Makalah Seni Budaya ( Kadek ).docx

  • Uploaded by: kadek sulastri
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Seni Budaya ( Kadek ).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,858
  • Pages: 7
Olah Tubuh Pemeran dalam teater merupakan elemen penting guna mewujudkan peristiwa seni di atas panggung. Untuk itu seorang pemeran sebelum memasuki peran yang akan dimainkan harus menguasai badannya dulu. Pada tahap ini pemeran harus ikhlas belajar demi pencapaian kualitas badannya secara menyakinkan agar enak ditonton. Karena bagaimanapun alat dan bahan ekspresi seorang pemeran adalah tubuhnya, dengan demikian yang harus dikuasai oleh seorang pemeran sebelum memainkan peran adalah tubuhnya sendiri.

Olah Tubuh Dan Fungsinya 1. Olah Tubuh Penguasaan badan bagi seorang pemeran berkaitan erat dengan olah tubuh. Olah tubuh adalah bagaimana cara mendayagunakan organ tubuh untuk mencapai elastisitas dan fleksibelitas tubuh sehingga mampu menciptakan setiap gerak yang dibutuhkan dalam memainkan peran. Seorang pemeran juga dituntut untuk dapat menguasai persendiannya, dan ketegangan otot-ototnya. Untuk itu seorang pemeran harus secara kontinyu melatih diri dalam berbagai bentuk latihan olah tubuh. Olah tubuh ini penting karena berkaitan dengan penampilan fisik dan penampilan laku fisik pemeran. Penampilan fisik pemeran di atas pentas berhubungan dengan penampilan kesan kondisi fisik, tipe watak, sikap, gesture dan usia peran yang digambarkan. Juga sangat berhubungan dengan penampilan laku fisik yang digariskan oleh penulis teks lakon, sutradara, dan peran yang dimainkan oleh pemeran. Dengan demikian pemeran harus tampil penuh kenyakinan, dan dari fisiknya inilah pemeran akan mampu memainkan peran-peran yang ditawarkan. Badan pemeran sangat dominan sekali di atas pentas, dan oleh karena itu penguasaan dan badan oleh pemeran mutlak adanya. Badan yang kaku, tidak terkuasai, akan menghancurkan pemeran sendiri di atas pentas, tentu saja hal demikian tak dikehendaki demi keberhasilan seni peran.

2. Fungsi Olah Tubuh Latihan olah tubuh sebenarnya melatih kesadaran akan tubuh kita dan bagaimana cara mendayagunakan tubuh itu untuk kepentingan artistik. Olah tubuh ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu latihan pemanasan, latihan inti, dan latihan pendinginan. Latihan peregangan atau pemanasan (warm-up) yaitu serial dari latihan gerakan tubuh dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan cara progresif (bertahap). Latihan inti yaitu serial pokok dari gerakan yang akan dilatih sesuai dengan tujuan. Latihan pendinginan atau peredaan (warm-down) yaitu serial pendek gerakan latihan yang bertujuan untuk mempertahankan penambahan sirkulasi yang ringan dan menggunakan kehangatan tubuh dan memberi kesempatan otot-otot untuk mengambil manfaat dari latihan, serta untuk menutup latihan olah tubuh ini adalah latihan relaksasi yang bertujuan untuk mengembalikan kesadaran akan kontrol diri sepenuhnya dan merasakan latihan-latihan yang baru dilaksanakan. 3. Cedera Dalam Olah Tubuh Dalam melakukan aktifitas olah tubuh yang tidak terkontrol atau tubuh kita dalam keadaan belum siap melalukannya, terkadang kita mengalami cedera. Pada umumnya cedera yang terjadi pada sistem kerja otot, sehingga menggangu fungsi sistem kerja otot itu sendiri. Penyebab cedera bisa terjadi karena benturan dengan patner olah tubuh, jatuh dengan posisi yang salah, melakukan latihan olah tubuh dengan posisi tubuh yang salah, gerakan-gerakan yang salah pada saat melakukan olah tubuh. Cedera yang terjadi dapat kita kelompokkan menjadi: cedera pada otot, cedera pada sendi, cedera pada tulang, dan luka-luka. a. Cedera pada otot Sebagaimana diketahui bahwa fungsi otot adalah sebagai alat penggerak tubuh. Sebagai alat penggerak tentunya otot harus memiliki tenaga dan tenaga ini ada batasnya. Apabila beban yang diberikan pada otot melebihi tenaga dan kekuatan yang dimiliki, kemungkinan besar otot tersebut akan cedera. Cedera otot yang paling berat adalah kalau sampai terjadi putusnya serat-serat otot. Hal ini bisa terjadi apabila ada pemaksaan kerja otot. Oleh karena itu seorang pelatih sebelum melakukan latihan harus melakukan peregangan (peregangan yang tidak berlebihan) dan memperhatikan masalah pembebanan pada saat latihan. Cedera pada otot dapat berupa Hematoma yaitu perdarahan yang terlihat sebagai pembebanan, terjadi di dalam otot ataupun diantara otot, terasa nyeri terutama bila ditekan dan pada pergerakkan. Robekan otot (Strain), tingkat I : terjadi robekan pada serabut-serabut otot (kurang dari 5%), hal ini tidak banyak terjadi pengurangan kekuatan dan pergerakan otot. Tingkat II : terjadi robekan yang lebih luas tetapi tidak total. Tingkat III : terjadi robekakan total. Gejala dari cedera otot ditandai dengan: a. Tergantung dari berat ringannya cedera. b. Nyeri terutama bila otot dikontaksikan c. Pembengkakan dan perubahan warna kulit di daerah cedera. Pengobatan atau pertolongan pada cedera otot yaitu: istirahat, kopres dengan es pada daerah yang cedera, dibalut serta tinggikan daerah yang cedera.

b. Cedera pada sendi Cedera pada sendi biasanya terdiri dari : - Lepasnya bongkol sendi dari mangkok sendi atau dislokasi total (Luxatio). Dislokasi ini sering terjadi pada sendi bahu, hal ini biasanya terjadi karena adanya gerakkan yang dipaksakan pada lengan. - Bergesernya bongkol sendi dari mangkok sendi atau Sub Luxatio. Bergeraknya bongkol sendi dari mangkok sendi biasanya dibarengi dengan robeknya pembungkus sendi(Ligament). Hal ini biasanya terjadi karena salah gerak atau salah posisi pada saat melakukan latihan atau jatuhan. Pertolongan pada cedera ini harus dilakukan oleh orang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya dan jangan bersikap coba-coba karena akan memperparah cedera. c. Cedera pada tulang Cedera pada tulang yang paling parah yaitu patah tulang. Patah tulang ini dapat dibedakan sebagai berikut : - Patah tulang terbuka, dimana frakmen (pecahan) tulang melukai kulit diatasnya dan tulang tersebut keluar. - Patah tulang tertutup, dimana frakmen (pecahan) tulang tidak menembus atau melukai permukaan kulit. - Disamping kedua cedera tulang yang boleh disebut parah, ada cedera tulang yang sering disebut dengan Avulsi yaitu terlepasnya insersio otot dari yang dijarakkan oleh otot itu sendiri. Pertolongan pada cedera tulang yang baik adalah reposisi tulang yang patah tanpa menimbulkan kerusakan pada jaringan yang lain dan harus dilakukan oleh orang memiliki keahlian dibidang tersebut. d. Luka-luka Luka, sebenarnya adalah hilangnya kontinyuitas dari kulit akibat suatu rangsangan. Luka dapat berupa luka lecet, luka terbuka, dan luka parah (biasanya luka terbuka yang disertai dengan cedera yang lain). Luka pada olah tubuh terjadi bisa disebabkan karena kesalahan pada penggunaan alat bantu (tergores, terjepit), dan gesekkan anggota tubuh dangan lantai, Pertolongan pada cedera ini adalah dengan membersihkan luka dengan bahan antiseptic kemudian menutup luka dengan plester (luka ringan), kalau lukanya cukup besar harus dengan pertolongan dokter atau yang ahli dibidang tersebut.

Tahap-Tahap Olah Tubuh

1. Pemanasan Peregangan atau pemanasan (warm-up) yaitu serial dari gerakan tubuh untuk meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan cara bertahap. Pedoman sebelum melakukan pemanasan dan latihan tubuh adalah sebagai berikut : a. Cobalah untuk selalu konsentrasi dan santai, jangan menahan nafas, dan bernafaslah secara normal. b. Mulailah dengan tingkat hitungan yang sedikit kemudian meningkat kehitungan yang banyak sesuai dengan tahapan. Misalnya dalam satu seri latihan dimulai dengan 8 hitungan kemudian pada tahap berikutnya ditingkatkan 2 x 8 hitungan sampai banyak hitungan. c. Konsentrasi pada latihan, jangan biarkan pikiran yang lain memecah konsentrasi kita. Rasakan setiap pergerakan otot dan tulang-tulang kita selama latihan. d. Lakukanlah pemanasan ini dengan cara yang halus dan jangan melakukan latihanlatihan dengan gerakan yang disentak-sentak. e. Usahakan latihan secara berturut, bisa dimulai dari bagian bawah tubuh menuju ke atas, bisa juga dimulai dari atas menuju ke bagian bawah tubuh. 2. Pendinginan Pendinginan atau peredaan (warm-down) yaitu serial pendek gerakan latihan yang bertujuan untuk menyegarkan kembali kondisi tubuh. Pengenduran otot-otot dilakukan untuk memperbaiki kelenturan tubuh yang tegang akibat latihan inti. Sasaran dari latihan ini adalah sebagai berikut : - Mengakhiri setiap latihan dalam suasana yang menyenangkan. - Menetapkan suatu serial gerakan dengan maksud untuk mempertahankan penambahan sirkulasi yang ringan, meregangkan otot-otot dan melancarkan peredaran darah, serta menstabilkan pernafasan. - Memperbaiki kesadaran diri dari kebutuhan-kebutuhan otot-otot. 3. Kelenturan Kelenturan adalah kelemah-lembutan atau kekenyalan dari otot dan kemampuannya untuk meregang cukup jauh agar memungkinkan persendian dapat beraksi dengan lengkap dalam jarak normal dan dari gerakan ini tidak menyebabkan cedera. Kelenturan tubuh manusia sangat dipengaruhi oleh kelenturan tulang punggung, kaki dan tangan. Latihan ini difokuskan pada latihan tulang punggung, kaki, dan tangan. Pedoman dalam melakukan latihan olah tubuh kelenturan ini adalah sebagai berikut : - Lakukan latihan ini dalam tempo yang lambat pada tahap permulaan, dan yang terpenting adalah dapat merasakan pergerakan ruas demi ruas tulang punggung. Setelah dapat merasakan dengan betul tingkatkan kecepatannya dan secara bertahap melambat kembali sampai diam. - Latihan ini tidak ada patokan waktu dan hitungan, tetapi lebih pada pencapaian hasil. - Latihlah setiap sesi latihan dengan benar, jangan terburu-buru pindah ke sesi selanjutnya. - Bila anda melakukan gerakan menunduk, usahakan kepala lebih dahulu merendah. Sedangkan kalau gerakan menaik usahakan gerakkan itu berawal dari bagian dasar tulang punggung.

4. Ketahanan Ketahanan adalah toleransi suatu otot terhadap stress dimana suatu otot dapat mempertahankan penampilannya pada beban kerja tertentu. Latihan ini bertujuan untuk mengembangkan kekuatan bagi respon otot. Dalam latihan olah tubuh ketahanan ini difokuskan pada kekuatan otot perut, tangan, dan kaki. Pedoman dalam melakukan latihan olah tubuh ketahanan adalah sebagai berikut : - Coba untuk konsentrasi dan konsekuen dalam latihan ini. - Ajaklah teman sebagai patner ataupun sebagai pengawas dalam latihan. - Untuk latihan gerak tertentu, pergunakan matras sebagai pelindung maupun sebagai alas latihan. - Lakukan dengan rileks dan jangan terburu-buru. Prinsip dari dasar dari latihan ini adalah pengulangan-pengulangan secara rutin. 5. Keterampilan Keterampilan merupakan suatu bentuk latihan olah tubuh yang difokuskan pada keterampilan, kecepatan, dan kegesitan. Ketangkasan sebenarnya hasil pertumbuhan alami dari latihan kelenturan dan ketahanan. Latihan ketangkasan banyak ragamnya, misalnya latihan bela diri, senam alat, dan permainan alat (tombak, pedang, toya, kipas, pisau, tali/rantai). Latihan ini akan difokuskan pada konsentrasi gerak dan latihan bela diri, baik dengan tangan kosong maupun dengan pisau. Pedoman sebelum melakukan latihan olah tubuh ketangkasan ini adalah sebagai berikut : - Menemukan pasangan berlatih untuk melatih teknik-teknik yang ada dengan penuh ketelitian dan kesabaran, sehingga posisi-posisi dan gerak yang dilaksanakan benarbenar tepat. - Latihlah pada tiap-tiap teknik dalam suatu rangkaian gerak mulai dari gerak lambat menuju gerak yang cepat - Teknik yang dilatih harus dilakukan dari kanan maupun dari kiri, sehingga benarbenar dapat dikuasai dari semua sudut. - Lakukan pergantian posisi antara penyerang dan yang diserang. - Lakukan dengan tangan dan kaki yang sebaliknya. 6. Relaksasi Relaksasi adalah memposisikan tubuh dalam kondisi yang rileks, tanpa tegang. Akan tetapi, meskipun tubuh rileks bukan berarti berada dalam keadaan pasif (tanpa bergerak). Relaksasi melepaskan kekangan yang ada dalam tubuh melalui gerakangerakan lembut yang teratur. Keteraturan gerak seirama dengan nafas sehingga ketegangan otot-toto tubuh kembali mengendur. Relaksasi merupakan hal yang penting bagi semua pemeran. Oto-otot tubuh yang tegang membawa dampak yang kurang baik bagi emosi sehingga mempengaruhi konsentrasi. Pemeran pemula biasanya sulit bersikap rileks. Hal ini disebabkan ketidaksiapan fisik dan semosi saat berada di hadapan penonton. Dengan kata lain, dalam keadaan rileks, aktor akan menunggu dengan tenang dan sadar dalam mengambil tempat dan melakukan akting. Untuk mencapai relaksasi atau mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik diatas panggung, konsentrasi adalah tujuan utama.

Ada bermacam-macam bentuk relaksasi, lakukan relaksasi yang sesuai dengan keadaan pikiran. Relaksasi bisa dilakukan dengan cara tai-chi, yoga. Pada sub bab ini akan dibahas relaksasi dalam bentuk yoga. Yoga sebenarnya adalah seni daya tubuh yang dilakukan melalui perpaduan antara pernafasan, pose tubuh dan konsentrasi sehingga jiwa atau pikiran kita menjadi relaks. Pose tubuh dalam yoga disebut dengan asana. Dasar-dasar dari yoga yang perlu diperhatikan adalah : cinta kasih, kejujuran, kesederhanaan, kesucian, dan tidak gila hormat. Yoga selain sebagai relaksasi juga dipercaya bisa menyembuhkan penyakit. Pedoman melakukan relaksasi adalah sebagai berikut.    

Konsentrasi pada nafas, bila perlu rasakan perjalanan udara mulai dari hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Santai dan kendorkan semua pikiran, otot-otot, dan jangan ada yang mengganggu atau terjadi ketegangan. Gunakan nafas segitiga, yaitu menghirup, menahan, dan menghembuskan nafas dengan hitungan yang sama. Pilihlah pose-pose yang sesuai dengan kemampuan, jangan memaksakan suatu pose tetapi tidak merasa nyaman.

Related Documents

Makalah Seni Budaya
November 2019 34
Seni Budaya 8.docx
May 2020 28
Seni Budaya
November 2019 59
Seni Budaya
June 2020 39

More Documents from ""

Lp Tb Paru.docx
December 2019 32
Lp Cks Edit.docx
November 2019 32
Dx.doc
November 2019 27