Makalah Ulkus Peptikum Print 2.docx

  • Uploaded by: Kurniadi Aji Setiawan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Ulkus Peptikum Print 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,610
  • Pages: 14
Diet Pada Gangguan Gastrointestinal Ulkus Peptikum Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu gizi

Disusun oleh: Kelompok VI

Arum Kusuma Wardani

P27220016 107

Aulia Isnaeni

P27220016 109

Eva Suryani

P27220016 119

Muhammad Ghulam Al Faris

P27220016 130

JL. Letjend Sutoyo, Mojosongo, Surakarta 57127 Telp. (0271) 856929 & Fax (0271) 855388 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................................1 DAFTAR ISI...................................................................................................................2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH ...................................................................3 B. TUJUAN .............................................................................................................3 BAB II ISI A. ANATOMI FISIOLOGI LAMBUNG ................................................................4 B. PENGERTIAN ...................................................................................................7 C. ETIOLOGI ..........................................................................................................7 D. TANDA DAN GEJALA .....................................................................................8 E. TUJUAN DIET ...................................................................................................8 F. SYARAT DIET ..................................................................................................8 G. MACAM DIET ...................................................................................................9 H. KEBUTUHAN DIET..........................................................................................10 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN ...................................................................................................12 B. SARAN ...............................................................................................................12 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................13

2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen dibawah diafragma. Lambung merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik, tekanan organ lain, dan postur tubuh. Neopasma ialah kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus menerus secara tak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berguna bagi tubuh. Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorbsizat-zat gizi, dan mengeksresi sisa-sisa pencernaan. Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan mulut. Gangguan pencernaan dan absorbsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung absorbsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis-melena, kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik, hematenesis-melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemeroid, diare dan kostipasi. Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia, diare, konstipasi hematenesis, melena, dan hematokesia. Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna dibagi dalam 2 kelompok, yaitu penyakit saluran cerna atas dan penyakit saluran cerna bawah. B. TUJUAN Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ilmu gizi, membagi pengetahuan kepada pembaca tentang diet pada pasien dengan penyakit gastrointestinal ulkus peptikum.

3

BAB II ISI A. ANATOMI FISIOLOGI LAMBUNG

ANATOMI LAMBUNG (GASTER) Lambung berbentuk seperti huruf J dan merupakan pembesaran dari saluran pencernaan. Lambung terletak tepat dibawah diafragma pada daerah epigastrik, umbilikal, dan hipokardiak kiri di perut. Bagian superior lambung merupakan kelanjutan dari esofagus. Bagian inferior berdekatan dengan duodenum yang merupakan bagian awal dari usus halus. Pada setiap individu, posisi dan ukuran lambung bervariasi. Sebagai contoh, diafragma mendorong lambung ke bawah pada setiap inspirasi dan menariknya kembali pada setiap ekspirasi. Jika lambung berada dalam keadaan kosong bentuknya menyerupai sosis yang besar, tetapi lambung dapat meregang untuk menampung makanan dalam jumlah

yang

sangat

besar.

Lambung dibagi oleh ahli anatomi menjadi empat bagian, yaitu bagian fundus, kardiak, “body” atau badan, dan pilorus. Bagian kardiak mengelilingi lower esophageal sphincter. Bagian bulat yang terletak diatas dan disebelah kiri bagian kardiak adalah 4

fundus. Di bawah fundus adalah bagian pusat yang terbesar dari lambung, yang disebut dengan “body” atau badan lambung. Bagian yang menyempit, pada daerah inferior adalah pilorus. Tepi bagian tengah yang berbentuk cekung dari lambung disebut dengan lesser curvature atau lekukan kecil. Tepi bagian lateral ( samping ) yang berbentuk cembung disebut dengan greater curvature atau lekukan besar. Pilorus berkomunikasi dengan bagian duodenum dari usus halus melalui sphincter yang disebut dengan pyloric sphincter. Dinding lambung disusun oleh empat lapisan dasar yang sama dengan dinding saluran pencernaan, dengan beberapa modifikasi. Ketika lambung berada dalam keadaan kosong, mukosa berada dalam bentuk lipatan-lipatan besar yang dinamakan rugae, yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Pemeriksaan mikroskopis dari mukosa menampakkan lapisan epitel kolumna yang sederhana (sel permukaan mukosa) mengandung banyak lubang sempit yang memanjang sampai lamina propria yang disebut gastric pits. Pada bagian bawah lubang adalah mulut atau lubang dari kelenjar lambung (gastric glands). Setiap kelenjar terdiri dari empat tipe sel sekretori, yaitu : zymogenic, parietal, mucous, dan enterendocrine. Zymogenic (peptic) atau sel kepala (chief cells) mengeluarkan prekursor utama enzim lambung, pepsinogen. Asam klorida (HCL) terlibat dalam perubahan pepsinogen menjadi enzim aktif yaitu pepsin, dan faktor intrinsik, terlibat dalam penyerapan vitamin B12 untuk produksi sel darah merah, yang diproduksi oleh sel parietal. Sel mukosa, merupakan lapisan pertama (terdalam) yang mengeluarkan mukus. Sekresi dari sel zymogenic, parietal dan mucous secara bersama-sama disebut dengan gastric juice. Sementara itu, sel enteroendocrine mengeluarkan hormon gastrin yang merupakan hormon yang dapat merangsang sekresi dari asam klorida (HCl) dan pepsinogen, dapat merangsang kontraksi dari lower esophageal sphincter, meningkatkan motilitas

saluran

pencernaan

dan

membuat

pyloric

sphincter

berelaksasi.

Lapisan submukosa (lapisan kedua) pada lambung tersusun atas jaringan ikat lunak yang menghubungkan mukosa dengan otot (muskularis). Lapisan muskularis (lapisan ketiga), tidak seperti daerah lain pada saluran pencernaan, lambung mempunyai tiga lapisan otot (muskularis) halus ; lapisan longitudinal di sebelah luar, lapisan otot miring (oblique) di tengah, lapisan sirkular (melingkar) dibatasi oleh bagian badan dari lambung. Susunan serat ini memungkinkan lambung berkontraksi dalam berbagai cara untuk mengaduk makanan, memecahnya menjadi partikel-partikel kecil, mencampurnya dengan gastric juice dan membawanya ke duodenum. Lapisan yang terakhir yaitu lapisan serosa yang menutupi lambung adalah bagian dalam peritonium. Pada kurvatura minor, dua 5

lapisan visceral peritonium menyatu dan memanjang ke atas hingga ke liver (hati) menjadi omentum minus. Pada kurvatura mayor, visceral peritonium melanjutkan ke bawah menjadi omentum majus menggantung di atas usus. FISIOLOGI LAMBUNG (GASTER) Fungsi lambung terdiri dari: 1. menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung. 2. getah asam lambung yang dihasilkan: 

Pepsin, fungsinya memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton) HCl, fungsinya mengasamkan makanan, sebagai antiseptik dan desinfektan, dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin



Renin, fungsinya sebagai ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kaseinogen (kaseinogen dan protein susu)



Lipase lambung, jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung

Otot lambung yang tebal berfungsi untuk mengaduk dan menggerus bahan makanan didalamnya serta mencampur secara sempurna dengan getah sekret pencernaan yang dikeluarkan oleh lambung. Dinding lambung terdiri atas 4 lapisan, yaitu : 1. mukosa, berfungsi mensekresikan sesuatu yang diperlukan untuk mengabsorpsi vitamin B12. Didalam mukosa terdapat kalenjar yang berbeda yang dibagi menjadi tiga zona, yaitu a. kelenjar kardia, berfungsi menghasikan lisozom b. kelenjar lambung, berfungsi mensekresikan asam, enzim-enzim, mukus, dan hormon-hormon. c. kelenjar pilorus, berfungsi menghasilkan hormon dan mukus. 2. submukosa, mengandung pembuluh darah, pembuluh limfa dan syaraf perifer. 3. muskularis 4. serosa, mengandung banyak lemak apabila umur bertambah.

6

B. PENGERTIAN ULKUS PEPTIKUM Ulkus peptikum merupakan keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai dibawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai kebawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak (misalnya tukak karena stress). Tukak kronik berbeda dengan tukak akut, karena memiliki jaringan parut pada dasar tukak. Menurut definisi, tukak peptik dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroduodenal, juga jejenum. Walaupun aktifitas pencernaan peptik oleh getah lambung merupakan faktor etiologi yang penting, terdapat bukti bahwa ini hanya merupakan salah satu faktor dari banyak faktor yang berperan dalam patogenesis tukak peptic. C. ETIOLOGI Etiologi ulkus peptikum kurang dipahami, meskipun bakteri gram negatif H. Pylori telah sangat diyakini sebagai faktor penyebab. Diketahui bahwa ulkus peptikum terjadi hanya pada area saluran GI yang terpajan pada asam hidrochlorida dan pepsin. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia 40-60 tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah diobservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering daripada wanita, tapi terdapat beberapa bukti bahwa insiden pada wanita hampir sama dengan pria. Ulkus peptikum pada korpus lambung dapat terjadi tanpa sekresi asam berlebihan. Predisposisi : Upaya masih dilakukan untuk menghilangkan kepribadian ulkus. Beberapa pendapat mengatakan stres atau marah yang tidak diekspresikan adalah faktor predisposisi. Ulkus nampak terjadi pada orang yang cenderung emosional, tetapi apakah ini faktor pemberat kondisi, masih tidak pasti. Kecenderungan keluarga yang juga tapak sebagai faktor prdisposisi signifikan. Hubungan herediter selanjutnya ditemukan pada individu dengan golongan darah lebih rentan daripada individu dengan golongan darah A, B, atau AB. Faktor predisposisi lain yang juga dihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup penggunaan kronis obat anti inflamasi non steroid, minum alkohol dan merokok yang berlebihan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ulkus lambung dapat dihubungkan dengan infeksi bakteri dengan agens seperti H pylori. Adanya bakteri ini meningkat sesuai dengan usia karena jumlah hormon gastrin yang berlebihan, yang dipoduksi oleh tumor (gastronomas7

sindrom zolinger-ellison) jarang terjadi. Ulkus stres dapat terjadi pada pasien yang terpajan kondisi penuh stres. D. TANDA DAN GEJALA 1.

Nyeri Biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar diepigastrium tengah atau dipunggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks lokal yang memulai kontraksi otot halus disekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit disebelah kanan garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan lokal pada epigastrium.

2. Pirosis (nyeri uluhati) Beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan lambung, yang naik kemulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi jika lambung pasien kosong. 3. Muntah Meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkompilasi, muntah dapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalama inflamasi disekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasnya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam lambung. 4. Konstipasi dan Pendarahan Konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan pasien dapat juga datang dengan pendarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tapi mereka menunjukkan gejala setelahnya. E. TUJUAN DIET Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan F. SYARAT DIET Syarat diet pada penyakit lambung adalah : 1. Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan. 8

2. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya. 3. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang di tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan. 4. Rendah serat terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap. 5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah. 6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara termis, mekanis, maupun kimia (disesuaikan daya terima perorangan). 7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak diaanjurkan minum susu terlalu banyak. 8. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang. 9. Pada fase akut dapat diberikan makan parental saja selama 24-28 jam untuk memberi istirahat pada lambung. G. MACAM DIET Diet lambung diberikan pada pasien ulkus peptikum 1. Diet Lambung I Diet lambung I diberikan pada pasien ulkus peptikum. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan merupakan perpindahan dari pasca-hematemesis-melena, atau setelah fase akut teratasi. Makanan diberikan setiap tiga jam (lihat makan saring) selama 1-2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C. 2. Diet Lambung II Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada passien dengan ulkus peptikum ringan. Makanan terbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan berupa 3 kali makananlengkap dan 2-3 kali makanan selingan. Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.

Bahan Makanan Sehari Bahan Makanan Beras Roti Maizena Daging Telur ayam Tempe Sayuran Buah Margarine Gula pasir Susu

Berat (g) 90 40 20 100 100 100 250 200 35 65 300

9

Urt 3,5 gls bubur 2 iris 4 sdm 2 ptg sdg 2 btr 4 ptg sdg 2,5 gls 2 ptg sdg papaya 3,5 sdm 6,5 sdm 1,5 gls

Untuk nilai gizi dari bahan makanan sehari tersebut adalah sebagai berikut :  Energi 1942 kkal  Protein 75 g  Vitamin A 15369 RE  Lemak 79 g  Tiamin 0,8 mg  Karbohidrat 241 g  Vitamin C 205 mg  Kalsium 817 g H. KEBUTUHAN DIET 1. Makanan yang diperbolehkan  

  

  

Sumber hidrat arang (makanan pokok) Nasi, kentang, makaroni, bihun, roti, biskuit, crackers, hunkue, dan maizena Sumber protein hewani Daging sapi yang tidak berlemak, ikan yang tidak banyak duri, ayam, telur, susu, dan hasil olahannya. Sumber protein nabati Kacang hijau, tahu, dan tempe Sumber lemak Santan encer, minyak, mentega, margarine dalam jumlah terbatas Sayuran Sayuran muda dan tidak berserat, tidak mengandung gas, seperti bayam, buncis, labusiam, wortel dll. Buah-buahan Sari buah, pepaya, pisang, jambu biji (tanpa isi) Minuman Teh encer, sirup, dan minuman terbuat dari susu Bumbu Garam kecap, kunyit, laos, salam, kunci, terasi, seledri, kayu manis, dan cengkeh

2. Makanan yang dilarang  Sumber hidrat arang (makanan pokok) Ketan, jagung, singkong, ubi, talas, dan mie instan  Sumber protein hewani Daging yang berlemak tinggi, daging babi, daging kambing, daging dan ikan yang diawetkan seperti : daging asap, daging kaleng, ikan asin, dan sosis.  Sumber protein nabati Kacang tanah, kacang tolo, kacang merah, kacang kedelai, dll  Sumber lemak Santan kental, semua makanan yang digoreng 10









Sayuran Semua sayuran mentah yang dilalap, nangka muda, kol, kembang kol, sawi, daun singkong, daun kacang panjang, lobak Buah-buahan Semua buah-buahan yang berserat dan mengandung gas seperti : nangka, kedondong, durian, mangga, nanas, dll Minuman Minuman yang mengandung soda Minuman yang mengandung alkohol Bumbu Bumbu yang merangsang seperti : jahe, cukak, cabe, dll

 Anjuran cara makan yang baik : Usahakan agar makan dengan waktu teratur dan porsi kecil, pemberian sering, dengan jarak waktu makan 2-3 jam.  Pembagian makanan sehari a. Sarapan makan selingan pukul 10.00 b. Makan siang makan selingan pukul 16.00 c. Makan malam makan selingan pukul 21.00

11

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Ulkus peptikum merupakan keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai dibawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai kebawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak (misalnya tukak karena stress). Tukak kronik berbeda dengan tukak akut, karena memiliki jaringan parut pada dasar tukak. Menurut definisi, tukak peptik dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah gastroduodenal, juga jejenum. Walaupun aktifitas pencernaan peptik oleh getah lambung merupakan faktor etiologi yang penting, terdapat bukti bahwa ini hanya merupakan salah satu faktor dari banyak faktor yang berperan dalam patogenesis tukak peptic. Ulkus peptikum mempunyai gejala seperti nyeri, muntah, pendarahan maupun konstipasi. Penderita ulkus peptikum dapat melakukan diet dengan berbagai pilihan yang bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing penderita. B. SARAN Kami merasa pada makalah kami banyak kekurangan, karena kurangnya referensi dan pengetahuan pada saat membuat makalah ini. Kami sebagai penulis mengharap saran dan kritik yang membangun pada pembaca agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi. Demikian makalah kami buat untuk menambah ilmu pengetahuan dan informasi bagi pembaca. Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat. Sekian dan terimakasih.

12

DAFTAR PUSTAKA

Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Siti Setiati. 2010. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Interna Publishing. Ali Sulaiman, Daldiyono, Nurul Akbar, Aziz Rani. 1997. Gastroenterologi Hepatologi. Jakarta : CV. Agung Seto.

13

Related Documents


More Documents from "Nurindah"

Ca Serviks.docx
November 2019 10
Bab Ii.docx
November 2019 18
Kwu Ra Jelas.docx
November 2019 15
Sik.docx
November 2019 17
Bab I.docx
November 2019 17