MAKALAH KONSEP KEBIDANAN
OLEH : VERIDIANA ERMELINDA JAYA
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ENDE JURUSAN KEBIDANAN TA 2018/2019
I.TEORI-TEORI YANG MEMPENGARUHI MODEL KEBIDANAN 1.Teori Reva Rubin Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan. Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan setelah persalinan. Menurut Reva Rubin,seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan- harapan antara lain: kesejahteraan ibu dan bayi penerimaan dari masyarakat penentuan identitas diri mengetahui tentang arti memberi dan menerima Tahap-tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai peran nya: a. anticipatory stage:seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain. b.honeymoon stage:ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain. c. Plateu stage:Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan sendiri. d.Disengagement:Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir. Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang idaman, gambaran diri dan tubuh.Gambaran diri seorang wanita adalah pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya, sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang tejadi selama kehamilan.
A. Beberapa tahapan aktifitas penting sebelum seseorang menjadi seorang ibu. 1.Taking on (tahapan meniru):Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru dan melakukan peran seorang ibu. 2.Taking
in:Seorang
wanita
sedang
membayangkan
peran
yang
dilakukannya . introjektion,projection dan rejection merupakan tahap di mana
wanita
membedakan
model-model
yang
sesuai
dengan
keinginannya. 3.Letting go:Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya.Pada tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu. B. Adaptasi psikososial pada masa post partum: Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa post partum di pengaruhi oleh: respon dan dukungan dari keluarga hubungan antara melahirkan dengan harapan-harapan pengalaman melahirkan dam membesarkan anak yang lalu budaya Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga tahap yaitu: a) periode taking in (hari ke 1-2 setelah melahirkan) 1. ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain 2. perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya 3. ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirakaN 4. memerlukan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh kekondisi normal 5. nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh tidak berlangsung normal. b) periode taking hold (hari ke 2-4 setelah melahirkan) 1. ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung jawab akan bayinya
2. ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan daya tahan tubuh 3. ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi 4. ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok 5. kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu membesarkan bayinya c)periode letting go 1. terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta perhatian keluarga 2. ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan hubungan sosial 2.Teori Ramona Marcer Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam pencapaiaan peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua topik: a. Efek stress Anterpartum:stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup seorang wanita, tujuan asuhan yang di berikan adalah memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu. Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status kesehatan ibu, yaitu: 1.Hubungan Interpersonal 2.Peran keluarga 3.Stress anterpartum 4.Dukungan social 5.Rasa percaya diri 6.Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu mendapatkan identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan dirinya sendiri.
b.Pencapaian peran ibu Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress anterpartum. Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang fisiologis. Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah: 1.Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya. 2.Ibu memerlukan sosialisasi 3.Ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi pada tubuhnya 4.Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya. Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menuru Mercer: 1. Anticipatory: saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan penyesuaian sosial dan psikologis dengan mempelajari segala sesuatu yang di butuhkan untuk menjadi seorang ibu 2. Formal: wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya bimbingan peran di butuhkan sesuai dengan kondisi sistem sosial
3. Informal:dimana wanita telah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan perannya 4. Personal: merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya sebagai ibu. Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di mulai sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan setelah dilahirkan. Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktor –faktor sebagai berikut: a. Faktor ibu; Umur ibu pada saat melahirkan, Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali,Stress sosial,Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya,Dukungan sosial, Konsep diri,Sifat pribadi,Sikap terhadap membesarkan anak,Status kesehatan ibu b. Faktor
bayi:Temperament,Kesehatan
bayi,Faktor-faktor
lainnya
(Latar
belakang etnik,Status pekawinan,Status ekonomi) Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor pendukung: a. Emotional support,yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan mengerti. b. Informational support:memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri c. Physical support:misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan tambahan dana, d. Appraisal support:hal Ini memungkinkan indifidu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dan pencapaiaan peran ibu
Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan, status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkanoleh mercer dalam teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptsi peran dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini dan kontribusi dari stress antepartum. 3.Teori Ela Joy Lehrman. Teori ini mengharapkan bidan dapat melihat semua aspek dalam memberikan asuhan pada ibu hamil dan bersalin, Lehrman mengemukakan delapan konsep penting dalam pelayanan antenatal 1. Asuahan kebidanan yang berkesinambungan 2. Keluarga sebagai pusat kebidanan 3. Pendidikan dan konseling merupakan sebagian dari asuhan 4. Tidak ada intervensi dalam asuhan kebidanan 5. Fleksibilitas dalam asuhan kebidanan 6. Keterlibatan dalam asuhan kebidanan 7. Advokasi dari pelayanan kebidanan 8. Waktu Dari kedelapan komponen yang dibuat Lehrman tersebut kemudian diujicobakan oleh Morten pada tahun 1991 pada pasien pasca partum.dari hasil penerapan uji coba tersebut Morten menambahkan tiga komponen pada kedelapan konsep yang dibuat oleh Lehrman yaitu: 1. Tehnik terapeutik: Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan, misalnya: Mendengar aktif Mengkaji Klarifikasi
Humor Sikap yang tidak menuduh Jujur Mengakui kesalan Fasilitasi Pemberian izin Menghargai hak klien B.Pemberdayaan. Suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan, bidan melalui penampilan dan pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengkoreksi, memvalidasi, menilai dan memberi dukungan. C.Hubungan dengan sesama (Lateral relationship).Menjalin hubungan yang baik dengan pasien, bersikap terbuka, sejalan dengan pasien, sehingga bidan dan pasien terlihat akrab.Misalnya sifat empati dan membagi pengalaman. 4.Teori Jean ball. Teori kursi goyang , keseimbangan emosional ibu. Tujuan asuhan maternitus agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu bauk fisik maupun psikologis.Hipotesa Ball, respon emotional wanita terhadap perubahan yang terjadi bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan dengan dukungan yang berarti mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial. Persipan yang telah di lakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi respon emotional wanita terhadap perubahan akibatproses kelahiran tersebut. Kesejahteraan wanita setelah melahirkan tergantung pada personality dan kepribadian, sistem dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas.Ball menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga elemen, yaitu: 1. Pelayanan maternitas 2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga 3. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian wanita
II.Model konseptual dalam asuhan kebidanan A.Pengertian Model konseptual dalam asuhan kebidanan adalah suatu bentuk pedoman/ acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan dipengaruhi oleh filosofi yang diannut bidan (filosofi asuhan kebidanan),meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam paradigma kesehatan ( manusia-perilaku,lingkungan dan pelayanan kesehatan) B.Model konseptual dalam asuhan kebidanan a. Midwifery care Care dalam bahasa inggris mempunyai arti memelihara,mengawasi,memperhatikan dengan sepenuhnya.Dihubungkan dengan dunia kebidanan maka ”care” disini sering disebut dengan asuhan. Bidan dalam memegang prinsip Midwifery care yaitu: Mengakukui dan mendukung keterkaitan antara fisik,psikis dan lingkungan kultur sosial Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalin ditolong tanpa intervensi Mendukung dan meningkatkan persalinan alami Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni Wanita punya kekuasaan yaitu berlandaskan tanggung jawab bersama untuk suatu pengambilan keputusan,tetapi wanita punya control atau keputusan akhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya. Dibatasi oleh hokum dan ruang lingkup praktik b. Paradigma sehat Paradigma sehat pertama kali dicetuskan oleh prof.DR.F.A.Moeloek ( menkesRI) pada rapat sidang DPR komisi VI pada tanggal 15-9-1998. Paradigma sehat adalah cara pandang,pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi banyak faktor yang bersifat lintas sektor,dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,pemeliharaan dan perlindungan kesehatan,bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.jadi paradigm sehat lebih memekankan pada pengobatan promotif dan preventif. Paradigma sehat merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga dijadikan dalam asuhan kebidanan,karena : a.Dengan paradigma sehat akan merubah cara pandang tentang kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif b.Paradigma sehat merupakan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB,maka bidan sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya AKI dan AKB perlu menjadikan paradigm sehat sebagai model. c.Paradigma sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga bidan pun harus menjadikannya sebagai model atau acuan.
III.Reward dan sanksi A.Reward atau penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan baik oleh perorangan ataupun suatu lembaga. Bidan sebagai suatu profesi tenaga kesehatan harus bisa mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat,maka bidan memang sudah seharusnya mendapat penghargaan baik dari pemerintah maupun masyarakat. Penghargaan yang diberika kepada bidan tidak hanya berupa imbalan jasa tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan atau hak untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Dengan adanya penghargaan akan mendorong bidan untuk meningkatkan kinerja mereka sebagai tenaga kesehatan untuk masyarakat. Mereka juga akan lebih giat untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan dan potensi mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu standar profesi bidan. B.Sanksi Bidan
Tidak hanya memberikan pengahargaan bagi bidan yang mampu melaksanakan praktiknya sesuai kode etik dan standar profesi bidan,setiap penyimpangan baik itu disengaja atau tidak,akan tetap diaudit oleh dewan audit khusus yang telah dibentuk oleh organisasi bidan atau dinas kesehatan kabupaten. Bila terbukti melakukan pelanggaran atau penyimpangan maka bidan tersebut akan mendapat sanksi yang tegas,supaya bidan tetap bekerja sesuai kewenangannya.
Sanksi adalah: imbalan negatif,imbalan
yang berupa pembebanan atau penderitaan yang ditentukan oleh hukum yang berlaku. Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak / kewajiban bidan yang telah diatur oleh organisasi profesi.Bagi bidan yang melaksanakan pelayanan kebidanan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Kepmenkes RI no.900/SK/VII/2002) akan mendapatkan sanksi. Dalam organisasi profesi kebidanan terdapat Majelis Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis Pembelaan Anggota (MPA) .Contoh sanksi bidan adalah pencabutan ijin praktik bidan,pencabutan SIPB sementara,atau bisa juga berupa denda. Penyimpangan yang dilakukan oleh bidan misalnya: a. Bidan melakukan praktik aborsi,yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh bidan karena termasuk tindakan kriminal. b.Bidan tidak melakukan rujukan pada ibu yang mengalami persalinan prematur,bidan ingin melakukan pesalinan ininsendiri. Ininjelas tidak boleh dilakukan dan harus dirujuk. Karena ini sudah bukan kewenangan bidan lagi,selain itu jika dilakukan oleh bidan persalinan akan membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya.
IV.Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Varney
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
UMUR : 1 hari DI
: Puskesmas Benteng Jawa
I .PENGKAJIAN : Tanggal : 24-11-2018 Oleh
Pukul: 15.00 wita
: Bidan Veridiana Ermelinda Jaya
A.DATA SUBYEKTIF 1.Biodata Ibu
Bapak
Nama
: Ny. A.S
Tn. E.N
Umur
:24 tahun
29 tahun
Agama
: Katolik
Katolik
Suku/bangsa
:Manggarai/ Indonesia
Manggarai/Indonesia
Pendidikan
:SMP
SMA
Pekerjaan
:I R T
Petani
Alamat
: Malawatar
Malawatar
I .DATA SUBJEKTIF 1. Riwayat Antenatal G1 P0 A0 Ah0 umur kehamilan
38 – 40
minggu
Riwayat ANC
: teratur 5 kali di Puskesmas Waenakeng
Imunisasi TT
: 2 kali
Kenaikan BB Keluhan saat hamil
TT 1 tanggal :
-
2018
TT 2 tanggal :
-
2018
: 12 kg : Nafsu makan berkurang sampai kehamilan 3 bulan
Penyakit selama hamil: Pasien mengatakan selama hamil tidak pernah menderita penyakit seprti jantung, dibetes meletus gagal ginjal,hepatitis B , TBC, HIV positif ,dan trauma penganiayaan. Kebiasaan makan
: 3x sehari ( nasi,lauk pauk,buah)
Obat/jamu
: tidak pernah minum obat-obatan dan jamu-jamuan
Merokok
: tidak pernah merokok sebelum hamil dan selama hamil
Komplikasi ibu
: tidak ada hiperemesis, abortus, perdarahan, pre- eklamsi, Diabetes gestasional
Infeksi janin
: tidak ada IUGR, polihidramnion, gamely
2. Riwayat Intranatal Lahir tanggal
: 24 November 2018 , jam 03:30 wib
Jenis persalinan
: Spontan partus pervaginam letak belakang kepala
Penolong
: Bidan Veridiana Ermelinda Jaya
Lama persalinan
: Kala I : 14 jam 30 menit Kala II : 1 jam 35 menit
Komplikasi ibu : tidak ada hipertesi, partus lama , penggunaan obat, infeksi, KPD, perdarahan janin: tidak ada premature, malposisi, malpresentasi,, gawat janin, ketuban campur mekonium, prolaps tali pusat.
II. DATA OBJEKTIF 1. Keadaan bayi baru lahir BB/PB
: 3200 gr / 48 cm
Nilai APGAR
: 1 menit/ 5 menit / 10 menit : 8/9/9
No 1 2 3 4 5
Kriteia Denyut jantung Usaha nafas Tonus otot Refleks Warna kulit Total
1 menit 2 2 1 1 2 8
5 menit 2 2 2 1 2 9
10 menit 2 2 2 1 2 9
Caput succedaneum
: tidak ada
Cepal hematoma
: tidak ada
Cacat bawaan
: tidak ada
Resusitasi
: rangsangan
: tidak
Penghisapan lender : tidak Ambu bag
: tidak
Massase jantung
: tidak
Intubasi endotrakheal: tidak O2
: tidak
2. Pemeriksaan Umum a. keadaan umum
: baik
b. pernafasan
: 42x / menit
c. warna kulit
: kemerahan
d. denyut jantung
: 142x/i
e. suhu aksiler
: 36.7°C
f. gerakan
: lincah dan aktif
g. tonus otot
: (+) positif
h. kesadaran
: compos mentis
i. ekstermitas
: kemerahan
j. kulit
: kemerahan
j. tali pusat
: (+) positif berwarna hijau keputih – putihan
k BB. Sekarang
: 3150 gra
3. Pemeriksaan Fisik a. kepala : normal ubun-ubun datar, sutura tidak teraba penyusupan,tidak ada kaput suksedaneum dan cephalhematoma. b. muka : normal, berbentuk oval c. mata : normal, simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi yakni secret mata. d. telinga ; normal,simetris dan berlubang e. hidung :normal, simetris, terdapat lubang di keduanya. f. mulut :gigi dan langit-langit normal, tidak ada sumbing, refleks hisap ada
g. leher : tidak ada benjolan dan pembengkakan pada vena jugularis h. klavikula
: normal
i. lengan tangan
: gerakan bebas, jumlah jari lengkap
j. dada
: simetris, putting susu menonjol, bunyi jantung teratur.
k. abdomen
: tidak ada benjolan, tidak ada penonjolan sekitar tali
pusat pada saat menangis , tidak ada perdarahanpada tali pusat l. genitalia
: kelamin laki – laki ,skrotum simetris, uretra berlubang.
m. tungkai dan kaki
: gerakan normal, bentuk simetris, jumlah jari lengkap
n. anus
: normal, berlubang
o. punggung
: tidak ada pembengkakan dan cekungan.
4. refleks
: Moro
: (+) positif
Rooting
: (+) positif
Graps
: (+) positif
Sucking
: (+) positif
Tonickneck : (+) positif 5. antopometri : PB
: 48 cm
LK
: 35 cm
LD
: 32 cm
LILA : 11 cm 6. eliminasi miksi : 7 kali mekonium
: ada, hitam kecoklatan
7. pemeriksaan penunjang Tidak di lakukan
III.ASSESMENT 1.Diagnosa kebidanan Bayi baru lahir Partus spontan BB 3200 gr PB 48 cm segera menangis. 2. Masalah Tidak ada 3. Kebutuhan Perawatan bayi segera setelah lahir
4. Diagnosa Potensial Kemungkinan bias terjadi hipotermi 5. Masalah Potensial Tidak ada 6. Kebutuhan Tindakan Sgera Berdasarkan Kondisi Klien a. Mandiri
: - merawat ibu dan bayi dalam satu ruangan( rooming in). - mengganti bedong bayi yang basah dengan yang kering -
merawat
tali
pusat
dengan
kasa
steril
- menghangatkan bayi kedalam hipotermi b. Kolaborasi
: tidak ada
c. Merujuk
: tidak ada
IV. PLANING Tangal 24 November 2018 , jam 15. 30 wita Planning: 1. pertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat a. pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi dengan ibunya segera mungkin (bounding attachment) b. ganti handuk/kain basah dengan yang kering dan membungkus bayi dengan kain hangat atau selimut c. pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki setiap 15 menit sekali d. Biarkan bayi bersama ibunya minimal1 jam setelah bersalin 2. beri Neo.K 1 mg. secara IM di vastus lateralis pada paha kiri rawat mata dengan salep mata oxitetrasiklin1% kiri dan kanan 3. beri identitas bayi berupa gelang di tangan kiri bayi sesuai dengan nama ibunya. 4. perlihatkan bayi pada orang tua / keluarga. 6. perawatan tali pusat 7. jaga kebersihan tubuh bayi 8. penkes tentang ASI eksklusif dan posisi menyusui yang benar 9. bimbing ibu untuk melakukan perawatan payudara
10. observasi keadaan umum / vital sign Implementasi : 1. mempertahankan suhu tubuh bayi agar tetap hangat a. memastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak kulit bayi dengan ibunya b. mengganti handuk/kain basah dan membungkus bayi dengan kain hangat atau selimut c. mepastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak kaki setiap 15 menit sekali d. membiarkan bayi bersama ibunya minimal 1 jam setelah persalinan 2. beri Neo.vit K 1 mg. secara IM di vastus lateralis pada paha kiri, rawat mata dengan salep oxitetrasiklin 1% kiri dan kanan 3. beri identitas bayi berupa gelang di tangan kiri bayi sesuai dengan nama ibunya. 4. perlihatkan bayi pada orang tua / keluarga. 5. merawat tali pusat dengan kasa steril agar tidak terjadi infeksi 6. menjaga kebersihan tubuh bayi dengan cara memandikan bayi setelah 6 jam dan mengganti popok setiap kali basah 7. menjelaskan pada ibu ASI adalah makanan terbaik dan ASI eksklusif adalah ASI yang di berikan dari 0-6 bulan pertama tanpa makanan pendamping. ASI di berikan setiap kali bayi mau. Menjelaskan posisi menyususi yang benar posisi tidur/ berbaring atur posisi ibu agar bayi tidak mengalami kesulitan untuk mendapat cukup ASI, jika posisi bayi tidak sesuai atau tidak tepat dapat terjadi asfiksia. posisi duduk ibu harus mencari posisi yang nyaman, biasanya duduk tegak di tempat tidur atau di kursi, lengan ibu menopang kepala , leher dan seluruh badan bayi muka . bayi menghadap payudara ibu , hidung bayi di depan puting susu.
8. menjelaskan pada ibu cara melakukan perwatan payu dara yang benar Kompres dengan kapas/ kain yang sudah di basahi dengan air hangat kuku selama lima menit , tempelkan ke payudara ibu kemudian di bersihkan seluruh payudarah, lakuakan perawatan payudara ini sebelum menyusui bayi. 9. Melakukan observasi vital sign HR
: 142 x/i
RR
: 42x/i
TEMP: 36,8 °C Evaluasi : keluarga dan orang tua menyambut baik kelahiran bayi bayi sudah mulai rawat gabung sudah mulai menetek , refleks hisap bagus, tidak muntah suhu tubuh bayi tetap hangat (36,8°C) telapak kaki teraba hangat tidak di temukan tanda-tanda infeksi pada mata dan hipotermi identitas bayi sudah ter pasang (gelang bayi) sesuai nama ibunya Neo. K telah di berikan tidak ada tanda-tanda perdarahan tali pusat pemenuhan nutrisi terpenuhi bayi dapat tidur tenang di box bayi
CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal : 25 november 2018 jam 07.00 wita DATA SUBJEKTIF refleks hisap bagus, gerak aktif DATA OBJEKTIF Suhu bayi tetap hangat (36.7°C) Tidak di temukan tanda-tanda hipotermi Tidak ada tanda-tanda perdarahan tali pusat HR : 142x/i, RR : 42x/I (normal) BB: 3150 gr
ASSESMENT Diagnosis
: Bayi baru lahir spontan umur 2hari, BB: 3150gr
Masalah
:tidak ada
Kebutuhan
: perawatan bayi segerah setelah lahir
PLANING Tanggal : 25 november 2012, jam 07.00 wita konseling mengajarkan pada ibu/ orang tua bayi untuk: menjaga kehangatan bayi penkes tentang pemberian asi eksklusif perawatan tali pusat mengawasi tanda-tanda bahaya 2.mengobservasi keadaan umum bayi . 3.mengganti popok setiap kali basah 4.mengajarkan ibu untuk memberikan ASI semaunya bayi, bila ASI tidak cukup beri PASI 60 cc/ 2jam (oral)
CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal : 26 november 2018 jam 07.00 wita DATA SUBJEKTIF refleks hisap bagus, tidak muntah, gerak aktif, bayi tidak rewel BAK lancar dan BAB lancar DATA OBJEKTIF Suhu bayi tetap hangat (37°C) Tidak di temukan tanda-tanda hipotermi Tidak ada tanda-tanda perdarahan tali pusat HR : 120x/I, RR : 40x/I (normal) ASSESMENT Diagnosis
: Bayi Baru Lahir spontan umur 2 hari BB: 3200
Masalah
:tidak ada
Kebutuhan
: perawatan bayi segerah setelah lahir
PLANING Tanggal : 26 november 2018, jam 07.00 wita 1. memberikan ASI semaunya bayi 2
mengobservasi keadaan umum bayi
3
mengganti popok setiap kali basah
4
merawat tali pusat dengan kasa kering seteril
5
menjaga kehangatan bayi
6
istirahat cukup
7
rencana bayi pulang (PBJ)
Evaluasi : 1. Ibu dapat menerima konseling yang di berikan dan sudah mulai menerapkan ma teri konseling yang di berikan antara lain kontak kulit bayi dengan ibu, perawatan tali pusat, pemberian asi dan mengawasi tanda – tanda Hipotermi, mengganti popok setiap kali basah, menjaga kehangatan bayi 2. Jam 08:00 wita kondisi bayi stabil, di ijinkan pulang.