KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sistem Pertanian Berkelanjutan”, untuk memenuhi tugas mata kuliah Pertanian Berkelanjutan saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini. Akhir kata sayya mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca
Bogor, Juni 2018
Penyusun
DAFTAR ISI BAB I ...................................................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3 1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 3 1.2. Rumusan masalah ........................................................................................................................ 4 1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 4 BAB II .................................................................................................................................................... 5 PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5 2.1 Pengertian dan Perkembangan Sistem Pertanian Berkelanjutan ................................................ 5 2.2 Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan............................................................................. 7 2.3 Ciri-ciri sistem pertanian berkelanjutan....................................................................................... 8 2.4 Sifat-sifat sistem pertanian berkelanjutan ................................................................................. 10 2.5 Indikator Sistem pertanian berkelanjutan ................................................................................. 10 2.6 Aplikasi pertanian berkelanjutan ............................................................................................... 11 BAB III................................................................................................................................................. 15 PENUTUP............................................................................................................................................ 15 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan. Tiga indikator besar yang dapat dilihat dari lingkungannya lestari, ekonominya meningkat (sejahtera) dan secara sosial diterima oleh masyarakat petani. Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan sosial ekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian. Dalam pengelolaannya, sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang. Pemilihan komoditas dan areal usaha yang cocok merupakan kunci dalam pelaksanaan pembangunan pertanian berkelanjutan, komoditas harus yang menguntungkan secara ekonomis, masyarakat sudah terbiasa membudidayakannya, dan dibudidayakan pada lahan yang tidak bermasalah dari segi teknis, ekologis dan menguntungkan secara ekonomis. Pertanian berkelanjutan merupakan suatu upaya dalam memberikan produktivitas terbaik di bidang pertanian namun tetap menjaga dan mempertahankan kualitas sumber daya dan lingkungan. Tentunya konsep ini menjadi berkesinambungan dengan paandangan holistik ekosentisme yang amat menghargai alam untuk keberlangsungan hidup manusia kedepannya. Salah satu contohnya dari konsep pertanian berkelanjutan adalah pertanian organik, dengan menggunakan seluruh bahan alami dari alam, seperti pupuk berasal dari kotoran hewan yang telah diproses. Keseluruhan informasi ini tidak terlepas dari peran penyuluh dalam menyalurkan pengetahuan pada masyarakat khususnya petani, sehingga penyuluh memilikki
posisi penting untuk menjembatani proses pertanian hijau ini. Penyuluh diharapkan masyarakat untuk membantu dan tdak hanya berdiam diri dalam menanggapi persoalan pertanian Indonesia saat ini
1.2. Rumusan masalah Apa yang dimaksud sistem pertanian berkelanjutan? Apa prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan? Apa saja ciri dan sifat sistem pertanian berkelanjutan? Apa Saja indikator pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan.? Bagaimana aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan?
1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: Mengetahui sistem pertanian berkelanjutan Mengetahui prinsip dasar sistem pertanian berkelanjutan Mengetahui ciri dan sifat sistem pertanian berkelanjutan Mengetahui indikator pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan. Mengetahui aplikasi pada penerapan yang terdapat pada sistem pertanian berkelanjutan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Perkembangan Sistem Pertanian Berkelanjutan Sistem pertanian Berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai keberhasilan dalam mengelola sumberdaya untuk kepentingan pertanian dalam memenuhi kebutuhan manusia, sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan serta konservasi sumberdaya alam. Pertanian berwawasan lingkungan selalu memperhatikan nasabah tanah, air, manusia, hewan/ternak, makanan, pendapatan dan kesehatan. Sedangkan tujuan pertanian yang berwawasan lingkungan adalah mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah; meningkatkan dan mempertahankan basil pada aras yang optimal; mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem; dan yang lebih penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan makhluk hidup lainnya. Berarti dapat disimpulkan bahwa pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang meliputi komponen-komponen fisik, biologi, sosial ekonomi, lingkungan dan manusia yang berjalan secara ideal untuk saat ini dan yang akan datang. Kebijakkan pemerintah saat itu memang secara jelas merekomondasaikan penggunaan energi luar yang dikenal dengan paket Panca Usaha Tani, yang salah satunya menganjurkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Terminologi pertanian berkelanjutan (susitainable agriculture) sebagai padanan istilah agroekosistem pertama kali dipakai sekitar awal tahun 1980-an oleh pakar pertanian FAO (Food Agriculture Organization) Argoekosistem sendiri mengacu pada modifikasi ekosistem alamiah dengan sentuhan campurtangan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, serat, dan kayu, untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan manusia.Conway (1984) juga menggunakan istilah pertanian berkelanjutan dengan agro ekosistem
yang
berupaya
memadukan
antara
produktivit
(productivity), stabilitas (Stability), Pemerataan (equlity), jadi semakin jelas bahwa konsep agroekosistem atau pertanian berkelanjutan adalah jawaban kegamangan dampak green revolution anatara lain di tenggarai oleh semakin merosotnya produktivitas pertanian (leaffing off).
Saat ini, negara-negara barat dilanda gelombang budaya teknologi tinggi (information technology) yang disertai pesatnya penggunaan teknologi super canggih dalam bidang telekomunikasi, misalnya penemuan internet, telepon seluler, dan lain sebagainya. Ada dua peristiwa penting yang melahirkan paradigma baru sistem pertanian berkelanjutan, peristiwa pertama adalah laporan Brundland dari komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan pada tahun 1987, yang mendefinisikan dan beru paya mempromosikan paradigma pembangunan berkelanjutan. Peristiwa kedua adalah konfrensi dunia di Rio de Jeneri Brazil pada tahun 1992, yang memuat pembahasan agenda 21 dengan mempromosikan Sustainable Agriculture and Rural Development (SARD) yang membawa pesan moral pada dunia bahwa ”without better enviromental stewardship, development will be undermined” berbagai agenda penting termasuk pembahasan bidang yang termasuk dalam pembahasan bidang pertanian dalam konferensi tersebut antara lain sebagai berikut : Menjaga kontinuitas produksi dan keuntungan usaha dibidang pertanian dalam arti yangluas (pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peikanan, dan peternakan) untuk jangka panjang, bagi kelangsungan kehidupan manusia. Melakukan perawatan dan penigkatan SDA yang berbasis pertanian. Memenimalkan damapak negatif aktivitas usaha pertanian yang dapat merugikan bagi kesuburan lahan dan kesehatan manusia. Mewujudkan keadilan sosoal antardesa dan antar sektor dengan pendekatan pembangunan pertanian berkelanjutan.
Pertanian berkelanjutan dengan pendekatan sistem dan besifat holistik mempertautkan berbagai aspek atau gatrs dan disiplin ilmu yang sudah mapan antara lain agronomi, ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya. Sistem pertanian berkelanjutan juga beisi suatu ajakan moral untuk berbuat kebajikkan pada lingkungan sumber daya alam dengan memepertimbangkan tiga matra atau aspek sebagai berikut: 1. Kesadaran Lingkungan (Ecologically Sound), sistem budidaya pertanian tidak boleh mnyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbanganadalah indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismena dikendalikanoleh hukum alam.
2. Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk jangka pandek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar sistem ekologi. 3. Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus selaras dengan norma-noma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung tinggi oleh masyarakat disekitarnya sebagai contoh seorang petani akan mengusahakan peternakan ayam diperkaangan milik sendiri. Mungkin secra ekonomis dan ekologis menjanjikkan keuntungan yang layak, namun ditinjau dari aspek sosial dapat memberikan aspek yang kurang baik misalnya, pencemaran udara karena bau kotoran ayam. Norma-norma sosial dan budaya harus diperhatikan, apalagi dalam sistem pertanian berkelanjutan di Indonesia biasanya jarak antara perumahan penduduk dengan areal pertanian sangat berdekatan. Didukung dengan tingginya nilai sosial pertimbangan utama sebelum merencanakan suatu usaha pertanian dalam arti luas. Lima kriteria untuk mengelola suatu sistem pertanian berkelanjutan Kelayakan ekonomis (economic viability) Bernuansa dan bersahabat dengan ekologi (accologically sound and friendly) Diterima secara sosial (Social just) Kepantasan secara budaya (Culturally approiate) Pendekatan sistem holistik (sistem and hollisticc approach) 2.2 Prinsip Dasar Sistem Pertanian Berkelanjutan Menurut Jaker PO (Jaringan Kerja Pertanian Organik) dan IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement), ada 4 prinsip dasar dalam membangun gerakan pertanian berkelanjutan.: 1.Prinsip ekologi Prinsip ini mengembangkan upaya bahwa pola hubungan antara organisme dengan alam adalah satu kesatuan. Upaya-upaya pemanfaatan air, tanah, udara, iklim serta sumbersumber keane-karagaman-hayati di alam harus seoptimal mungkin (tidak mengeksploitasi). Upaya-upaya pelesta-rian harus sejalan dengan upaya pemanfaatan
2. Prinsip teknis Produksi dan pengolahan Prinsip teknis ini merupakan dasar untuk mengupayakan suatu produk organik.Yang termasuk dalam prinsip ini mulai dari transisi lahan model pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan, cara pengelolaannya, pemupukan, pengelolaan hama dan penyakit hingga penggunaan teknologi yang digunakan sejauh mungkin mempertimbangkan kondisi fisik setempat. 3. Prinsip Sosial ekonomis Prinsip ini menekankan pada penerimaan model pertanian secara sosial dan secara ekonomis menguntungkan petani. Selain itu juga mendorong berkembangnya kearifan lokal, kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, dan mendorong kemandirian petani. 4. Prinsip Politik Prinsip ini mengutamakan adanya kebijakan yang tidak bertentangan dengan upaya pengembangan pertanian berkelanjutan. Kebijakan ini baik dalam upaya produksi, kebijakan harga, maupun adanya pemasaran yang adil. 2.3 Ciri-ciri sistem pertanian berkelanjutan Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan (economically viable).Petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang bisa ditolerir/diterima. Berwawasan ekologis (ecologically sound).Kualitas agroekosistem dipelihara atau ditingkatkan, dengan menjaga keseimbangan ekologi serta konservasi keanekaragaman hayati. Sistem pertanian yang berwawasan ekologi adalah sistem yang sehat dan mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap tekanan dan gangguan (stress dan shock). Berkeadilan sosial.Sistem pertanian yang menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi, dan pasar, bagi yang terlibat tanpa membedakan status sosial-ekonomi, gender, agama atau kelompok etnis. Manusiawi dan menghargai budaya lokal.Menghormati eksistensi dan memperlakukan dengan bijak semua jenis mahluk yang ada. Dalam pengembangan pertanian tidak melepaskan diri dari konteks budaya lokal dan menghargai tatanan nilai, spirit dan pengetahuan lokal.
Mampu berdaptasi (adaptable). Mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi yang selalu berubah, seperti pertumbuhan populasi, tantangan kebijaksanaan yang baru dan perubahan konstalasi pasar. Berdasarkan Lembaga Konsultasi Penelitian Pertanian Internasional, pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah, sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumber daya alam. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Mantap secara ekologis, berarti kualitas sumber daya alam dipertahankan dan kemampuan agroekosistem secara keseluruhan mulai dari manusia, tanaman dan hewan sampai organisme tanah ditingkatkan. Berarti tanah harus dikelola dan kesehatan tanaman dan hewan serta masyarakat dipertahankan melalui proses biologis. Sumber daya lokal digunakan secara ramah dan dapat diperbaharui. Dapat berlanjut secara ekonomis. Adil, yang berarti sumber daya dan kekuasaan didistribusikan sedemikian rupa sehingga keperluan dasar semua anggota masyarakat dapat terpenuhi dan begitu pula hak mereka dalam penggunaan lahan dan modal yang memadai serta bantuan teknis yang terjamin. Manusiawi, menghargai martabat dasar semua makhluk hidup dan menghargai budaya lokal. Luwes, masyarakat memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri (mampu beradaptasi) dengan perubahan kondisi usaha pertanian. Secara ekonomi menguntungkan dan dapat dipertanggung jawabkan. Para petani mampu menghasilkan keuntungan dalam tingkat produksi yang cukup dan stabil, pada tingkat resiko yang masih bisa ditolelir/diterima. Berkeadilan sosial, ini yang sering mendapat hambatan, sistem ini harus menjamin terjadinya keadilan dalam akses dan kontrol terhadap lahan, modal, informasi dan pasar bagi yang terlibat, tanpa membedakan status sosial, ekonomi, jenis kelamin, agama, maupun etnis.
2.4 Sifat-sifat sistem pertanian berkelanjutan Pertanian berkelanjutan memiliki lima sifat, diantaranya: Mampertahankan fungsi ekologis, artinya tidak merusak ekologi pertanian itu sendiri. Berlanjut secara ekonomis artinya mampu memberikan nilai yang layak bagi pelaksana pertanian itu dan tidak ada pihak yang diekploitasi. Masing-masing pihak mendapatkan hak sesuai dengan partisipasinya. Adil berarti setiap pelaku pelaksanan pertanian mendapatkan hak-haknya tanpa dibatasi dan dibelunggu dan tidak melanggar hal yang lain Manusiawi artinya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, dimana harkat dan martabat manusia dijunjung tinggi termasuk budaya yang telah ada. Luwes yang berarti mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi saat ini, dengan demikian pertanian berkelanjutan tidak statis tetapi dinamis bisa mengakomodir keinginan konsumen maupun produsen. 2.5 Indikator Sistem pertanian berkelanjutan Menghasilkan produk pertanian yang berkualitas dengan kuantitas memadai. Membudidayakan tanaman secara alami. Mendorong dan meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekosistem pertanian. Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah jangka panjang. Menghindarkan seluruh bentuk cemaran yang diakibatkan penerapan teknik pertanian. Memelihara keragaman genetik sistem pertanian. Konsep sistem pertanian berkelanjutan berorientasi pada tiga dimensi keberlanjutan, yaitu: keberlanjutan usaha ekonomi (profit), keberlanjutan kehidupan sosial manusia (people), dan keberlanjutan ekologi alam (planet). Indicator utama dimensi ekonomi ini ialah tingat efisiensi dan daya saing, besaran dan pertumbuhan nilai tambah dan stabilitas ekonomi.Dimensi ekonomi menekankan aspek pemenuhan nebutuhan ekonomi manusia baik untuk generasi sekarang ataupun mendatang. Dimensi sosial adalah orientasi kerakyatan, berkaitan dengan kebutuhan akan kesejahteraan sosial yang dicerminkan oleh kehidupan sosial yang harmonis (termasuk tercegahnya konflik sosial), preservasi keragaman budaya dan modal sosio-kebudayaan, termasuk perlindungan terhadap suku minoritas.Untuk itu, pengentasan kemiskinan, pemerataan kesempatan berusaha dan pendapatan, partisipasi sosial politik dan stabilitas sosial budaya merupakan indikator-indikator penting yang perlu dipertimbangkan
dalam pelaksanaan pembangunan. Dimensi lingkungan alam menekankan kebutuhan akan stabilitas ekosistem alam yang mencakup sistem kehidupan biologis dan materi alam. Termasuk dalam hal ini ialah terpeliharanya keragaman hayati dan daya tekstur bilogis, Ketiga dimensi tersebut saling mempengaruhi sehingga ketiganya harus dipertimbangkan secara berimbang. 2.6 Aplikasi pertanian berkelanjutan Beberapa kegiatan yang diharapkan dapat menunjang dan memberikan kontribusi dalam meningkatkan keuntungan produktivitas pertanian dalam jangka panjang, meningkatkan kualitas lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut: 1. Pengendalian Hama Terpadu Pengendalian Hama Terpadu merupakan suatu pendekatan untuk mengendalikan hama yang dikombinasikan dengan metode-metode biologi, budaya, fisik dan kimia, dalam upaya untuk meminimalkan; biaya, kesehatan dan resiko-resiko lingkungan. Adapun caranya dapat melalui; Penggunaan insek, reptil atau binatang-binatang yang diseleksi untuk mengendalikan hama atau dikenal musuh alami hama, seperti Tricogama sp., sebagai musuh alami dari parasit telur dan parasit larva hama tanaman. Menggunakan tanaman-tanaman “penangkap” hama, yang berfungsi sebagai pemikat (atraktan), yang menjauhkan hama dari tanaman utama Menggunakan drainase dan mulsa sebagai metode alami untuk menurunkan infeksi jamur, dalam upaya menurunkan kebutuhan terhadap fungisida sintetis. Melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun . 2. Sistem Rotasi dan Budidaya Rumput Sistem pengelolaan budidaya rumput intensif yang baru adalah dengan memberikan tempat bagi binatang ternak di luar areal pertanian pokok yang ditanami rumput berkualitas tinggi, dan secara tidak langsung dapat menurunkan biaya pemberian pakan. Selain itu, rotasi dimaksudkan pula untuk memberikan waktu bagi pematangan pupuk organik. Areal peternakan yang dipadukan dengan rumput atau kebun buah-buahan dapat memiliki keuntungan ganda, antara lain ternak dapat menghasilkan pupuk kandang yang merupakan pupuk untuk areal pertanian.
3. Konservasi Lahan Beberapa metode konservasi lahan termasuk penanaman alur, mengurangi atau tidak melakukan pembajakan lahan, dan pencegahan tanah hilang baik oleh erosi angin maupun erosi air. Kegiatan konservasi lahan dapat meliputi: Menciptakan jalur-jalur konservasi. Menggunakan dam penahan erosi. Melakukan penterasan. Menggunakan pohon-pohon dan semak untuk menstabilkan tanah. 4. Menjaga Kualitas Air/Lahan Basah Konservasi dan perlindungan sumberdaya air telah menjadi bagian penting dalam pertanian. Banyak diantara kegiatan-kegiatan pertanian yang telah dilaksanakan tanpa memperhatikan kualitas air. Biasanya lahan basah berperan penting dalam melakukan penyaringan nutrisi (pupuk anoraganik) dan pestisida. Adapun langkah-langkah yang ditujukan untuk menjaga kualitas air, antara lain; Mengurangi tambahan senyawa kimia sintetis ke dalam lapisan tanah bagian atas (top soil) yang dapat mencuci hingga muka air tanah (water table). Menggunakan irigasi tetes (drip irrigation). Menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air. Melakukan penanaman rumput bagi binatang ternak untuk mencegah peningkatan racun akibat aliran air limbah pertanian yang terdapat pada peternakan intensif.
5. Tanaman Pelindung Penanaman tanaman-tanaman seperti gandum dan semanggi pada akhir musim panen tanaman sayuran atau sereal, dapat menyediakan beberapa manfaat termasuk menekan pertumbuhan gulma (weed), pengendalian erosi, dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.
6. Diversifikasi Lahan dan Tanaman Bertanam dengan memiliki varietas yang cukup banyak di lahan pertanian dapat mengurangi kondisi ekstrim dari cuaca, hama penggangu tanaman, dan harga pasar.
Peningkatan diversifikasi tanaman dan jenis tanaman lain seperti pohon-pohon dan rumputrumputan, juga dapat memberikan kontribusi terhadap konservasi lahan, habitat binatang, dan meningkatkan populasi serangga yang bermanfaat. Beberapa langkah kegiatan yang dilakukan; Menciptakan sarana penyediaan air, yang menciptakan lingkungan bagi katak, burung dan binatang-binatang lainnya yang memakan serangga dan insek. Menanam tanaman-tanaman yang berbeda untuk meningkatkan pendapatan sepanjang tahun dan meminimalkan pengaruh dari kegagalan menanam sejenis tanaman saja. 7. Pengelolaan Nutrisi Tanaman Pengelolaan nutrisi tanaman dengan baik dapat meningkatkan kondisi tanah dan melindungi lingkungan tanah. Peningkatan penggunaan sumberdaya nutrisi di lahan pertanian, seperti pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan (leguminosa) sebagai penutup tanah dapat mengurangi biaya pupuk anorganik yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk organik yang bisa digunakan antara lain: Pengomposan Penggunaan kascing Penggunaan Pupuk Hijauan (dedaunan) Penambahan nutrisi pada tanah dengan emulsi ikan dan rumput laut.
8. Agroforestri (wana tani) Agroforestri merupakan suatu sistem tata guna lahan yang permanen, dimana tanaman
semusim
maupun
tanaman
tahunan
ditanam
bersama
atau
dalam
rotasimembentuk suatu tajuk yang berlapis, sehingga sangat efektif untuk melindungi tanah dari hempasan air hujan. Sistem ini akan memberikan keuntungan baik secara ekologi maupun ekonomi. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan lahan dengan sistem agroforestri ini antara lain: Dapat diperoleh secara berkesinambungan hasil tanaman-tanaman musiman dan tanaman-tanaman tahunan. satu jenis (monokultur).
Keanekaan jenis tanaman yang terdapat pada sistem agroforestri memungkinkan terbentuknya stratifikasi tajuk yang mengisi ruang secara berlapis ke arah vertikal. Adanya struktur stratifikasi tajuk seperti ini dapat melindungi tanah dari hempasan air hujan, karena energi kinetik air hujan setelah melalui lapisan tajuk yang berlapis-lapis menjadi semakin kecil daripada energi kinetik air hujan yang jatuh bebas.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) adalah pertanian yang seimbang antara ekosistem, ekonomi, lingkungan dan manusia yang berkelanjutan untuk saat ini dan yang akan datang. Dan sistem pertanian berkelanjutan juga mempunyai kriteria, prinsipprinsip, sifat-sifat, dampak positif maupun negatif, indikator dan aplikasi dalam menjalankan pertanian yang sustainable agar dapat berjalan dengan seimbang. Pertanian berkelanjutan merupakan suatu upaya dalam memberikan produktivitas terbaik di bidang pertanian namun tetap menjaga dan mempertahankan kualitas sumber daya dan lingkungan. Dengan konsep pertanian berkelanjutan juga ekosistem di lingkungan pertanian dapat terjamin kondisinya keseahatan dan keamanannya karena dalam pertanain berkelanjutan penggunaan zat kimia tidak terlalu dominan bahkan ada yang tidak menggunakan zat kima sama sekali.
DAFTAR PUSTAKA
http://lutfinurhidayat.blogspot.com/2012/09/makalah-pertanian-organik-pertanian.html http://robisevilla.blogspot.com/2013/04/sistem-pertanian-berkelanjutan-di.html https://www.google.co.id/search?biw=1366&bih=673&ei=jswqW436NNGS9QO31LLIDw& q= +tujuan+pertanian+berkelanjutan&oq= tujuan+pertanian+berkelanjutan&gs_l=psy https://google.co.id/searchwww?q=pertanian+berkelanjutan+bertujuan+untuk+meningkatkan &sa=X&ved=0ahUKEwinp6DSqOPbAhWJb30KHZH_DwkQ1QIIpwEoBA&biw=1366&bi h=673
Tugas Pertanian Berkelanjutan
MAKALAH SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN ( Dosen Pengampu Octavianus LT.Ir.,Ms )
Handrianus Mario Ahar A.1610323
AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR 2018