Makalah Pasar Persaingan Sempurna Ekonomi Mikro Kelompok 7.docx

  • Uploaded by: Irfan Aji P
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pasar Persaingan Sempurna Ekonomi Mikro Kelompok 7.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,697
  • Pages: 22
Makalah Ekonomi Mikro Islam Pasar Persaingan Sempurna Dosen Pengampu : Dhidin Noer Adi Rahmanto, S.E.I, M.E.

Kelompok 7: Uswatun Khasanah

( 20170730007 )

Irfan Aji Pangestu

( 20170730027 )

Eka Safitri

( 20170730050 )

Willy Luthfi Rachmadi

( 20170730058 )

Firstia Dama Aldiyanti

( 20170730071 )

FAKULTAS AGAMA ISLAM PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2018

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, shalawat serta salam yang selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, berkat rahmat dan karunia-Nya

yang berlimpah, kami dapat

menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “pasar persaingan sempurna”. Adapun tujuan dari pembuatan dan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah ekonomi mikro islam semester gasal 2018/2019. Makalah ini juga disusun agar pembaca dapat memahami dan memperluas pengetahuan tentang pasar persaingan sempurna. Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan yang dibuat baik secara sengaja mahupun tidak sengaja dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami sekelompok memohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan tersebut dan kami berharap para pembaca dapat membantu kami dengan memberikan saran dan kritik agar bisa menjadi lebih baik lagi. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yogyakarta, 19 Desember 2018

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii BAB I ............................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1 A.

Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B.

Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3

C.

Tujuan Makalah .............................................................................................................. 3

BAB II .......................................................................................................................................... 4 ISI ................................................................................................................................................. 4 1.

Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna .................................................................. 4

2.

Struktur Pasar dalam Islam ........................................................................................... 7

3.

Pasar Persaingan Sempurna dalam Islam .................................................................... 8

4.

Permintaan dan Penawaran dalam Persaingan Sempurna....................................... 10

5.

Pemaksimuman Keuntungan Jangka Pendek ............................................................ 12

6.

Studi Kasus .................................................................................................................... 15

BAB III ....................................................................................................................................... 18 PENUTUP .................................................................................................................................. 18 Kesimpulan ............................................................................................................................ 18 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 19

ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Islam muncul sebagai sumber kekuatan yang baru pada Abad ke-7 Masehi, menyusul runtuhnya kekaisaran Romawi. Kemunculan itu ditandai dengan

berkembangnya

peradaban

baru

yang

sangat

mengagumkan.

Kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta kehidupan sosial lainnya termasuk ekonomi yang berkembang secara menakjubkan. Fakta sejarah itu sesungguhnya menunjukkan bahwa Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang bersifat spiritual.2 Sebagaimana firman-Nya: “..... dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (AlQur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu ..... “ (QS. An-Nahl: 89).3 Ekonomi Islam adalah ekonomi yang berdasarkan ke-Tuhanan. Sistem ini bertitik tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah, dan menggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah. Aktivitas ekonomi seperti produksi, distribusi, konsumsi, pemasaran impor – ekspor tidak lepas dari titik tolak keTuhanan dan bertujuan akhir untuk Tuhan. Kalau seorang muslim bekerja dalam bidang produksi atau pemasaran maka itu tidak lain karena ingin memenuhi perintah Allah SWT. “Dialah yang menjadikan bumi ini mudah bagi kamu. Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezekiNya dan hanya kepadaNya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk: 15) Ketika menanam, seorang muslim merasa bahwa

yang ia kerjakan

adalah ibadah karena Allah. Begitu juga ketika ia sedang membajak,

1

menganyam, ataupun berdagang. Makin tekun ia bekerja, makin taqwa ia kepada Allah, bertambah rapi pekerjaannya, bertambah dekat ia kepada Allah SWT. Karena itu tidak salah kalau kemudian dikatakan bahwa Islam adalah agama yang universal, mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, baik yang bersifat ibadah maupun muamalah. Begitu pula ekonomi, dalam Islam diatur bagaimana perilaku konsumen dan produsen dalam menjalankan aktivitas ekonomi mereka. Interaksi- interaksi mereka dalam pasar diatur agar tidak terjadi market power yang menguntungkan satu pihak. Dalam struktur pasar Islami, memang ada kebebasan dalam berekonomi, namun masih dibatasi dengan aturan-aturan tanpa mengabaikan prinsip tanggung jawab dan keadilan. Terciptanya sebuah pasar yang bersaing secara sempurna adalah impian setiap orang, karena dengan begitu keadilan antara produsen dan konsumen akan tercipta. Adam Smith dalam bukunya yang berjudul An Inquiry into The Nature and Causes of The Wealth of Nations menyebutkan bahwa, semua rumah tangga dan perusahaan yang berinteraksi di pasar, seolah-olah dibimbing oleh suatu kekuatan atau tangan yang tidak nampak (invisible hand), sehingga interaksi pasar dapat mengarah pada hasil yang diinginkan. Teori ini akan berhasil ketika dalam sebuah pasar tersebut tidak adanya kuasa pasar (market power/monopolistc) yaitu kemampuan satu pelaku (atau sekelompok kecil pelaku) ekonomi untuk mempengaruhi harga-harga yang berlaku di pasar. Hal ini menunjukkan pentingnya tercipta sebuah pasar persaingan yang sempurna, dimana baik produsen maupun konsumen berlaku sebagai price taker. Jauh sebelum itu, Islam telah memiliki prototipe bagaimana pasar yang ideal, dimana tidak ada kezhaliman, tidak adanya penguasaan oleh satu pelaku ekonomi dan sebagainya.

2

B. Rumusan masalah 1.

Apa itu pasar persaingan sempurna dan karakteristiknya,

2.

Bagaimana pasar persaingan sempurna dalam Islam, dan

3.

Konsep manakah yang lebih baik antara konvensional dan Islam dalam pasar persaingan sempurna.

4.

Bagaimana cara mengetahui permintaan dan penawaran dalam persaingan sempurna

5.

Bagaimana cara mengetahui pemaksimuman jangka pendek

6.

Bagaimana cara untuk mengetahui studi kasus pada pasar persaingan sempurna

C. Tujuan makalah

1.

Untuk mengetahui karakteristik pasar persaingan sempurna,

2.

Mengetahui bagaimana struktur pasar dalam Islam,

3.

Untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap pasar persaingan sempurna.

4.

Untuk mengetahui permintaan dan penawaran dalam persaingan sempurna

5.

Untuk mengetahui pemaksimuman jangka pendek

6.

Untuk mengetaui studi kasu

3

BAB II ISI 1. Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna Antara pasar persaingan sempurna (perfect competition) dan pasar persaingan murni (pure competition) ada sebagian orang yang membedakannya. Pasar persaingan sempurna menghendaki persyaratan sedikit lebih banyak dari pada pasar persaingan murni. Namun, banyak pakar yang lebih senang memakai istilah persaingan sempurna (perfect competition) dari pada persaingan murni (pure competition). Persaingan sempurna berarti persaingan murni. Apabila persaingan murni hanya mencakup satu derajat kesempurnaan, yaitu situasi tanpa adanya monopoli sama sekali. Sedangkan persaingan sempurna pada umumnya mengandung arti terdapatnya mobilitas sempurna dari sumber daya serta adanya pengetahuan yang sempurna baik pembeli maupun penjual. Jadi persaingan dapat bersifat murni dan sempurna, atau dapat juga bersifat murni tetapi tidak sempurna. Menurut Ida Nuraini mengatakan bahwa pasar persaingan sempurna yang berintikan persaingan murni harus memiliki persyaratan sebagai berikut: a.

Penjual dan pembeli harus berjumlah banyak Dalam persaingan murni harus terdapat banyak penjual dan pembeli, sehingga masing-masing penjual hanya merupakan bagian kecil dari pasar secara keseluruhan. Seorang penjual tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Satu-satunya unsur yang dikuasainya hanyalah kuantitas barang yang ditawarkan. Harga di pasar dianggap sebagai datum yang tidak dapat dipengaruhi oleh seorang penjual meskipun dia tahu jika kuantitas yang ditawarkan dikurangi menurut hukum pasar harga akan naik, tetapi karena kuantitas yang di tawarkan relatif lebih kecil terhadap keseluruhan kuantitas pasar, maka perubahan yang dilakukannya tidak membawa pengaruh apa-apa bagi harga di pasar. Jadi seorang penjual hanya sebagai “price taker”

4

atau pengambil harga. Demikian pula dengan pembeli, kuantitas yang dibelinya merupakan kuantitas yang sangat sedikit apabila dibandingkan dengan kuantitas pembelian seluruhnya di pasar. Jadi jika pembeli mengurangi pembeliannya dengan maksud agar harga di pasar turun, maka tindakan tersebut tidak akan mempengaruhi kondisi pasar, karena banyak calon pembeli lain yang menggantikannya. b.

Barang yang dihasilkan bersifat homogen Artinya barang yang diproduksi oleh seorang produsen merupakan barang subsitusi dari barang yang sama yang diproduksi oleh produsen lain. Oleh karena itu, konsumen bersifat indifferent terhadap kelompok penjual, karena bagi konsumen semua penjual adalah sama saja sebab barang yang dibutuhkan praktis tidak ada bedanya.

c.

Adanya kebebasan keluar masuk industri (free entry dan free exit) Hal ini berarti, jika menguntungkan maka produsen bebas membuka pabrik dan bila merugikan tidak ada larangan untuk menutup pabriknya. Ketiga hal tersebut di atas merupakan syarat adanya persaingan murni. Agar menjadi persaingan sempurna maka harus ditambah persyaratan lagi yaitu: a. Informasi mengenai pasar (seperti perubahan harga dan permintaan) mudah diperoleh. b. Tidak adanya hambatan dalam mobilitas sumber-sumber ekonomi dari satu usaha ke usaha lain atau lokasi satu ke lokasi yang lain. Menurut Gregory Mankiw dalam bukunya mendefinisikan pasar persaingan sempurna sebagai berikut: “Pasar persaingan sempurna (perfectly competitive market) adalah suatu pasar dimana terdapa banyak sekali pembeli dan penjual sehingga pengaruh masing-masing terhadap harga pasar dapat diabaikan karena sedemikian kecilnya”. Adapun Manurung menjelaskan bahwa sebuah pasar persaingan sempurna harus memenuhi asumsi-asumsi berikut:

5

1.

Homogenitas Produk (Homogeneous Product) Yang dimaksud dengan produk yang homogen adalah produk yang mampu memberikan kepuasaan (utilitas) kepada konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya. Konsumen tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang. Karena itu semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.

2.

Pengetahuan Sempurna (Perfect Knowledge) Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang dijual. Dengan dernikian konsumen tidak akan mengalami perlakuan harga jual yang berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

3.

Output Perusahaan Relatif Kecil (Small Relatively Output ) Semua perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata-rata terendah), baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kendatipun demikian jumlah output setiap perusahaan secara individu dianggap relatif kecil dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.

4.

Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan Pasar (Price Taker) Konsekuensi dari asumsi ketiga adalah bahwa perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker). Karena secara individu perusahaan tidak mampu mempengaruhi harga pasar. Yang dapat dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan jumlah output untuk mencapai laba maksimum.

5.

Keleluasaan Masuk-Keluar Pasar (Free Entry and Exit) Bebas masuk atau keluar berarti tidak ada biaya khusus yang menyulitkan perusahaan untuk masuk maupun keluar dari suatu pasar.

6

2. Struktur Pasar dalam Islam Dewasa ini secara umum dapat disampaikan bahwa kemunculan pesan moral Islam dalam pencerahan teori pasar, dapat dikaitkan sebagai bagian dari reaksi penolakan sosialisme dan sekuralisme, ataupun secara khusus ideologiideologi yang sudah banyak diasumsikan orang sebagai sistem yang merusak pasar dan memosisikan diri sebagai oposisi dari paham pasar bebas dan terbuka di dunia. Ajaran Islam dengan tegas menolak sejumlah ideologi ekonomi yang terkait dengan keagungan private property, invesment interested (kepentingan investor),

asceticism

(menghindari

kepentingan

duniawi),

economic

egalitarianism maupun authoritarianism (ekonomi terpimpin atau paham mematuhi seseorang atau badan secara mutlak). Oleh karena itu, sangat utama bagi kita (para ekonom yang berbasis Islam) untuk secara kumulatif mencurahkan semua dukungannya kepada ide keberdayaan, kemajuan, dan kecerahan peradaban bisnis dan perdagangan. Islam secara ketat memacu umatnya untuk bergiat dalam aktivitas keuangan dan usaha-usaha yang meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Berdagang adalah aktivitas yang paling umum dilakukan di pasar. Untuk itu teks-teks Al-Qur’an selain memberikan stimulasi imperatif untuk berdagang, di lain pihak juga mencerahkan aktivitas tersebut dengan sejumlah rambu atau aturan main yang bisa diterapkan di pasar dalam upaya menegakkan kepentingan semua pihak, baik individu maupun kelompok. Allah SWT tidak hanya menjamin akses yang memudahkan kaum Quraisy untuk dapat berperan di pasar,bahkan Al-Qur’an pun menjabarkan koreksi kepada bangsa Arab yang selama itu salah kaprah dengan menyakini bahwa orang akan kehilangan kemuliaan dan kekarismaannya bila melakukan kegiatan ekonomi di pasar. Dalam Islam, umat muslim itu dianjurkan untuk berusaha apa saja selama masih dalam koridor syariah, artinya selama usaha itu tidak melanggar ketentuan-ketentuan yang di syariatkan Allah SWT. Demikian pula dalam hal

7

melakukan kegiatan ekonomi, semua boleh dilakukan asalkan tidak melanggar aturan-aturan tersebut. Salah satu aktivitas ekonomi dapat terlihat dalam pasar, dimana bertemunya antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi atas barang atau jasa, baik dalam bentuk produksi maupun penentuan harga. Transaksi jual beli dibolehkan dalam Islam selama tidak mengandung riba dan hal-hal yang dapat merugikan salah satu pihak, sebagaimana Allah SWT berfiman

dalam

QS.

Al-Baqarah

ayat

275:20

yang

artinya:

“Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli itu sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” Mekanisme pasar yang dibangun dalam Islam berdasarkan norma ajaran Islam yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi. Mekanisme pasar bukanlah suatu hal yang sempurna atau baku sehingga dimungkinkan gagal dalam mencapai tujuan ekonomi. Disinilah dibutuhkan intervensi agar mekanisme pasar berjalan sesuai dengan kepentingan perekonomian yang Islami. Dalam ajaran Islam, pasar ditempatkan pada posisi yang proporsional berbeda dengan pandangan kapitalisme maupun sosialisme yang ekstrim. Pasar bukan satu-satunya mekanisme distribusi yang utama dalam perekonomian tetapi hanya merupakan salah satu dari berbagai mekanisme yang diajarkan syariat Islam.

3. Pasar Persaingan Sempurna dalam Islam

Mekanisme pasar yang Islami menurut Ibnu Taimiyah haruslah memiliki kriteria-kriteria berikut: 1. Orang-orang harus bebas untuk masuk dan keluar pasar. Memaksa penduduk menjual barang tanpa ada kewajiban untuk menjualnya adalah tindakan yang tidak adil dan ketidakadilan itu dilarang.

8

2.

Tingkat

informasi

yang

cukup

mengenai

kekuatan-kekuatan

pasar

dan barang-barang dagangan adalah perlu. 3.

Unsur-unsur

monopolistik

harus

dilenyapkan

dari

pasar

sehingga

segala bentuk kolusi antara kelompok para penjual dan pembeli tidak diperbolehkan. 4.

Homogenitas dan standardisasi produk sangat dianjurkan ketika terjadi

pemalsuan

produk,

penipuan

dan

kecurangan-kecurangan

dalam

mempresentasikan barang-barang tersebut. 5.

Setiap penyimpangan dari kebebasan ekonomi yang jujur, seperti sumpah

palsu, penimbangan yang tidak tepat, dikecam oleh ajaran Islam. Dari pendapat Ibnu Taimiyah di atas tentang mekanisme pasar dalam Islam, kita dapat melihat mekanisme-mekanisme tersebut mengarah pada karakteristik pasar persaingan sempurna. Hal itu berarti bahwa pasar dalam Islam itulah yang dalam teori konvensional disebut dengan pasar persaingan sempurna, dimana asumsi-asumsi yang disebutkan oleh pakar ekonomi konvensional ada (ditemukan) dalam pasar yang Islami. Salah satu contoh pasar persaingan sempurna dalam pasar Islam adalah yang terjadi pada masa khalifah Umar bin Khattab RA. Pada saat itu Umar berjalan dipasar kurma, ketika itu Umar mendapati salah seorang pedagang yang menjual dibawah harga yang ada di pasar tersebut. Umar memberikan dua pilihan pada penjual tersebut, yang pertama naikkan harga sampai sama dengan harga yang ada di pasaran atau keluar dari pasar ini. Kisah di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sebuah pasar persaingan sempurna harga yang ditawarkan adalah sama dengan harga yang ditawarkan oleh seluruh pedagang dalam pasar tersebut jika barang dagangan tidak terdeferensiasi (berbeda). Masih menurut Ibnu Taimiyah bahwa penetapan harga menjadi penting atau diperlukan untuk mencegah manusia (produsen) menjual makanan dan barang lain hanya kepada kelompok tertentu dengan harga ditetapkan sesuka hati.

9

Ini merupakan kezaliman di muka bumi, demi tercapainya kemaslahatan wajib diterapkan penetapan harga. “Sesungguhnya kemaslahatan manusia belum sempurna kecuali dengan penetapan harga. Yang demikian itu perlu dan wajib diterapkan secara adil dan bijaksana,” kata Ibnu Taimiyah.

4. Permintaan dan Penawaran dalam Persaingan Sempurna Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh suatu permintaan dan penawaran. Produsen secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga jual. Output yang di produksi juga lebih kecil daripada output pasar, maka berapapun yang di produksi tidak mempengaruhi harga. Karena itu, kurva permintaan pada pasar persaingan sempurna berbentuk garis lurus horizontal. Adapun penerimaan total (total revenue) perusahaan sama dengan jumlah output (Q) dikali harga jual (P). Karena harga telah ditetapkan, penerimaan rata-rata (average revenue) dan penerimaan marjinal (marginal revenue) adalah sama dengan harga. Dengan demikian kurva permintaan (D) sama dengan kurva penerimaan ratarata (AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P). Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar dimana terdapat kekuatan dari permintaan dan penawaran yang dapat secara bebas bergerak. Pasar persaingan sempurna merupakan pasar dimana penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga, sehingga harga dipasar benar-benar merupakan hasil kesepakatan dan interaksi antara penawaran dan permintaan. Permintaan yang terbentuk mencerminkan keinginan konsumen, sementara penawaran mencerminkan keinginan produsen. Dalam pasar persaingan sempurna, penjual dan pembeli sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi harga pasar karena sudah ada ikatan batin bahwa antara penjual

10

dan pembeli mengetahui struktur dan informasi yang ada di dalam pasar persaingan sempurna A. Permintaan -

Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan da penawaran.

-

Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapapun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.

Diagram 8.1.a Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Diagram 8.1.b Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output pasar, maka berapa pun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak berubah.

B. -

Penawaran Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penerimaan rata-rata (AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P)

-

Kurva penerimaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak mulai dari titik (0,0)

11

Diagram 8.2.a Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penarimaan rata – rata (AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama dengan harga (P) Diagram 8.2.b Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif, bergerak mulai dari titik (0,0).

5. Pemaksimuman keuntungan jangka pendek

A. Penentuan Keuntungan Maksimum Jangka Pendek Produsen dianggap akan selalu memilih tingkat output (Q) yang dapat memperoleh keuntungan total maksimum yaitu kondisi yag memaksimalkan perbedaan antara total pendapatan dan total biaya. Dalam jangka pendek, setiap produsen dianggap tidak bias menambah kapasitas produksinya dan tidak mungkin bagi produsen-produsen baru untuk membangun pabrik-pabrik baru atau memasuki pasar.

12

Harga

MC AC

F P

D3=AR3=MR3=P3

A P

D3=AR3=MR3=P3 E

P

0 Kuantitas

D3=AR3=MR3=P3

Q1

Q2

Q3

a) Ekuilibrium Dalam pasar persaingan sempurna, bahwa permintaan yang dihadapi produse berbentuk garis lurus sejajar dengan sumbu horizontal, artinya dia bisa menjual output dalam jumlah berapapun tanpa perlu menurunkan harga. Sehingga kurva-kurva ini juga merupakan kurva pendapatan marginal dan pendapatan rata-rata. 1. Kondisi Laba Pada gambar diatas, jika harga jual produk setinggi OPF maka untuk mendapatkan keuntungan maksimal masing-masing perusahaan menghasilkan produk sebanyak OQF. Biaya produksi

13

per unit = QEF. Sehingga laba per unitnya = POPE, atau laba total sebesar APF (keuntungan super normal). Dalam keadaan ini perusahaan berada dalam posisi ekuilibrum, tetapi industri seluruhnya tidak. Pada pasar persaingan sempurna, dalam jangka pendek (short run) jarang terjadi perusahaan baru yang masuk (entry) tetapi dalam jangka panjang (long run) akan terjadi banyak perusahaan baru yang masuk dan hal ini akan mengakibatkan timbulnya persaingan baik dalam mendapatkan faktor produksi maupun dalam penjualan barang produk sehingga keuntungan super normal akan berkurang/hilang. 2. Kondisi Impas Dalam jangka pendek tiap perusahaan akan menghasilkan produk dimana MC=MR, yaitu pada titik E atau produk sebanyak QE, sebab pada saat itu perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimal. Akan tetapi kalau kita perhatikan titik A dimana MC=MR perusahaan tidak berproduksi titik ini. Hal ini disebabkan pada titik tersebut MC baru saja sama dengan MR, sedangkansebelumnya MC>MR. Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam jangka pendek tiap perusahaan yang ada dalam persaingan sempurna akan mendapat keuntungan super normal (mencapai ekuilibrium) pada saat MC=MR dan MC memotong dari bawah. Jika harga menjadi P2, perusahaan-perusahaan mencapai ekuilibrum pada saat MC=MR yaitu produk sebesar Q2 sehingga perusahaan akan mendapat keuntungan normal. Dan pada saat harga setinggi P1 tersebut Marginal Revenue masih dapat menutup biaya rata-rata. 3. Kondisi Rugi Minimum Jika harga menjadi P1 maka perusahaan akan mengalami kerugian sebesar P1GHP3 karena biaya rata-rata tidak dapat

14

ditutup oleh penerimaan marginal. Untuk jangka pendek kerugian sebesar P2GHP3 tersebut merupakan kerugian minimum, tetapi untuk

jangka

panjang

banyak

perusahaan

yang

akan

meninggalkan industri. b) Penawaran Penawaran dalam jangka pendek dapat dilihat dari kurva MC yang menunjukkan tingkat harga dengan output yang terjadi setelah berpotongan dengan AVC. Jadi sebelum terjadi perpotongan antara kurva MC dengan AVC belum terjadi penawaran. Dalam persaingan sempurna meskipun perusahaan menderita kerugian selama masih berada diatas AVC perusahaan masih tetap berproduksi karena kerugian yang diderita masih lebih kecil dari FC yang harus dikeluarkan apabila perusahaan tidak berproduksi, berarti jika masih berproduksi FC masih dapat ditutup. Namun jika P berada dibawah AVC, maka perusahaan sebaiknya tidak berproduksi untuk menghindari kerugian yang lebih besar. 6. studi kasus A.

Kasus Pasar Persaingan Sempurna

Pasar Persaingan Sempurna Beberapa contoh barang yang dijual di pasar persaingan sempurna adalah hasil pertanian seperti beras, kentang, gandum, sayur mayur dan lain-lain. Nama perusahaan penjual beras yaitu PT. Khalifa Global Indonesia (Banten, Kota Tangerang), PT Karya Baru Indonesia (Jakarta Timur), PT Gatra Panca Utama (Jakarta Selatan) dan sebagainya. Di bidang pertanian : PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Tbk.

15

Kasus 1 Kenaikan harga daging Sebagaimana kita ketahui bahwa beberapa minggu terakhir, kenaikan harga daging sapi melonjak sekitar Rp 90.000,00/kg – Rp 100.000,00/kg terutama di wilayah Jakarta. fenomena kenaikan harga daging sapi yang terjadi beberapa waktu belakangan ini merupakan dampak dari terbatasnya suplai daging.

hal ini erat kaitannya dengan pembatasan kuota

impor daging sapi dan minimnya produksi dalam negeri. Selain itu, pasokan daging sapi potong di rumah potong hewan (RPH) pun semakin menipis. Maka wajar jika di beberapa pasar tradisional, jarang ditemukan penjual daging sapi potong yang menjajakan dagangannya. Sementara itu, pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Daging Indonesia mencurigai ada yang memanfaatkan momentum dengan menaikkan harga daging sapi. Kenaikan harga daging menjelang akhir tahun ini dinilai tidak wajar karena harga di beberapa negara lain lebih murah daripada harga daging di Indonesia. Dari contoh kasus di atas, penjualan daging termasuk dalam ciri-ciri pasar persaingan sempurna. Contohnya pedagang dapat memutuskan untuk berhenti berjualan sampai kondisi pasar benar-benar stabil. Menghasilkan barang serupa, karena tidak ada perbedaan yang terlalu nampak. Terdapat banyak perusahaan di pasar dalam hal ini peternak sapi yang menyalurkan daging sapi.

Kasus 2 Produsen tahu tempe dan kenaikan harga kedelai Pusat Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) Jateng mendesak pemerintah segera merealisasikan pelimpahan kewenangan kepada Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk mengendalikan harga empat komoditas. Beras, gula, jagung, dan kedelai. Realisasi pelimpahan itu sangat penting guna mengendalikan harga kedelai, salah satu komoditas yang saat ini memicu

16

masyarakat, agar tidak terus melonjak tinggi. Dikatakan, prediksi Bank Investasi Goldman Sachs tanggal 10 Agustus lalu, harga komoditas kedelai masih akan melambung tinggi. Diprediksi harga kedelai akan mencapai angka Rp 8.700 di tingkat pengecer, dan Rp 8.400 di tingkat distributor. Harga normal di kisaran Rp 5.000 - Rp 6.000. Dari contoh kasus di atas, produsen tahu tempe termasuk dalam ciri-ciri pasar persaingan sempurna yaitu terdiri dari banyak penjual dan banyak pembeli, bahkan penjual tergabung dalam Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), setiap perusahaan mudah keluar atau masuk pasar. Contohnya pedagang dapat memutuskan untuk berhenti berjualan sampai kondisi pasar benar-benar stabil.

17

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Antara pasar persaingan sempurna (perfect competition) dan pasar persaingan murni (pure competition) ada sebagian orang yang membedakannya. Pasar persaingan sempurna menghendaki persyaratan sedikit lebih banyak dari pada pasar persaingan murni. Namun, banyak pakar yang lebih senang memakai istilah persaingan sempurna (perfect competition) dari pada persaingan murni (pure competition). Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar dimana terdapat kekuatan dari permintaan dan penawaran yang dapat secara bebas bergerak. Pasar persaingan sempurna merupakan pasar dimana penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga, sehingga harga dipasar benar-benar merupakan hasil kesepakatan dan interaksi antara penawaran dan permintaan.

18

DAFTAR PUSTAKA     

Anto, M.B. Hendrie, 1998. Pengantar Ekonomi Mikro. Ekonosia: Yogyakarta. Grossman, Gregory, 1995. Sistem-Sistem Ekonomi. Bumi Aksara: Jakarta. Idri dan Titik Triwulan Tutie, 2008. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam. Lintas Pustaka: Jakarta. Jusmaliani, dkk, 2005. Kebijakan Ekonomi dalam Islam. Kreasi Wacana: Yogyakarta. Mankiw, M. Gregory, 2000. Pengantar Ekonomi. Bumi Aksara: Jakarta.

19

Related Documents


More Documents from ""