MAKNA MEMBELA ISLAM M. Lutfi Mustofa Membela agama sama artinya dengan menegakkan pesan, ajaran, amanat, nasehat, cita-cita, dan nilai-nilai Ilahiyah. Secara normatif, semua titah Allah yang sudah terkemas di dalam Islam tersebut sesungguhnya sudah syumul dan tammah. Hanya, secara historis kemampuan umat Islam dalam memahami dan merealisasikannya tentu sangat bervariasi, pasang-surut, dan akan senantiasa berubah diakibatkan oleh berbagai faktor kesejarahan itu sendiri, seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, psikologi, dan lain-lain. Jadi, menurut saya, manakala seseorang hendak membela Islam, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah memahami Islam terlebih dahulu secara mendalam, segi normatif maupun historisnya. Pemahaman terhadap kedua sisi agama tersebut sangat penting agar umat tidak terjebak pada kekeliruan tentang apa,mengapa,kapan, dan bagaimana Islam harus dibela? Dalam membela Islam, sejak masa klasik hingga sekarang,tidak sedikit umat yang terjebak hanya membela orang, kelompok, organisasi,hingga tanpa disadarinya juga membela kepentingan yang tidak jelas antara agama ataukah tokoh dan organisasi keagamaan, tetapi kemasannya selalu saja atas nama agama. Gambaran semacam ini jelas tidak menambah keutamaan Islam, sebaliknya justru akan menodainya. Pada akhirnya gagasan sebaik apapun, dalam membela Islam, memang tidak begitu berarti jika tidak terwujud dalam aksi nyata dan konkrit dalam kehidupan sendiri maupun bersama. Namun, bukan berarti bahwa perihal pemahaman secara mendalam terhadap Islam dengan segala konsep, nasehat, hukum, isyarat-isyarat pengetahuan, kisah-kisah,nilai-nilai, dan segenap gagasan dan pesan-pesan Allah yang terdapat di dalam al-Qur'an boleh diabaikan begitu saja, sebab aksi nyata dan konkrit tersebut juga menjadi kurang begitu menggema dan dhasyat manakala tidak ditunjang dengan pemahaman mendalam. Kecuali itu, Islam dengan segala kandungan yang terdapat dalam kitab sucinya memang meniscayakan pikiran dan tindakan yang besar, karena ia bukan sekadar difirmankan untuk kalangan tertentu, tetapi bagi kesejahteraan dan kedamaian di alam semesta secara keseluruhannya (rahmatan lil 'alamin). Islam diwahyukan benar-benar untuk memperjelas dan menampakkan kebesaran, kasihsayang, dan kesucian Allah di muka bumi ini. Tuhan akan sangat bangga dan menghargai terhadap manusia ciptan-Nya yang mampu menjadi besar dan terus berfikir yang besar untuk memperbesar tanda-tanda kebesaran-Nya. Bukankah semua manusia, apapun dan siapapun mereka, adalah khalifah Tuhan yang bertugas mengabdi kepada-Nya untuk memakmurkan alam semesta ini? Maka, pengabdian ini tidak bisa tidak menghendaki manusia agar sanggup berfikir dan berjiwa besar. Wallahu A’lam bi alShawab