STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
Entrepreneur Campus
PENTINGNYA KONSELING UNTUK MENGATASI MASALAH KESEHATAN REMAJA
Disusun Oleh : MUSAROH NIM : 1804256
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2019
PENTINGNYA KONSELING UNTUK MENGATASI MASALAH KESEHATAN REMAJA
A. PENDAHULUAN Masa remaja merupakan masa yang dianggap rawan dalam kehidupan karena merupakan masa peralihan dari kehidupan anak menjadi kehidupan dewasa yang penuh gejolak. Menjadi remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak penyesuaian, lonjakan pertumbuhan badan dan pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi, tidak terkecuali organ reproduksi yang rentan terhadap infeksi saluran reproduksi, kehamilan, penyakit menular seksual, dan penggunaan obat-obatan terlarang. Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak dialami oleh setiap remaja meskipun kadarnya berbeda satu dengan yang lain. Begitu juga kemampuan untuk mengendalikannya (Sarwono, 2010). Kesehatan reproduksi remaja harus mendapatkan perhatian yang serius untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal dalam rangka mewujudkan keluarga berkualitas (BKKBN, 2013). Dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi, masalah yang terpenting adalah perilaku seksual remaja yang berakibat meningkatnya prevalensi aborsi, pernikahan usia muda, keluarga yang tidak diharapkan, melahirkan diluar nikah, kematian ibu dan bayi, depresi pada gadis yang terlanjur melakukan hubungan seksual, serta memberi peluang menyebarnya penyakit menular seksual dan HIV/AIDS (Widyastuti, 2009). Agar remaja tidak terjerumus pada pergaulan yang menyimpang perlu adanya media konsultasi yang mampu mengakomodasi karakteristik remaja yang unik.
B. MASALAH Kesehatan reproduksi masih menjadi bahasan yang tabu di masyarakat Indonesia yang menganut budaya ketimuran. Saat petugas kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan reproduksi di sekolah dan menawarkan konseling terhadap masalah kesehatan reproduksi remaja, hanya sebagian kecil siswa yang mempunyai cukup kepercayaan diri menyampaikan masalah kesehatan reproduksinya. Sedangkan ketika petugas kesehatan memberikan nomor telepon dan melayani konsultasi lewat short massage system (SMS), banyak siswa yang
kemudian berkonsultasi. Data kesehatan UPT Puskesmas Gribig menunjukkan bahwa selama 3 tahun terakhir terdapat 8 kasus kasus kehamilan tidak diinginkan pada remaja. Selain itu hasil wawancara dengan guru UKS diketahui bahwa siswa banyak yang terjerumus pada pergaulan yang beresiko dengan kumpulan anak punk, sehingga siswa menjadi perokok dan pemabuk. Oleh karena itu UPT Puskesmas Gribig melakukan inovasi berupa pojok curhat remaja untuk memfasilitasi remaja dengan berbagai sifat kepribadiannya agar dapat berkonsultasi atau menyampaikan masalah yang dihadapinya dengan orang yang tepat, melalui konselor sebaya, guru UKS, tenaga kesehatan, SMS/ WA, dan kotak curhat. Karena beberapa remaja cenderung lebih nyaman bercerita dengan teman sebaya, tetapi ada juga remaja yang lebih yakin untuk bercerita dengan orang yang lebih dewasa dan berpengalaman. Selain itu, ada juga remaja yang tidak mempunyai cukup kepercayaan diri untuk bercerita kepada orang lain tentang masalah kesehatan nya dan lebih nyaman untuk menuangkannya lewat tulisan.
C. PEMBAHASAN 1. Kekurangan Konseling kesehatan remaja yang selama ini dilaksanakan belum optimal karena belum mengakomodasi karakteristik remaja yang unik, sehingga belum dimanfaatkan oleh remaja secara keseluruhan. 2. Standar Konseling remaja mampu memfasilitasi remaja dalam melakukan konsultasi terhadap berbagai masalah kesehatan yang dialaminya. Kegiatan konseling idealnya mampu mengakomodasi karakteristik remaja yang unik, sehingga mampu dimanfaatkan oleh remaja secara keseluruhan sebagai media konsultasi. Oleh karena itu perlu dilaksanakan kegiatan konseling yang dilaksanakan melalui konselor sebaya, guru UKS dan BK, tenaga kesehatan, SMS/ WA, dan kotak curhat. Sehingga remaja yang nyaman bercerita dengan teman sebaya dapat berkonsultasi dengan konselor sebaya, remaja yang nyaman bercerita dengan orang dewasa dapat berkonsultasi dengan guru UKS dan BK atau tenaga kesehatan, sedangkan remaja yang tidak nyaman bercerita langsung dapat berkonsultasi melalui SMA/ WA atau kotak curhat.
D. KESIMPULAN Konseling kesehatan remaja penting dilaksanakan untuk menjadi media bagi remaja untuk menemukan alternative pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya.
DAFTAR PUSTAKA Sarwono, W.S. (2016). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Press. Widyastuti, Y. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitrimaya.
.