MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR (MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI) KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami kesehatan dan kesempatan untuk bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam tidak lupa pula kami haturkan kepada Rasullullah SAW. Dalam makalah ini kami mencoba untuk memberikan penjelasan maupun pengertian mengenai "Makhluk hidup dalam ekosistem alami" yang sangat penting untuk dipelajari dipahami dan untuk diterapkan dalam rangka upaya mempertahankan serta melestarikan keberadaan dari ekosistem yang semakin mengalami kepunahan akibat dari ulah manusia dengan pembangunannya yang tidak menggunakan analisa lingkungan. Sehingga harapan kami dengan makalah ini anda dapat memahami betul akan pengertian dari ekosistem makhluk hidup atau organisme yang hidup dialam terbuka dan tentu juga membutuhkan makanan dan kehidupan yang sama layaknya seperti manusia dan tentu manusia harus memiliki nurani tidak hanya untuk mempertahankan dirinya sendiri namun juga untuk seluruh ekosistem yang ada dibumi ini, yang telah diamanahkan oleh yang Maha Kuasa untuk bisa menjaga dan memelihara serta mengembangkannya menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya maupun untuk orang lain. Harapan kami dari makalah yang telah kami susun ini bisa membantu anda didalam memudahkan akses informasi mengenai "Makhluk hidup dalam ekosistem alami" sehingga anda mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari mulai dari kehidupan yang sekarang hingga di masa kehidupan yang akan datang.
Penyusun,
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................1 DAFTAR ISI...........................................................................2 BAB I PENDAHULUAN....................................................... 3 1.2 Latar Belakang..................................................................3 1.3 Tujuan Makalah................................................................4 BAB II PEMBAHASAN........................................................5 2.1 Spesies atau Individu Makhluk Hidup..............................5 2.2 Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup.........................5 2.3 Tata Nama Dunia Tumbuhan dan Hewan.........................6 2.4 Berbagai Bentuk Ekosistem Alami...................................9 2.5 Macam-Macam Pola Bentuk Kehidupan..........................14 BAB III PENUTUP.................................................................18 3.1 Simpulan............................................................................18 3.2 Saran..................................................................................19 DAFTAR PUSTAKA..............................................................19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan yang utuh serta menyeluruh antara segenap unsur yang dapat saling mempengaruhi. Ekosistem juga merupakan suatu system ekoligik yang merupakan unit fungsional yang dihasilkan dari intraksi komponen biotic (makhluk hidup atau
organisme), komponen abiotik (benda mati), dan juga komponen kebudayaan (antropogenetik). Kedua komponen tersebut yaitu biotik dan abiotik berada pada suatu tempat dan berintraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung diair sebagai komponen biotik sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air. Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas. Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya: Seekor kelinci, seekor serigala, atau individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species) pada tempat tertentu akan membentuk populasi. Contoh: Dipadang rumput hidup sekelompok kelinci dan sekelompok serigala. Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena kelahiran, kematian dan migrasi (emigrasi dan imigrasi). Sedangkan komunitas yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang hidup disuatu daerah tertentu dan antara yang satu dengan yang lainnya saling berintraksi. Contoh: Disuatu padang rumput terjadi intraksi antar populasi rumput, populasi kelinci dan populasi serigala. Setiap individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang disebut habitat. semua ekosistem merupakan sistem yang terbuka dalam arti terjadi transfer energi maupun material ke dalam dan ke luar. Tumbuhan, hewan dan mokroorganisme merupakan faktor biotik dan menempati daerah biosfer dan membentuk organisasi alam hayati. Taraf organisasi tesebut digambarkan sebagai spectrum biologiyang tersusun atas sitoplasma sebagai substansi dasar kehidupan yang akan membentuk sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer. Sementara air, udara, batuan, mineral dan energi merupakan faktor abiotik. Bumi sebagai suatu ekosistem tunggal yang sangat besar tersusun atas ekosistem-ekosistem yang lebih kecil dan saling terkait satu sama lainnya. 1.2 Tujuan Makalah Bertujuan untuk menambah wawasan atau pun penunjang dalam proses pembelajaran dalam segi:
a.
Memahami makhluk hidup dalam ekosistem alami
b.
Mengetahui species atau individu makhluk hidup
c.
Mengetahui tentang populasi dan komunitas makhluk hidup
d.
Mengetahui tata nama dunia tumbuhan dan hewan
e.
Mengetahui berbagai bentuk ekosistem alami
f.
Mengetahui macam-macam bentuk pola kehidupan.
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Species atau Individu Makhluk Hidup Individu berasal dari bahasa latin yaitu in berarti tidak dividius berarti dapat dibagi. Misalnya, seorang manusia, sebatang pohon, seekor kucing, seekor ayam dan lain sebagainya. Individu itu dapat dilihat, dapat dihitung atau dapat diukur dan dapat dipakai dalam percobaan-percobaan. Dari individu dapat
dikumpulkan bermacam-macam data, yang kemudian dari data itu dapat dipelajari tentang dunia kehidupan sebagai suatu kesatuan. Setiap individu melakukan proses hidup yang masing-masing berjalan terpisah dan berbeda untuk setiap individu. Jadi setiap ekor kuda dalam kawanannya, tiap ekor badak dalam kawanannya, setiap ekor ayam dalam kawanannya, semua itu merupakan individu. Setiap individu yang satu dengan yang lainnya dapat dibedakan. Sampai batas tertentu dapat ditunjukkan, bahwa kehidupan timbul dari yang hidup, dan dunia kehidupan merupakan suatu rantai yang tidak terputus oleh waktu. Namun demikian, setiap kehidupan juga terpisah dalam bungkusan tersendiri. Bungkusan kehidupan inilah yang disebut species atau individu makhluk hidup. 2.2 Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup a.
Populasi Makhluk Hidup populasi berasal dari bahasa latin yaitu populous berarti rakyat atau penduduk. Populasi dari suatu Negara yang dimaksudkan adalah penduduk dari Negara tersebut. Didalam ekologi yang dimaksudkan dengan populasi adalah sekelompok individu yang sejenis. Apabila membicarakan populasi harus juga disebutkan jenis nidividu yang dibicarakan dengan menentukan batas-batas waktu dan tempatnya. Misalnya populasi pohon jati pada tahun 1991 diperkebunan purwakarta jawa barat atau populasi pohon karet 1965 diperkebunan-perkebunan yang ada di sumatera atau populasi komodo pada tahun 1983 di pulau komodo dan seterusnya. jadi populasi adalah kelompok kolektif dari organisme-organisme dari jenis yang sama yang menduduki ruang atau tempat yang terbuka, dan memiliki berbagai ciri atau sifat yang merupakan milik yang unik dari kelompok dan tidak merupakan milik individu didalam kelompok itu.
b.
Komunitas Makhluk Hidup Komunitas, secara genetika, individu-individu adalah anggota dari suatu populasi setempat dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Bagian terbesar dari ekosistem terdiri dari kumpulan tumbuhan dan hewan yang bersamasama membentuk suatu masyarakat tumbuhan dan hewan yang disebut komunitas.
Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi populasi dan intraksi satu dengan yang lainnya. komunitas terdiri dari berbagai organisme-organisme dan saling berhubungan pada suatu lingkungan tertentu. Kesatuan dari berbagai organisme itu merupakan perwakilannya. Misalnya, dari jenis-jenis tropis. Atau dapat juga dikatakan bahwa komunitas adalah sekelompok makhluk hidup dari berbagai macam jenis makhluk hidup bersama pada suatu daerah. Jadi komunitas adalah seluruh populasi yang hidup bersama pada suatu daerah. Organisme yang hidup pada suatu daerah. Organisme yang hidup bersama ini disebut komunitas biotik. Masing-masing organisme dalam suatu komunitas hidup ditempat tertentu diantara organisme yang hidup dan yang mati serta sisa-sisanya. Organisme ini dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang tidak hidup yang disebut abiotik seperti, tanah, iklim, air. Tempat hidup suatu organisme disebut habitat. Habitat berasal dari bahasa latin yaitu habitare berarti bertempat tinggal. Seorang ahli Frederick Clements (1900) mengatakan bahwa suatu komunitas merupakan suatu organisme dengan jenis komposisi yang terbatas dan mempunyai sejumlah kehidupan. Namun yang dianut oleh ahli-ahli ekologi sekarang adalah pandangan yang mengatakan suatu komunitas adalah merupakan suatu gabungan dari beberapa organisme. 2.3 Tata Nama Dunia Tumbuhan dan Hewan Tata nama dunia tumbuhan dan hewan dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dengan ciri-ciri tertentu. a.
Berdasarkan Klasifikasi Menurut R.H. Whittaker pada tahun 1969 mengelompokkan makhluk hidup menjadi 5 (lima) kongdom / kerajaan yaitu:
1.
Monera (Bakteri dan Ganggang biru) Makhluk hidup yang dimaksukkan dalam kerajaan monera memiliki sel prokariotik. Kelompok ini terdiri dari bakteri dan ganggang hijau biru (Cyanobacteria).
2.
Protista (Ganggang dan Protozoa)
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan protista memiliki sel eukariotik. Protista memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista umunya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari protista menyerupai hewan (protozoa) dan protista menyerupai tumbuhan (ganggang), dan protista menyerupai jamur. 3.
Fungi (Jamur) Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tidak dapat membuat makanannya sendiri. Cara makannya adalah heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycpta).
4.
Plantea (Tumbuhan) Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof) . Kelompok ini terdiri dari tumbuhan lumut, tumbuhan paku, tumbuhan berbiji terbuka, dan tumbuhan berbiji tertutup.
5.
Animalia (Hewan) Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang (invertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).
b.
Tingkatan Takson Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan satu jenis makhluk hidup. Tingkatan-tingkatan pengelompokan itu disebut takson, ilmunya taksonomi. Tingkatan takson yaitu:
1.
Kingdom Kingdom merupakan tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli Biologi sependapat bahwa makhluk hidup didunia ini dikelompokkan menjadi 5
kingdom (Diusulkan oleh Robbert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut antara lain: Monera, protista, fungi, plantea, animalia. 2.
Filum / Divisio (Keluarga Besar) Namun filum digunakan pada dunia hewan dan nama division digunakan pada dunia tumbuhan. Filum atau division terdiri atas organisme-organisme yang memiliki satu atau dua persamaan ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas sedangkan nama division umumnya memiliki akhiran khas, antara lain phyta dan mycota.
3.
Kelas (Classis) Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum dan divisio.
4.
Ordo (Bangsa) Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo. Pada dunia tumbuhan nama ordo umumnya diberi akhiran ales.
5.
Famili Famili merupakan tingkatan takson dibawah ordo. Nama Famili tumbuhan biasanya diberi akhiran aceae, sedangkan untuk hewan biasanya diberi nama idea. Dalam penyebutan Indonesia nama suku selalu diulang penyebutannya: kacangkacangan, anggrek-anggrekan, jahe-jahean.
6.
Genus (Marga) Genus adalah takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf pertama ditulis dengan huruf kapital dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis dengan huruf miring atau dibedakan dengan huruf lainnya.
7.
Species (Jenis) Species adalah takson yang terendah. Species adalah suatu kelompok organisme yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya untuk menghasilkan keturunan yang fertil (subur) aturan penulisannya disebut binomial nomenklatur. Contoh klasifikasi:
Kingdom : Plantea (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheophyta (Tumbuhan berpembuluh) Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Sub Divisio : Antophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis : Dicotylidoneae (Berkeping biji dua / dikotil) Sub Classis : Asteridae Ordo : Gentianales Family : Opocynaceae Genus : Adenium Species : Adenium obesum (Forssk.) Roem & Schult) Daerah : Kembang kamboja (Sembojo jawa). 2.4 Berbagai Bentuk Ekosistem Alami Ekosistem alami merupakan ekosistem yang komponen-kompenennya lebih lengkap, tidak memerlukan pemeliharaan atau subsidi energi karena dapat memelihara dan memenuhi sendiri, dan selalu dalam keseimbangan. Ekosistem ini lebih baik, tidak mudah terganggu, tidak mudah tercemar, kecuali jika ada bencana alam. Ekosistem alami juga dibentuk secara sendiri tanpa campur tangan manusia. Ekosistem alami terdiri dari: a.
Ekosistem darat Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut:
1.
Bioma gurun Beberapa bioma gurun terdapat didaerah tropika (sepanjang garis balik) yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri bioma gurun adalah gersang dan curah hujan yang rendah(25 cm/tahun) suhunya disiang hari tinggi (bisa mencapai 45 derajat C) sehingga penguapan juga tinggi, sedangkan malam hari suhu sangat rendah (bisa mencapai 0 derajat C). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangatlah berbeda. Tumbuhan semusim yang terdapat digurun berukuran kecil. Selain itu, digurun juga dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta memiliki jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup digurun antara lain: Rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
2.
Bioma padang rumput
Bioma ini terdapat didaerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciricirinya adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun dan hujan turun tidak teratur. Porositas (peresapan air) tinggi dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembaban. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular. 3.
Bioma hutan basah Bioma hutan basah terdapat didaerah tropika dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Species pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro (iklim yang langsung terdapat disekitar organisme). Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari. Variasi suhu dan kelembaban tinggi / besar: suhu sepanjang hari sekitar 25 derajat C. Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
4.
Bioma hutan gugur Bioma hutan gugur terdapat didaerah beriklim sedang. Ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat didaerah yang mengalami empat musim (dingin, semi panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain, rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
5.
Bioma taiga Bioma taiga terdapat didaerah bumi sebelah utara dan dipegunungan daerah tropik. Ciri-cirinya adalah suhu dimusim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu species seperti, konifer, pinus dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain, moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi keselatan pada musim gugur.
6.
Bioma tundra
Bioma tundra terdapat dibelahan bumi bagian utara dibelahan kutub utara dan terdapat dipuncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman didaerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu untuk beradaptasi dengan keadaan yang dingin. Hewan yang hidup didaerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal contohnya, muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam. b.
Ekosistem Air Tawar Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya kurang dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya adalah tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat didalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
1.
Danau Danau merupakan suatu badan air yang menggenang dan luasnya mulai dari beberapa meter persegi. Didanau terdapat pembagian daerah berdasarkan penetrasi cahaya matahari. Daerah yang dapat ditembus cahaya matahari sehingga terjadi fotosintesis disebut daerah fotik. Daerah yang tidak dapat ditembus cahaya matahari disebut daerah afotik. Didanau juga terdapat daerah perubahan temperatur yang drastis atau termoklin. Termoklin memisahkan daerah yang hangat di atas dengan daerah dingin di dasar. Komunitas tumbuhan dan hewan tersebar di danau sesuai dengan kedalaman dan jaraknnya dari tepi.
2.
Sungai Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu pada air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai
gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai mata air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai ular dan kura-kura. Khusus sungai didaerah tropis dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup disisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air. c.
Ekosistem Air Laut Ekosistem air laut dibedakan atas:
1.
Laut Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI mencapai 55% terutama didaerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 derajat C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi. Batas antara lapisan air yang panas dibagian atas dengan air yang dingin dibagian bawah disebut daerah termoklin. Di daerah dingin suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
2.
Pantai Ekosistem pantai letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut dan daerah pasang surut. Ekosistem pantai dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut. Organisme yang hidup di pantai memiliki adaptasi struktural sehingga dapat melekat erat di subtrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat pasang naik tinggi. Daerah ini dhuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dhuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai terdalam terendam saat air pasang maupun surut. 2.5 Macam-Macam Bentuk Pola Kehidupan Makhluk hidup dengan lingkungan tertentu membentuk pola kehidupan yang khas, sehingga ditemukan berbagai pola kehidupan dengan kekhasan masing-masing. Adanya perbedaan lingkungan menyebabkan timbulnya berbagai pola kehidupan. Pola kehidupan dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu: a.
Pola kehidupan di darat Faktor-faktor yang mempengaruhi pola kehidupan di darat, antara lain:
Keadaan tanah Suhu Angin Kelembaban udara Curah hujan Pancaran sinar matahari Pola kehidupan di darat dapat mengalami perubahan menurut musim, misalnya: o Pada waktu musim hujan kelembaban udara cukup tinggi, tanah basah, tumbuhan hidup subur. o Pada waktu musim kemarau kelembaban udara menurun, tumbuhan sebagian mati. b.
Pola kehidupan di air Lingkungan hidup di air dapat dibedakan menjadi:
Lingkungan air tawar: sungai, rawa, kolam, parit Lingkungan air asin: laut Lingkungan air payau: danau air tawar. Faktor yang penting dalam kehidupan di air adalah sifat-sifat air itu sendiri, misalnya: 1.
Pola kehidupan di air akibat cahaya matahari
o Lingkungan air yang tembus cahaya matahari mengakibatkan tumbuhan hijau sebagai produsen dapat mengadakan proses fotosintesis. Proses fotosintesis
menghasilkan zat makanan yang berguna bagi tumbuhan air dan merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya di dalam air. o Lingkungan air yang dalam tidak tembus cahaya matahari merupakan daerah yang tidak ada produsennya, sehingga hewan yang hidup adalah pemangsa dan pengurai (karnivora dan saprovora) yang mendapatkan makanan dari bahan-bahan yang mengendap di dasarnya. o Dalam kehidupan air berlangsung perpindahan energi dari sinar matahari ke tumbuhan air ke konsumen. 2.
Pola kehidupan di air akibat zat-zat pelarut
o Limbah-limbah industri yang terlarut di dalam air dapat mengakibatkan produsen dalam air tidak berkembang sehingga ikan-ikan kekurangan makanan dan akhirnya mati. o Pemupukan sering dilakukan pada kolam ikan agar tumbuhan air sebagai produsen tumbuh subur sehingga makhluk hidup didalam air tidak kekurangan makanan. 3.
Pola kehidupan di air akibat gaya tekan ke atas Karena adanya gaya tekan ke atas oleh air berlainan pada tiap kedalaman air, maka hewan yang hidup di daerah dasar berlainan jenisnya dengan yang hidup di daerah permukaan.
4.
Pola kehidupan di air akibat perubahan suhu Suhu yang mudah berubah-ubah dapat mempengaruhi kehidupan di dalam air, baik untuk produsen maupun untuk makhluk hidup lainnya. Pola kehidupan di dalam air di semua lingkungan sebenarnya sama, hanya jenis makhluk hidupnya yang berbeda, hal ini disebabkan oleh sifat khas masingmasing lingkungan air tersebut.
c.
Pola kehidupan yang khas Hubungan timbal balik antara komponen-komponen dalam suatu ekosistem merupakan pol kehidupan dalam suatu komunitas. Pola kehidupan yang khas terbagi atas:
1.
Simbiosis Simbiosis adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang berbeda dalam hubungan yang erat.
Jenis-jenis simbiosis yaitu: a)
Simbiosis mutualisme, adalah cara hidup bersama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak, misalnya: Kupu-kupu dengan bunga, badak dengan sejenis burung, dan lain-lain.
b)
Simbiosis parasitisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang berbeda, yang satu mendapatkan keuntungan, yang lainnya dirugikan, misalnya: Benalu dengan pohon inang, tali putri dengan tumbuhan inang, kutu buah dengan tumbuhan inang dan lain-lain.
c)
Simbiosis komensalisme, adalah cara hidup antara dua makhluk hidup yang berbeda, yang satu diungtungkan sedangkan yang lainnya tidak dirugikan, misalnya: Ikan hiu dengan ikan-ikan remosa, tumbuhan paku dengan pohon yang tinggi dan lain-lain.
2.
Antibiosis Antibiosis atau anti simbiosis adalah persekutuan hidup antara dua jenis makhluk hidup, yang satu menghambat kehidupan makhluk hidup yang lainnya. Misalnya: Pennicilium, dengan jamur dan bakteri tertentu pennicilium dapat menghasilkan penicilin (sejenis antibiotik) dan menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri tertentu. Macam-macam antibiotika yang dihasilkan dari pola kehidupan sebagai antibiosis, antara lain: Penisilin, streptomisin, kloromisin, anreomisin, teramisin,tettraksiklin, dan lain-lain.
BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Ekosistem merupakan hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antar segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempenganruhi. Ekosistem juga merupakan unit fungsional yang dihasilkan dari intraksi antara komponen biotic (benda hidup) dan komponen abiotik (benda mati). Berdasarkan ukurannya ekosistem dibagi menjadi 2 yaitu: Ekosistem makro dan ekosistem mikro. a.
Ekosistem makro yaitu ekosistem yang ukuran atau ruang lingkupnya lebih besar.
b.
Ekosistem mikro yaitu ekosistem yang ukuran atau ruang lingkupnya lebih kecil. Pembagian jenis populasi antara lain:
a.
Populasi terbatas
Mempunyai sumber data yang jelas batasannya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya. b.
Populasi tak terbatas Sumber datanya tidak dapat ditentukan batasan-batasannya sehingga relatif tidak dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah. Ditinjau dari segi kompoenen-komponennnya, ekosistem dapat dibedakan menjadi:
a.
autottrofik, yaitu organisme yang dapat mensintesiskan makanannya sendiri atau dapat menyediakan makanannya sendiri.
b.
Heterotrofik, yaitu organisme yang hanya dapat memanfaatkan bahan makanan yang disediakan oleh organisme lain. Ekosistem juga dapat dibedakan menjadi:
a.
Ekosistem alami Mengalami proses-proses perubahan secara alami tanpa campur tangan manusia.
b.
Ekosistem binaan Membutuhkan pengelolaan dan penambahan energi / materi oleh manusia agar dapat dipertahankan dalam kondisinya. 2. Saran Semoga makalah ini dapat menjadi panduan atau pun penunjang pemahaman mengenai materi tentang makhluk hidup dalam ekosistem alami dalam proses pembelajaran baik diluar maupun didalam lingkup pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Irwan DjamalZoer' aini. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan Dan Pelestariannya. Bumi Aksara: Jakarta. Pack Philip. 2008. Biologi Edisi Ke 2. Pakar Raya: Bandung.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2222668/-pola-kehidupan.
SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sumber daya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumber daya alam hayati, sumber daya alam non hayati dan sumber daya buatan, merupakan salah satu aset yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Sebagai
modal
dasar
pembangunan
sumberdaya
alam
harus
dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara-cara yang tidak merusak, bahkan sebaliknya, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan lebih lanjut di masa mendatang. Dalam memanfaatkan sumber daya alam, manusia perlu berdasar pada prinsip ekoefisiensi. Artinya tidak merusak ekosistem, pengambilan secara efisien dalam memikirkan kelanjutan SDM. Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu.
B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalahnya diantaranya sebagai berikut: ·
Pengklasifikasian sumber daya alam
·
Mengenali kerusakan lingkungan hidup dan SDA
·
Melestarikan sumber daya alam
· C.
Mengenali etika lingkungan Tujuan Adapun tujuan makalah ini adalah untuk memberi pengetahuan kepada pembaca tentang sumber daya alam dan lingkungan, agar senantiasa dijaga dan dilestarikan, dan memperlakukan lingkungan sesuai etikanya. Dan agar memberi motivasi kepada manusia agar mereka menjaga lingkungan dengan baik agar tidak terjadi kerusakan pada lingkungan tempat tinggalnya yang dapat berakibat sangat fatal. BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Sumber Daya Alam Sebelum kita mengkaji lebih lanjut tentang Sumber Daya Alam, maka perlu kita ketahui apa itu Sumber Daya Alam. Sumber daya alam itu tidak terlepas kaitannya dengan keanekaragaman hayati seperti yang telah dibicarakan sebelumnya. Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam,terutama flora, fauna, dan bahan ambangnya. Keadaan ini menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Kekayaan ini merupakan potensi yang menjadi modal pembangunan. Dalam pemanfaatannya, memerlukan ilmu pengetahuan dan teknologi. Apa yang dimaksud Sumber Daya Alam ? Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (Abdullah, 2007: 3). Sumber daya alam adalah semua unsur lingkungan alami, yakni faktor biotik dan faktor abiotik atau segala sesuatu yang dapat diperoleh dari lingkungan untuk mensejahterakan manusia (Supeni dkk, 1998). Dengan kata lain, sumber daya alam adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan kita, baik berupa makhluk
hidup, maupun berupa benda tidak hidup, baik yang terdapat dipermukaan bumi, di dalam tanah, di dalam air atau di udara yang dapat digunakan oleh manusia. A. Klasifikasi Sumber Daya Alam Sumber daya alam dapat dikelompokkan menjadi sifat, potensi, dan jenis, diantaranya sebagai berikut: 1.
Berdasarkan Sifat Menurut sifatnya, sumber daya alam dapat dibagi 3, yaitu sebagai berikut :
a.
Sumber daya alam yang tidak habis (kekal), sumber daya alam kekal adalah sumber daya alam yang tidak habis-habisnya terpakai, misalnya, udara, energi matahari, angin, energi pasang surut, dan energi laut. Walaupun dipakai secara terus-menerus oleh makhluk hidup namun tidak akan habis hingga dunia ini sudah tidak ada lagi. Jadi, pengertian kekal disini dimaksudkan bahwa sumber daya alam ini ada sepanjang dunia ini masih ada.
b.
Sumber daya alam yang tidak terbarukan (nonrenewable), yaitu sumber daya alam yang jumlahnya terbatas dan akan habis bila digunakan secara terusmenerus.dikatakan tidak terbaharukan karena manusia tidak dapat membuat dan mengembangbiakkannya. Misalnya: minyak tanah, gas alam, minyak bumi, batu bara, besi, nikel, tembaga, marmer dan bahan tambang lainnya.
c.
Sumber daya alam yang terbaharukan (renewable), yaitu sumber daya alam yang tidak akan habisbila digunakan secara terus-menerus. Dikatakan terbaharukan karena dapat melakukan reproduksi dan memiliki daya regenerasi (pulih kembali). Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, air, dan tanah. Kekayaan sumber daya alam terbaharukan yang kita miliki dapat dikelompokkan menjadu dua, yaitu:
·
Sumber daya tumbuhan atau nabati, meliputi sumber pangan, sumber papan, sumber sandang, dan sumber obat-obatan.
·
Sumber daya hewani, meliputi sumber pangan, sumber obat-obatan, dan sumber industri. 2.
Berdasarkan Potensi Menurut potensi penggunaannya, sumber daya alam dibagi beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
a.
Sumber daya alam materi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan dalam bentuk fisiknya. Misalnya, batu, besi, emas, kayu, serat kapas, rosela, dan sebagainya.
b.
Sumber daya alam energi; merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan energinya. Misalnya batu bara, minyak bumi, gas bumi, air terjun, sinar matahari, energi pasang surut laut, kincir angin, dan lain-lain.
c.
Sumber daya alam ruang; merupakan sumber daya alam yang berupa ruang atau tempat hidup, misalnya area tanah (daratan) dan angkasa.
3.
Berdasarkan Jenis Menurut jenisnya, sumber daya alam dibagi dua sebagai berikut :
a.
Sumber daya alam nonhayati (abiotik); disebut juga sumber daya alam fisik, yaitu sumber daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya : bahan tambang, tanah, air, dan kincir angin.
b.
Sumber daya alam hayati (biotik); merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia. B. Kerusakan Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Sedangkan keseimbangan lingkungan
juga terdiri atas dua bagian, yaitu daya dukung lingkungan dan daya lenting lingkungan. Di dalam lingkungan, manusia berperan sebagai komponen biotik dan mempunyai pengaruh yang besar, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Manusia dengan budaya dan teknologinya dapat membuat lingkungan danau dari lingkungan lahan dengan tujuan untuk kesejahteraannya. Selain itu, kegiatan manusia dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Manusia mendirikan industri dan produknyadapat memberikan dampak terhadap kesejahteraan manusia, namun dampak dari industri tersebut justru menjadi bahan pencemar yang merusak lingkungan hidup. Salah satu contoh pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas industri adalah pencemaran air raksa (Hg). Limbah Hg dalam bentuk metil merkuri dihasilkan dari bahan buangan produksi vinil klorida (bahan paralon). Merkuri merupakan senyawa kimia yang bersifat neurotoksik. Gejala keracunan ditandai dengan menurunnya gerak refleks di ikuti dengan ketulian, penglihatan kabur-kabur, dan kejang-kejang, dan pada akhirnya menyebabkan kelumpuhan dan kematian bagi penderita. Manusia dengan budayanya menjadi arsitek perekayasaan yang baik untuk kepentingannya, namun seringkali berakibat buruk terhadap lingkungan, yaitu menyebabkan pencemaran tanah, air, udara, dan suara. Menurut tempat terjadinya, pencemaran terdiri dari (i) pencemaran udara, (ii) pencemaran tanah, (iii) pencemaran air, dan (iv) pencemaran suara. Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran terdiri atas (i) pencemaran kimiawi, (ii) pencemaran biologi, dan (iii) pencemaran fisik. Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran terdiri atas (i) pencemaran ringan, (i) pencemaran kronis, dan (iii) pencemaran akut. Untuk mengetahui ada tidaknya pencemaran, maka digunakan beberapa parameter. Parameter pencemaran terdiri atas (i) parameter fisik, (ii) parameter kimia, dan (iii) parameter biologis. Adapun dampaknya berupa: kepunahan
species, resistensi hama, keracunan dan penyakit, efek rumah kaca, kebocoran ozon, dan gangguan keseimbangan lingkungan. Sumber daya alam yang banyak mengalami kerusakan atau kelangkaan terutama terjadi pada sumber daya alam yang telah diketahui kegunaanya, tetapi belum dibudidayakan, dan sumber daya lahan. Bukan suatu khayalan, bahwa banyak diantara sumber daya hayati yang telah menjadi langkah akhir-akhir ini. Kelangkaan ini disebabkan, antara lain sebagai berikut: a)
Bencana alam, misalnya letusan gunung berapi, gempa bumi, tanah longsor, dan banjir.
b)
Bencana karena perbuatan manusia, misalnya:
1)
Perburuan dan penangkapan hewan melebihi kemampuan reproduksinya.
2)
Pembukaan hutan untuk kepentingan perumahan dan pertanian.
3)
Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak.
4)
Reklamasi pantai untuk kebutuhan pembangunan.
5)
Digantinya tanaman yang selama ini dibudidayakan secara tradisional dengan jenis-jenis varietas unggul.
6)
Terjadinya kerusakan yang di sebabakan oleh kebakaran hutan.
7)
Dihasilkannya bahan-bahan pencemar dari aktivitas manusia yang merusak habitat tumbuhan dan hewan. C. Pelestarian Sumber Daya Alam Pemanfaatan sumber daya alam sudah sangat meluas dan tidak jarang mengurus kepada kepunahan karena melampaui batas-batas hasil penopang. Dalam catatan sejarah ditunjukkan sejumlah organisme yang pernah hidup kini telah mengalami kepunahan. Beberapa jenis makhluk hidup sekarang ini juga
terancam akan punah. Menyadari hal ini, maka sumber daya alam perlu dipelihara dan dijaga kelestariaannya. Semua makhluk hidup memanfaatkan dan bergantung pada lingkungannya sebagai sumber makanan, tempat hidup, dan lain-lain. Oleh karena itu, lingkungan perlu dijaga dan dilindungi kelestariaannya sehingga dapat memberikan sumber kehidupan secara terus-menerus kepada makhluk hidup. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk melindungi dan melestarikan lingkungan dan sumber daya alam yang ada didalamnya seperti Perlindungan terhadap hewan dan tumbuhan diantaranya sebagai berikut: a.
Kawasan suaka Suaka alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Kawasan suaka alam terdiri atas cagar alam dan suaka margasatwa.
b.
Cagar alam Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami yang dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan dan kegiatan lainnya yang menunjang budidaya. Contohnya: Cagar Alam Bantimurung di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Ciri khasnya berupa kera hitam Sulawesi, sungai bawah tanah, gua mimpi, bukit karts dan keragaman floranya.
c.
Suaka margasatwa Suaka marga satwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya yang dimanfaatkan
untuk kepentingan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata terbatas dan kegiatan lain yang menunjang budidaya untuk kesejahteraan masyarakat. Contohnya: Suaka Margasatwa Bontobahari, di Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba. Ciri khasnya berupa rusa (Cervus Timorensis) dan kera hitam Sulawesi (Macaca Maura). d.
Taman wisata alam Taman wisata alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam, penelitan, pendidikan, ilmu pengetahuan, menunjang budidaya, budaya untuk kesejahteraan manusia. Contoh wisata alam adalah Taman Wisata Alam Malino di kecamatan Tinggimoncong, Kab. Gowa. Ciri khasnya berupa udara sejuk dengan pohon pinus sebagai vegetasi utama, keindahan hamparan bunga Edelweis di lembah lembana.
e.
Taman nasional Taman nasional merupakan kawasan yang memiliki beberapa ekosistem yang belum diubah manusia, jenis-jenis satwa serta habitatnya mempunyai nilai khusus bagi ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan rekreasi, serta memiliki keindahan alam.
Kelestarian lingkungan dan sumber daya alam yang ada diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi yang diperlukan untuk kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari keseimbangan dalam melakukan pembangunan dan pelestarian lingkungan untuk menjamin adanya pembangunan yang berkelanjutan. D. Etika Lingkungan Etika
lingkungan
adalah
kebijaksanaan
moral
manusia
dalam
pergaulannya dengan lingkungannya, termasuk manusia dengan makhluk hidup lainnya, manusia dengan alam, serta manusia dengan Tuhannya. Etika lingkungan merupakan jawaban untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
Untuk membuat lingkungan menjadi seimbang dan harmonis, berarti kita harus memperlakukannya dengan bijaksana, sedapatnya mengurangi eksploitasi yang berlebihan. Dalam penerapan etika lingkungan, beberapa prinsip yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1)
Manusia bukanlah segalanya, tetapi merupakan bagian dari lingkungannya. Oleh karena itu, menghargai lingkungan sama denagn menghargai diri sendiri.
2)
Lingkungan di sediakan bukan hanya untuk manusia, tetapi untuk semua makhluk hidup.
3)
Manusia harus menjadi anggota lingkungan yang baik dan jujur.
4)
Sumber daya alam terbatas, karena itu harus berhemat.
5)
Manusia sebagai anggota lingkungan harus melaksanakan kewajiban dalam menjaga kelestarian, kestabilan, dan keindahan alam.
6)
Pemakaian sumber daya alam harus efesien.
7)
Bahan yang digunakan diusahakan dapat didaur ulang.
8)
Kesimbangan lingkungan harus dijaga.
9)
Pelestarian lingkungan perlu di atur dalam satu Undang-Undang. Contoh Undang-Undang lingkungan Hidup, yaitu No. 4 tahun 1982 yang berisi tentang ketentuan-ketentuan pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu tindak lanjut UU No. 4 tahun 1982 adalah peraturan pemerintah No. 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). AMDAL adalah studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Kegiatan yang direncanakan adalah segala sesuatu rencana kegiatan pembangunan yang berhubungan dengan kepentingan eksploitasi sumber daya oleh manusia. Melalui studi keleyakan yang dilakukan, setiap kegiatan dapat (i) secara teknis dipertanggungjawabkan,
(ii)
secara
ekonomis
dapat
dipertanggungjawabkan, dan (iii) dari sudut pengamatan tata lingkungan dapat dipertanggungjawabkan. Pembangunan berwawasan lingkungan merupakan usaha sadar dan berencana dalam menggunakan dan mengelola sumber daya alam secara bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan kualitas hidup. Usaha untuk melindungi lingkungan juga harus dilaksanakan dengan cara produk dan proses produksi yang bersahabat dengan lingkungan perlu diberi sertifikat ekolabel. Produk yang ramah lingkungan harus mengikuti standar yang ditentukan baik mutu maupun prosesnya. Faktor
lingkungan
untuk
mendukung
pembangunan
berwawasan
lingkungan antara lain terperliharanya proses ekologis yang esensial, sumber daya yang cukup, lingkungan sosial budaya dan ekonomi yang sesuai.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan Sebagai kesimpulan dari pem bahasan di atas adalah sebagai berikut: Sumber daya alam adalah semua kekayaan berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia (Abdullah, 2007: 3) Sumber daya alam perlu dilestarikan supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat diusahakan untuk menjaga kelestarian sumber daya alam: Berdasarkan prinsip berwawasan lingkungan dan berkesinambungan
a.
Penghijauan dan Reboisasi Usaha penghijauan dan reboisasi hutan dapat mencegah rusaknya lingkungan yang berhubungan dengan air, tanah dan udara.
b.
Sengkedan atau terasering
c.
pengembangan daerah aliran sungai
d.
pengelolaan air limbah
e.
penertiban pembuangan sampah Menurut UU No.4 Tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan Lingkungan Hidup, Jumto UU No. 23 Tahun 1997, Pasal I bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya. Menurut Prof.Dr.Otto Soemarwoto, Lingkungan adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
B.
Saran
Pembangunan yang berkelanjutan bertujuan pada terwujudnya keberadaan sumber daya alam untuk mendukung kesejahteraan manusia. Maka prioritas utama pengelolaan adalah upaya pelestarian lingkungan, supaya dapat mendukung kehidupan makhluk hidup. Bila sumber daya alam rusak atau musnah kehidupan bisa terganggu. Harapan kami dengan adanya makalah ini mampu memberi pengetahuan kepada pembaca tentang sumber daya alam dan lingkungan, agar senantiasa dijaga dan dilestarikan, dan memperlakukan lingkungan sesuai etikanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://sumberdayaalamdanlingkungan. Tim Dosen IAD, 2004. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Makassar: Universitas Negeri Makassar.