Makalah Pemanasan Global.docx

  • Uploaded by: Inge Dwi Wahyuni
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pemanasan Global.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,942
  • Pages: 23
MAKALAH PEMANASAN GLOBAL

DISUSUN OLEH :

DINDA OCTAVIA

GURU PEMBIMBING : YULIANI, S.Pd

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMP NEGERI 18 KOTA BENGKULU TAHUN 2019

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Pemanasan Global. Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Bengkulu, April 2019

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...............................................................................

ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................

1

B. Rumusan Masalah .....................................................................

2

C. Tujuan .......................................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pemanasan Global ...................................................

3

B. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca ........

4

C. Penyebab Pemanasan Global ....................................................

3

D. Dampak Pemanasan Global ......................................................

11

E. Solusi Pemanasan Global ..........................................................

13

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................

18

B. Saran ..........................................................................................

18

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Latar belakang disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh Guru. Makalah ini membahas tentang Pemanasan global atau global warming.Makalah ini disusun berdasarkan tentang perbincangan yang sedang hangat dibicarakan oleh dunia. Pemanasan global belum menemukan titik terang dalam penanggulangannya. Disini penulis berusaha menerangkan materi yang dibutuhkan sebagai referensi agar dapat menyempurnakan topik yang akan diperbincangkan. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula. Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan - perubahan yang terjadi menghasilkan dampak baik positif maupun negatif. Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya.

1

Para ahli lingkungan telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar bagi lingkungan dan dunia secara global akibat usaha perindustrian yang dilakukan dan telah berkembang pesat ini. Dampak negatif ini adalah terjadinya pemanasan di dunia dan sering disebut sebagai Global Warming. Namun, masalah Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, namun masalah Global Warming ini tidaklah dapat dipungkiri untuk diteliti dan ditelaah lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia.

B. Rumusan Masalah Dalam penulisan makalah ini penulis akan membahas tentang salah satu fenomena dunia yang saat ini mengancam yaitu Pemanasan Glogal. Dalam pembahasannya, penulis akan membahas banyak tentang : 1. Pengertian Pemanasan Global 2. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca 3. Penyebab Pemanasan Global 4. Dampak Pemanasan Global 5. Solusi dari Pemanasan Global

C. Tujuan 1. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Pemanasan Global 2. Untuk mengetahui dan memahami Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca 3. Untuk mengetahui dan memahami Penyebab Pemanasan Global 4. Untuk mengetahui dan memahami Dampak Pemanasan Global 5. Untuk mengetahui dan memahami Solusi dari Pemanasan Global

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pemanasan Global

Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu. Pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata dunia baik di daratan, lautan maupun di atmosfer bumi. Penelitian para ahli yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu seratus tahun terakhir ini, Suhu ratarata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa 3

ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

B. Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Rumah Kaca

Bumi ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas matahari yang masuk ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi lalu dipantulkan kembali ke angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di antaranya karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer sehingga Bumi menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan manusia untuk bisa bertahan hidup. Mekanisme inilah yang disebut efek gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia bisa menjadi -18ºC. Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi menjadi semakin panas.

4

C. Penyebab Pemanasan Global 1. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

5

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global. 2. Industri Peternakan

Gas metana setidaknya 23 kali lebih kuat daripada CO2 dalam rentang waktu 100 tahun, tetapi 72 kali lebih kuat daripada CO2 dalam rentang waktu 20 tahun. Satu-satunya sumber terbesar metana saat ini adalah peternakan. peternakan

Menurut Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang dan

lingkungan

yang

diterbitkan

pada

tahun

2006

mengungkapkan bahwa, "industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (51%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia. " Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.. Peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2). Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging

6

untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan per orangnya hanya menyumbang 190 kg CO2. Tidak mengherankan bila ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk berhenti makan daging untuk mengerem pemanasan global. Pemansan global terjadi ketika ada konsentrasi gas-gas tertentu yang dikenal dengan gas rumah kaca, yg terus bertambah di udara, hal tersebut disebabkan oleh tindakan manusia, kegiatan industri, khususnya CO2 dan chlorofluorocarbon. Yang terutama adalah karbon dioksida, yang umumnya dihasilkan oleh penggunaan batubara, minyak bumi, gas dan penggundulan hutan serta pembakaran hutan. 3. Efek Umpan Balik Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer. Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan

7

memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat. Umpan

balik

penting

lainnya

adalah

hilangnya

kemampuan

memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan. Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

8

4. Variasi Matahari

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 19002000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekadedekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca. 5. Aktivitas Manusia

9

Dalam poin 1 dan 2 telah di jelaskan beberapa dampak aktivitas manusia yang menyebabkan pemanasan global. Banyak factor penyebab seperti: a. Pembangkit Energi Sektor energi merupakan sumber penting gas rumah kaca, khususnya karena energi dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti minyak, gas, dan batu bara, di mana batu bara banyak digunakan untuk menghasilkan listrik. Sumbangan sektor energi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 25,9%. b. Industri Sumbangan sektor industri terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 19,4%. Sebagian besar sumbangan sektor industri ini berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik atau dari produksi C02 secara langsung sebagai bagian dari pemrosesannya, misalnya saja dalam produksi semen. Hampir semua emisi gas rumah kaca dari sektor ini berasal dari industri besi, baja, kimia, pupuk, semen, kaca dan keramik, serta kertas. c. Pertanian Sumbangan sektor pertanian terhadap emisi gas rumah kaca sebesar 13,5%. Sumber emisi gas rumah kaca pertama-tama berasal dari pengerjaan tanah dan pembukaan hutan. Selanjutnya, berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk pembuatan pupuk dan zat kimia lain. Penggunaan mesin dala pembajakan, penyemaian, penyemprotan, dan pemanenan menyumbang banyak gas rumah kaca. Yang terakhir, emisi gas rumah kaca berasal dari pengangkutan hasil panen dari lahan pertanian ke pasar. d. Alih Fungsi Lahan dan Pembabatan Hutan Sumber lain C02 berasal dari alih fungsi lahan di mana ia bertanggung jawab sebesar 17.4%. Pohon dan tanaman menyerap karbon selagi mereka hidup. Ketika pohon atau tanaman membusuk atau dibakar, sebagian besar karbon yang mereka simpan dilepaskan

10

kembali ke atmosfer. Pembabatan hutan juga melepaskan karbon yang tersimpan di dalam tanah. Bila hutan itu tidak segera direboisasi, tanah itu kemudian akan menyerap jauh lebih sedikit CO2. e. Transportasi Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 13,1%. Sektor transportasi dapat dibagi menjadi transportasi darat, laut, udara, dan kereta api. Sumbangan terbesar terhadap perubahan iklim berasal dari transportasi darat (79,5%), disusul kemudian oleh transportasi udara (13%), transportasi laut (7%), dan terakhir kereta api (0,5%). f. Hunian dan Bangunan Komersial Sektor hunian dan bangunan bertanggung jawab sebesar 7,9%. Namun, bila dipandang dari penggunaan energi, maka hunian dan bangunan komersial bisa menjadi sumber emisi gas rumah kaca yang besar. Misalnya saja dalam penggunaan listrik untuk menghangatkan dan mendinginkan ruangan, pencahayaan, penggunaan alat-alat rumah tangga, maka sumbangan sektor hunian dan bangunan bisa mencapai 30%. Konstruksi bangunan juga mempengaruhi tingkat emisi gas rumah kaca. Sebagai contohnya, semen, menyumbang 5% emisi gas rumah kaca. g. Sampah Limbah sampah menyumbang 3,6% emisi gas rumah kaca. Sampah di sini bisa berasal dari sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah (2%) atau dari air limbah atau jenis limbah lainnya (1,6%). Gas rumah kaca yang berperan terutama adalah metana, yang berasal dari proses pembusukan sampah tersebut.

D. Dampak Pemanasan Global Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global.

11

Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global yaitu : 1. Dampak sosial - budaya Bagi petani tidak ekonomisnya pertanian akan menyebabkan alih fungsi lahan dan bergantinya corak produksi. Bagi nelayan tidak melaut berarti tidak makan, seiring meningkatnya intensitas badai Budaya yang lahir akibat interaksi manusia dengan alam akan tercabut, seperti contoh masyarakat Tuvalu yang tercabut dari peradabannya akibat daerah mereka tenggelam. Daerah-daerah tertentu menjadi padat dan sesak karena terjadi arus pengungsian. 2. Dampak bagi ekonomi Semakin

meningkatnya

intensitas

bencana

akan

merusak

infrastruktur yang amat penting bagi laju pertumbuhan ekonomi, Bencana juga menyebabkan manusia kehilangan harta benda dan menyebabkan mereka menjadi miskin, Rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana akan memerlukan biaya yang sangat besar 3. Dampak bagi kelangsungan makhluk hidup Musnahnya berbagai jenis keanekragaman hayati, Kenaikan suhu air laut menyebabkan terjadinya coral bleaching dan kerusakan terumbu karang diseluruh dunia, Meningkatnya frekuensi kebakaran hutan 4. Dampak bagi kesehatan manusia Menyebarnya penyakit-penyakit tropis, sepertimalaria, ke daerahdaerah baru karena bertambahnya populasi serangga (nyamuk), Suhu yang ekstrim akan menyebabkan semakin lamanya firus bertahan hidup sehingga menyebarluaskan penyakit, Kenaikan suhu 1 derajat C menyebabkan naiknya angka kematian menjadi 300.000 pertahun akibat malaria, diare dan malnutrisi (WHO, 2005) 5. Dampak bagi lingkungan hidup Meningkatnya frekuensi dan intensitas hujan badai, angin topan, dan banjir, Mencairnya es dan glasier di kutub, Meningkatnya jumlah tanah kering yang potensial menjadi gurun karena kekeringan yang

12

berkepanjangan, Kenaikan permukaan laut hingga menyebabkanbanjir yang luas. Pada tahun 2100 diperkirakan permukaan air laut naik hingga 15 - 95 cm. 6. Dampak bagi pertanian dan pangan Tidak menentunya cuaca akan mempengaruhi pola pertanian, Semakin cepatnya penguapan menyebabkan krisis air untuk pasokan irigasi, Ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan akan menyebabkan kerentanan pangan, pada akhirnya kemiskinan bagi petani dan kelaparan bagi umat manusia,

E. Solusi Pemanasan Global

1. Dalam Hal Makanan Dan Minuman a. Kurangi konsumsi daging! Bervegetarian adalah yang terbaik! b. Makan dan masaklah dari bahan yang masih segar. c. Beli produk lokal. d. Daur ulang aluminium, plastik, dan kertas. e. Hindari fast food! f. Bawa tas yang bisa dipakai ulang 2. Dirumah a. Hindari posisi stand by pada elektronik Anda! b. Matikan listrik bila tidak digunakan c. Ganti ke lampu CFL

13

d. Hindari penggunaan AC (bila terpaksa digunakan tutup semua jendela atau pintu serta gunakan timer) e. Hemat penggunaan kertas 3. Di Lingkungan a. Tanamlah pohon b. Gunakan kendaraan umum c. Say no to plastic! 4. Usaha Badan Dunia a. Tahun 1972 Konferensi di Stockholm membentuk UNEP (“United Nations Environmental Program”) untuk mendorong pembangunan yang berkelanjutan (“eco-friendly sustainable development”). b. Tahun 1987 “Montreal Protocol” menetapkan bahwa produksi bahanbahan

yang

merusak

lapisan ozon (terutama CFC) harus

dikendalikan. c. Tahun 1992 Earth Summit di Rio de Janeiro mendorong

negara-

negara secara sukarela mengurangi emisi “gas-gas rumah kaca” agar emisi pada tahun 2000 lebih rendah daripada emisi pada tahun 1990. d. Tahun 1997 “Kyoto Protocol ” mengharuskan negara-negara maju mengurangi emisi “gas-gas rumah kaca” agar emisi setiap tahun selama tahun 2008-2012 berkurang sekitar 5% bila dibandingkan dengan emisi tahun 1990. e. Th 2002 World Summit di Johannesburg menetap- kan sasaran-sasaran pembangunan selama abad ke-21 a.l. dengan mengurangi masalahmasalah lingkungan hidup. f. Th 2007 Konferensi di Denpasar menetapkan “Bali Roadmap” sebagai persiapan ke arah konferensi di Copenhagen pada tahun 2009. 5. Jadilah Vegetarian Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan mereka. Food and Agriculture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging

14

menyumbang 18%pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi di dunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam laporan FAO, “Livestock’s Long Shadow”, 2006 dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas nitro oksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2). Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habit”, 2008, menyebutkan bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2, sementara diet vegan

per

orangnya

hanya

menyumbang190

kg

CO2!

Tidak

mengherankan bila ahli iklim terkemuka PBB, yang merupakan Ketua Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) PBB, Dr. Rajendra Pachauri, menganjurkan orang untuk mengurangi makan daging. 6. Tanam Pohon Satu pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6 kg CO2 per tahunnya. Dalam seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2. United Nations Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah kaca. Seperti kita ketahui, pohon menyerap karbon yang ada dalam atmosfer. Bila mereka ditebang atau dibakar, karbon yang pernah mereka serap sebagian besar justru akan dilepaskan kembali ke atmosfer. Maka, pikir seribu kali sebelum menebang pohon di sekitar Anda. Pembabatan hutan juga berkaitan dengan peternakan. Tahukah Anda area hutan hujan seukuran 1 lapangan sepak bola setiap menitnya ditebang untuk lahan merumput ternak? Bila Anda berubah menjadi seorang vegetarian, Anda dapat menyelamatkan 1 ha pohon per tahunnya. 7. Bepergian yang Ramah Lingkungan Cobalah untuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif. Setiap 1 liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5 kg CO2. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu waktu, anda bisa memilih

15

kereta api daripada pesawat. Menurut IPCC, bepergian dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah kaca. 8. Kurangi Belanja Industri menyumbang 20% gas emisi rumah kaca dunia dan kebanyakan berasal dari penggunaan bahan bakar fosil. Jenis industri yang membutuhkan banyak bahan bakar fosil sebagai contohnya besi, baja, bahan-bahan kimia, pupuk, semen, gelas, keramik, dan kertas. Oleh karena itu, jangan cepat membuang barang, lalu membeli yang baru. Setiap proses produksi barang menyumbang CO2. 9. Beli Makanan Organik Tanah organik menangkap dan menyimpan CO2 lebih besar dari pertanian konvensional. The Soil Association menambahkan bahwa produksi secara organik dapat mengurangi 26% CO2 yang disumbang oleh pertanian. 10. Gunakan Lampu Hemat Energi Bila Anda mengganti 1 lampu di rumah Anda dengan lampu hemat energi, Anda dapat menghemat 400 kg CO2 dan lampu hemat energi 10 kali lebih tahan lama daripada lampu pijar biasa. 11. Gunakan Kipas Angin AC yang menggunakan daya 1.000 Watt menyumbang 650 gr CO2 per jamnya. Karena itu, mungkin Anda bisa mencoba menggunakan kipas angin. 12. Jemur Pakaian Anda di bawah Sinar Matahari Bila Anda menggunakan alat pengering, Anda mengeluarkan 3 kg CO2. Menjemur pakaian secara alami jauh lebih baik: pakaian Anda lebih awet dan energi yang dipakai tidak menyebabkan polusi udara. 13. Daur Ulang Sampah Organik Tempat Pembuangan Sampah (TPA) menyumbang 3% emisi gas rumah kaca melalui metana yang dilepaskan saat proses pembusukan sampah. Dengan membuat pupuk kompos dari sampah organik (misal dari

16

sisa makanan, kertas, daun-daunan) untuk kebun Anda, Anda bisa membantu mengurangi masalah ini! 14. Pisahkan Sampah Kertas, Plastik, dan Kaleng agar Dapat Didaur Ulang Mendaur ulang aluminium dapat menghemat 90% energi yang dibutuhkan untuk memproduksi kaleng aluminium yang baru – menghemat 9 kg CO2 per kilogram aluminium! Untuk 1 kg plastik yang didaur ulang, Anda menghemat 1,5 kg CO2, untuk 1 kg kertas yang didaur ulang, Anda menghemat 900 kg CO2.

17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Pemanasan global telah menjadi permasalahan yang menjadi sorotan utama umat manusia. Fenomena ini bukan lain diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri dan dampaknya diderita oleh manusia itu juga. Untuk mengatasi pemanasan global diperlukan usaha yang sangat keras karena hampir mustahil untuk diselesaikan saat ini. Pemanasan global memang sulit diatasi, namun kita bisa mengurangi efeknya.Penangguangan hal ini adalah kesadaran kita terhadap kehidupan bumi di masa depan. Apabila kita telah menanamkan kecintaan terhadap bumi ini maka pmanasan global hanyalah sejarah kelam yang pernah menimpa bumi ini. Dampak negatif dari pemanasan global memang sangat banyak. Baik itu secara langsung atau tidak langsung pada manusia. Secara tidak langsung yaitu dengan merusak lingkungan yang akan mengganggu pemenuhan kebutuhan manusia. Secara langsung yaitu dengan suhu yang terasa semakin panas yang mengganggu kesehatan manusia. Pemanasan global memang tidak bisa dicegah, Tapi hal tersebut masih bisa diperlamban. Mulai dengan pengembangan teknologi yang berwawasan lingkungan dan menjalankan prinsip daur ulang, menggunakan kembali barang yang masih bisa dipakai, dan mengurangi penggunaan SDA yang tidak perlu.

B. Saran Kehidupan ini berawal dari kehidupan di bumi jauh sebelum makhluk hidup ada. Maka dari itu untuk menjaga dan melestarikan bumi ini harus beberapa dekade kah kita memikirkannya. Sampai pada satu sisi dimana bumi ini telah tua dan memohon agar kita menjaga serta melstarikannya. Marilah kita bergotong royang untuk menyelematkan bumi yang telah memberikan kita kehidupan yang sempurna ini. Stop global warming.

18

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen Penataan Ruang. - . Abstrak Makalah: Antisipasi Dampak Pemanasan Global Dari Aspek Teknis Penataan Ruang. Jakarta: Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah. elfilah.mutiply.com/journal/item/06 Ford, Harry. 2005. Topik Paling Seru: CUACA. Jakarta: Erlangga Hestiyanto, Yusman. 2005. Geografi 1 SMA Kelas X. Jakarta: Yushistira. http://.id.wikipedia.org/wiki/pemanasanglobal , 15 November 2010 http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/06/pemanasan-global-globalwarming.html http://mbojo.wordpress.com/2008/07/17/hubungan-efek-rumah-kaca-pemanasanglobal-dan-perubahan-iklim/ , 15 November 2010 http://www.andaka.com/blogger-indonesia-peduli-global-warming.php November 2010 http://www.attayaya.net/2009/04/usaha-mengurangi-dampak-globalwarming.html , 15 November 2010 http://www.pdfcoke.com/doc/22182806/Makalah-Global-Warming

,

15

LAMPIRAN

Related Documents


More Documents from "Jenny Anastasia"