Makalah Pneumonia-1.docx

  • Uploaded by: vinny darma fajri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pneumonia-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,648
  • Pages: 23
MAKALAH KEPERAWATAN ANAK II “Patofisiologi dan Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Masalah system pernafasan : Pneumonia”

Oleh : Kelompok 10 1. Suci Ramadhani 2047 2. Mutiara Yerivanda 1017 3. Agnesia Chelsie 2035

4. Indah Mardiani 3045 5. Vinny Rama Fajri 2019

Dosen Pengampu: Dr. Meri Neherta, S.Kp, M. Biomed PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Patofisiologi dan Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Gangguan Pernafasan: Pneumonia”. Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya:

1. Yang terhormat Ibu Dr. Meri Neherta, S.Kp, M. Biomed selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak II 2.

Pihak-pihak lain yang ikut membantu dalam pelaksanaan maupun proses penyelesaian

makalah ini. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan dalam makalah ini, sehingga belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... DAFTAR ISI ………............................................................................................. BAB I : PENDAHULUAN …............................................................................... 1.1 Latar Belakang ................................................................................… 1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................… 1.3 Tujuan .........................................................................................…. 1.4 Manfaat .............................................................................................. BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………………… 2. 1 Masalah yang terjadi pada kasus …………………………………… 2. 2 Penyebab Masalah yang Dialami…………………………………… 2.3 Patofisiologi dan WOC ……………………………………………… 2.4 Tanda dan Gejala penyakit………………………………………….. 2.5 Pengobatan dan penatalaksanaan medis……………………………. 2.6 Komplikasi Penyakit……………………………………………….. 2.7 Pengkajian Penyakit sesuai kasus………………………………….. 2.8 Analisis Data………………………………………………………. 2.9 Intervensi Keperawatan……………………………………………. BAB III: PENUTUP ……………………………………………………………… 3.1 Kesimpulan ………………………..………………………………... 3.2 Saran ………………………………..………………………….…… Daftar Pustaka ………............................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa, dan pada orang usia lanjut. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut broncho Pneumonia) (Depkes RI, 2009). World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 melaporkan hamper 6 juta anak balita meninggal dunia, 16% dari jumlahnya disebabkan oleh pneumonia sebagai alat pembuuh balita nomor 1 di dunia. Berdasarkan data dari UNICEF, ditahun yang sama terdapat kurag lbih 14% dari 147.000 aak dibawah usia 5 tahun di Indonesia meninggal karena pneumonia. Statistik tersebut menunjukan bahwa sebanyak 2-3 anak dibawah usia 5 tahun meninggal dunia karena pneumonia setiap jamnya. Hal tersebut menjadikan penomia sebagai pembunuh utama anak usia dibawah 5 tahun di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Apa Masalah yang terjadi pada kasus tersebut? Apa penyebab masalah yang dialami? Bagaimana Patofisiologi dan WOC pada kasus tersebut? Bagaimana tanda dan gejala penyakit yang dialami? Bagaimana pengobatan dan penatalaksanaan medis? Bagaimana komplikasi penyakit tersebut? Bagaimana pengkajian penyakit kasus tersebut? Bagaimana analisis data tersebut? Bagaimana intervensi keperawatannya?

1.3 Tujuan Penulisan Untuk mengetahui segala hal

yang berhubungan pneumonia dan bagaimana asuhan

keperawatannya pada pasien anak. Serta menjadikan kami mampu menuyusun asuhan keperawatan yang terdiri dari, pengkajian, membuat diagnose keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan, dan melakukan evaluasi keperawatan pada pasien diare.

1.4 Manfaat Penulisan Manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah tentang manajemen nyeri ini adalah: 1) Dapat menyelesaikan salah satu tugas Mata Kuliah Keperawataan Anak II 2) Dapat menambah ilmu mengenai Pneumonia pada anak dan Asuhan keperawatan nya 3) Dapat mencapai tujuan penulisan diatas.

BAB 2 PEMBAHASAN KASUS Kasus pemicu 1

Seorang ibu membawa anak perempuan usia 1,5 tahun ke rumah sakit dengan keluhan batuk dan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan didapatkan BB anak: 8 kg, TB: 67cm, suhu: 37,6⁰C, frekuensi nafas: 54 x/menit. Anak terlihat sesak dan menggunakan otot bantu pernafasan. Auskultasi bunyi nafas terdengar ronkhi terutama pada basal paru. Anak terlihat rewel dan memeluk ibunya. Ibu selalu bertanya kenapa anaknya bisa seperti ini dan apakah anaknya bisa sembuh. Berdasarkan hasil pemeriksaan foto torak ditemukannya ada infiltrasi (bercak-bercak) dengan distribusi peribronkial

1. Apa yang dialami anak tersebut?  Pneunomia Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa, dan pada orang usia lanjut. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut broncho Pneumonia) (Depkes RI, 2009). Pneumonia adalah radang paru yang disebabkan oleh bakteri dengan gejala panas tinggi disertai batuk berdahak, napas cepat (frekuensi nafas >50 kali/menit), sesak, dan gejala lainnya (sakit kepala, gelisah dan nafsu makan berkurang) (Riskesdas, 2013). Indonesia sebagai negara yang berada di daerah tropis berpotensi menjadi daerah endemik penyakit infeksi yang setiap saat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat. Salah satu penyakit infeksi tersebut adalah peyakit Pneumonia. Pneumonia adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme pneumococcus, staphylococcus, streptococcus, dan virus yang cara penularannya dapat melalui medium udara, percikan ludah, kontak langsung melalui mulut dan melalui kontak benda-benda yang digunakan bersama (Almasdy, 2013). Pneumonia merupakan bagian dari pernapasan bagian bawah dan yang sering mengalami infeksi terutama bagian paru. Anatomi bagian paru terdiri dari saluran (bronkhi)

yang kemudian dibagi2 (dua) menjadi saluran yang lebih kecil (bronkhioles), dan akan berakhir di bagian kantung yang kecil (alveoli). Alveoli ini akan terisi oksigen yang memberikan tambahan ke darah dan karbondioksida dibersihkan. Ketika seorang anak menderita pneumonia, didalam alveoli terisi pus dan cairan, sehingga menganggu pertukaran gas di alveoli, hal ini mengakibatkan anak akan mengalami kesulitan dalam bernapas (UNICEF/WHO, 2006). World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 melaporkan hamper 6 juta anak balita meninggal dunia, 16% dari jumlahnya disebabkan oleh pneumonia sebagai alat pembuuh balita nomor 1 di dunia. Berdasarkan data dari UNICEF, ditahun yang sama terdapat kurag lbih 14% dari 147.000 aak dibawah usia 5 tahun di Indonesia meninggal karena pneumonia. Statistik tersebut menunjukan bahwa sebanyak 2-3 anak dibawah usia 5 tahun meninggal dunia karena pneumonia setiap jamnya. Hal tersebut menjadikan penomia sebagai pembunuh utama anak usia dibawah 5 tahun di Indonesia.

2. Apa sajakah kemungkinan penyebab masalah yang dialami anak?  Sindrom Loeffler Karena ditemukannya infiltrasi pada fototoraks dan disertai sesak napas. Selain itu ada beberapa penyebab terjadinya pneumonia, yaitu : a) Bakteri Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, streptokokus hemolyticus, streptococcus aureus, Hemophilus influenzae, mycobacterium tuberculosis, bacillus Friedlander. Anak- anak dengan pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya menjadi sakit cukup cepat, dimulai dengan demam yang mendadk tinggi dan pernapasan biasa cepat.

b) Virus Respyratory syctial virus, adenovirus, V. Sitomegalitik, V. Influenza.

Waktu pemaparan untuk RSV 4-6 hari, sedangkan untuk flu hanya 18 – 72 jam. Pneunomia yang disebabka oleh virus, memaka waktu yag cukup lama disbanding yang lainnya dalam hal peyembuhan. c) Mycoplasma Pneunomia Gejala pada penderita pneumonia karea mycoplasma sagat mudah dikenali, karena meyebabkan sakit tenggorokan, sakit kepala dan ruam. Disamping gejala utama lainnya. Pneunomia jenis ini bisa hilang dalam rentan waktu 4-6 minggu untuk hilang sepenuhnya. d) Jamur Histoplasma capsulatum, cryptococcus neuroformans, Blastomyces dermatitides, coccidodies immitis, aspergilus species, candida albicans. e) Aspirasi Makanan, kerosene (bensin dan minyak tanah), cairan amnion, dan benda asing. Berbagai gelas minum, dan peralatan makan, menyentuh alat yang digunakan, atau sapu tangan dari orang yang terinfeksi juga dapat menyebabkan pneumonia. f) Pneunomia hipostatik Terjadi karena imobilisasi yang lama dari agen penyebab g) Sindrom Loeffler Paru-paru penderita akan terjadi pendarahan kecil di dinding alveoli dan akan timbul gangguan batuk dan demam. Dan pada fototoraks penderita terdapat infiltrasi.

3. Jelaskan Patofisiologi dari penyakit pada anak disertai dengan WOC!  WOC PNEUNOMIA

Normal (system pertahanan terganggu)

Organisme

Virus

Sel napas bagian bawah pneumokokus

stapilokokus

Kuman mencapai bronkioli dan merusak sel

Eksudat masuk alveoli

trombus

Cairan edeme + leukosit ke alveoli

alveoli

Toksin, coagulase

Konsolidasi paru

Sel darah merah, leukosit, pneumokokus mengisi alveoli

Permukaan lapisan pleura tertutup tebal eksudat thrombus vena pulmonalis

Kapasitas vital. Compliance menurun, hemoragik

leukositosit

Nekrosis hemoragen

Intoleransi Aktivitas

Suhu tubuh meningkat

Defisiensi pengetahuan Resiko kekurangan vol. cairan Hipertermi

Ketidakefektifan bersihan jalan napas

Produksi sputum meningkat

Ketidakefektifan pola napas

Abses pneumatocele (kerusakan jaringan parut)

Sumber : APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC-NOC. Nurarif, Amin Huda., dkk. 2015

4. Apakah tanda dan gejala khas yang pada anak? Buat klasifikasi penyakit anak dan penanganannya. Tanda dan gejala khas yang tampak pada anak di kasus antara lain : 

Pernafasan cepat, yaitu 54x/menit



Batuk



Sesak nafas



Bunyi nafas rokhi

Tanda dan gejala lain yang biasa muncul pada pasien pneumonia antara lain : 

Demam, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,5-40,5 bahkan dengan infeksi ringan.



Meningismus, yaitu tanda-tanda meningeal tanpa infeksi meninges.



Anoreksia, merupakan hal yang umum yang disertai dengan penyakit masa kanak-kanak



Muntah, biasanya berlangsung singkat tetapi dapat menetap selama sakit



Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat.



Nyeri abdomen, merupakan keluhan umum.



Keluaran nasal, sering menyertai infeksi pernafasan



Batuk, merupakan gambaran umum dari penyakit pernafasan



Sakit tenggorokan, ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral



Disamping batuk atau kesulitan bernafas, hanya terdapat napas cepat saja -

Pada anak umur 2 bulan – 11 bulan >50 kali/menit

-

Pada anak umur 1 tahun – 5 tahun >40 kali/menit

Klasifikasi penyakit pada kasus adalah klasifikasi berdasarkan anatomi, yaitu pneumonia interstitial (bronkiolitis) adalah proses inflamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar (interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular Klasifikasi penyakit lain pada pasien pneumonia antara lain 

Klasifikasi berdasarkan anatomi -

Pneumonia lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia bilateral atau “ganda”

-

Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukoporulen untuk membentuk bercak kosolidasi dalam lobus yang berada didekatnya, disebut juga pneumonia loburalis.



Klasifikasi berdasarkan inang dan lingkungan -

Pneumonia komunitas, dijumpai pada H. Influenza pada pasien rokok, pathogen atpikal pada lansia, gram negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit penyerta kardiopolmonal/jamak, atau paska terapi antibiotika spectrum luas.

-

Pneumonia nosokomial, tergantung pada 3 faktor yaitu: tingkat berat sakit, adanya resiko untuk jenis pathogen tertentu, dan masa menjelang timbul onset pneumonia

-

Pneumonia aspirasi, disebabkan oleh infeksi kuman, pneumonitis kimia akibat aspirasi baan toksik, akiat aspirasi cairan inert misalnya cairan makanan atau lambung, edema paru, dan obstruksi mekanik simple oleh bahan padat.

-

Pneumonia pada gangguan imun, terjadi karena akibat proses penyakit dan akibat terapi. Penyebab infeksi dapat disebabkan oleh kuman pathogen atau mikroorganisme yang biasanya nonvirulen, berupa bakteri, protozoa, parasit, virus, jamur, dan cacing.

Discharge Planning 

Ajarkan pada orang tua tentang pemberia obat -

Dosis, rute dan waktu yang cocok dan menyelesaikan dosis seluruhnya



-

Efek samping

-

Respon anak

Berikan informasi pada orang tua tentang cara-cara pengendalian infeksi serta cara pencegahannya



-

Hindari pemajanan infeksius

-

Ikuti jadwal imunisasi

Bayi : ASI eksklusif 6 bulan, karena didalam kandungan ASI adanya sistem kekebalan yang dapat menjaga tubuh anak sehinga tidak mudah terserag penyakit



Gizi seimbang dan cukup sesuai usia anak



Tutup mulut saat batuk karena penularan pneumonia banyak berasal dari percikan batukan tau bersin pneumonia



Hindari asap rokok

5. Bagaimana pengobatan dan penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada anak?

Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat bisa diberikan antibiotic per-oral atau tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tuadan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau penyakit paru lainnya harus dirawat dan antibiotic diberikan melalui infuse. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan ,cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik. Kebanyakan penderikan akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaan membaik dalam waktu dua minggu. Penatalaksanaan umum yang dapat diberikan antara lain:  

Oksigen 1-2 L/menit IVFD dekstrose 10% NaCl 0,9%= 3:1, + KCl 10 mEq/ 500 ml cairan. Jumlah cairan



sesuai berat badan,kenaikkan suhu,dan status hidrasi. Jika sesak tidak terlalu berat,dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang



nasogastrik dengan feeding dip Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salinan normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab,antibiotic diberikan sesuai hasil kultur Untuk kasus pneumonia community based:  

Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian Kloramfenikol 75 mg/kg BB/ hari dalam 4 kali pemberian

Untuk kasus pneumonia hospital based:  

Sedatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian Amikasin 10-15 mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian

6. Jelaskan tentang komplikasi yang mungkin terjadi pada anak?

1) Infeksi aliran darah. Infeksi aliran darah atau bakteremia terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke dalam aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ-organ lain. Bakteremia berpotensi menyebabkan gagal berfungsinya banyak organ. 2) Abses paru atau paru bernanah. Abses paru dapat ditangani dengan antibiotik, namun terkadang juga membutuhkan tindakan medis untuk membuang nanahnya. 3) Efusi pleura. Kondisi di mana cairan memenuhi ruang yang menyelimuti paru-paru. 4) Pneumonia Stafilokokus. Curiga ke arah ini jika terdapat perburukan klinis secara cepat walaupun sudah diterapi, yang ditandai dengan adanya pneumatokel atau pneumotoraks dengan efusi pleura pada foto dada, ditemukannya kokus Gram positif yang banyak pada sediaan apusan sputum. Adanya infeksi kulit yang disertai pus/pustula mendukung diagnosis. 

Terapi dengan kloksasilin (50 mg/kg/BB IM atau IV setiap 6 jam) dan gentamisin (7.5 mg/kgBB IM atau IV 1x sehari). Bila keadaan anak mengalami perbaikan, lanjutkan kloksasilin oral 50mg/kgBB/hari 4 kali sehari selama 3 minggu.



Catatan: Kloksasilin dapat diganti dengan antibiotik anti-stafilokokal lain seperti oksasilin, flukloksasilin, atau dikloksasilin.

5) Empiema. Curiga ke arah ini apabila terdapat demam persisten, ditemukan tanda klinis dan gambaran foto dada yang mendukung. 

Bila masif terdapat tanda pendorongan organ intratorakal.



Pekak pada perkusi.



Gambaran foto dada menunjukkan adanya cairan pada satu atau kedua sisi dada.



Jika terdapat empiema, demam menetap meskipun sedang diberi antibiotik dan cairan pleura menjadi keruh atau purulen

7. Jelaskan apa saja hal yang perlu dikaji pada anak 1. Data demografi 2. Riwayat masuk, anak biasanya dibawa kerumah sakit setelasesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang suda menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure) 3. Riwayat penyakit dahulu, predileksi penyakit saluran pernapasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis penderita 4. Pengkajian 

Sistem integumen : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat, suhu kulit meningkat, kemerahan



Sistem pulmonal : pernapasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif),

sputum

banyak,

penggunaan

otot

bantu

pernapasan, pernapasan diafragma dan perut meningkat, laju pernapasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru. 

Sistem Cardiovaskuler : denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun



Sistem neurosensori : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi



Sistem musculoskeletal : tonus oto menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernapasan



Sistem genitourinaria : produksi urine menurun/normal



Sistem digestif : konsistensi feses normal/diare.

Pengkajian 1. Pneumonia sering terjadi pada bayi dan anak,terbanyak pada umur dibawah tiga tahun dan kematian terbanyak pada bayi kurang dari dua bulan. 2. Keluhan utama adalah sesak nafas. 3. Riwayat penyakit a. Pneumonia virus Didahului oleh gejala-gejala infeksi saluran napas termasuk rhinitis dan batuk. Suhu badan lebih rendah dari pada pneumonia bakteri dan mukuplasma. b. Pneumonia stafilokokus (bakteri) Didahuli oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas atau bawah dalam waktu beberapa hari hingga satu minggu. Kondisi suhu tinggi,batuk,dan adanya kesulitan pernapasan. 4. Riwayat penyakit dahulu a. Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan bagian atas b. Riwayat penyakit campak/fertusis (pada bronkopneumonia). 5. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Perlu kita perhatikan adanya takipnea,dispnea,sianosis sirkumoral,pernapasan cuping hidung,distensi abdomen,batuk semula non-produktif menjadi produktif,dan nyeri dada pada waktu menarik napas. Berdasarkan MTBS (2008),batasan takipnea pada anak 2-12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih. Usia 12 bulan-5 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih. Perlu di perhatikan adanya tarikan dinding dada kedalam saat fase inspirasi. Pada pneumonia berat,tarikan dinding dada ke dalam akan tampak jelas. b. Palpasi

Suara redup pada sisi yang sakit,hati mungkin membesar,fremitus raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit. Nadi kemungkinan mengalami peningkatan (takikardia). c. Perkusi,yakni suara redup pada sisi yang sakit d. Auskultasi Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke hidung/mulut bayi (MTBS,2008). Pada anak yang pneumonia akan terdengar stridor. Apabila dengan stetoskop,akan terdengar suara napas berkurang ,ronkhi halus pada sisi

yang

sakit,ronkhi

basah

pada

masa

resolusi.

Pernapasan

bronchial,egotomi,bronkofomi,dan kadang-kadang terdengar bising gesek pleura. Penegak diagnosis a. Pemeriksaan laboraturium 1) Leukosit 18.000-40.000/mm3 2) Hitung jenis didapatkan gesekan kekiri 3) LED (Laju Endapan Darah) meningkat b. Sinar X dada Terdapat bercak-bercak infiltrate tersebar (bronkus,pneumonia)atau meliputi satu/sebagian besar lobus/lobuler 11. Pola Pengkajian menurut Gordon a. Pola persepsi kesehatan atau penanganan kesehatan Ibu klien mengatakan kesehatan sangat penting sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke dokter atau Puskesmas, begitu juga saat anaknya sakit keluarga segera memeriksakannya ke Bidan terdekat. Ibu klien selalu menjaga kebersihan rumah dan peralatan yang digunakan terutama untuk anaknya. b. Pola nutrisi/metabolik Berat badan anak adalah 8 kg dan tinggi badan 67 cm dan ini termasuk dalam kategori normal untuk anak. c. Pola eliminasi Ibu tidak mengatakan ada gangguan eliminasi pada anak

d.Pola aktivitas/latihan Anak mengalami sesak nafas dan batuk sehingga mengalami gangguan aktivitas akibat anak sesak saat bernapas. e. Pola istirahat dan tidur Ibu klien mengatakan sebelum maupun sesaat sakit klien lebih sering tidur, hanya saja klien lebih sering terbangun saat batuk, klien tidur sekitar 15 jam sehari f. Pola perseptif/kognitif Ibu klien selalu bertanya kenapa anaknya bisa seperti ini dan apakah anaknya bisa sembuh. g. Pola koping/toleransi stress Anak terlihat rewel dan memeluk ibunya. h. Pola konsep diri Ibu klien mengatakan sangat khawatir dan sedih, ibu klien sering bertanya kondisi anaknya dan bertanya apakah anaknya bisa sembuh i. Pola seksual dan reproduksi Klien berjenis kelamin perempuan dan tidak ada kelainan kongenital. j. Pola peran atau hubungan Klien tampak rewel dan memeluk ibunya k. Pola nilai dan kepercayaan Ibu klien selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya.

8. Apakah masalah keperawatan yang muncul pada anak, buat analisis datanya!

9. Buatlah rencana intervensi sesuai dengan masalah keperawatan yang muncul pada anak!

DIAGNOSA NANDA 1.Ketidakefektifan pola napas : inspirasi dan/

NOC 1. Status pernapasan (0415)

tidak ekspirasi yang tidak Indicator: memberi

inspirasi a. b. c. d.

adekuat.

DS: pasien mengatakan a. Batuk b. Sesak nafas

jalan

napas

(3140)

Frekuensi pernapasan. Aktivitas: Irama pernapsan a. Buka jalan napas Kedalaman inspirasi Kepatenan jalan dengan teknik chin napas.

lift atau jaw trust

memaksimalkan

54x/menitper nafasan 54x / menit b. Anak terlihat sesak

dan

menggunakan bantu

pernafasan

ventilasi. c. Lakukan fisioterapi mestinya. d. Auskultasi

dada

ada

tidaknya

sumbatan pada jalan nafas 2. agar pasien dapat bernafas

dengan

baik 3. untuk mengetahui

suara

yang ventilasinya menurun

atau

tidak

atau

ada

adanya

nafas

tambahan 4. untuk mengetahui pasiendan status O2 5. untuk mengeluarkan

napas, catat area

suara

tambahan. 2. Monitor pernafasan a. Monitor

memastikan

kondisi peranfasan

sebagaimana

Aktivitas:

untuk

suara

untuk

pernafasan

1.

optimal atau lebih

mestinya. b. Posisiskan pasien

a. Frekuensi

Rasional

atau

sebagaimana

DO:

otot

NIC 1. Manajemen

secret

yang

menghambat

jalan

nafas

kepatenan, irama, kedalaman,

dan

kesulitan bernafas. b. Catat pergerakan dada, catat ketidak simetrisan, penggunaan otot – otot bantu nafas, dan retraksi pada orot supraklavikulas dan intrakosta. c. Monitor suara napas

tambanhan

seperti ngorok atau mengi, d. Monitor ola nafas. e. Auskultasi suara nafas, catat area dimana

terjadi

penurunan

atau

tidak

2.Bersihan jalan nafas tidak efektif : :

ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari

saluran

(0403) 2. Respiratory status

:

ventilasi

dan

keberadaan

sura

nafas tambahan. 1. Respiratory

1. Respiratory status : ventilation

Defenisi

adanya

airway

patency(0410) Kriteria hasil : a. Mendemostrasikan

monitoring Aktivitas (3350) : a. Monitor vital sign (TTV) b. Monitor

respirasi

dan oksigenasi c. Aukultasi bunyi

1. Usaha mengetahui keadaan

umum

klien 2. Penurunan bunyi nafas

dapat

menunjukkan atelectasis

pernafasan

untuk

mempertahankan bersihanjalan nafas DS: pasien menga takan c. Batuk d. Sesak nafas

nafas 3. Untuk mencatat d. Anjurkan keluarga suara nafas bersih adanya suara pasien untuk tidak ada sesak nafas tambahan memberikan 4. Berguna untuk nafas atau dipnue b. Menunjukkan minuman hangat melunakkan jalan nafas yang

DO: a. Bunyi

batuk efektif dan

nafas

terdengar ronki

paten c. Mampu mengidentifikasi dan

mencegah

factor yang dapat menghambat jalan

atau susu hangat secret e. Kolaborasi dalam 5. Untuk memberikanterapi

melancarkan

nebulizer

dahak

sesuai

indikasi f. Berikan

melancarkan O2

dengan

jalan nafas 6. Untuk membantu

memberikan nasal .

nafas

dan

pasien

bernafas

lebih baik/mengurangi

3.Difisiensi pengetahuan Defenisi : ketiadaan dan difisiensi

informasi

kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu DO : ibu selalu bertanya mengenai kondisi anaknya DS : -

1. Pengetahuan

:

manajemen

kecemasan

pneumonia (1861) Indicator : a. Factor-fakktor pengebab dan factor yang berkontribusi b. Proses penyakit tertentu c. Tanda dan

gejala

perkembangan penyakit d. Manfaat manajemen penyakit

1. Pengurangan

sesak nafas untuk bisa

memahami

(5820) a. Pahami situasi krisis

yang

terjadi

dari

perspektif klien b. Berikan informasi factual

1.

terkait

situasi

yang dialami pasien 2. untuk mempermudah pasien

mengerti

seputar

diagnosis,

perawatan

dan

prognosis

dari

diagnosis,

penyakit tersebut 3.untuk

perawatan dan

meningkatkan rasa

prognosis c. Berada disisi klien

untuk

meningkatkan rasa aman dan

aman

dan

mengurangi ketakutan

yang

dialami pasien 4. untuk mengetahui

mengurangi ketakutan d. Kaji untuk tanda

tanda

kecemasan

pada pasien

verbal

dan non verbal untuk kecemasan

BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa, dan pada orang usia lanjut. Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut broncho Pneumonia) (Depkes RI, 2009).

3.2 Saran

Sebagai upaya dalam mengatasi pneumonia pada anak kita haru tau dulu apa penyebabnya kemudian mengikuti langkah-langkah dalam mengatasi Pneumonia. Hal ini juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khusunya dalam dunia keperawatan. Untuk itu, kita sebagai mahasiswa keperawatan harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan pneumonia ini, seperti penyebab, cara mencegah, serta penanganannya jika sudah terjadi.

Daftar Pustaka

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""