Makalah
Manusia Dan Harapan
Disusun Oleh: Ferdy Pranada AJi Alfiyah Nurlaili Siti Nurain Mail Shahnas Salsabila
Dosen:
FAKULTAS KESEHATAN PRODI MANEJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT UNIVERSITAS MUHAMMAD HUSNI THAMRIN 2018
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan kita. Kita harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup menggantung semata pada harapan. Adalah baik untuk berharap yang terbaik. Tetapi hal itu tidak cukup. Kita tidak bisa hanya berharap – kita harus bertindak.Sangat menyedihkan, bahwa banyak hal digantung berlebihan pada harapan – demi perbaikan nasib. Berharap yang terbaik belum menghasilkan apaapa. Bekerja dan bertindak – disertai dengan harapan di dalam hati – adalah hal yang membawa hasil. Kombinasi yang sempurna. Harapan tidak akan mengecewakan – selama hal itu disertai dengan tindakan dan komitmen. Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha. Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Manusia Manusia adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya. Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu”(Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
B. Pengertian harapan Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan seseorang. Setiap Manusia Mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan pesan kepada ahli warisnya. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, Misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. Ia menghadapi ujian dengan santai. Bagaimana rafiq memperoleh nial A. Luluspun mungkin tidak. Harapan pun harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada tuhan yang maha esa, agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh sungguh
C. Sebab Manusia Memiliki Harapan Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap manusia lahir ke dunia ini langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Di tengah-tengah manusia lain itulah seseorang dapat hidup dan berkembang fisik dan jasmani, serta mental dan spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong manusia hidup bergaul dengan manusia lain, yaitu : dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan Kodrat Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Allah SWT. Misalnya : menangis, bergembira, berpikir, bercinta, berjalan, berkata, dan mempunyai keturunan. Setiap diri manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua dan dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan dan harapan. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini manusia dapat mempunyai harapan.
Dorongan Kebutuhan Hidup Sudah menjadi kodrat bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani, misalnya makan, minum, pakaian, dan rumah. Sedangkan kebutuhan rohani, misalnya kebahagiaan, kepuasan, keberhasilan, hiburan dan ketenangan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik maupun kemampuan berpikir. Dan dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan, karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
1. 2. 3. 4. 5.
Sehubungan dengan kebutuhan-kebutuhan manusia itu, Abraham Maslow mengkategorikan kebutuhan manusia menjadi macam. Lima macam kebutuhan itu merupakan lima harapan manusia, yaitu : Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (survival) Harapan untuk memperoleh keamanan (safety) Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (being loving and love) Harapan untuk memperoleh status atau diterima atau diakui lingkungan (status) Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self-actualization)
D. MANUSIA DAN HARAPAN Harapan itu bersifat manusiawi dan berhak dimiliki semua orang. Manusia tidak bisa terlepas dari harapan. Harapan adalah bagian hidup dari manusia. Manusia yang tidak memiliki harapan sama saja seperti orang yang mati. Harapan adalah awal menuju tujuan hidup manusia yang bermacam-macam. Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup berikutnya ditempat tersebut juga akan mendapatkan kebahagiaan. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa “hari esok lebih baik dari pada hari ini dan menjadikan masa lalu sebagai cermin untuk meraih masa depan yang lebih baik”, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan. E. HARAPAN DAN KEPERCAYAAN Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap sebagai wahyu dari Allah SWT. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, dasarnya ialah keyakinan masing-masing. Harapan dan kepercayaan saling melengkapi. Karena dalam memenuhi atau mewujudkan harapan, manusia harus berusaha dan berdo’a. Dengan berusaha dan berdo’a sungguhsungguh kepada Allah SWT serta mempercayai adanya Allah SWT, harapan akan terwujud dan terpenuhi. F. Macam-macam Kepercayaan Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas : 1.
2.
Kepercayaan pada diri sendiri. Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya. Kepercayaan kepada orang lain.
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karna ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu hams dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain. 3.
Kepercayaan kepada pemerintah. Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir, Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan). Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, (kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti orang mempunyai arti hanya dalam masyarakat, Negara. Hanya negara sebagai keutuhan (totalitas) yang ada, kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian itu disebut negara totaliter, satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara; manusia perorangan tidak mempunyai hak, ia hanya mempunyai kewajiban (negara diktator). Jelaslah bagi kita, baik teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
4.
Kepercayaan kepada Tuhan. Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, sebab tidak ada tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatannya.Oleh karcna itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari padanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN Pada dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a. Harapan seseorang juga ditentukan oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras akan mempunyai harapan yang besar. Dan untuk memperoleh harapan yang besar tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu berdo’a.
RESUME
MANUSIA DAN HARAPAN Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu matidalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupapesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan,pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing, Misalnya, Herry yang hanyamampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorangyang mempunyai harapan yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan tersebut.
A.Pengertian Harapan Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai ,memerlukan kepercayaan kepada dirisendiri,kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan kepada TUHAN.Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat 2 dorongan,yaitu dorongan kodrat sertadorongan kebutuhan hidup.terkait dengan kebutuhan manusia tersebut , abraham maslowmengkategorikan kebutuhan manusia menjadi 5 macam atau disebut juga 5 harapan manusia,yaitu: 1.Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup 2.Harapan untuk memperoleh keamanan 3.Hak untuk mencintai dan dicintai 4.Harapan diterima lingkungan 5.Harapan memperoleh perwujudan cita-cita Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akandidapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Padaumumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatindan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada seseorangatau sesuatu. B.Apa Sebab Manusia Mempunyai Harapan Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Kodrat ialah sifat, keadaan, ataupembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam manusia sejak manusia itu diciptakan olehTuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dansebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya
menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya. Dalam diri manusia masing-masing sudahterjelma sifat, kodrat pembawaan clan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakatatau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyaiharapan.Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusiaitu ialah :
Kelangsungan Hidup (survival)
Keamanan (safety)
Hak dan Kewajiban Mencintai dan Dicintai (be loving and love)
Diakui Lingkungan (Status)
Perwujudan Cita-cita (self actualization)
C. Pengertian Kepercayaan Kepercayaan adalah hal-hal yang akankebenaran.Jenis – Jenis Kepercayaan: 1.Kepercayaan Pada Diri Sendiri. 2.Kepercayaan Kepada Orang Lain. 3.Kepercayaan Kepada Tuhan.
berhubungan
dengan pengakuan
atau
keyakinan
D.Kepercayaan dan Usaha untuk meningkatkannya Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Dimana halnya kita yakin bahwa yang kita percaya itupasti benar. Karena keyakinan terhadap kebenaran itulah yang menimbulkan sebuahkepercayaan. Sebuah kepercayaan lama kelamaan bakal hilang atau pudar dari keyakinan kita, jika kita tidak melakukan suatu usaha untuk meningkatkan kepercayaan tersebut