

5

2.3 Klasifikasi Proyek Konstruksi Berdasarakan Peraturan LPJK Nomor 10 Tahun 2013 Klasifikasi / Sub Klasifikasi Pekerjaan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi, yaitu :

Tabel 2. 1 Klasifikasi Pekerjaan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi No 1

Klasifikasi Bangunan Gedung

Sub Klasifikasi

Lingkup Pekerjaan

Jasa

Pelaksana Pekerjaan Pelaksanaa (termasuk

Konstruksi

Bangunan didalamnya pembangunan baru,,

Hunian

Tunggal

Kopel

dan penambahan, serta peningkatan) dari bangunan perumahan yang terdiri dari satu atau dua tempat tinggal maksimum 2 lantai.

Jasa

Pelaksana Pekerjaan Pelaksanaan (termasuk

Konstruksi

Bangunan didalamnya pembangunan baru,

Multi

atau

Banyak penambahan serta peningkatan)

Hunian

dari

bangunan

perumahan

bertingkat tinggi yang lebih dari 2 lantai. Jasa

Pelaksana Pekerjaan Pelaksanaan (termasuk

Konstruksi

Bangunan didalamnya pembangunan baru,

Gudang dan Industri

penambahan, peningkatan serta pekerjaan

renovasi)

dari

bangunan gudang dan bangunan industri. Jasa

Pelaksana Pekerjaan Pelaksanaan (termasuk

Konstruksi

Bangunan didalamnya pembangunan baru,

Komersial

penambahan, peningkatan serta pekerjaan

renovasi)

bangunan

dengan

komersial

seperti

dari tujuan

bangunan

perkantoran, bangunan BANK,

6

garasi parkir, stasiun pengisian bahan bakar, terminal kendaraan umum serta bangunan stasiun kereta

api,

bangunan

pusat

perbelanjaan. Jasa

Pelaksana Pekerjaan pelaksanaan (termasuk

Konstruksi

Bangunan didalamnya pembangunan baru,

Hiburan Publik

penambahan, peningkatan serta pekerjaan

renovasi)

dari

bangunan hiburan publik seperti bioskop, hall konser, nightclubs Jasa

Pelaksana Pekerjaan pelaksanaan (termasuk

Konstruksi

Bangunan didalamnya pembangunan baru,

Hotel,

Restoran,

Bangunan Lainnya

dan penambahan, peningkatan serta

Serupa pekerjaan renovasi) dari hotel, motel, restoran dan bangunan yang serupa lainnya

Jasa

Pelaksana Pekerjaan pelaksanaan (termasuk

Konstruksi

Bangunan didalamnya pembangunan baru,

Pendidikan

penambahan, peningkatan serta pekerjaan

renovasi)

dari

bangunan

pendidikan

seperti

sekolah, universitas perpustakaan dan

museum

termasuk

juga

laboratorium penelitian. Jasa

Pelaksana Pekerjaan pelaksanaan (termasuk

Konstruksi

Bangunan didalamnya pembangunan baru,

Kesehatan

penambahan, peningkatan serta pekerjaan bangunan

renovasi)

dari

kesehatan

seperti

rumah sakit dan sanotarium.

7

Jasa Pelaksana Untuk Pekerjaan pelaksanaan (termasuk Konsrtuksi

Bangunan didalamnya pembangunan baru,

Gedung Lainnya

penambahan, peningkatan serta pekerjaan

renovasi)

dari

bangunan lainnya seperti, rumah ibadah dan penjara 2

Bangunan Sipil

Jasa

Pelaksana 1. Pekerjaan

Pelaksanaan

Konstruksi Saluran Air,

pembangunan, pemeliharaan

Pelabuhan, Dam, dan

dan

Prasarana Sumber Daya

bendungan (dam), bendung

Air Lainnya

(weir), embung, pintu air,

perbaikan

bangunan

talang, check dam, tanggul dan saluran pengendali banjir termasuk drainase perkotaan beserta

bangunan

pelengkapnya, tanggul laut, krib,

waduk

dan

sarana

dan/atau prasarana sumber daya lainnya; 2. Pekerjaan

pelaksanaan

pembangunan, pemeliharaan dan

perbaikan

konstruksi

jaringan saluran air, sistem irigasi

(kanal),

reservoir

(waduk) dan drainase irigasi; dan 3. Pekerjaan

pelaksanaan

pembangunan, pemeliharaan dan

perbaikan

dermaga,

sarana pelabuhan, penahan gelombang dan sejenisnya. Termasuk konstruksi jalan air

8

atau terusan, pelabuhan dan sarana

jalan

sungai

dok

(pangkalan), lock (panama canal lock, Hoover Dam) dan lain-lain Jasa Konstruksi

Pelaksana Pekerjaan

pelaksanaan

Instalasi pembangunan, pemeliharaan dan

Pengolahan Air Minum perbaikan instalasi pengolahan dan Air Limbah Serta air minum, bangunan menara air Bangunan

Pengolahan dan

Sampah

reservoir

air

beserta

bangunan pelengkap air minum lainnya, instalasi pengolahan air limbah

beserta

bangunan

pelengkap air limbah lainnya, bangunan tempat pembuangan akhir sampah beserta bangunan pelengkap lainnya. Jasa

Pelaksana Pekerjaan

pelaksanaan

Konstruksi Jalan Raya pembangunan, (kecuali jalan layang), pemeliharaan

peningkatan, dan

perbaikan

Rel Kereta Api dan jalan. Jalan Raya (kecuali Jalan Landas Pacu Udara

Layang) dan jalan tol termasuk juga jalan untuk pejalan kaki, rel kereta api, dan landas pacu udara.

Jasa

Pelaksana 1. Pekerjaan

Konstruksi

Jembatan,

pembangunan, peningkatan,

Layang,

pemeliharaan dan perbaikan

dan

jembatan dan jalan layang;

Jalan Terowongan Subway

pelaksanaan

dan 2. Pelaksanaan

pembangunan,

peningkatan,

pemeliharaan

dan perbaikan pembangunan

9

terowongan

di

bawah

permukaan air, di bukit atau pegunungan dan di bawah permukaan tanah Jasa

Pelaksana Pekerjaan pelaksana instalasi,

Konstruksi

Perpipaan peningkatan, pemeliharaan dan

Air Minum Jarak Jauh

perbaikan jaringan pipa untuk distribusi air bersih jarak jauh antar

pulau

dan/atau

bawah

permukaan laut Jasa

Pelaksana Pekerjaan pelaksana instalasi,

Konstruksi

Perpipaan peningkatan, pemeliharaan dan

Air Limbah Jarak Jauh

perbaikan jaringan pipa untuk distribusi air limbah jarak jauh antar

pulau

dan/atau

bawah

permukaan laut Jasa Konstruksi

Pelaksaa Pekerjaan pelaksana instalasi, Perpipaan peningkatan, pemeliharaan dan

Minyak dan Gas Jarak perbaikan jaringan pipa untuk Jauh

distribusi minyak dan gas jarak jauh antar pulau dan/atau bawah permukaan laut

Jasa

Pelaksana Pekerjaan pelaksana instalasi,

Konstruksi

Perpipaan peningkatan, pemeliharaan dan

Air Minum Lokal

perbaikan jaringna pipa untuk distribusi

air

minum

yang

bersifat lokal dan untuk jarak yang dekat Jasa

Pelaksana Pekerjaan pelaksana instalasi,

Konstruksi

Perpipaan peningkatan, pemeliharaan dan

Minyak dan Gas Lokal

perbaikan jaringna pipa untuk distribusi minyak dan gas yang

10

bersifat lokal dan untuk jarak yang dekat Jasa

Pelaksana Pekerjaan

Pekerjaan

Bangunan konstruksi stadion olah raga

Stadion

untuk

Olah lapangan

Raga outdoor

pelaksana

yang

untuk

biasanya

dimainkan di tempat terbuka (open air) seperti sepak bola, baseball, rugby, lintasan balap mobil dan motor serta lintasan pacu kuda

Jasa

Pelaksana Pekerjaan pelaksana untuk olah

Konstruksi

Bangunan raga

Fasilitas Indoor

Olah dan

lainnya

serta

instalasi

Raga fasilitas rekreasi, olah raga yang

Fasilitas dimaksud

Rekreasi

lebih

banyak

merupakan olah raga indoor yang membutuhkan ruang yang lebih kecil untuk penonton seperti lapangan

basket,

hockey,

lapangan tenis, hall senam, dan ring tinju dan fasilitas taman rekreasi.

2.4 Definisi Pelaksanaan Proyek Konstruksi Secara teoritis, seharusnya perencanaan pelaksanaan (construction planning), telah disiapkan pada saat kegiatan proses pemasaran, yaitu proses cost estimating atau pembuatan harga penawaran proyek berdasarkan dokumen pengadaan. Karena secara teori, harga penawaran yang diajukan adalah perkiraan real cost (direct cost) ditambah dengan mark up, untuk biaya tetap perusahaan, biaya pemasaran, resiko dan cadangan laba proyek (Asiyanto. 2004: 41). Proses pembuatan estimasi biaya, sering diulang bila mendapat angka yang kurang

11

diinginkan oleh para kontraktor dalam melakukan penawaran (bid price) atau harga penawaran. Di dalam praktek, keren terbatasnya waktu, perkiraan real cost (direct cost) masih belum akurat, sehingga untuk pedoman pelaksanaan perlu disusun kembali “Perencanaan pelaksanaan (construction planning)” yang lebih detail, lebih akuratdan lebih realistic. Dalam hal ini berarti perencanaan pelaksanaan (construction planning) dibuat setelah mendapatkan surat perintah kerja, maka perencanaan pelaksanaan (construction planning) dibuat berdasarkan dokumen kontrak yang ada. 2.5 Tujuan Pelaksanaan Proyek Konstruksi Tujuan dari pelaksanaan proyek konstruksi adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh pemilik proyek dan yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan mutu yang disyaratkan. 2.6 Jenis Proyek Konstruksi Proyek konstruksi berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia dan kemajuan teknologi. Bidang-bidang kehidupan manusia yang makin beragam menuntut industri jasa konstruksi, membangun proyek-proyek konstruksi sesuai dengan keragaman bidang tersebut. Proyek konstruksi untuk bangunan pabrik tentu berbeda dengan bangunan gedung untuk sekolah. Proyek konstruksi bendungan, terowongan, jalan, jembatan dan proyek teknik sipil lainnya membutuhkan spesifikasi, keahlian dan teknologi tertentu, yang tentu berbeda dengan proyek perumahan/pemukiman (real estate). Memang agak sulit mengkategorikan jenis-jenis proyek dalam kategori-kategori/jenis yang rinci dan tegas, namun secara umum (garis besar) klasifikasi/jenis proyek konstruki dapat dibagi menjadi: (Prihanantyo, 2013) 1. Proyek Konstruksi Bangunan Gedung (Building Construction) Proyek konstruksi bangunan gedung mencakup bangunan gedung perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah sakit, rumah tinggal dan sebagainya. Dari segi biaya dan teknologi terdiri dari yang berskala rendah, menengah, dan tinggi. Biasanya perencanaan untuk proyek bangunan gedung lebih lengkap dan detail. 12

Untuk proyek-proyek pemerintah (di Indonesia) proyek bangunan gedung ini dibawah pengawasan/pengelolaan DPU sub Dinas Cipta Karya. 2. Proyek bangunan perumahan/pemukiman (Residential Construction/Real Estate) Di sini proyek pembangunan perumahan/pemukiman (real estate) dibedakan dengan proyek bangunan gedung secara rinci yang didasarkan pada klase pembangunannya serempak dengan penyerahan prasarana-prasarana penunjangnya, jadi memerlukan perencanaan infrastruktur dari perumahan tersebut (jaringan transfusi, jaringan air, dan fasilitas lainnya). Proyek pembangunan pemukiman ini dari rumah yang sangat sederhana sampai rumah mewah, dan rumah susun. Di Indonesia pengawasan di bawah Sub Dinas Cipta Karya. 3. Proyek Konstruksi Teknik Sipil/Proyek Konstruksi rekayasa berat (Heavy Engineering Construction) umumnya proyek yang masuk jenis ini adalah proyek-proyek yang bersifat infrastruktur seperti proyek bendungan, proyek jalan raya, jembatan, terowongan, jalan kereta api, pelabuhan, dan lain-lain. Jenis proyek ini umumnya berskala besar dan membutuhkan teknologi tinggi. 4. Proyek Konstruksi Industri (Industrial Construction) Proyek konstruksi yang termasuk dalamm jenis ini biasanya proyek industri yang membutuhkan spesifikasi dan persyaratan khusus seperti untuk kilang minyak, industri berat/industri dasar, pertambangan, nuklir dan sebagainya. Perencanaan dan pelaksanaannya membutuhkan ketelitian dan keahlian/teknologi yang spesifik. 2.7 Metode Pengadaan Jasa Konstruksi Pada prinsipnya penilaian kualifikasi atas kompetensi dan kemampuan usaha peserta pelelangan umum, dilakukan dengan pasca kualifikasi. Khusus untuk pekerjaan yang kompleks dapat dilakukan dengan prakualifikasi. Persyaratan kualifikasi penyedia barang/jasa adalah sebagai berikut: a) Memiliki surat izin usaha pada bidang usahanya yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang berwewenang yang masih berlaku, seperti

13

SIUP untuk jasa perdagangan, IUJK untuk jasa konstruksi, dan sebagainya; b) Secara

hukum

mempunyai

kapasitas

menandatangani

kontrak

pengadaan; c) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedangg dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani sanksi pidana; d) Dalam hal penyedia jasa akan melakukan kemitraan, penyedia barang/jasa wajib mempunyai perjanjian kerjasama operasi/kemitra-an yang memuat persentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut: e) Telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT/PPh) serta memiliki laporan bulanan PPh Pasal 25 atau Pasal21/Pasal 23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan yang lalu; f) Selama

(empat) tahun terakhir pernah memiliki pengalaman

menyediakan barang/jasa baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman subkontrak baik di lingkungan pemerintah atau swasta, kecuali penyedia barang/jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun; g) Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam di suatu instansi; h) Memiliki kemampuan pada bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha kecil termasuk koperasi kecil; i) Memiliki kemampuan pada bidang dan subbidang pekerjaan yang sesuai untuk bukan usaha kecil: (1) Untuk jasa pemborongan memenuhi KD = 2 NPt (KD : Kemampuan Dasar, NPt : nilai pengalaman tertinggi) pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk bukan usaha kecil dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir, (2) Untuk pengadaan barang/jasa lainnya memenuhi KD = 5 NPt (KD : Kemampuan Dasar, NPt : nilai pengalaman tertinggi)

14

pada subbidang pekerjaan yang sesuai untuk bukan usaha kecil dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir, j) Dalam hal bermitra yang diperhitungkan adalah kemampuan dasar dari perusahaan yang mewakili kemitraan (lead firm); k) Untuk pekerjaan khusus/spesifik/teknologi tinggi dapat ditambahkan persyaratan lain seperti peralatan khusus, tenaga ahli spesialis yang diperlukan, atau pengalaman tertentu; l) Memiliki

surat

keterangan

dukungan

keuangan

dari

bank

pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan barang/jasa sekurangkurangnya 10% (sepuluh persen) dari nilai proyek untuk pekerjaan jasa pemborongan dan 5% (lima persen) dari nilai proyek untuk pekerjaan pemasokan barang/jasa lainnya, kecuali untuk penyedia barang/jasa usaha kecil termasuk koperasi kecil; m) Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan; n) Termasuk dalam penyedia barang/jasa yang sesuai dengan nilai paket pekerjaan; o) Menyampaikan daftar perolehan pekerjaan yang sedang dilaksanakan khusus untuk jasa pemborongan; p) Tidak membuat pernyataan yang tidak benar tentang kompetensi dan kemampuan usaha yang dimilikinya; q) Untuk pekerjaan jasa pemborongan memiliki sisa kemampuan keuangan (SKK) yang cukup dan sisa kemampuan paket (SKP) 2.7.1

Tahap Prakualifikasi Prakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha

serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa sebelum memasukkan penawaran. Artinya, hanya perusahaan yang memenuhi kualifikasi yang dapat memasukkan penawaran. Hal-hal yang berhubungan dengan prakualifikasi : 

Proses

prakualifikasi

secara

umum

meliputi

pengumuman

prakualifikasi, pengambilan dokumen prakualifikasi, pemasukan

15

dokumen prakualifikasi, evaluasi dokumen prakualifikasi, penetapan calon peserta pengadaan yang lulus prakualifikasi, dan pengumuman hasil prakualifikasi. 

Prakualifikasi wajib dilaksanakan untuk pengadaan jasa konsultasi dan pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya yang menggunakan metoda penunjukan langsung untuk pekerjaan kompleks (termasuk pelelangan diatas 50 M), pelelangan terbatas dan pemilihan langsung.



Pengguna barang/jasa wajib menyederhanakan proses prakualifikasi dengan tidak meminta seluruh dokumen yang disyaratkan melainkan cukup dengan formulir isian kualifikasi penyedia barang/jasa.



Dalam hal pelelangan dilakukan dengan prakualifikasi, dokumen kualifikasi yang berisi data kualifikasi diambil sebelumm pengambilan dokumen lelang dimulai sejak tanggal pengumuman sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan dokumen kualifikasi dan disampaikan sebelum tahap penyampaian dokumen penawaran.



Prakualifikasi belum merupakan ajang kompetisi, maka data kualifikasi yangkurang dapat dilengkapi. Berbeda dengan pasca kualifikasi yang merupakanbagian dari penawaran, maka penambahan data kualifikasi pada prinsipnyadilarang. Klarifikasi terhadap data kualifikasi dapat dilakukan sepanjangtidak mengubah substansi.



Untuk pelelangan umum dengan prakualifikasi, penyedia jasa yang luluskualifikasi dimasukkan dalam daftar peserta lelang dan disahkan oleh pengguna jasa. Semua penyedia jasa yang tercatat dalam daftar peserta lelang harusdiundang untuk mengambil dokumen lelang.



Panitia pengadaan akan memberitahukan secara tertulis hasil prakualifikasi dannama-nama peserta prakualifikasi yang lulus dan dicantumkan dalam daftarpeserta lelang yang diundang untuk mengikuti pelelangan umum.



Untuk pelelangan umum dengan prakualifikasi, hasil penilaian kualifikasi setelah ditetapkan oleh pengguna jasa disampaikan kepada seluruh peserta prakualifikasi dan diumumkan melalui papan pengumuman resmi untuk penerangan umum dan/atau internet.

16



Dilarang melakukan prakualifikasi masal yang berlaku untuk pengadaandalam kurun waktu tertentu.

2.7.2

Tahap Pascakualifikasi Pascakualifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan usaha

serta pemenuhan persyaratan tertentu lainnya dari penyedia barang/jasa setelah memasukkan penawaran. Hal-hal yang berhubungan dengan pascakualifikasi antara lain: 

Panitia/pejabat pengadaan wajib melakukan pascakualifikasi untuk pelelangan umum pengadaan barang/jasa pemborongan/jasa lainnya secara adil, transparan, dan mendorong terjadinya persaingan yang sehat

dengan

mengikutsertakan

sebanyak-banyaknya

penyedia

barang/jasa 

Proses pascakualifikasi secara umum meliputi pemasukan dokumen kualifikasi bersamaan dengan dokumen penawaran dan terhadap peserta yang diusulkan untuk menjadi pemenang serta cadangan pemenang dievaluasi dokumen kualifikasinya.



Dalam hal pelelangan dilakukan dengan pascakualifikasi, dokumen kualifikasi yang berisi data kualifikasi diambil bersamaan dengan dokumen lelang dimulai 1 (satu) hari kerja setelah penjelasan dan

disampaikan bersamaan dengan dokumen penawaran. Batas akhir pemasukan dokumen penawaran sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja setelah penerbitan adendum terakhir.



Untuk pelelangan umum dengan pasca kualifikasi pengambilan dokumen kualifikasi dimulai 1 (satu) hari kerja setelah pengumuman sampai dengan 1 (satu) hari kerja sebelum batas akhir pemasukan dokumen penawaran.

2.7.3

Tahap Seleksi / Sistem Seleksi Menurut Perpres No.16 Tahun 2018 Bab VII Pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa Melalui Penyedia Bagian Kesatu Tentang Pelaksanaan Pemilihan Penyedia Pasal 50 menyatakan:

17

(1) Pelaksanaan pemilihan melalui Tender/Seleksi meliputi: a.

Pelaksanaan Kualifikasi;

b.

Pengumuman dan/atau Undangan;

c.

Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pemilihan;

d.

Pemberian Penjelasan;

e.

Penyampaian Dokumen Penawaran;

f.

Evaluasi Dokumen Penawaran;

g.

Penetapan dan Pengumuman Pemenang; dan

h.

Sanggah.

(2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pelaksanaan pemilihan Pekerjaan Konstruksi ditambahkan tahapan Sanggah Banding. 2.7.4

Kontrak Konstruksi Kontrak konstruksi adalah suatu ikatan perjanjian atau negosiasi antara

pemilik proyek dengan agen-agen mengkoordinasikan seluruh kegiatan proyek dengan tujuan untuk meminimalkan biaya dan jadwal serta menjaga mutu proyek. Kontrak merupakan dokumen yang penting dalam proyek. Segala hal terkait hak dan kewajiban antar pihak serta alokasi risiko diatur dalam kontrak. Pemahaman kontrak mutlak diperlukan oleh Tim proyek dalam menjalankan proyek agar semua masalah dan risiko yang terkandung di dalamnya dapat diatasi dan sesuai dengan kemampuan masing-masing pihak untuk mengatasinya (Wae, 2013). 3. Kontrak berdasarkan aspek pembagian tugas: Kontrak berdasarkan aspek pembagian tuas dibagi menjadi 6, yaitu: A. Bentuk Kontrak Konvensional Pengguna Jasa menugaskan Penyedia Jasa untuk melaksanakan salah satu aspek pembangunan saja. Setiap aspek satu Penyedia Jasa dimana perencanaan, pengawasan, pelaksanaan dilakukan Penyedia Jasa yang berbeda. Oleh karena itu pengawas pekerjaan secara khusus diperlukan untuk mengawasi pekerjaan. Jadi terdapat 3 kontrak terpisah yaitu: a. Kontrak Perencanaan b. Kontrak Pengawasan c. Kontrak Pelaksanaan.

18

B. Bentuk Kontrak Spesialis Penggunan jasa menandatangani kontrak dengan beberapa perusahaan spesialis untuk masing-masing keahlian. Keuntungan dari kontrak ini adalah: a. Mutu pekerjaan lebih handal, b. Penghematan waktu, dan c. Keleluasaan dan kemudahan mengganti penyedia jasa. C. Bentuk Kontrak Rancang Bangun (Design Construction/Built, Turnkey) Dalam bentuk kontrak ini, penyedia jasa bertugas membuat perencanaan yang lengkap dan melaksanakannya dalam suatu kontrak konstruksi.

Perbedaan

key adalah

dari

antara design

sistem

construction/built, dan turn-

pembayarannya,

construction/built pembayaran

secara

termijn

dimana sesuai

pada design pekerjaan.

Sedangkan key-turnpembayarannya sekaligus setelah pekerjaan selesai. D. Bentuk Kontrak Engineering, Procurement dan Construction (EPC) Pada bentuk kontrak ini proses mulai dari perencanaan, pengadaan dan peralatan dan pemasangan / pengerjaan menjadi tanggung jawab penyedia jasa. Pengguna jasa hanya memberikan TOR atau pokok-pokok acuan tugas. Kontrak ini biasa dipakai untuk pembayaran pekerjaanpekerjaan dalam industri. E. Bentuk Kontrak BOT/BLT Pada jenis kontrak ini Investor membangun pada lahan pemilik (Build). Setelah itu Investor mengelola selama kurun waktu tertentu (Operate) dan setelah masa pengoperasian selesai fasilitas tersebut dikembalikan kepada pemilik (Transfer). F. Bentuk Swakelola (Force Account) Yaitu suatu tindakan pemilik proyek yang melibatkan diri dan bertanggung jawab secara langsung dalam pelaksanaan proyek tsb. 4.

Kontrak berdasarkan aspek perhitungan biaya:

19

Kontrak berdasarkan aspek perhitungan biaya dibagi menjadi 2, yaitu: a.

Fixed Lump Sum Price Kontrak ini menyatakan bahwa kontraktor akan melaksanakan proyek

sesuai dengan rancangan biaya tertentu. Jika terjadi perubahan dalam kontrak, perlu dilakukan negosiasi antara pemilik dan kontraktor untuk menetapkan besarnya pembayaran (tambah atau kurang) yang akan diberikan kepada kontraktor terhadap perubahan tersebut. Kontrak ini dapat diterapkan jika perencanaan benar-benar telah selesai, sehingga kontraktor dapat melakukan estimasi kuantitas secara akurat. Pemilik dengan anggaran terbatas akan memilih jenis kontrak ini, karena merupakan satu-satunya jenis kontrak yang memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan b.

Unit Price Kontrak jenis ini adalah suatu kontrak yang menitik beratkan biaya

per unit volume, per unit panjang ataupun per unit berat. Kontrak ini dipakai jika kualitas dan bentuk dari pekerjaan tersebut secara mendetil dapat dispesifikasikan, tetapi jumlah volume atau panjangnya tidak dapat diketahui dengan tepat. Jumlah pasti dari volume pekerjaan dapat diketahui di akhir pekerjaan. Untuk menentukan kuantitas pekerjaan yang sesungguhnya, dilakukan pengukuran (opname) bersama pemilik dan kontraktor terhadap kuantitas terpasang. Kelemahan dari penggunaan kontrak jenis ini, yaitu pemilik tidak dapat mengetahui secara pasti biaya aktual proyek hingga proyek itu selesai. 5. Kontrak berdasarkan aspek perhitungan jasa: Kontrak berdasarkan aspek perhitungan jasa dibagi menjadi 3, yaitu: a.

Biaya Tanpa Jasa (Cost Without Fee) Pada jenis kontrak ini kontraktor dibayar berdasarkan atas semua

biaya pengeluarannya. Kontrak jenis ini biasanya untuk proyek-proyek pembangunan tempat ibadah, yayasan sosial dan lain-lain b.

Biaya Ditambah Jasa Pasti (Cost Plus Fixed Fee)

20

Pada jenis kontrak ini imbalan/ jasa bervariasi tergantung besarnya biaya, jumlah fee sudah ditetapkan. Berisiko bagi pengguna jasa karena tidak ada batasan biaya yang diperlukan 2.8

Metoda Pelaksanaan Konstruksi Metode Konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan konstruksi

yang mengikuti prosedur serta telah dirancang sesuai dengan pengetahuan atau standar yang telah diuji cobakan. Cara atau metode tersebut tidak lepas dari penggunaan teknologi sebagai pendukung terhadap proses percepatan pekerjaan (Fast Tracking), agar kegiatan pembangunan dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan yang diharapkan dan memiliki aspek ekonomis. Metode pelaksanaan konstruksi pada hakekatnya adalah penjabaran tata cara dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam sistem manajemen konstruksi. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Pada dasarnya metode pelaksanaan konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen pelelangan (dokumen pengadaan), keadaan teknis dan ekonomis yang ada dilapangan, dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor, (Dipohudoso, I. 2004 : 363). 2.8.1

Perencanaan Pelaksanaan Konstruksi (Kurve “S”) Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm

atas dasar pengamatan terhadap sejumlah proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat menunjukan kemampuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang dipresentasikan sebagai presentase komulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemjauan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek.

21

Untuk membuat kurva S, jumlah presentase komulatif bobot masing-masing kegiatan pada suatu periode di antara durasi proyek diplotkan terhadap sumbu vertical sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada awal biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali mengecil. Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dapat dilakukan berupa perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan/ kegiatan dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase sehingga lebih mudah untuk menghitungnya, (Ir. Abrar Husen, 2011 : 152) 2.8.2

Metoda Pelaksanaan Konstruksi Metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi yang baik apabila

memenuhi persyaratan (Syah, M.S. 2004 : 114), yaitu : 1.

Memenuhi persyaratan teknis, yang memuat antara lain : a.

Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi lengkap dan jelas memenuhi informasi yang dibutuhkan.

b. 2.

Bisa dilaksanakan dan efektif (efisien dan efektif).

Memenuhi persyaratan sesuai dengan anggaran biaya, yaitu sesuai dengan biaya yang dianggarkan dalam proyek.

3.

Memenuhi pertimbangan non teknis lainnya, yang memuat antara lain: a.

Dimungkinkan untuk diterapkan di lokasi proyek dan di setujui atau tidak ditentang oleh lingkungan ke empat.

b.

Rekomendasi dan policy dari pemilik proyek.

c.

Disetujui oleh sponsor proyek atau direksi perusahaan, apabila hal itu merupakan alternatif pelaksanaan yang istimewa dan riskan.

4.

Merupakan alternatif/pilihan yang terbaik dari beberapa alternatif yang lebih di perhitungkan dan di pertimbangkan.

5.

Manfaat positif construction method a.

Memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas urutan dan fasilitas penyelesaian.

22

b.

Merupakan acuan/dasar pola pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu kesatuan dokumen prosedur pelaksanaan pekerjaan di proyek.

1. Pengumuman Prakualifikasi, memuat paling kurang a. Nama dan alamat PJPK/Panitia Pengadaan b. Uraian singkat nilai proyek c. Perkiraan kasar nilai proyek d. Syarat – syarat calon peserta pengadaan e. Tempat dan waktu pengambilan Dokumen Prakualifikasi 2. Pendaftaran calon peserta Pengadaan 3. Calon peserta menyampaikan dokumen pernyataan minat ( expression of interest ) dan mengambil dokumen prakualifikasi 4. Calon peserta menyampaikan dokumen prakualifikasi 5. Evaluasi dan klarifikasi dokumen prakualifikasi 6. Penetapan daftar calon peserta lulus prakualifikasi 7. Pengesahan hasil prakualifikasi 8. Pengumuman hasil prakualifikasi

23

BAB III MANAJEMEN PERUSAHAAN 3.1

Manajemen Pelaksanaan Proyek

3.1.1

Klasifikasi Proyek Pemilik Proyek

: Dinas Tata Ruang Dan Perumahan Kota Denpasar

Jenis Proyek

: Perbaikan Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Nama Proyek

: Perbaikan Rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Di 4 Kecamatan Kota Denpasar Tahun Anggaran 2016

3.1.2

Lokasi Proyek

: Denpasar

Sumber Dana

: APBD Kota Denpasar Tahun Anggaran 2016

Metode Pengadaan Jasa Konstruksi A. Sistem Pengadaan Pasca Kualifikasi

: Dokumen yang disiapkan CV. Adhi Guna

Karya untuk memenuhi metode pasca kualifikasi adalah Izin Usaha yang meliputi IUJK yang berisi ijin usaha, instansi pemberi ijin, kualifikasi usaha kecil, alamat kepemilikan perusahaan, pengurus perusahaan, landasan hukum pendirian perusahaan, perpajakan, pengalaman kerja, peralatan, personil, serta dokumen penawaran yang meliputi RAB, Daftar analisa, harga satuan, dan time schedule. B. Kontrak Konstruksi Jenis Kontrak

: Harga Satuan (Unit Price)

Waktu Pelaksanaan

: 150 hari kalender

Nilai Kontrak

: Rp. 596.310.000,-

Sistem Pembayaran

:

1. Pembayaran Uang Muka a.

Setelah kontrak kerja ditanda tangani PARA PIHAK, PIHAK KEDUA dapat mengambil uang muka sebesar 30% (tiga puluh

24

persen) dari nilai pekerjaan sesuai Kontrak Kerja sebesar Rp. 178.893.000,00 (seratus tujuh puluh delapan juta delapan ratus sembilan puluh tiga ribu rupiah) dengan ketentuan PIHAK KEDUA telah menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA berupa Jaminan Uang Muka dari Bank Pemerintah dengan nilai sekurang-kurangnya sama dengan uang muka yang diberikan. b.

Masa berlakunya Jaminan Uang Muka terhitung sejak tanggal permohonan pembayaran uang muka sampai dengan 14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal berita acara penyerahan pertama pekerjaan.

c.

Uang muka sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat diberikan hanya apabila PIHAK KEDUA mengajukan permohonan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dengan mencantumkan rencana penggunaan uang muka.

d.

Besarnya angsuran pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur-angsur pada tahap-tahap pembayaran angsuran yaitu sebesar prestasi pekerjaan dikalikan uang muka, dengan ketentuan bahwa uang muka tersebut selambat-lambatnya harus sudah lunas pada saat pembayaran kegiatan mencapai prestasi fisik 100% (seratus persen) atau apabila terjadi pemutusan Kontrak Kerja secara pihak.

2. Pembayaran dari jumlah nilai Kontrak Kerja ini dilakukan secara angsuran (termin) berdasarkan kemajuan pekerjaan yang diterima oleh PIHAK PERTAMA dengan retensi 5% (lima persen) 3. Pembayaran

tersebut

dilakukan

berdasarkan

permintaan

pembayaran oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA berdasarkan berita acara pemeriksaaan pekerjaan. 4. Retensi sebesar 5% (lima persen) dari nilai pekerjaan sesuai kontrak kerja yaitu Rp. 29.815.500,00 (Dua Puluh Sembilan Juta Delapan Ratus Lima Belas Ribu Rupiah) dapat dicairkan setelah pekerjaan selesai 100% (seratus persen) dan diganti dengan

25

jaminan pemeliharaan yang dikeluarkan oleh Bank Pemerintah dan berlaku sampai dengan akhir masa pemeliharaan sesuai Berita Acara Serah Terima Kedua Pekerjaan. 3.1.3

Metode / Sistem Pelaksanaan Proyek I A. Dasar pelaksanaan dokumen kontrak 1. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Nomor: 027/2876/DRTP/2016 Sebagai bukti pelaksanaan proyek yang sudah bisa dikerjakan mulai tanggal 16 Juni 2016 dan dikerjakan selama 150 hari kalender atau harus sudah selesai pada tanggal 12 November 2016. 2. Daftar analisa harga satuan yang menjadi pedoman dalam merencanakan anggaran biaya (RAB). 3. Spesifikasi teknis yang digunakan sebagai acuan dalam penggunaan material dan mutu dari setiap material yang digunakan dan menjadi acuan untuk merencanakan anggaran biaya (RAB). 4. Rencana

Anggaran

Biaya

(RAB)

yang

digunakan

untuk

merencanakan besarnya biaya pengeluaran dari setiap pekerjaan dan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan Metode Pelaksanaan. 5. Metode Pelaksanaan untuk mengetahui penjabaran tata cara dan teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan. 6. Jadwal Prestasi ( Kurva S ) Untuk Mengetahui Jadwal Pelaksanaan Masing-Masing Pekerjaan Proyek.

B. Perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi (Perencanaan 5M + 1T) 1. Perencanaan Biaya (Money) A. Kecamatan Denpasar Timur

26

Tabel 3. 1 RAB Pelaksanaan Proyek Di Kecamatan Denpasar Timur Waktu NO

Jenis Pekerjaan

Biaya (Rp)

(hari)

A

Kelurahan Penatih

I

Pekerjaan Tanah Dan Persiapan

752.246.25

7

II

Pekerjaan Pasangan

7.003.208.10

14

III

Pekerjaan Beton

7.037.732.47

7

IV

Pek. Kap, Atap, Dan Plafond

10.636.398.41

7

V

Pek. Kusen, Dan Daun Pintu

431.196.39

7

B

Kelurahan Penatih

I

Pekerjaan Persiapan

200.000.00

7

II

Pek. Kap, Atap, Dan Plafond

24.783.242.47

14

C

Kelurahan Penatih

I

Pekerjaan Tanah Dan Persiapan

415.503.00

7

II

Pekerjaan Pasangan

4.238.783.85

7

III

Pekerjaan Beton

6.041.661.49

7

IV

Pek. Kap, Atap, Dan Plafond

15.140679.60

7

V

Pek. Kusen, Dan Daun Pintu

431.196.39

7

D

Kelurahan Penatih

I

Pekerjaan Tanah Dan Persiapan

752.446.25

7

II

Pekerjaan Pasangan

7.003.208.10

14

III

Pekerjaan Beton

7.779.768.35

7

IV

Pek. Kap, Atap, Dan Plafond

9.670.805.95

7

V

Pek. Kusen, Dan Daun Pintu

431.19639

7

E

Desa Kesiman Kertalangu

I

Pekerjaan Tanah Dan Persiapan

752.246.25

7

II

Pekerjaan Pasangan

7.003.208.10

14

III

Pekerjaan Beton

7.037.732.47

14

IV

Pek. Kap, Atap, Dan Plafond

10.636.398.41

7

V

Pek. Kusen, Dan Daun Pintu

431.196.39

7

27

B. Kecamatan Denpasar Selatan

Tabel 3. 2 RAB Pelaksanaan Proyek Di Kecamatan Denpasar Selatan Waktu NO

Jenis Pekerjaan

Biaya (Rp)

(Hari)

A

Kelurahan Sesetan

I

Pekerjaan Tanah Dan Persiapan

200.000.00

7

II

Pekerjaan Pasangan

12.871.032.24

7

III

Pek. Kap, Atap, Dan Plafond

6.977503.62

7

IV

Pek. Kusen, Dan Daun Pintu

3.078.318.99

7

V

Pek. Pengunci Dan Penggantung

1.109.603.04

7

VI

Pekerjaan Penutup Lantai

2.074.345.00

7

B

Kelurahan Sesetan

I

Pekerjaan Tanah Dan Persiapan

752.446.25

7

II

Pekerjaan Pasangan

7.003.208.10

14

III

Pekerjaan Beton

7.239.768.35

14

IV

Pek. Kap, Atap, Dan Plafond

9.670.805.95

7

V

Pek. Kusen, Dan Daun Pintu

431.196.39

7

C

Kelurahan Sesetan

I

Pekerjaan Tanah Dan Persiapan

200.000

7

II

Pek. Kap, Atap, dan Plafond

25.143.414.38

14

D

Kelurahan Sesetan

I

Pekerjaan Tanah Dan Persiapan

200.000

7

II

Pekerjaan Pasangan

2.744.272.74

7

III

Pekerjaan Beton

4.967.917.56

7

IV

Pek. Kap, Atap, Dan Plafond

18.820.539.10

7

E

Kelurahan Pedungan

I

Pekerjaan Tanah Dan Persiapan

752.446.25

7

II

Pekerjaan Pasangan

7.003.208.10

7

III

Pekerjaan Beton

7.239.768.35

7

IV

Pek. Kap, Atap, dan Plafond

9.670.805.95

7

28

V

Pek. Kusen, Dan Daun Pintu

431.196.39

7

C. Kecamatan Denpasar Utara Tabel 3. 3 RAB Pelaksanaan Proyek Di Kecamatan Denpasar Utara Waktu NO

Jenis Pekerjaan

Biaya (Rp)

(hari)

A

Kelurahan Ubung

I

Pek. Kap, Atap, Dan Plafond

19.625.371.96

14

II

Pekerjaan Pengecatan

4.766.407.66

14

III

Pekerjaan Sanitasi

1.410.104.00

14

B

Kelurahan Ubung

I

Pek. Tanah,Dan Persiapan

932.985.39

7

II

Pekerjaan Pasangan

7.961.589.28

14

III

Pekerjaan Beton

7.537.101.60

14

IV

Pek. Kap, Atap, dan Plafond

8.733.111.13

7

V

Pek. Kusen, Dan Daun Pintu

646.794.59

7

C

Kelurahan Peguyangan

I

Pek. Tanah,Dan Persiapan

752.446.25

7

II

Pekerjaan Pasangan

7.003.208.10

14

III

Pekerjaan Beton

7.239168.35

14

IV

Pek. Kap, Atap, dan Plafond

9.670.805.95

7

V

Pek. Kusen, Dan Daun Pintu

431.196.39

7

D

Kelurahan Peguyangan

I

Pek. Tanah,Dan Persiapan

752.446.25

7

II

Pekerjaan Pasangan

7.003.208.10

14

III

Pekerjaan Beton

7.239.768.35

14

IV

Pek. Kap, Atap, dan Plafond

9.670.805.95

7

V

Pek. Kusen, Dan Daun Pintu

431.196.39

7

E

Desa Dangin Puri Kauh

I

Pekerjaan Pasangan

6.520.439.74

14

II

Pekerjaan Beton

7.318.800.68

14

29

III

Pek. Kap, Atap, dan Plafond

12.602.786.52

14

F

Desa Dangin Puri Kauh

I

Pekerjaan Pasangan

6.975.321.77

21

II

Pek. Kap, Atap, dan Plafond

9.071.158.60

21

III

Pekerjaan Pengecatan

10.794.158.49

21

D. Kecamatan Denpasar Barat Tabel 3. 4 RAB Pelaksanaan Proyek Di Kecamatan Denpasar Barat Waktu NO A

Jenis Pekerjaan

Biaya (Rp)

(hari)

Desa Padang Sambian Kaja

I

Pekerjaan Beton

5.730.641.46

21

II

Pek. Kap, Atap, dan Plafond

20.114.571.72

21

25.770.950.42

21

25.567.632.96

21

B I C I D

Desa Padang Sambian Kaja Pek. Kap, Atap, dan Plafond Kelurahan Dauh Puri Pek. Kap, Atap, dan Plafond Kelurahan Pemecutan

I

Pek. Tanah,Dan Persiapan

200.000

21

II

Pek. Kap, Atap, dan Plafond

19.549.312.17

21

III

Pekerjaan Pengecatan

6.771.970.73

21

E

Kelurahan Padang Sambian 25.757.663.31

14

I

Pek. Kap, Atap, dan Plafond

2. Tenaga kerja (Man) yang meliputi: Mandor, Kepala Tukang, Tukang, Pembantu Tukang dll untuk dapat menyelesaikan masing masing pekerjaan. 3. Bahan (Material) meliputi penggunaan bahan – bahan yang dibutuhkan masing – masing proyek selama proyek berlangsung, seperti batako, koral, pasir, semen, dll.

30

4. Alat (Machine) meliputi penyediaan alat selama pekerjaan berlangsung seperti molen, arco dll. 5. Metoda (Method) meliputi metode dari pelaksanaan proyek tersebut yang akan digunakan pada pelaksanaan dari masing – masing proyek. 6. Waktu (Time) Perencanaan penjadwalan agar proyek tersebut dapat terselesaikan dengan tepat waktu

C. Pelaksanaan hasil perencanaan (pelaksanaan kurve prestasi) Tabel 3. 5 Proses Pembayaran Proyek Jumlah Termin

Waktu Diterima

Bobot (%)

Diterima (Rp)

Uang Muka

16 Juni 2016

0

178.893.000,00

Termin 1

9 September 2016

50

178.893.000,00

Termin 2

12 Nopember 2016

100

208.708.500,00

Retensi

12 Nopember 2016

100

29.815.500,00

Total

596.310.000,00

31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1

Hasil

4.1.1

Tabelaris Pengadaan Jasa Konstruksi Tabel 4. 1 Rekapitulasi Proyek Yang Diperoleh

Klasifikasi

Jenis

Nilai Kontrak

Waktu

Sistem

Proyek

Kontrak

(Rp)

Penyelesaian

Pembayaran

Gedung

Unit Price

596.310.000,00

150 hari kalender

Termin

4.1.2

Tabelaris Proses Pembayaran (Termin)

Tabel 4. 2 Proses Pembayaran Proyek (Termin) Jumlah Termin

Waktu Diterima

Bobot (%)

Diterima (Rp)

Uang Muka

16 Juni 2016

0

178.893.000,00

Termin 1

9 September 2016

50

178.893.000,00

Termin 2

12 Nopember 2016

100

208.708.500,00

Retensi

12 Nopember 2016

100

29.815.500,00

Total

596.310.000,00

32

DAFTAR PUSTAKA

Ervianto, W. I. (2002). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit Andi. Wae, K. (2013, Agustus 7). Jenis-jenis Kontrak Konstruksi. Retrieved Mei 02, 2018,

from

Media

Project:

https://projectmedias.blogspot.co.id/2013/07/jenis-jenis-kontrakkonstruksi.html

33

LAMPIRAN

Sampul Kontrak

34

Kurva S

35

Kurva S

36

Kurva S

37

Kurva S

38

Kurva S

39

Kurva S

40

Kurva S

41

Data Peralatan

42

Data Personalia

43

More Documents from "Subagianantara Komang"

Manpro.docx
April 2020 0
Fix Acc Astungkara.pdf
October 2019 4
Kejang Kejang.docx
November 2019 56
Refrensi.docx
November 2019 38
Laso Kecil.docx
December 2019 24
Rmk 6.doc
December 2019 21