TUGAS MAKALAH MATERNITAS TENTANG GANGGUAN PERDARAHAN PADA KEHAMILAN, PERDARAHAN AWAL, PERDARAHAN LANJUT, PERDARAHAN PADA PASCA PERSALINAN
OLEH : KELOMPOK I
1.
CRISIA MAILOPUW
2.
MEGAWATI TURALELY
3.
MAGDALENA BATMOMOLIN
4.
MAKDALENA DASKUNDA
5.
KARTIVA P TURALELY
6.
MARTINA RAHANSERANG
7.
ASMAWATI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FAMIKA MAKASSAR 2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan Rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Maternitas dengan judul “Gangguan Perdarahan Pada Kehamilan, Perdarahan Awal, Perdarahan Lanjut, Perdarahan Pada Pasca Persalinan”, tepat pada waktunya.
Kami tahu bahwa makalah yang kami buat belum sempurna maka kami sangat mendukung kritik dan saran dari teman – teman, sehingga kami dapat lebih teliti dalam karya tulis kami selanjutnya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................ Kata pengantar................................................................................ Daftar isi......................................................................................... Bab I Pendahuluan......................................................................... A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Bab II Pembahasan.......................................................................... A. Gangguan Pada Kehamilan B. Pendarahan Awal C. Pendarahan Lanjut D. Pendarahan Pasca Persalinan Bab III Penutup............................................................................... A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka.................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Perdarahan adalah gangguan kehamilan yang membuat ibu cemas. Perdarahan saat hamil adalah perdarahan pada jalan lahir yang abnormal atau bukan bagian dari haid Perdarahan (hemorrhage) ini merupakan penyebab umum kematian ibu hamil. Pendarahan implantasi adalah kondisi munculnya bercak darah pada awal kehamilan. Sebagian besar wanita mungkin terkadang keliru menganggap bahwa bercak darah teresebut sebagai menstruasi. Perdarahan antepartum pada umumnya disebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan previa), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. Setiap persalinan pasti akan mengeluarkan darah. Perdarahan pascapersalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III, Indikasi lainnya ialah tensi darah menurun di bawah 90, denyut nadi berdetak cepat, lemas atau lemah, dan pandangan kabur.
B. Rumusan Masalah 1. Apa itu perdarahan awal ? 2. Apa itu perdarahan lanjut ? 3. Apa itu perdarahan pada pasca persalinan ?
C. Tujuan 1. Mengetahui apa itu perdarahan awal 2. Mengetahui apa itu perdarahan lanjut 3. Mengetaui apa itu pasca persalinan
BAB II PEMBAHASAN
A. Gangguan perdarahan pada kehamilan
Perdarahan adalah gangguan kehamilan yang membuat ibu cemas. Perdarahan saat hamil adalah perdarahan pada jalan lahir yang abnormal atau bukan bagian dari haid Perdarahan (hemorrhage) ini merupakan penyebab umum kematian ibu hamil. kehamilan merupakan suatu kabar gembira, peristiwa terindah dan anugrah terbesar yang telah Tuhan berikan kepada Hambanya, kehamilan juga dapat menimbulkan berbagai masalah pada kesehatan dan keselamatan ibu apabila tidak di perhatikan sebaik mungkin. Berbagai komplikasi dan masalah yang kemungkinan yang akan terjadi di saat seorang ibu sedang hamil sangat banyak sekali baik yang membahayakan ataupun tidak, salah satu masalah yang sering kita temui dan terjadi pada ibu hamil dan bersalin adalah perdarahan Biasanya, perdarahan pada jalan lahir merupakan hal yang umum terjadi pada trimester pertama yaitu usia kehamilan 1-3 bulan dan mempengaruhi 20-30% dari total kehamilan yang ada kalanya perdarahan pada trimester pertama kehamilan merupakan suatu tanda komplikasi serius seperti perkembangan janin yang tidak normal, keguguran janin dalam kandungan (abortus) hingga kehamilan mola ( kehamilan dimana yang berkembang bukanlah janin tetapi jaringan tertentu seperti gelembung atau mata ikan yang dapat berkembang menjadi kanker ). Pada kehamilan trimester pertama yaitu ada empat jenis perdarahan yang sewaktu- waktu dapat terjadi antara lain : Abortus iminens adalah perdarahan pada rahim yang akan menyebabkan keluarnya sedikit darah, namun bakal janin masih utuh dan masih dapat dikatakan aman. Abortus iminens istilah awamnya disebut dengan ancaman keguguran. Abortus insipiens adalah perdarahan yang keluar dari rahim lebih banyak dan di ikuti rasa mulas, bakal janin masih tetap utuh
namun sudah terjadi pembukaan rahim. melakukan istirahat total selama beberapa hari sampai perdarahan berhenti dan ibu dalam kondisi membaik seperti semula Abortus inkompletus adalah perdarahan yang sangat banyak dan dapat menimbulkan syok pada penderita. Dinyatakan Abortus inkompletus apabila sudah terjadi pengeluaran bakal janin meski masih ada sisa yang tertinggal di dalam Rahim melakukan pengeluaran sisa hasil konsepsi yang masih tertinggal di dalam rahim dengan memakai obat, namun bila tidak dapat keluar dengan sempurna maka tindakan kuret akan dilakukan. Kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan), 95% kasusnya berupa calon janin menempel di saluran telur (Tuba Falopi). Jika Terjadi, tindakan yang harus di lakukan adalah operasi untuk mengeluarkan janin dan mengangkat saluran telur telah robek. Pada kehamilan di trimester kedua dan ketiga yaitu usia kehamilan 4 – 9 bulan, perdarahan juga dapat terjadi akibat berikut ini: Plasenta di bawah ( plasenta previa ), dimana kondisi dan posisi plasenta menutupi jalan lahir. Tanda gejala dari plasenta previa yaitu perdarahan berwarna merah sehat dan tanpa disertai dengan rasa nyeri. Plasenta lepas sebelum waktunya (solusio plasenta), dimana perlekatan plasenta robek sebagian bahkan sampai terlepas seluruhnya. Tanda gejalanya adalah perdarahan berupa bercak darah warna merah gelap dan kadang disertai dengan rasa nyeri yang sangat hebat.
Hingga saat ini belum ada pencegahan yang efektif untuk kondisi perdarahan saat hamil. Namun, bila ini di alami oleh ibu hamil, maka dapat diatasi dengan : Berbaring dengan posisi kaki lebih tinggi dari bahu. Beristirahat sampai perdarahan berkurang atau lebih baiknya lagi istirahat total sampai perdarahan berhenti. Hentikan aktivitas fisik yang cukup berat, seperti mengangkat beban atau olahraga yang berat.
Penyebab Umum Perdarahan Saat Hamil Trimester Pertama Pada trimester pertama atau 12 minggu pertama kehamilan, perdarahan saat hamil dialami oleh 2 dari 10 wanita hamil. Beberapa kondisi yang bisa memicu terjadinya hal tersebut, yaitu: 1.
Keguguran,
2. Perdarahan implantasi, 3. Kehamilan ektopik, 4. Kehamilan mola
B. Perdarahan awal Pendarahan implantasi adalah kondisi munculnya bercak darah pada awal kehamilan. Sebagian besar wanita mungkin terkadang keliru menganggap bahwa bercak darah teresebut sebagai menstruasi. Pendarahan implantasi adalah tanda awal kehamilan yang biasanya terjadi selama enam hingga dua belas hari setelah pembuahan. Selain itu, pendarahan implantasi ini berdekatan dengan waktu menstruasi jadi cukup membingungkan sebenarnya. Pendarahan implantasi adalah hal yang normal dialami oleh seorang wanita hamil. Tapi, buat kamu yang mengalami pendarahan lebih dari beberapa hari, kemungkinan itu bukan pendarahan implantasi. Jika kamu mengalami mual, pusing atau sakit perut yang diserati dengan pendaraham, kemungkinan ada indikasi kehamilan ektopik (kondis ada implan embrio di luar rahim).
berikut ini disebutkan beberapa ciri pendarahan implementasi yang berbeda dari menstruasi normal. 1. Warna Darah menstruasi yang normal biasanya terlihat lebih cerah hingga merah gelap. Dalam kasus pendarahan implantasi, biasanya cairan darah berwarna coklat gelap atau merah muda 2. Durasi pendarahan Durasi periode normal biasanya terjadi selama 3 hingga 7 hari. Dalam kasus pendarahan implantasi, pendarahan hanya berlangsung selama beberapa jam hingga maksimal 3 hari penuh. 3. Penggumpalan Beberapa wanita mungkin mengalami penggumpalan saat menstruasi, dan ada juga yang tidak. Pada pendarahan implantasi tidak terjadi penggumpalan darah sama sekali. Pendarahan implantasi adalah hal yang normal dialami oleh seorang wanita hamil. Tapi, buat kamu yang mengalami pendarahan lebih dari beberapa hari, kemungkinan itu bukan pendarahan implantasi. Jika kamu mengalami mual, pusing atau sakit perut yang diserati dengan pendaraham, kemungkinan ada indikasi kehamilan ektopik (kondis ada implan embrio di luar rahim). C. Perdarahan lanjut Perdarahan antepartum pada umumnya disebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan previa), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir.
Perdarahan antepartum dapat berasal dari: a. Plasenta Meliputi plasenta previa b. Lokal pada saluran genital c. Insersi tali pusat Terdapat beberapa definisi yang dapat digunakan untuk menggambarkan perdarahan antepartum a.Spotting –terdapat bercak darah pada pakaian dalam. Perdarahan minor –kehilangan darah < 50 mLc. Perdarahan mayor–kehilangan darah 50–1000 mL tanpa tanda klinis syok. Perdarahan masif–kehilangan darah > 1000 mLdengan/tanpa tanda klinis syok
Kelainan Implantasi Plasenta 5 Sebagian besar plasenta akan berimplantasi pada yang tempat yang subur agar dapat memberikan nutrisi yang cukup bagi janin yaitu pada dinding uterus bagian depan maupun belakang fundus uteri. Namun, hal ini tidak selalu terjadi sehingga menyebabkan berbagai kelainan implantasi plasenta
Definisi dan Insidensi Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sedemikia rupa sehingga berdekatan atau menutupi ostium uteri internum secara partial maupun total Etiologi Plasenta Previa belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor risiko telah ditetapkan sebagai kondisi yang berhubungan dengan terjadinya plasenta previa. Faktor risiko tersebut meliputi hamil usia tua, multiparitas, kehamilan ganda, merokok selama masa kehamilan, janin laki-laki, riwayat
Diagnosis Plasenta previa dapat didiagnosis dengan melihat gejala klinis dan pemeriksaan obstetri menggunakan USG.21Pemeriksaan spekulum dapat dilakukan untuk menilai vagina dan serviks. Vaginal toucherharus dihindari pada semua ibu yang mengalami perdarahan antepartum sampai terdiagnosis bukan sebagai plasenta previa
D. Perdarahan pasca persalinan
Setiap persalinan pasti akan mengeluarkan darah. Perdarahan pascapersalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III, Indikasi lainnya ialah tensi darah menurun di bawah 90, denyut nadi berdetak cepat, lemas atau lemah, dan pandangan kabur. Pada kondisi ini pasien sudah masuk dalam fase syok. Kondisi dalam persalinan menyebabkan kesulitan untuk menentukan volume perdarahan yang terjadi karena tercampur dengan air ketuban, dan serapan pakaian atau kain alas tidur dan juga Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir yang melewati batas fisiologis normal.
Perdarahan pasca bersalin dapat terjadi langsung setelah pasien melahirkan (dalam waktu 24 jam), beberapa hari kemudian, bahkan setelah pasien pulang ke rumah. Itulah mengapa, pasien selalu mendapat jadwal kontrol kembali pasca bersalin.
Setelah melahirkan, umumnya pasien juga akan dibekali pengetahuan untuk membedakan darah nifas yang normal terjadi setelah bersalin, dengan perdarahan pasca persalinan yang membahayakan.
Berdasarkan waktu kejadiannya perdarahan pasca persalinan sbb:
1. Resiko serius Bila tidak tertangani, perdarahan pasca bersalin tentu berisiko mengancam jiwa. Di Indonesia, angka kematian ibu (AKI) masih sangat tinggi. Berdasarkan laporan MDGS, tahun 2012 sebanyak 259 ibu meninggal dunia pada setiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih dari sepuluh kali AKI Malaysia (19) dan Sri Lanka (24). Perdarahan setelah persalinan menyumbang sekitar 20-25% kematian ibu sehingga merupakan risiko yang paling serius. Oleh sebab itu, setiap ibu yang hendak bersalin perlu mengetahui risiko serta kemungkinan munculnya perdarahan pasca melahirkan. Berikut ini adalah 4 penyebab perdarahan post partum (waktu yang diperlukan oleh ibu untuk memulihkan alat kandungannya ke keadaan semula dari melahirkan bayi sampai persalinan) dan penanganannya: 2. Tone atau Tonus (Kontraksi) Setelah melahirkan, kontraksi rahim harus bagus sehingga pembuluh darah yang terbuka menjadi terjepit oleh otot-otot rahim. Bagus atau tidaknya kontraksi rahim dapat diketahui oleh penolong persalinan dengan memegang perut pasien. Kontraksi yang tidak kencang membuat pembuluh darah rahim tetap terbuka dan darah terus mengalir. 3. Tears atau Robekan Seperti diketahui, persalinan per vaginam akan menimbulkan robekan di vagina. Bila dilakukan episiotomi, robekan bisa mencapai perinieum (daerah yang terletak antara vulva dan anus). Episiotomi adalah pengguntingan kulit dan otot antara vagina dan anus dengan tujuan melebarkan jalan lahir agar bayi mudah dikeluarkan.Perdarahan yang membahayakan pasien bisa terjadi, bila robekan mencapai rahim sehingga darah terus mengalir. Kasus ini bisa disebabkan oleh panggul ibu yang kecil, sementara bayinya besar. Jika persalinan tetap dipaksakan secara normal, robekan yang terjadi pun bisa hingga ke rahim.
4. Trombine atau ada kelainan darah Pasien yang memiliki kelainan darah, seperti hemofilia (darah sulit membeku), juga dapat mengalami risiko perdarahan pasca bersalin. Kasus perdarahan juga bisa terjadi pada penderita hepatitis berat atau penderita kadar trombosit rendah. 5. Tissue atau Jaringan Istilah jaringan (tissue) merujuk pada plasenta (atau terkadang selaput ketuban) yang masih tertinggal dalam rahim.Saat terjadi persalinan, plasenta harus keluar. Karena itulah, dokter akan memastikan plasenta pasien untuk keluar semua. Plasenta yang tertinggal akan lengket di dalam rahim dan bila tidak segera ditangani bisa menyebabkan perdarahan.
Tindakan pencegahan perdarahan pasca persalinan 1. Perhatikan gizi makanan Dengan selalu menikmati makanan sehat dengan gizi seimbang, Ibu hamil dapat meminimalkan munculnya perdarahan kelak saat bersalin. Bila unsur mineral dan besi tercukupi, ibu akan terhindar dari anemia. Ibu hamil yang mengalami anemia berisiko mengalami perdarahan pasca persalinan. Teruskan kebiasaan makan dengan pola gizi seimbang ini hingga setelah melahirkan agar dapat mempercepat pemulihan usai bersalin. 2. Periksa kehamilan secara rutin Menurut WHO, pemeriksaan paling tidak dilakukan 4 kali selama kehamilan. Pemeriksaan di trimester pertama dan kedua setiap sebulan sekali, kemudian trimester ketiga sebulan dua kali, dan menjelang persalinan menjadi seminggu sekali. Lewat pemeriksaan ini, ibu bisa mengetahui ukuran si calon bayi, apakah bayinya kembar, dan sebagainya. Bila ada masalah plasenta menempel pun sudah bisa diketahui di usia kehamilan 5 bulan. Dengan begitu, dari hasil pemeriksaan tersebut, perencanaan untuk persalinan dapat dipersiapkan.
3. Pilih tempat bersalin yang lengkap Untuk menjaga hal-hal yang tidak diharapkan, ibu hamil disarankan untuk memilih tempat bersalin yang mempunyai perlengkapan bersalin yang lengkap. Ada dokter beserta tenaga medis yang lengkap, peralatan, obat-obatan, serta fasilitas operasi. 4. Tetap waspada meski sudah di rumah Bagi yang bersalin normal, biasanya menjalani rawat inap sekitar 1-2 hari di rumah sakit. Sedangkan untuk yang melahirkan caesar sampai 3 hari di rumah sakit. Perdarahan pasca bersalin bisa terjadi setelah 24 jam bersalin. Bila perdarahan terjadi dalam waktu itu, bisa dilakukan pertolongan segera oleh dokter di rumah sakit. Namun, ada juga perdarahan yang terjadi setelah beberapa hari dan ketika ibu sudah di rumah. Oleh karena itu, jika ibu mengalami perdarahan yang tak normal, segera datang kembali ke dokter. Umumnya, sebelum ibu pulang dari rumah sakit, dokter akan menyarankan untuk pasang KB, ini merupakan salah satu cara untuk menekan terjadinya perdarahan pasca persalinan.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Perdarahan adalah gangguan kehamilan yang membuat ibu cemas. Perdarahan saat hamil adalah perdarahan pada jalan lahir yang abnormal atau bukan bagian dari haid Perdarahan (hemorrhage) ini merupakan penyebab umum kematian ibu hamil. kehamilan merupakan suatu kabar gembira, peristiwa terindah dan anugrah terbesar yang telah Tuhan berikan kepada Hambanya, kehamilan juga dapat menimbulkan berbagai masalah pada kesehatan dan keselamatan ibu apabila tidak di perhatikan sebaik mungkin. Pendarahan implantasi adalah tanda awal kehamilan yang biasanya terjadi selama enam hingga dua belas hari setelah pembuahan. Perdarahan antepartum pada umumnya disebabkan oleh kelainan implantasi plasenta (letak rendah dan previa), kelainan insersi tali pusat atau pembuluh darah pada selaput amnion (vasa previa) dan separasi plasenta sebelum bayi lahir. Perdarahan pasca bersalin dapat terjadi langsung setelah pasien melahirkan (dalam waktu 24 jam), beberapa hari kemudian, bahkan setelah pasien pulang ke rumah. Itulah mengapa, pasien selalu mendapat jadwal kontrol kembali pasca bersalin.
Setelah melahirkan, umumnya pasien juga akan dibekali pengetahuan untuk membedakan darah nifas yang normal terjadi setelah bersalin, dengan perdarahan pasca persalinan yang membahayakan.
B. Saran Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu perdarahan saat kehamilan, dan juga dapat mencegah terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan kepada ibu – ibu hamil. Agar ibu hamil juga dapat mengatasi kejadian perdarahan dengan tepat dan tidak panik saat perdarahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati. 2010 .Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika Arsinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogjakarta:Graha Ilmu