Makalah Pak.docx

  • Uploaded by: Rifna Sulistyani
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pak.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,650
  • Pages: 14
TUGAS MAKALAH PENYAKIT AKIBAT KERJA PEMERIKSAAN KESEHATAN KARYAWAN

Di susun oleh : RIFNA SULISTYANI 20170301128

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2018

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Agung (2013) kesehatan kerja adalah kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Sedangkan keselamatan kerja adalah pengawasan terhadap orang, mesin, material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak mengalami cedera. Sejalan dengan tujuan inilah maka penting untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan kepada para pegawai sebagai screening terhadap status kesehatan mereka. Jelas tampak adanya korelasi antara status kesehatan pegawai dengan produktivitas atau kerugian suatu institusi atau organisasi. Di negara maju seperti Amerika, lebih dari 60% angka kesakitan dan kematian berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat. Penyakit Jantung sebagai pembunuh no.1 di Amerika telah menghabiskan dana sebesar 5,2 milyar dollar setahun dimana 3 juta dollar diantaranya merupakan dana yang dikeluarkan karena kehilangan hari-hari kerja akibat pegawai yang sakit. Dengan kata lain, pegawai yang tidak sehat menyebabkan kerugian tidak hanya dari segi finansial namun juga produktivitas, akibat mereka menjadi lebih sering tidak masuk kerja. Pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up) adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mengetahui status kesehatan individu saat ini dan sebagai usaha untuk memelihara kesehatan secara berkala. Pemeriksaan kesehatan sebagai screening adalah suatu bentuk tindakan pencegahan dan sering digunakan untuk mendeteksi adanya suatu penyakit secara dini. Melalui pemeriksaan kesehatan yang tepat dan teliti dapat membantu dalam mendeteksi suatu penyakit yang tidak diketahui sebelumnya karena tidak menimbulkan keluhan pada individu yang bersangkutan. Penyakit dan gangguan kesehatan yang dapat dideteksi lebih dini tentu dapat mempermudah kontrol dan tindakan pengobatan sehingga mencegah penyakit berkembang menjadi lebih serius dan yang tidak kalah penting adalah tidak mengurangi kualitas hidup individu tersebut. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja serta mencegah terjadinya penyakit pada

pekerja akibat dari kondisi kerjanya. Kapasitas dan produktivitas pegawai juga ditentukan oleh keadaan kesehatannya. Dimana hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kebiasaan hidup sehari-hari dan kondisi lingkungan pekerjaan, yang pada akhirnya akan ikut menentukan kinerja masing-masing pegawai. Bersandar pada pengertian inilah maka penting untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala kepada seluruh pegawai. Tujuan dari pemeriksaan kesehatan kepada pegawai adalah untuk memberi jaminan pegawai tersebut cocok untuk dipekerjakan dan tetap dalam keadaan bugar sepanjang masa kerja. Selain itu juga sebagai deteksi dini (screening) dan penanganan penyakit akibat kerja/penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan pegawai juga memiliki landasan hukum yang mengatur, yaitu sesuai dengan UU Kesehatan no.23 Tahun 1992 Pasal 23 ayat (2) : Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

B. Tujuan 1. Diketahuinya definisi kesehatan kerja. 2. Diketahuinya fungsi kesehatan kerja. 3. Diketahuinya dasar hukum kesehatan kerja dan pemeriksaan kesehatan kerja. 4. Diketahuinya kebijakan upaya kesehatan kerja. 5. Diketahuinya jenis program pelayanan kesehatan. 6. Diketahuinya pemeriksaan bagi tenaga kerja. 7. Diketahuinya tujuan pemeriksaan kerja. 8. Diketahuinya jenis-jenis pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Kesehatan Kerja Menurut Yusuf (2012) kesehatan kerja adalah kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental emosi, atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Sedangkan keselamatan kerja adalah pengawasan terhadap orang, mesin, material, dan metode yang mencakup lingkungan kerja agar supaya pekerja tidak mengalami cedera. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja ialah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan, terdapat beberapa macam dalam melakukan pemeriksaan kesehatan yaitu; pemeriksaan kesehatan berkala ialah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap tebaga kerja yang dilakukan oleh dokter dan khusus ialah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu. Kesehatan pekerja bisa terganggu karena penyakit, stres maupun karena kecelakaan. Program kesehatan yang baik akan menguntungkan para pekerja secara material, selain itu mereka dapat bekerja dalam lingkungan yang lebih nyaman, sehingga secara keseluruhan para pekerja akan dapat bekerja secara lebih produktif. B. Fungsi Kesehatan Kerja Menurut Notoatmojo (2007) terdapat beberapa fungsi kesehatan kerja, yaitu; 1. Identifikasi dan Melakukan Penilaian terhadap resiko dari bahaya kesehatan di tempat kerja; 2. Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktek kerja termasuk desain tempat kerja; 3. Memberikan saran, informasi, pelatihan dan edukasi tentang kesehatan kerja dan APD; 4. Memantau kesehatan para pekerja; 5. Terlibat dalam proses rehabilitasi pekerja yang mengalami sakit/kecelakaan kerja; 6. Mengelola P3K dan tindakan darurat.

C. Dasar Hukum 1. UU no 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja, Pasal 8 : Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepadanya 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi no. PER.02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja 3. UU no 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pasal 86 : (1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. Keselamatan dan kesehatan kerja b. Moral dan kesusilaan; dan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat

dan martabat manusia serta nilai-

nilai agama. (2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. (3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksa nakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. D. Kebijakan Upaya Kesehatan Kerja Di Indonesia kebanyakan yang dilakukan dalam pelayanan upaya kesehatan kerja di tempat pelayanan kerja yaitu : 1. UKK dilaksanakan secara paripurna, berjenjang dan terpadu. 2. Pelayanan kesehatan kerja merupakan kegiatan integral dari pelayanan kesehatan pada kesehatan tingkat primer maupun rujukan. 3. Pelayanan kesehatan kerja diperkuat dengan sistem informasi, surveilans & standar pelayanan sesuai dengan peraturan undang-undang dan IPTEK. 4. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan kerja paripurna 5. Promosi K3 dilaksanakan secara optimal 6. Peningkatan koordinasi pelaksanaan UKK pada Tingkat Nasional, Propinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan & Kelurahan/Desa. 7. Memberdayakan Puskesmas sebagai jejaring pelayanan yang efektif dibidang kesehatan kerja pada masyarakat pekerja utamanya di sektor informal.

8. Pengembangan wadah partisipatif kalangan pekerja informal (Pos UKK) sebagai mitra kerja PKM dalam rangka membudayakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) E. Jenis Program Pelayanan Kesehatan Kerja Program Pelayanan kesehatan kerja lebih ditekankan pada pelayanan: 1. Promotif Pelayanan Kesehatan Kerja Promotif, meliputi : a. Pendidikan dan penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Pemeliharaan berat badan yang ideal b. Perbaikan gizi, menu seimbang & pemilihan makanan yang sehat & aman, Higiene Kantin.Pemeliharaan lingkungan kerja yang sehat (Hygiene & sanitasi) c. Kegiatan fisik : Olah raga, kebugaran d. Konseling berhenti merokok /napza e. Koordinasi Lintas Sektor f. Advokasi 2. Preventif Pelayanan Kesehatan Kerja Preventif, meliputi : a. Pemeriksaan kesehatan (awal, berkala, khusus) b. Imunisasi c. Identifikasi & pengukuran potensi risiko d. Pengendalian bahaya (Fisik, Kimia, Biologi, Psikologi, Ergonomi) e. Surveilans Penyakit Akibat Kerja (PAK), Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK), Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) & penyakit lainnya f. Monitoring Lingkungan Kerja . 3. Kuratif Pelayanan Kesehatan Kerja Kuratif, meliputi : a. Pertolongan pertama pada kasus emergency. b. Pemeriksaan fisik dan penunjang c. Melakukan rujukan d. Pelayanan diberikan pada pekerja yang sudah mengalami gangguan kesehatan. e. Pelayanan diberikan meliputi pengobatan terhadap penyakit umum maupun penyakit akibat kerja.

f. Terapi Penyakit Akibat Kerja (PAK) dengan terapi kasual/utama & terapi simtomatis g. Rehabilitatif dan h. Pelayanan Rujukan 4. Pelayanan Kesehatan Kerja Rehabilitatif, meliputi : a. Rehabilitasi medik b. Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya yang masih ada secara maksimal. c. Penempatan kembali pekerja yang cacat secara selektif sesuai kemampuannya. 5. Pelayanan Kesehatan Kerja Rujukan yaitu Rujukan pasien /penderita ke sarana kesehatan yang lebih tinggi. a. RUJUKAN MEDIK –> pengobatan & rehabilitasi –> Pos UKK –> Puskesmas –> BKKM –> RSU/RS.Khusus b. RUJUKAN KESEHATAN : 1. Sampel Lingkungan –> Balai Teknik Kesehatan Lingkungan/Balai Kesehatan dan Keselamatan Kerja 2. Sampel Laboratorium –> Balai Latihan Kerja 3. Kasus Pencemaran –> Kabupaten/Kota F. Pemeriksaan Bagi Tenaga Kerja Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sangat penting untuk meningkatkan derajat kesehatan dan produktivitas kerja serta mencegah terjadinya penyakit pada pekerja akibat dari kondisi kerjanya. Kapasitas dan produktivitas pegawai juga ditentukan oleh keadaan kesehatannya. Dimana hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk kebiasaan hidup sehari-hari dan kondisi lingkungan pekerjaan, yang pada akhirnya akan ikut menentukan kinerja masing-masing pegawai. Bersandar pada pengertian inilah maka penting untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan kepada seluruh pegawai. Pelaksanaan dari pemeriksaan kesehatan pegawai juga memiliki landasan hukum yang mengatur, yaitu sesuai dengan UU Kesehatan No 23 Tahun 1992 Pasal 23 ayat (2) : Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja. Paket pemeriksaan tenaga kerja yang efektif dan efisien dapat disusun berdasarkan kelompok risiko pekerjaan sebagai berikut :

1.

Medical Check Up untuk administrasi office.

2.

Medical Check Up untuk terkena bahan kimia berbahaya/debu.

3.

Medical Check Up untuk terkena panas melewati NAB.

4.

Medical Check Up driver.

5.

Medical Check Up pekerja dengan aspek ergonomi (repetitif pada tangan dan jari).

6.

Medical Check Up yang berhubungan dengan manual handling.

7.

Medical Check Up yang bekerja di ketinggian.

8.

Medical Check Up pegawai terkena bising.

9.

Medical Check Up berdasar usia : < 30 th, 30 – 40 th, > 40 th. Contoh aplikasi screening diperusahaan adalah pekerja semprot pestisida

wajib diperiksa kadar kolinesterasenya 6 bulan sekalai walupun tidak menimbulkan gejala. G. Tujuan Pemeriksaan Tenaga Kerja Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23). Kesehatan Kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metode kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk : 1.

Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya.

2.

Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.

3.

Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

4.

Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.

H. Jenis-jenis Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Menurut Syamsudin (2011) untuk dapat mencapai tujuan kesehatan kerja, pemeriksaan kesehatan pekerja merupakan salah satu unsur yang sangat penting untuk diterapkan. Pemeriksaan tersebut meliputi : 1. Pemeriksaan Kesehatan Awal Fungsi dari pemeriksaan kesehatan awal dari seorang karyawan tentunya adalah menilai kelayakan seseorang karyawan sebelum diterima menjadi pekerja. Dari pemeriksaan awal juga akan mendeteksi hal-hal apa saja yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan sehingga bila suatu nanti diperlukan akan dapat dipergunakan. Sebaiknya pemeriksaan awal dilakukan untuk seluruh calon karyawan karena

dikhawatirkan

bila

tidak

dilakukan

menyeluruh

akan

menimbulkan impact yang luar biasa dikemudian hari terutama terhadap masalah kesehatan (Biaya kesehatan). Pemeriksaan awal itu diperuntukkan bagi semua karyawan yg masuk ke dalam perusahaan. permeriksaan berkala itu MCU rutin, biasanya 1x/thn atau 2 thn 1 x. sedangkan pemeriksaan khusus itu lebih bergantung pada jenis/potensi bahaya yang ada dari pekerjaan terkait, jadi seberapa sering dilakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan apa saja yg sebaiknya dilakukan itu bergantung pada jenis bahaya yang ada dari pekerjaan itu sendiri. Untuk jenisnya apa rasanya bisa didiskusikan dengan provider MCUnya atau dengan dokter perusahaan. Inti dari pemeriksaan kesehatan ini adalah melihat ada/tidaknya PAK, jadi sebaiknya pemeriksaan ini diberikan kepada semua karyawan. 2. Pemeriksaan Berkala Pemeriksaan kesehatan berkala merupakan mata rantai dalam usaha peningkatan derajat kesehatan yang optimal. Banyak manfaat dapat diperoleh dari pemeriksaan berkala ini. Disamping Untuk mengetahui kondisi kesehatan secara berkala. Sarana ini dapat digunakan untuk deteksi dini penyakit-penyakit keganasan, kardiovaskuler & degeneratif serta untuk memantau perkembangan penyakit kronis. Pemeriksaan kesehatan berkala dilakukan setahun sekali atau setahun 2 kali. Ini penting sekali untuk mengetahui keadaan kesehatan karyawan dan mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan untuk selanjutnya

dilakukan pengobatan dan penyembuhan bagi karyawan dan perbaikan apabila ternyata tempat kerja menimbulkan permasalahan kesehatan. Pemeriksaaan berkala dilakukan dengan selang waktu yang teratur setelah pemeriksaaan awal sebelum penempatan, Pada check rutin, tidak selalu dilakukan pemeriksaan medis lengkap, terutama bila tanda-tanda sakit jelas. Prosedur pemeriksaan kesehatan berkala yaitu: a. Cakupan dan keberkalaan pemeriksaan kesehatan tersebut hendaknya didasarkan pada sifat dan luasnya risiko yang terlibat. Pemeriksaan hendaknya difokuskan pada organ sistem tubuh yang paling mungkin terpengaruhi bahanbahan berbahaya di tempat kerja tersebut. Contoh: audiometri adalah uji yang sangat penting untuk mereka yang bekerja pada lingkungan yang bising. b. Untuk setiap bahan berbahaya, periode antara paparan dan timbulnya gangguan kesehatan merupakan faktor utama dalam menentukan frekuensi pemeriksaan. Untuk bahan-bahan semacam itu, frekuensi hendaknya ditentukan berdasarkan: 1) Riwayat alamiah penyakit meliputi kecepatan timbul atau dapat terdeteksinya (dengan pemeriksaan penyaring) perubahan biokimia, perilaku morfologis,dll. 2) Tingkat paparan terhadap bahan berbahaya tersebut dan terhadap bahanbahan lain yang berinteraksi. 3) Antisipasi kerentanan populasi dan individu terpapar (WHO,1995) untuk meningkatkan produktivitas kerja. 3. Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan khusus ini pemeriksaannya bersifat spesifik berdasarkan jenis potensi bahaya di tempat kerja. Yang dimaksud parameter khusus itu adalah : a. Feces culture setiap 6 bulan sekali untuk penjamah makanan/minuman b. Audiometri setiap 1 tahun sekali untuk karyawan terpapar bising c. Spirometri setiap 1 tahun sekali untuk karyawan terpapar chemical/dust d. Spesialis mata setiap 1 tahun sekali untuk karyawan driver. Bahkan pemeriksaan untuk liver function ( SGOT & SGPT ) dimasukkan dalam pemeriksaan khusus untuk karyawan terpapar chemical/dust. Hal ini untuk melihat apakah hal ini ada korelasi dengan paparan chemical/dust tersebut.

4. Pemeriksaan Kesehatan Purna Bakti Rikes yang dilakukan oleh dokter 3 (tiga) bulan sebelum tenaga kerja memasuki masa pensiun a. Medical Check Up 1. Monitoring Biologis a) Timbal dalam darah b) Phenol dalam urine c) Asam hipurat 2. Test Kesehatan a) Pemeriksaan spirometri b) Pemeriksaan audiometri c) Pemeriksaan virus d) Pemeriksaan foto thorax e) Konsultasi gizi kerja 3. Mekanisme Rikes a) Rikes dilakukan oleh dokter pemeriksa kesehatan TK b) Dokter Rikes TK membuat perencanaan rikes c) Dokter Rikes harus membuat laporan tentang kegiatan pemeriksaannya d) Pelaksanaan Rikes TK e) Anamnesa  Nama  Umur  Jenis kelamin  Unit kerja  Lama kerja  Riwayat penyakit  Riwayat pekerjaan  Kecelakaan yang pernah diderita  Keadaan keluarga  Keluhan yang dirasakan

5. Pemeriksaan Klinis a. Mental Keadaan kesadaran, sikap dan tingkah laku, kontak mental, perhatian, inisiatif, intelegensia dan proses berfikir b. Pemeriksaan fisik Fisik diagnostik dari seluruh bagian badan dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi, pengukuran tekanan darah, nadi, pernafasan, tinggi badan, berat badan, pemeriksaan ketajaman penglihatan, pendengaran, perabaan, reflek, kesegaran jasmani c. Pemeriksaan laboratorium 1) Darah 2) Urine 3) Feces

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Kesehatan kerja adalah ilmu yang mendalami masalah hubungan dua arah antara pekerjaan dan kesehatan. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan pegawai diatur dalam UU Kesehatan No 23 Tahun 1992 Pasal 23 ayat (2). Tujuan pemeriksaan kesehatan di tempat kerja antara lain memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja dan mencegah timbulnya gangguan kesehatan. Kapasitas kerja merupakan status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Sasaran kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi Tenaga Kerja dan orang lain yg berada di tempat kerja , terjadinya kecelakaan kerja , peledakan, penyakit akibat kerja kebakaran dan polusi yang memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban, perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah dan masyarakat. B. Saran Agar

kesehatan dan keselamatan pekerja dapat terjamin, maka pemeriksaan

kesehatan sebagai salah satu deteksi dini potensi bahaya penyakit akibat kerja (PAK) yang harus dilakukan oleh semua perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia sesuai pedoman/ standar K3. Diperlukannya pengawasan dari pemerintah terhadap pelaksanaan pemeriksaan kesehatan di tempat kerja agar semua perusahaan menjalankannya serta memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak menjalankan screening.

DAFTAR PUSTAKA Agung, Rezky Putra. 2013. Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamtan Kerja (K3). http://riskypa.blogspot.com/2013/09/k3-kesehatan-dan-keselamatankerja_9721.html diakses tanggal 12 November 19.45 WIB. NN. 2009. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja. http://klinikpribadicikarang.blogspot.com/2009/03/pemeriksaan-kesehatan-pekerja.html (Diakses pada 12 November 22.10 WIB) Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja No.2/1980 Syamsudin, Udin. 2011. Pentingnya Screening/General Check Up. http://bisnisorion.blogspot.com/2011/06/pentingnya-screeninggeneral-check-up.html (Diakses pada 12 November 22.30 WIB) Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992, Tentang Kesehatan, Penerbit Ariloka, Surabaya : 2000 Yusuf, Ria Mardiana et al. 2012. The Influence of Occupational Safety and Health on Performance with Job Satisfaction as Intervening Variables (Study on the Production Employees in PT. Mahakarya Rotanindo, Gresik). American Journal of Economics. Page : 136-140. http://hima-k3.ppns.ac.id/pemeriksaan-kesehatan-kerja/ Diakses tanggal 12 November 2018 pukul 23:23 WIB

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""