STUDI KOMPARATIF ANTARA GLOBALISASI KOREA SELATAN (HALLYU/KOREAN WAVE) DAN INDONESIA (MELALUI PROGRAM WONDERFUL INDONESIA)
Sulistia Wargi (1810412100) Yesava Paulihon Martin (1810412122)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT., karena berkat limpahan rahmat serta karunianya makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang tepat. Sholawat beriringkan salam tak lupa tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW. dengan mengharap syafa’at beliau di dunia hingga di akhirat kelak. Karena dengan tauladannya lah kami dapat mencontoh akhlak yang baik, hingga proses penyusunan makalah ini kami lakukan dengan langkah – langkah yang baik. Makalah ini kami beri judul “Studi Komparatif Antara Globalisasi Korea Selatan (Hallyu/Korean Wave) Dan Indonesia (Melalui Program Wonderful Indonesia” sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Hubungan
Internasional,
disamping
itu
dapat
juga
dijadikan
sebagai
bahan
pembelajaran Hubungan Internasional untuk pihak – pihak yang memerlukannya. Makalah ini kami susun secara sistematis agar mudah dibaca dan di pelajari, sehingga materi dapat tersampaikan dan segala pihak yang terlibat maupun membutuhkan dapat merasakan manfaat dari makalah yang kami buat ini. Kami berharap akan saran dan kritik konstruktif, hal itu sangat kami terima bagi perbaikan selanjutnya. Akhir kata, kami memohon maaf apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam penulisan, dan ucapan terimakasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi Bab I. Pendahuluan a. Latar Belakang b. Rumusan Masalah c. Tujuan d. Landasan Teori Bab II. Pembahasan a. Konsep globalisasi menurut Lucian W. Pye b. Perkembangan Korean Wave di Indonesia c. Perkembangan budaya Indonesia melalui program Wonderful Indonesia d. Perbandingan antara perkembangan Korean Wave dan Wonderful Indonesia Bab III. Penutup Daftar Pustaka
BAB I Pendahuluan a. Latar Belakang Dalam ilmu Hubungan Internasional dikenal adanya istilah globalisasi dan glokalisasi, dalam kedua istilah ini dipahami bahwa adanya suatu unsur atau nilai yang mendunia dan mampu mempengaruhi masyarakat dunia itu sendiri. Dalam globalisasi maupun glokalisasi dikenal konsep power yang merupakan suatu hal penting yang sangat berperan dalam sistem pertahanan suatu negara. Pada era saat ini, power tidak hanya diartikan sebagai suatu kekuatan militer semata. Namun, ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan lain sebagainya juga merupakan suatu komponen power. Hal inilah yang kemudian memunculkan istilah “Diplomasi Budaya”. Diplomasi budaya sangat penting dalam hubungan internasional saat ini. Bahkan sekarang hampir tiap negara memiliki badan khusus yang menangani diplomasi budaya, seperti @America di Mall Pacific Place Jakarta, inisiatif Cool Japan dari pemerintah Jepang, dan lainnya. Mereka adalah agen soft power yang berperan menyebarkan budaya negara mereka di tanah asing, untuk mencoba memikat negara lain dengan budaya mereka. Namun sebenarnya, ketika berbicara soal budaya maka akan banyak komponen lain yang turut serta didalamnya. Pariwisata, hiburan, bahkan media pun menjadi pembahasan yang relevan ketika kita berbicara soal budaya. Sebagai bukti nyata adalah hadirnya Korean Wave di Indonesia, yang bukan hanya mengenalkan budaya nya tapi terlebih kedalam bidang entertainment atau hiburan seperti musik K-Pop dan serial film dalam K-Drama. Selain itu, Korean Wave yang dibawa oleh negara Korea Selatan ini juga memperkenalkan makanan khas daerahnya kepada dunia sehingga mengundang daya tarik khalayak untuk mencicipi nya. Hingga pada akhirnya munculah restoran ala korea di berbagai daerah di Indonesia. Disisi lain, Indonesia pun giat untuk memperkenalkan kebudayaan nya kepada dunia. Oleh sebab itu pemerinah Indonesia membentuk suatu program yang bernama Wonderful Indonesia. Sedikit berbeda dengan Korea Selatan, jika Diplomasi Budaya
yang dilakukan Korea Selatan lebih berfokus pada bidang hiburan, maka Indonesia lebih berfokus pada bidang pariwisata, mengingat potensi alam Indonesia yang sangat melimpah
dan
beragam.
Disamping
itu,
Indonesia
juga
tetap
mengenalkan
kebudayaannya yang sangat unik. Karena dalam program Wonderful Indonesia inipun sebetulnya Indonesia memiliki
tiga fokus utama yaitu, pariwisata, budaya, dan
kerajinan tangan. Perbedaan globalisasi yang dilakukan oleh kedua negara ini menarik untuk dikaji karena ternyata melalui bidang kebudayaan, pendapatan suatu negara dapat bertambah. Hal ini membuktikan bahwa globalisasi merupakan suatu hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia di era saat ini. Kita tidak dapat sepenuhnya menolak globalisasi, karena negara tidak dapat mengisolasi secara total negara nya sendiri dari pengaruh luar. Globalisasi akan terus berjalan dan memberikan dampak. Pada akhirnya hanya tinggal bagaimana suatu negara menanggapi arus globalisasi ini sehingga dapat mengolahnya menjadi suatu hal yang menguntungkan bagi negaranya.
b. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep globalisasi menurut Lucian W. Pye? 2. Bagaimana perkembangan Korean Wave di Indonesia? 3. Bagaimana perkembangan budaya Indonesia melalui program Wonderful Indonesia? 4. Bagaimana perbandingan antara perkembangan Korean Wave dan Wonderful Indonesia?
c. Tujuan Pelitian 1. Untuk mengetahui konsep globalisasi menurut Lucian W. Pye 2. Untuk mengetahui perkembangan Korean Wave di Indonesia
3. Untuk mengetahui budaya Indonesia melalui program Wonderful Indonesia 4. Untuk mengetahui perbandingan antara perkembangan Korean Wave dan Wonderful Indonesia
d. Landasan Teori Seorang ilmuwan politik dan pakar bahasa dan kebudayaan Cina yang bernama Lucian W. Pye mengemukakan pendapatnya tentang globalisasi. Menurutnya, globalisasi merupakan sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia sehingga menjadi budaya dunia atau world culture. Menurutnya, cikal bakal dari perseberan budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini.
BAB II PEMBAHASAN A. Konsep globalisasi menurut Lucian W. Pye Istilah globalisasi berasal dari bahasa Inggris “globe” yang berarti bola dunia. Dengan demikian globalisasi dapat diartikan sebagai proses mendunia, dimana semua peristiwa baik ekonomi, politik maupun budaya yang terjadi disatu belahan dunia dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Keadaan tersebut disebabkan oleh dua jenis faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Dalam faktor intern, globalisasi disebabkan oleh berkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan masyarakat, kebebasan pers, ketergantungan sebuah negara kepada negara-negara lain di seluruh dunia, munculnya berbagai lembaga swadaya masyarakat serta lembaga politik, serta berkembangnya transparansi dan demokrasi pemerintahan. Sedangkan dalam faktor ekstern, globalisasi disebabkan oleh meningkatnya peran dan fungsi lembaga-lembaga internasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), modersisasi atau pembaruan di berbagai bidang yang dilakukan negara-negara di dunia sehingga mempengaruhi negara lain untuk mengadopsi atau meniru hal yang sama, adanya kesepakatan internasional tentang pasar bebas, dan penemuan sarana komunikasi yang semakin canggih. Dalam perkembangannya, globalisasi memberikan dampak ke berbagai aspek kehidupan.
Dalam
aspek
informasi
dan
telekomunikasi,
globalisasi
dapat
mempermudah serta mempercepat komunikasi dan mengakses informasi di seluruh dunia, tetapi juga ditemui semakin marak tersebarnya berita hoax.
Dalam aspek
budaya, kebudayaan suatu negara dapat menjadi budaya dunia. Namun, budaya negara asli yang terkena globalisasi budaya lain biasanya akan semakin luntur. Disamping itu, transportasi yang tercipta pada era globalisasi akan mempersingkat waktu untuk mencapai tujuan. Namun, polusi dan pencemaran udara meningkat. Politik dalam era globalisasi dapat meningkatkan hubungan diplomasi antarnegara. Namun, dapat menciptakan disintegrasi di suatu negara. Dengan adanya globalisasi, ekonomi suatu negara dapat berkembang pesat karena kemudahan akses ekspor. Namun impor
juga akan semakin sering terjadi yang menciptakan budaya konsumtif. Pendidikan dalam era ini sekarang tidak harus bertatap muka karena sudah tersedia teknologi komunikasi tatap muka jarak jauh dan referensi bacaan semakin banyak dan semakin mudah ditemukan di internet. Namun keadaan tersebut menciptakan tradisi serba instan bagi masyarakat. Berdasarkan
pengaruh
globalisasi
diatas,
secara
khusus
kita
dapat
memfokuskan pada dampak di bidang kebudayaan. Konsep globalisasi yang berkaitan dengan unsur kebudayaan ini sejalan dengan konsep globalisasi menurut Lucian W. Pye yang menyatakan bahwa globalisasi adalah sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu ke seluruh dunia sehingga menjadi budaya dunia atau world culture. B. Perkembangan Korean Wave di Indonesia Korean Wave atau yang sering disebut dengan Hallyu merupakan suatu proses penyebaran kebudayaan Korea Selatan secara global sejak tahun 1990-an. Korean Wave meliputi kesadaran global akan berbagai aspek kebudyaan Korea Selatan termasuk di dunia hiburan, seperti drama Korea (K-Drama) dan musik pop korea (KPop). Dengan adanya Korean Wave, wisata di Korea Selatan juga banyak menjadi tujuan pariwisata yang paling diinginkan untuk sebagian banyak orang saat ini. Berkembangnya Korean Wave di Indonesia merupakan perwujudan globalisasi dalam dimensi komunikasi dan budaya. Drama Korea atau K-Drama menjadi pencetus utama Korean wave masuk di Indonesia. Drama Korea (drakor) ini diterima dengan baik oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini. Boys Before Flower, Dream High, The Heirs, Naughty Kiss, dan Meteor Garden merupakan beberapa judul drama Korea yang sangat populer pada awal tahun 2000-an yang mengawali masuknya Korean Wave di Indonesia. Sebelum internet berkembang pesat seperti saat ini, drama Korea awalnya tayang di televisi swasta nasional dan merambah ke DVD bajakan. Namun dengan keadaan internet yang sudah maju seperti sekarang, drama korea sudah dapat ditonton dengan cara streaming di situs menonton online.
Munculnya drama Korea dengan ditandai sebagai masuknya Korean Wave di Indonesia membawa serta kebudayaan Korea Selatan lainnya di Indonesia. Seperti contohnya dalam hal makanan dan pakaian. Dalam drama korea, sering kali ditampilkan adegan ketika sedang makan. Beberapa makanan yang cukup sering ditampilkan antara lain kimchi, ramyun, dan tteokbokki. Karena banyaknya minat akan makanan khas Korea Selatan, mengakibatkan banyaknya restoran khas Korea Selatan di Indonesia seperti Ojju dan Mujigae. Pakaian khas Korea Selatan juga mendapatkan percikan akan kepopuleran kebudayaan Korea Selatan di Indonesia. Tidak hanya pakaian khas, pakaian sehari-hari juga banyak diminati di Indonesia sampai saat ini. Selain memperkenalkan kebudayaan, drama Korea juga memperkenalkan musik Korea, atau yang sering dikenal dengan K-Pop, dalam arus globalisasi Korea Selatan di Indonesia. Musik-musik asal Korea Selatan tersebut populer karena sebagian dijadikan soundtrack di drama-drama Korea terkenal. Sehingga, banyak penggemar drama Korea yang pada akhirnya menjadi penggemar musik Korea. Selain melalui drama Korea, K-Pop juga dikenal serta berkembang pesat di Indonesia karena adanya internet. Internet menyediakan akses informasi dan komunikasi secara instan bagi pemakainya. Dengan adanya berbagai media sosial seperti twitter, youtube, dan sebagainya, masyarakat jadi mengenal berbagai macam jenis musik dari berbagai belahan dunia, salah satunya adalah K-Pop. Pengamat musik mengatakan bahwa musik K-Pop yang berkembang di Indonesia saat ini mulai masuk ke pasar Indonesia sekitar tahun 2009 dan kemudian berhasil popular berkat jaringan informasi dan teknologi internet, dimana masyarakat semakin mudah untuk mengakses dan melihat video clip dari lagu yang telah dipopulerkan. Musik popular Korea tidak hanya mempopulerkan sebatas lagu-lagu dari girlband atau boyband saja, namun kebudayaan Korea pun diangkat olehnya, seperti gaya rambut, cara berpakaian orang Korea, kuliner Korea, bahasa dan masih banyak lagi. Tak jarang penggemar musik Korea yang meniru penampilan artis korea tersebut dari segi busana, tatanan rambut, aksesoris, gaya berdandan, dan sebagainya. Banyak juga penggemar yang mempelajari koreografi tarian dari girlband atau boyband yang mereka gemari.
K-Pop sangat mengguncang pasar dunia. Dengan kualitas bagus dan harga produksi yang tidak membutuhkan biaya produksi yang terlalu tinggi. Boyband dan girlband asal Korea tersebut banyak digandrungi, yaitu seperti Big Bang, Super Junior, SNSD, BTS, EXO, Blackpink dan masih banyak lagi, menjadi sosok idola yang banyak digemari oleh masyarakat dunia, tidak hanya Indonesia saja. Perekonomian Negara Korea yang didapat dari industri hiburan, disebut sebagai salah satu Negara dengan berpenghasilan tinggi terbesar di seluruh Asia. Dari perkembangan musik popular Korea yang semakin digandrungi membuat artis dalam negeri ingin meniru kepopuleran tersebut.Tak heran jika banyak artis di Indonesia yang rata-rata gaya yang ditampilkan tak jauh berbeda dari boyband atau girlband asal Korea, bahkan ada yang sampai irama lagu yang dilantunkan sama persis dengan musik yang dimiliki Korea. Hal ini perlu dikaji lebih dalam lagi, mengingat masalah kreativitas yang dilakukan oleh industri hiburan Indonesia sehingga kerap memunculkan pandangan negatif dari berbagai pihak bahwa pemusik Indonesia hanya bisa meniru musik populer yang sedang digandrungi anak muda serta tidak dapat menghasilkan karya yang orisinil. C. Perkembangan budaya Indonesia melalui program Wonderful Indonesia Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Secara geografis, Indonesia terletak di garis khatulistiwa, berada di antara benua Asia dan Australia serta di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Hal ini menjadikan Indonesia kaya akan sumber daya dan pesona alamnya. Disamping itu, pesona alam Indonesia juga didukung oleh kebudayaan masyarakat yang ada didalamnya. Sehingga terciptalah harmoni yang indah di tanah air Indonesia. Menyadari hal itu, pada pergantian tahun ke 2011, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, Jero Wacik mengumumkan pergantian brand pariwisata Indonesia dari “Visit Indonesia” menjadi “Wonderful Indonesia”. Pergantian brand ini dilakukan dengan alasan untuk menguatkan citra pariwisata Indonesia, di mana wisatawan mancanegara bukan hanya diajak untuk berkunjung ke Indonesia (visit to Indonesia), tetapi juga disuguhi oleh potensi pariwisata Indonesia yang mengagumkan (wonderful). Brand Wonderful Indonesia dinilai lebih
atraktif menggambarkan Indonesia. Wonderful Indonesia diluncurkan secara resmi pertama kali oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia dalam Tourism Ministry set to launch Wonderful Indonesia campaign Branding. Pariwisata Wonderful Indonesia dan Pesona Indonesia mengacu pada tiga pesan utama, yaitu: 1. Budaya (culture) Bahwa Indonesia juga secara jelas memiliki kekayaan budaya (culture) yang terbesar dan heterogen, berupa suku, bahasa, tradisi dan adat istiadat. 2. Alam (nature) Bahwa alam (nature) Indonesia memiliki suatu keindahan yang alamiah di dunia. Baik itu keindahan bawah laut, pantai, gunung, hutan, serta beranekaragam hayati dari Sabang hingga Merauke. 3. Karya Kreatif (creative-man made) Karya kreatif (creative-man made) mempresentasikan daya kreasi manusia Indonesia yang mampu menciptakan ragam karya, daya tarik, dan atraksi yang memikat warga dunia. Salah satu karya masyarakat Indonesia adalah Batik dan Kain Songket. Dari program Wonderful Indonesia ini, nampaknya telah mampu menyumbangkan pertambahan pendapatan negara yang diperoleh dari sejumlah turis asing yang datang ke Indonesia. Berikut data yang kami akses dari situs resmi Badan Pusat Statistik :
Kunjungan Wisatawan Asing di Indonesia, 2013-2016:
Bulan
Tourist Arrivals
Tourist Arrivals
Tourist Arrivals
Tourist Arrivals
2013
2014
2015
2016
Januari
614,328
753,079
723,039
814,303
Februari
678,415
702,666
786,653
888,309
Maret
725,316
765,607
789,596
915,019
April
646,117
726,332
749,882
901,095
Mei
700,708
752,363
793,499
915,206
Juni
789,594
851,475
815,148
857,651
Juli
717,784
777,210
814,233
1,032,741
Augustus
771,009
826,821
850,542
1,031,986
September
770,878
791,296
869,179
1,006,653
Oktober
719,900
808,767
825,818
1,040,651
November
807,422
764,461
777,976
Desember
766,966
915,334
913,828
Total
8,802,129
9,435,411
9,729,350
Sumber: BPS
Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua kali lipat menjadi 8% dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu ambisius) yang mengimplikasikan bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target ini, Pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi), akses, kesehatan & kebersihan dan juga meningkatkan kampanye promosi online (marketing) di luar negeri. Pemerintah terus berupaya dengan berbagai cara, salah satunya adalah pada tahun 2015, Pemerintah Indonesia memberikan tambahan akses bebas visa ke Indonesia kepada warga dari 45 negara (Peraturan Presiden No. 69/2015 tentang Bebas Visa Kunjungan) dalam rangka mendongkrak industri pariwisata. Sebelumnya, warga dari negara-negara ini harus memiliki visa sebelum memasuki Indonesia. Ini berarti bahwa saat ini ada total 90 negara yang warganya tidak memerlukan visa untuk datang dan tinggal di Indonesia (untuk periode maksimum 30 hari). Perubahan-perubahan kebijakan ini dilakukan untuk menarik lebih banyak pengunjung asing. Meskipun membuka lebih banyak akses bebas visa ke Indonesia menyebabkan negara ini kehilangan kira-kira 11,3 juta dollar AS per tahun (karena saat ini biaya 35 dollar AS ditetapkan untuk ‘visa kedatangan’), tindakan ini diperkirakan akan menarik
tambahan 450.000 turis asing per tahun. Mengingat bahwa tiap turis menghabiskan rata-rata antara 1.100 dollar AS sampai 1.200 dollar AS per orang setiap kali mereka berkunjung ke Indonesia, negara ini akan mendapatkan kira-kira 500 juta dollar AS sebagai tambahan pemasukan devisa setiap tahunnya (turis domestik menghabiskan kira-kira Rp 711.000 per perjalanan). Berdasarkan hal ini, maka kita dapat melihat bahwa seiring dengan majunya pariwisata Indonesia di kancah dunia maka pendapatan Indonesia terus bertambah. Perlu kita sadari pula bahwa semakin banyak turis asing yang datang ke Indonesia, maka hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia telah dikenal dunia atas pariwisatanya. Dunia mendapat pengaruh dari adanya program Wonderful Indonesia yang dicanangkan Pemerintah Indonesia, pengaruh tersebut adalah tumbuhnya minat untuk berkunjung ke Indonesia dan merasakan langsung kebudayaan serta pariwisata yang disuguhkan negara dengan julukan jamrud khatulistiwa ini. D. Perbandingan antara perkembangan Korean Wave dan Wonderful Indonesia
Popularitas Korean Wave (K-Wave) yang terdiri dari Korean Pop (K-Pop), film, serial TV hingga budaya Korea Selatan kini telah menjamah hampir seluruh pelosok dunia. Sebagai gambaran, pada tahun 2003 serial TV Korea berjudul Dae Jang-geum (Jewel in the Palace) dengan setting pada masa dinasti Joseon berhasil menyihir penonton global hingga akhirnya diekspor ke 91 negara termasuk Indonesia. Tak pelak lagi, serial ini sering didapuk sebagai pendorong mewabahnya budaya Korea di berbagai negara.
Dalam hal bermusik, K-Pop juga mampu menggaet penggemar dari berbagai belahan dunia, tidak ketinggalan Amerika Serikat (AS) yang sering dijuluki sebagai kiblatnya kebudayaan pop dunia. Musik Korea pertama kali mengguncang dunia ketika penyanyi PSY dengan lagunya berjudul “Gangnam Sytle” pada tahun 2012 berhasil bertengger di British Official Singles Chart, peringkat ke-2 di Billboard’s Hot 100 di AS, dan merajai anak tangga musik di lebih dari 30 negara. Hingga saat ini, video klip lagu tersebut merupakan video yang paling banyak ditonton dengan lebih dari 3 miliar juta penonton di Youtube. Saat ini salah satu boyband Korea dengan nama Bangtan Sonyeodan atau yang populer dengan sebutan BTS (Beyond The Scene) menjadi buah bibir dunia. Dengan dukungan puluhan juta penggemarnya yang menamakan diri sebagai A.R.M.Y (Adorable Representative MC for Youth), grup yang memulai debutnya tahun 2013 ini berhasil menembus tangga lagu AS di tahun 2017 dengan lagu berjudul “DNA”. Mereka pun menyabet Top Social Artist Award pada Billboard Music Awards itu, BTS juga menjadi satu-satunya boyband K-Pop yang diundang tampil di perhelatan musik terkemuka, American Music Awards tahun 2017.
Semua kesuksesan K-Wave tersebut sekaligus mencerminkan keunikannya. Meskipun semua K-Pop, film dan serial TV tersebut memakai bahasa Korea, namun nyatanya tidak menghalangi para penggemar yang berasal dari berbagai negara untuk menggandrunginya. Bahasa asing tidak lagi menjadi penghalang utama untuk menarik perhatian publik dunia. Hal ini dapat dibuktikan dengan popularitas K-Wave di internet. Data google trends menunjukkan lima negara dengan penyebaran K-Wave paling intensif yakni Taiwan, Vietnam, Jepang, China, Hongkong dan Indonesia. Sementara itu, pengaruh K-Wave juga terlihat semakin meningkat di AS, Turki, Uni Emirat Arab, Kazakhstan dan India. Bahkan pengaruh K-Wave juga mulai dikenal di negara-negara seperti Perancis, Inggris, Rusia, Uzbekistan dan Brasil. Secara umum kolaborasi dukungan pemerintah Korea Selatan dan inovasi serta inisiatif sektor swasta merupakan faktor utama, jelas Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Y.M. Chang-beong Kim. Hal ini diutarakan Dubes Kim saat berdiskusi dengan 36 diplomat muda peserta Sekolah Dinas Luar Negeri (Sesdilu) Angkatan ke-60 di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri Indonesia beberapa waktu lalu. Pada kesempatan langka tersebut, Dubes Kim tidak hanya menjelaskan mengenai K-Wave dari sudut pandang pemerintah Korea Selatan. Untuk memberikan perspektif dari sektor swasta, CEO SM Entertainment Indonesia, Kyung Jin Han, turut dihadirkan. SM Entertainment merupakan salah satu perusahaan manajemen artis terbesar di Korea Selatan. Kredibilitas perusahaan yang berdiri sejak tahun 1957 ini sudah tidak diragukan karena reputasinya sebagai pencetak artis dan pemusik papan atas Korea.
BAB III
Penutup
Daftar Pustaka https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/industrisektor/pariwisata/item6051?
https://www.bps.go.id/
Menyingkap Sejarah dan Rahasia Sukses Korean-Wave, https://kumparan.com/noviyanti-nurmala1519197736585/menyingkap-sejarah-danrahasia-sukses-korean-wave ditulis oleh Noviyanti Nurmala pada tanggal 10 Maret 2018 pukul 23.07, diakses pada tanggal 11 November 2018 pada pukul 7.43