Makalah Studi Islam Bab 8.docx

  • Uploaded by: Annisa Putri Kinanti
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Studi Islam Bab 8.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,997
  • Pages: 15
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia berasal dari satu diri yang kemudian berkembang menjadi sukusuku dan berbangsa-bangsa yang harus saling menghormati tanpa membedakan suku,ras,budaya dan bangsa, karena pada dasarnya manusia diciptakan untuk bersama-sama menjalin sebuah hubungan agar menjadi suatu masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai islam dan aspek-aspek kemasyarakatan dalam islam. Dalam masyarakat pasti sering terjadi pertikaian yang akan menimbulkan perpecahan, tindakan ini sangat mencerminkan nilai islam yang tidak baik. Padahal dalam islam tidak mengajarkan hal itu maka dari itu perlu dibentuk adanya pemimpin dan tatanan masyarakat agar ketiak ada suatu perpecahan atau masalah dalam masyarakat bisa terselesaikan dengan baik B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian masyarakat dan islam ? 2. Apa dasar yang menjadi pembentukan masyarakat islam ? 3. Apa saja aspek kemasyarakatan dalam islam? 4. Apa saja hambatan yang ada dalam suatu masyarakat? 5. Apa solusi untuk menuju masyarakat yang ideal ? C. Tujuan 1. Menyadari hakikat manusia sebagai makhluk individu dan social. Manusia merupakan makhluk individu yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani. Manusia juga termasuk makhluk sosial dimana sebagai makhluk sosial mereka saling membutuhkan satu sama lain tidak bisa hidup sendiri, oleh karena itu manusia hidup bermasyarakat agar mereka bisa saling bersosialisasi antar satu orang dengan yang lainnya. 2. Meningkatkan rasa persaudaraan antar sesama Dalam masyarakat perlu adanya rasa persaudaraan, karena islam mengajarkan untuk saling mempererat tali silaturahmi, saling menyapa, bertutur kata yang baik antar sesama, saling membantu itu adalah salah satu cara untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama umat manusia. 3. Menghindari Sifat Egois. Sifat egois adalah salah satu sifat yang tidak disenangi oleh kebanyakan orang, karena sifat ini dapat merugikan orang lain dan diri sendiri. Orang akan menjauhi kita dan jarang sekali orang yang mau berteman dengan kita, timbulnya sifat egois akan menimbulkan

1

sifat lain yaitu ketamakan dan serakah jika sifat ini berada dalam diri manusia akan sulit dihilangkan kecuali jika kita mau berusaha untuk merubah diri kita menjadi lebih baik. 4. Selalu bertaqwa kepada Allah. Sebagai umat yang telah diciptakan oleh Allah ada kalanya untuk senantiasa taat dan taat pada Allah serta bertaqwa kepadanya dengan cara menjauhi larangannya dan mentaati perintahnya, selalu beribadah kepadanya karena dengan kita beribadah kepada Allah itu adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah, agar kita bisa menjadi umat yang lebih baik.

2

BAB 2 PEMBAHASAN Sesungguhnya islam memperhatikan tentang persoalan masyarakat. Masyarakat islam adalah sekelompok manusia yang hidup dengan kebudayaan islam. Artinya kelompok dalam masyarakat bekerja sama dan hidup berdampingan serta berpedoman pada Al-Qur’an dan Hadist. Masyarakat dalam islam yaitu sarana untuk melakukan ajaranislam yang menyangkut kehidupan bersama. Karena itulah masyarakat harus menjadi dasar kerangka kehidupan duniawi bagi kesatuan kerja sama umat untuk mewujudkan persamaan dan keadilan. al-Quran tetap memberikan petunjuk mengenai cirri-ciri dan kualitas suatu masyarakat yang lebih baik, walaupun semua itu memerlukan upaya penafsiran dan pengembangan pemikiran. Di sampaing itu al-Quran juga memerintahkan kepada umat manusia untuk memikirkan pembentukan masyarakat dengan kualitas-kualitas tertentu. Dengan demikian menjadi sangat mungkin bagi umat islam untuk membuat suatu gambaran masyarakat ideal berdasarkan pejunjuk alQuran. A. Istilah pada masyarakat ideal Menurut Luatumury ( 2010 ), ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjuk pada arti masyarakat ideal yaitu : 1. Ummatan Wahidah Ungkapan ini terdiri dua kata ummah dan wahidah. Kata ummah secara umum berarti kelompok manusia atau masyarakat. Sedangkan kata wahidah adalah bentuk muannas dari kata wahid secara bahasa berarti satu. Pada mulanya manusia itu adalah satu umat, sebagaimana ditegaskan dalam surat al-Baqarah 213. Dalam ayat ini secara tegas dikatakan bahwa manusia dari dahulu hingga kini merupakan satu umut. Allah Swt menciptakan mereka sebagai makhluk sosial yang saling berkaitan dan saling membutuhkan. Mereka bisa hidup jika saling bantu membantu sebagai satu umat, yakni yang memiliki persamaan dan keterikatan. Karena kodrat mereka demikian, tentu saja mereka haruslah berbedabada dalam profesi maupun kecenderungannya dikarenakan kepentingan mereka begitu banyak sehingga dengan perbadaan itu masing-masing dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Disisi lain manusia memiliki sifat egoisme yang dapat muncul sewaktu-waktu sehingga bisa menimbulkan persilisihan. 2. Ummatan Wasathan

3

Istilah lain yang juga mengandung makna masyarakat yang ideal adalah ummatan wasathan. Kata wasathan terdiri dari huruf waw,sin dan tha yang bermakna dasar pertengahan atau moderat yang memang menunjuk pada pegertian adil. Ummatan wasathan adalah masyarakat yang berada di pertengahan dalam arti moderat. Posisi pertengahan menjadikan anggota masyarakat tidak memihak ke kiri dan ke kanan yang dapat mengantar manusia berlaku adil. Dengan demikian ummatan wasathan adalah umat moderat yang posisinya berada ditengah agar di lihat oleh semua pihak dari segenap penjuru. Keberadaan masyarakat pada posisi tengah menyebabkan mereka tidak seperti umat yang hanya hanyut oleh materialisme dan tidak pula mengantarkannya membumbung tinggi ke dalam alam rohani, sehingga tidak lagi terjebak di bumi. Posisi tengah menjadikan mereka mampu memadukkan aspek rohani dan jasmani, material dean spiritual dalam segala aktifitas. 3. Ummatan Muqtashidah Masyarakat yang diideal oleh al-Quaran boleh jadi terdapat juga pada kelompok umat sebelum al-Quran diturunkan yaitu sebuah masyarakat yang dalam sifatnya berada pada posisi pertengahan diantara dua kutub. Sifat pertengahan di isyaratkan dengan istilah qawaman yang berarti adil dan moderat. Ditegaskan bahwa sebagai anggota masyarakat seseorang muslim harus dapat bersifat benar terhadap harta yang di anugerahkan Allah. Tidak bersikap boros dan tidak bersikap menahan harta, sehingga mengorbankan kepentingan pribadi, keluarga atau anggota masyarakat yang membutuhkannya. Seorang muslim sebagai anggota masyarakat tidak boleh bersikap bakhil dan kikir sebaliknya seseorang juga tidak boleh bersikap boros terhadap hartanya. 4. Khairu Ummah yang dimaksud khairu ummah yaitu pertama al-khair yang secara harfiah diterjemahkan dengan kebajikan. Kedua yang sangat populer dan sering dijadikan slogan politik adalah yang dirumuskan sebagai amar ma’ruf nahi munkar. Amar ma’ruf tidak bisa dipisahkan dengan nahi munkar karena dalam perbuatan amar ma’ruf terdapat pengertian mencegah yang munkar. Demikian pula sebaliknya dalam pengertian nahi munkar tercakup pengertian amar ma’ruf sebab mencegah kejahatan adalah termasuk dalam perbuatan baik. Penafsiran terhadap istilah amar ma’ruf nahi munkar mangacu pada masyarakat hukum, karena dalam kaitannya dengan pengertian khairu ummah dan ummat wasath yang di deskripsikan sebagai umat yang menegakkan keadilan. Al-quran telah memberi petunjuk tentang khairu ummah yang dimaksud yaitu kumpulan orang yang memiliki kesamaan budaya. Jadi pengertian khairu ummah dalam maksud di atas ialah bentuk ideal masyarakat islam yang identitasnya adalah keimanan, komitmen dan kontribusi positif kepada masyarakat secara universal dan loyalitas pada kebenaran dengan

4

aksi amar ma’ruf nahi munkar sebagaiman ditegaskan dalam al-Quran surat AliImran ayat 104 dan ayat 110. B. Ciri – ciri masyarakat islam yang ideal Menurut Luatumury ( 2010 ), ciri – ciri umum masyarakat islam yang ideal antara lain: a.

Beriman

Masyarakat yang ideal menurut al-Quran adalah sebuah masyarakat yang ditopang oleh keimanan yang kokoh kepada Allah Swt. Hal tersebut antara lain. Disebutkan dalam Quran surat Ali Imran ayat 110 berikut: ’’Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik’’. Dalam ayat tersebut keimanan kepada Allah diletakkan dalam urutan yang ketiga dari syarat-syarat masyarakat yang ideal, salah satu penjelasannya sebagaimana disampaikan al-Maraghi, bahwa amar ma’ruf dan nahi munkar merupakan pintu keimanan dan yang memilihara keimanan tersebut pada umumnya pintu itu posisinya berada di depan. b.

Amar Ma’ruf

Ciri masyarakat yang idealkan oleh al-Quran sebagaimana disebutkan surat ali imran ayat 110 yang kedua adalah amar ma’ruf. Kata ma’ruf dalam alQuran teulang sebanyak 32 kali dalam setiap kali penyebutan, maknanya diberi konteks tertentu. Kata ma’ruf kemudian diartikan sebagai sesuatu yang diketahui, yang dikenal, atau yang diakui. Untuk mengetahui maknanya yang lebih kongkret harus dilihat konteksnya. Sebagai contoh ungkapan qaulun ma’rufun dalam al-Quran terulang sebanyak lima kali, masing-masing dalam surat al-Baqarah ayat 235 dan 263, an-Nisa ayat 5 dan 8, Muhammad ayat 21. Ungkapan tersebut mengadung arti’’perkataan yang baik’’. c.

Nahi mungkar

Secara bahasa, munkar diartikan sebagai segala sesuatu yang dipandang buruk, baik dari norma syariat maupun norma akal yang sehat. Dari defenisi diatas dapat diketahui bahwa pengertian munkar lebih luas jangkauan pengertiannya dibanding ungkapan lain yang juga dipakai oleh al-Quran untuk merujuk perbuatan yang buruk seperti ma’shiyat (perbuatan maksiat).

5

Sedangkan ciri – ciri khusus masyarakat islam yang ideal menurut Luatmury ( 2010 ) adalah sebagai berikut: a. Musyawarah Kata musyawarah, berasal dari bahasa arab Musyawarah yang merupakan bentuk isim mashdar dari kata syawara, yusyawiru. Quraish Shihab menjelaskan bahwa kata tersebut pada mulanya bermakna dasar mengeluarkan madu dari sarang lebah. Kata ini pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan makna dasar diatas. ( Shihab : 2007 , dalam luatumury, 2010) Setelah musyawarah dilaksanakan, sikap yang harus diambil oleh orang yang bermusyawarah adalah memberi maaf. Orang yang sedang bermusyawarah harus mempersiapkan cucur mentalnya untuk selalu bersedia memberi maaf, karena boleh jadi ketika melakukan musyawarah terjadi perbedaan pendapat, bahkan mungkin ada yang menyinggung pihak lain. Pandangan yang diberikan oleh Fazlur Rahman yang menyatakan bahwa musyawarah bukanlah suatu yang berasal dari tuntunan al-Quran untuk pertama kali, melainkan suatu tuntunan abadi dan kodrat manusia sebagai mahluk sosial. Lebih jauh Fazlur Rahman menjelaskan bahwa lembaga ini (musyawarah) kemudian diperluas oleh al-Quran dengan mengubahnya dari institusi kesukuan menjadi institusi komunitas karena ia menggantikan hubungan darah dengan hubungan iman. ( al-qasimi : 1974 dalam luatmury, 2010) b. Keadilan Al-Quran menggunakan beberapa istilah untuk menunjuk arti keadilan, yaitu al-adl, al qisth, al-mizan dan lawan dari kata sulm, meskipun untuk yang terakhir ini yaitu keadilan tidak selalu menjadi lawan kata kezaliman. Keadilan yang dibicarakan al-Quran mengandung berbagai ragam makna, tidak hanya pada proses penetapan hukum atau terhadap pihak yang berselisih melainkan menyangkut segala aspek kehidupan beragama beberapa contoh diantaranya: Pertama, Adil dalam aspek akidah; untuk menelusuri makna adil dalam aqidah ini dapat digunakan lawan dari keadilan yaitu kezaliman. Kedua, dalam aspek syariat khususnya yang berkaitan dengan hubungan antara sesama manusia, al-Quran menekankan perlu manusia berlaku adil. Ketiga, dalam aspek akhlak keadilan dituntut bukan hanya kepada orang lain namun juga pada diri sendiri. c. Persaudaraan Ciri khusus masyarakat yang diidealkan al-Quran adalah masyarakat yang anggota warganya sepenuhnya selalu menjalin persaudaraan. Persaudaraan tidak akan terwujud apabila tidak ada rasa mencintai dan bekerja sama. Setiap anggota masyarakat yang tidak diikat oleh ikatan kerja sama dan kasih sayang serta

6

persatuan yang sesungguhnya, tidak mungkin dapat bersatu untuk mencapai tujuan bersama. Bentuk persaudaraan yang dianjurkan al-Quran tidak hanya persaudaraan satu aqidah namun juga dengan warga masyarakat lain yang berbeda aqidah. Al-Quran secara tegas menyatakan bahwa sesama orang mukmin adalah bersaudara, berikut dijelaskan dalam surat al-Hujurat ayat 10: ’’Sesungguhnya orang-orang beriman itu adalah bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat’’. Ayat-ayat yang terdapat dalam surat al-Hujurat secara berisi tentang petunjuk kepada masyarakat muslim khususnya, dan masyarakat manusia pada umumnya. Dalam ayat selanjutnya (hujurat 11 dan 12) barisi tentang kode etik warga masyarakat muslim, di antaranya adalah bahwa mereka tidak boleh saling melecehkan dan menghina, karena boleh jadi yang dilecehkan itu lebih baik dari yang melecehkan. d. Toleransi Salah satu alasan yang dijelaskan al-Quran adalah bahwa manusia itu satu sama lain bersaudara karena mereka berasal dari sumber yang satu, Q.s al-Hujurat ayat 13 menegaskan bahwa: ’’Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal’’. C. Aspek kemasyarakatan dalam islam 1. Kelompok sosial Menurut Huky dalam buku Kun maryati kelompok merupakan individu yang hidup bersama antar individu dan diantara hidup bersama itu harus adanya interaksi dan organisasi antar anggotanya. Dari interaksi dan organisasi tersebut tumbuhlah rasa kebersama. Karena kelompok merupaka kumpulan individu yang saling berinteraksi maka ada hubungan timbal balik yang akan menciptakan rasa untuk saling membantu satu dengan yang lain. Manusia tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa adanya seseorang yang ada disekitar mereka. (maryati, 2006). Dalam Al-qur’an dijelaskan tentang akhlak berinteraksi pada surah Luqman ayat 18-19

7

َ ‫رض ِّفي َو‬ ‫ص ِّعر‬ ِّ ‫َمش ِّلل َّن‬ ِّ ‫الت‬ ِّ َ ‫( فَ ُخور ُمخت َال ُك َّل الَي ُِّحب للاَ ِّإ َّن َم َر ًحا األ‬18) َ ُ ‫اس َخدَّكَ َوالَت‬ “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” ْ‫صد‬ ‫ت ِّإ َّن‬ ِّ ‫ص َوا‬ ْ ‫صوتِّكَ ِّمن َوا ْغض‬ ْ َ ‫صوتُ أَنك ََراأل‬ ِّ ‫ُض َم ْش ِّيكَ فِّي َوا ْق‬ َ َ َ‫ير ل‬ ِّ ‫( ال َح ِّم‬19 “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” Maka dari penjelasan ayat diatas menerangklan tentang akhlak sopan santun berinteraksi antar individu dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Dari ayat diatas pula janganlah kita memalingkan wajah pada sesama kita karena hal tersebut akan terlihat sombong dan allah membenci orang yang sombong. Manusia akan selalu saling membutuhkan maka dari itu kita harus bersikap rendah hati kepada sesama tanpa memiliki sifat yang sombong. Ketika berjalan janganlah membusungkan dada serta lembutkanlah suaramu karena seburuk suara adalah suara keledai. Ketika berbicara jangan meninggikan suaramu mungkin saja suaramu itu bisa mengganggu orang yang ada di sekitar kita.

2. Lembaga sosial

Lembaga merupakan sesuatu yang lahir disebabkan karena manusia memiliki kebutuhan kebutuhan yang harus dipenuhi seperti halnya pendidikan maka lahirlah lembaga pendidikan dan kebutuhan hidup kekerabatan maka lahirlah lembaga kemasyarakatan. Menurut Yesmi Anwar dan Daang pada tahun 2013 fungsi lembaga sosial yaitu sebagai unsur kendali bagi manusia agar tidak melakukan pelanggaran terhadap norma-norma sosial yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. (Saat,2016) Dalam masyarakat penting sekali adanya sebuah lembaga sosial karena lembaga ini untuk mengatur seorang individu agar tidak melanggar norma yang berlaku. Lembaga yang dalam kemasyarakatan adalah: 1. Lembaga pendidikan Pendidikan sangatlah penting bagi aspek kemasyarakatan. Karena pendidikan merupakan modal untuk membuat sebuah karakter individu dalam masyarakat. Pendidikan berkaitan dengan ilmu maka seseorang

8

yang memiliki ilmu akan memiliki akhlak yang lebih baik dibandingkan orang yang tidak memiliki ilmu terutama ilmu agama dan orang yang berilmu memiliki pandangan yang lebih luas terhadap lingkungan sekitar. 2. Lembaga keluarga Adanya peran keluarga juga dapat membentuk karakter seorang anak yang kelak akan menjadi penerus bangsa. Jika peran orang tua dalam sebuah keluarga itu benar diterapkan maka karakter seorang anak akan terbentuk akhlak yang baik dan menjadikan seorang individu yang bisa melakukan timbal balik yang baik pula untuk masyarakat. 3. Lembaga masyarakat Dalam lembaga masyarakat islam yaitu MUI, MUI ini lahir karena adanya musyawarah antara ulama, cendekiawan dan zu’ama dari berbagai daerah di Indonesia yang bertujuan untuk mewadahi permusyawarahan para ulama. para pendiri MUI berusaha untuk memberikan bimbingan kepada massyarakat, memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah keagamaan kepada pemerintah dan masyarakat, untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah, menjadi penghubung antara ulama dan pemerintah dan meningkatkan hubungan serta kerjasama antar organisasi, lembaga islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat muslimin. MUI sebagai organisasi yang dilahirkan para ulama, zu’ama dan cendekiawan ini tidak berbeda dengan organisasi masyarakat islam lainnya seperti NU, Muhammadiyah, Syarikat Islam, Perti, Al- Wasliyah, Math’laul Anwar, GUPPI, PTDI, DMI, dan Al-I’tihadiyah yang tujuan sama untuk mewujudkan kehidupan beragama dan masyarakat yang diridhoi oleh Allah SWT.(Majlis Ulama Indonesia, 2018) 3. Pemerintah Pemerintah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan system menjalankan wewenang dan kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu Negara atau bagian bagiannya. Pemerintah juga berarti sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan.(KBBI, 2016) Jadi pemerintah merupakan system menjalankan wewenang atau kekuasan untuk mengatur dalam mengatur maka haru adanya pemimpin sebagai orang yang dipercaya memotivasi masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. Tetapi masyarakat juga harus dapat memilih pemimpin yang dapat dipercaya dan bisa mengemban amanah. ‫ج ع َ ل ْ ن َا‬ َ ‫ص ب َ ُر وا ل َ َّم ا ب ِّ أ َ ْم ِّر ن َا ي َ ْه د ُو َن أ َئ ِّ َّم ة ً ِّم ن ْ هُ ْم َو‬ َ ۖ ‫ي ُو ق ِّ ن ُ و َن ب ِّ آ ي َ ا ت ِّ ن َا َو ك َ ا ن ُ وا‬

9

Artinya: Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami. Qs. Maka dari ayat diatas menerangkan bahwa pemimpin haruslah orang yang bisa memberi petunjuk bagi rakyatnya. Sebagai pemimpin masyarakat islam maka hatuslah sejalan dengan Al-qur’an dan hadist agar sejalan dengan apa yang diperintahkan oleh allah SWT.

D. Hambatan dalam masyarakat islam yang ideal Kehidupan manusia yang paling tinggi adalah penghambaanya kepada Allah dan ketaatannya terhadap perintah Allah. Didalamnya terdapat kemaslahatan didunia dan diakhirat. Sesungguhnya agama islam itu semuanya mudah, semuanya berisi kebaikan dan semuanya berisi kemaslahatan. Islam tidak membuat perkecualian apapun dalam persoalan akhlak dan etika. Seorang muslim dianjurkan untuk melaksanakan syariat Allah dan melakukan akhlak terpuji, sehingga mereka tidak terjerumus dalam emosi, fanatisme pribadi, sifat dengki, keras hati dan egoisme. (Fahad Salim Bahammam,2018). Dari salah satu sifat yang tidak terpuji tadi kebanyakan orang mempunyai sifat egoisme. Sifat egoisme adalah sifat yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa memperhatikan orang lain, sifat ini sangat berbahaya sekali karena jika sudah menyebar pada tubuh manusia akan menimbulkan ketamakan, loba dan serakah. Dia tidak akan pernah puas dengan apa yang dia miliki walaupun kenikmatan yang Allah berikan kepadanya sudah melimpah seperti kekayaan, nikmat sehat dan lainnya. Sehingga masyarakat dan orang yang ada disekitarnya pasti akan menjauhinya karena rasa tidak nyaman terhadap sifat egoisme itu tadi.(Muklis Denros,2013). E. Solusi menuju masyarakat islam yang ideal Solusi yang didapatkan untuk membentuk masyarakat islam yang ideal, antara lain: 

Umat yang bertaqwa

Sebagai umat islam yang telah diciptakan oleh Allah kita wajib untuk senantiasa bertaqwa kepadanya selalu taat dengan perintahnya dan menjauhi larangannya. Salah satu contohnya yaitu beribadadah. Kata ibadah berasal dari kata ‘abada, yu’aabidu, ‘ibadatan, artinya menyembah, mempersembahkan, tunduk, patuh, taat. Seorang yang tunduk, patuh, merendahkan diri dan hina dihadapan yang disembah disebut “abid” (yang beribadah). Jadi bisa diartikan bahwa ibadah adalah hak Allah yang wajib dipatuhi. Maka manusia tidak

10

diwajibkan beribadah kepada selain Allah, Karena hanya Allah yang berhak menerimanya dan Allah yang telah memberikan nikmat yang tak terduga kepada kita berupa kesehatan, hidup yang cukup, rezeki yang melimpah dan sebagainya.(Achmad Gholib,2011). Allah juga maha Rahman dan maha Rahim dalam arti Allah sangat menyayangi hambanya Allah tidak akan memberiakan cobaan kepada hambanya melebihi batas kemampuannya itulah salah satu bukti bahwa Allah sangat menyayangi hambanya. Maka dari itu sebagai hamba Allah tak sepatutnya kita menduakan Allah dengan cinta yang lainnya karena cinta Allah kepada hambanya itu sejati tanpa pilih kasih, apapun yang kita minta kepada Allah pasti Allah kasih, tinggal kita sebagai hambanya di waibkan untuk berusaha memperbaiki diri dan tetap semangat dalam menjalankan ibadah yang telah Allah tentukan. 

Tidak saling menghina

Islam adalah agama yang damai, dalam islam juga telah diajarkan bawha satu umat dengan yang lainnya itu saudara tanpa memandang suku, ras, bahasa, kekurangan, kemampuan dan agama. Dari situ kita bisa belajar untuk tidak saling membeda- bedakan salah satunya yang paling umum yaitu menghina, ada peribahasa yang mengatakan “ mulutmu adalah harimaumu” maksud dari peribahasa itu adalah kita harus menjaga lisan kita jika berbicara dengan orang lain jangan sampai orang yang kita ajak bicara itu tersinggung dengan perkataan kita yang kurang baik. Jika kita berbuat baik kepada orang lain itu akan menjadi poin kebaikan untuk diri sendiri, bisa juga untuk mengembangkan akhlak kita. Akhlak membantu manusia menjalani hidupnya lebih baik, mengarahkan kehidupannya kepada kebergunaan dan kemanfaatan. Nabi Muhammad SAW, dengan sunnahnya telah memberikan petunjuk yang bernilai tinggi bagi akhlak mulia dan implikasi bagi perkembangan umat. (Achmad Gholib,2011). 

Musyawarah

Musyawarah adalah prinsip hidup dan system kemasyarakatan yang sangat terpuji dalam islam. Sejarah juga telah membuktikan bahwa musyawarah dalam islam dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dalam membangun suatu peradaban bangsa dan negara. Rasulullah SAW telah merumuskan musyawarah dalam masyarakat muslim dengan perkataan dan perbuatan dan para sahabat dan para tabi’in para pendahulu umat ini mengikuti petunjuk beliau, sehingg muyawarah sudah menjadi salah satu ciri khas dalam masyarakat muslim dalam setiap masa dan tempat. Meskipun islam meletakkan musyawarah sebagai asas yang sangat penting dalam suatu pemerintahan, namun tidak berarti musyawarah memiliki otoritas tertinggi, oleh karena itu jika hasil musyawarah yang dianggap bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah maka hasil musyawarah tersebut tidak diterima.(Abdul Manan,2017).

11

Dengan demikian dalam masyarakat musyawarah itu memang penting tidak hanya untuk menyelesaikan suatu permasalahan tetapi bisa untuk membentuk suatu kerjasama yang baik, dalam musyawarah kita juga bisa belajar arti toleransi, berpikir kritis, menghargai pendapat antar sesama dan juga bertukar pikiran. Pastinya masih banyak lagi manfaat – manfaat yang dapat diambil dari suatu musyawarah. F. Penerapan dalam kehidupan sehari - hari Penerapan alam Kehidupan Sehari-hari sebagai masyarakat yang berlandaskan agama islam, maka haruslah mengamalkan ajaran islam dan bertingkah laku mencerminkan seorang muslim. a. Ukhuwah Islamiyah Ukhuwah islamiyah persaudaraan dalam islam. Dalam hal ini islam tidak hanya mengajarkan hubungan dengan tuhan (hablum min allah) tetapi juga sesame manusia (hablum minannas). Maka dari itu semua manusia dalam kemasyarakatan harus menumbuhkan rasa kasih sayang, persaudaraan dan rasa saling percaya terhadap saudara saudara seakidah. Seperti pada Qs. Al Hujurat :10 َّ ‫ت ُ ْر َح ُمون لَ َعلَّ ُك ْم‬ ‫ص ِّل ُحوا ِّإ ْخ َوة ْٱل ُمؤْ ِّمنُونَ ِّإنَّ َما‬ ْ َ ‫ٱّللَ َوٱتَّقُوا أَخ ََو ْي ُك ْم َبيْنَ فَأ‬ Artinya: “orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu demikianlah (perbaikan hubungan) antara kedua saudaramu itu dan itulah terhadap allah, supaya kamu mendapat rahmat. Didalam ayat ini allah telah menetapkan semua manusia itu bersaudara. (Yani, 2008) b. Tolong menolong Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial karena manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Oleh sebab itu kita harus menanamkan rasa untuk saling tolong menolong dengan masyarakat lain. Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan tolong menolong, salah satunya pada Qs. Al-Maidah :2 َّ ‫ّللاَ ِّإ َّن‬ َّ ُ ‫شدِّيد‬ ‫اْلثْ ِّم َعلَى تَ َع َاونُوا َو َال َوالت َّ ْق َوى ْال ِّب ِّر َعلَى َوتَ َع َاونُوا‬ َ ‫ب‬ ِّ ‫ْال ِّعقَا‬ ِّ ْ ‫ان‬ ِّ ‫ّللاَ َواتَّقُوا َو ْالعُد َْو‬ Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam membuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” c. Berlomba-lomba dalam Kebaikan Berbuat baik adalah prilaku yang mulia serta tanda bahwa manusia patuh dan mentaati perintah allah dan menjauhi larangannya dengan semangat yang tinggi.

12

Dalam Al-Qur’an allah memerintahkan umatnya berlomba untuk berbuat kebaikan . Allah SWT Berfirman,“dalam setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh Allah mahakuasa atas segala sesuatu.” (Al-Baqarah:148) d. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Amar ma’ruf nahi mungkar adalah melakukan hal baik dan menjauhi hal yang buruk kepada masyarakat. “kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada allah.” (Qs. Al-Imron:110) Jadi dalam kehidupan masyarakat kita harus bias mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran agar lingkungan bisa terasa tentram tanpa adanya kejahatan. Karena amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban setiap muslim maka harus dilaksanakan dengan baik. (Hamidah, 2015)

13

BAB 3 KESIMPULAN Islam bukan hanya mengatur tentang tauhid, tetapi juga mengatur tentang aspek masyarakat dalam kemasyarakatan. Aspek masyarakat islam yang ideal banyak dijelaskan di al- quran dan oleh para ahli. Terdapat banyak keberagaman dan keanekaragaman di dalam masyarakat. Islam menuntun kita dalam aspek masyarakat ini agar kita dapat hidup harmonis, toleransi, dan damai dalam hidup bermasyarakat.

14

DAFTAR PUSTAKA Bahammam Salem,Fahd.2015.Panduan Praktik Muslim.Jakarta : Modern Guide Densor,Mukhlis.2013.Memanusiakan manusia.Jakarta : Qibla Gholib,Achmad.2011.Studi Islam II (Akidak akhlak).Jakarta : FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hamidah, H. 2015. Al-ukhuwah Al-ijtima’iyah wa al-insaniyah. (online) http: //jurnal.radenfatah.ac.id/article/download. Diakses pada tanggal okrober 2018 pukul 16.05 WIB. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC Latuamury.2010. Tinjauan Umum Tentang Masyarakat Ideal Menurut Islam [pdf]. Diakses dari http://digilib.uinsby.ac.id/8771/5/Bab%202.pdf. Pada 13 Oktober 2018 Majlis Ulama Indonesia. 2018. Sejarah MUI (online) http://mui.or.id/sejarahmui/. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2018 pukul 18:40 WIB Manan,Abdul.2017.Perbandingan Politik Hukum Islam dan Barat.Jakarta : Prenadamedia Group Maryati, kun. 2006. Sosiologi. Jakarta: Erlangga Saat, Sulaiman. 2016. Agama sebagai Institut (Lembaga) sosial. (online) http: //journal.uin- alauddin.ac.id/index.php/Inspiratif-Pendidikan/article/ download/3479/3266. Diakses pada tanggal 28 Oktober 2018 pukul 09:30 Yani, Ahmad. 2008. 160 Materi Dakwah Pilihan. Jakarta: EGC

15

Related Documents


More Documents from "Deding Sudarso"

Makalah Studi Islam 9
August 2019 51
Daftar Pustaka Chf.doc
December 2019 13
Definisi Fonemik.docx
May 2020 23
Abstrak.docx
April 2020 16