MAKALAH ILMU DASAR KEPERAWATAN 4 FRAKTUR
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5 1. BANGKIT IMAN N
1611020048
2. ADITIANANINGSIH
1611020049
3. JOHAR AFITRI NINGSIH
1611020050
4. EMA PUTRI OKTAVIANI
1611020051
5. BEBI SAULIARDO
1611020052
6. DITA YUDIASARI
1611020053
7. ISNAENI ALDINA NR
1611020054
8. ARI KRISNA DEWI W
1611020055
9. FITRI DENIYATI S
1611020056
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2017
MAKALAH FRAKTUR
A. DEFINISI FRAKTUR Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. B. KLASIFIKASI FRAKT 1. Sudut patah Fraktur transversal adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau direduksi kembali ketempatnya semula, maka segmen-segmen itu akan stabil, dan biasanya mudah dikontrol dengan bidai gips. Fraktur oblik adalah fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki. Fraktur spiral timbulakibat torsi pada ekstremitas yang menarik adalah bahwa jenis fraktur rendah energy hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak, dan fraktur semacam ini cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi luar. 2. Fraktur Multipel pada satu tulang Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darahnya. Fraktur semacam ini sulit ditangani. Biasanya satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah menjadi sulit untuk menyembuh, dan keadaan ini mungkin memerlukan pengobatan secara bedah. Fraktur kominuta adalah serpihan-serpihan atau terputusnya keuntungan jaringan dengan lebih dari dua fragmen tulang. 3. FrakturImpaksi Fraktur kompresi terjadi ketika dua tulang menumbuk (akibat tubrukan) tulang ketiga yang berada diantaranya, seperti satu vertebra dengan dua vertebra lainnya. Fraktur pada korpus vertebra ini dapat didiagnosis dengan radiogram. Pandangan lateral dari tulang punggung menunjukan pengurangan tinggi vertical dan sedikit membentuk sudut pada satu atau beberapa vertebra. Pada orang muda, fraktu rkompresi dapat disertai perdarahan retroperitoneal yang cukup berat. Seperti pada fraktur pelvis, pasien dapat secara cepat menjadi syok hipovolemik dan meninggal jika tidak dilakukan pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah dan pernafasan secara akurat dan berulang dalam 24-48 jam pertama setelah cidera.
4. FrakturPatologik Terjadi pada daerah-daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainnya. 5. Fraktur Beban ( kelelahan ) lainnya Fraktur beban atau fraktur kelelahan terjadi pada orang-orang yang baru saja menambah tingkat aktivitas mereka, seperti baru diterima untuk berlatih dalam angkatan bersenjata atau orang-orang yang baru memulai latian lari. 6. Fraktur Greenstick Fraktur greenstick adalah fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada anakanak. Korteks tulangnya sebagian masih utuh, demikian juga periosteum. 7. FrakturAvulsi Memisahkan suatu fragmen tulang padat empat insersi tendon ataupun ligament. Biasanya tidak ada pengobatan yang spesifik yang diperlukan. 8. Fraktur Sendi Catatan khusus harus dibuat untuk fraktur yang melibatkan sendi, terutama apabila geometris sendi terganggu secara bermakna. C. FASE-FASE / TAHAP-TAHAP PENYEMBUHAN FRAKTUR Secara ringkas penyembuhan tulang sebagai berikut : 1. Stadium pembentukan hematom Hematom terbentuk dari darah yang mengalir yang berasal dari pembuluh darah yang berasal pembuluh darah yang robek. Hematom dibungkus jaringan lunaks ekitar( periosteumdanotot ) terjadi sekitar satu sampai 2x24 jam 2. Stadium Poliferasi sel atau inflamasi Sel-sel berpoliferasi dan lapisan dalam periosteum, sekitar lokasi fraktur. Sel-sel ini menjadi percursol osteoblaste. Sel-sel ini aktif tumbuh kearah fragmen tulang. Poloferasi juga terjadi pada sumsum tulang terjadi setelah hari kedua setelah kecelakaan terjadi. 3. Stadium pembentukan kallus Osteblaste membentuk tulang lunak (kallus). Kallus memberikan rigiditas pada fraktur. Jika terlihat masa kallus pada X-ray berarti fraktur telah menyatu. Terjadi setelah 6-10 hari setelah kecelakaan terjadi.
4. Stadiumkonsolidasi
Kallus mengeras dan terjadi proses konsolidasi. Fraktur teraba telah menyatu secara bertahap menjadi tulang mature. Terjadi pada minggu ke3-10 setelah kecelakaan. 5. Stadium remodeling Lapisan bulbous mengelilingi tulang khususnya pada lokasi eksfraktur. Tulang yang berlebihan dibuang oleh osteoklast. Pada anak-anak remodeling dapat sempurna, pada dewasa masih ada tanda penebalan tulang.
DAFTAR PUSTAKA
-
Buku Saku Dasar Patologi Penyakit, Robbins & Kumar.
-
Catatan Kuliah Patologi, Edisi 3, A.D. Thomson, dkk.
-
Patologis : konsep klinis proses-proses penyakit / Sylvia Anderson Price, Lorraine
-
Mc Carty Wilson ; ahli Bahasa, Brahm U. Pendit… [et. Al]; editor edisi Bahasa Indonesia,
-
Huriawati Hartanto ….[et. al],-Ed. 6-jakarta : EGC,2005.