TUGAS II GLOBALISASI PERDAGANGAN
MAPU 5102.03 MK. TEORI DAN ISU PEMBANGUNAN Judul: MAKALAH GLOBALISASI EKONOMI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP NEGARA BERKEMBANG
Oleh :
H. PAISAL, ST NIM. 530022009
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS TERBUKA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PERAN TRANFORMASI KELEMBAGAAN PADA KEMENTERIAN KEUANGAN TERHADAP SISTEM ADMINISTRASI PUBLIK INDONESIA
BAB I
A. Latar Belakang Era globalisasi dimulai pertengahan 1980 yang dipelopori oleh negara ekonomi maju seperti beberapa negara anggota Uni-Eropa, Amerika Serikat, dengan asumsi bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat internasional terutama negara miskin diperlukan pembebasan regulasi (pengaturan) yang dianggap menghambat masuknya investor asing. Tanpa adanya hambatan dan masuknya investor asing ini diharap dapat meningkatkan daya beli masyarakat negara miskin, sehingga dapat mencapai standar hidup yang layak. Tiga pilar penting globalisasi, yaitu : (1) perlindungan hak atas kekayaan perorangan, (2) konsentrasi pasar dan (3) persaingan sehat. Semua ini merupakan prasyarat keberhasilan suatu negara memasuki era globalisasi. Ketiga pilar globalisasi tersebut menggambarkan ciri peradaban baru abad ke-20 di mana negara telah dijauhkan campur dari campur tangan terhadap pengelolaan kehidupan rakyatnya terutama di bidang perdagangan. Begitu pula di bidang hukum, telah diperkenalkan dengan perlindungan hak asasi tersangka atau terdakwa sejak diadopsinya konvenan internasional hak sipil dan politik (1996). Tata kelola perdagangan dan bisnis dalam kacamata globalisasi sebagai suatu sistem diharapkan terhadap suatu kontrol mutlak dunia oleh kekuatan ekonomi supranasional melalui deregulasi pasar. Kekuatan pasar merupakan mekanisme di mana korporasi transnasional mengembangkan dan meluaskan jaringannya ke seluruh negeri sampai pada tingkat daerah untuk menguasai tanah, air, minyak, budaya, kesehatan, pendidikan, informasi, keuangan dan juga perbankan. Perkembangan globalisasi di dunia tidak lepas dari pengaruh negara Barat. Dimana secara tradisional perkembangan globalisasi dapat ditelusuri melalui jejak-jejak pada jaman kolonisasi di negara Barat. Sedangkan secara eksternal kolonisasi negara Barat tidak dapat diacuhkan, walau pada awalnya melalui kegiatan perdagangan yang masuk ke wilayah Timur dengan misi kebudayaan dan kemanusiaan. Hingga akhirnya misi ini menciptakan kolonisasi intelektual, pembentukan sistem negara-bangsa, dan kontrol Eropa-Amerika dalam ekonomi dan teknologi informasi.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Globalisasi Pengertian globalisasi adalah masuknya atau meluasnya pengaruh dari suatu wilayah/negara ke wilayah/negara lain dan atau proses masuknya suatu negara dalam pergaulan dunia. Proses globalisasi mengandung implikasi bahwa suatu aktivitas yang sebelumnya terbatas jangkauannya secara nasional, secara bertahap berkembang menjadi tidak terbatas pada suatu negara. Globalisasi menunjukkan semakin meningkatnya ketergantungan antar individu dan antar masyarakat di seluruh dunia. Jadi, pengertian globalisasi adalah menyatunya negaranegara yang ada di dunia menjadi satu negara yang sangat besar tanpa mengenal batas. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia diseluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer,dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bisa. (http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi). Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi) Globalisasi didefinisikan sebagai semua proses yang merujuk kepada penyatuan seluruh warga dunia menjadi sebuah kelompok masyarakat global. (Sunarso dkk, 2006: 134). Ada yang memandang bahwa globalisasi itu sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negaranegara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. (http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi). Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.
B. Ciri-ciri Globalisasi Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia. a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. Perkembangan barangbarang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian
cepatnya,
sementara
melalui
pergerakan
massa
semacam
turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda. b. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO). c. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan. d. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial. C. Kapitalisme Global Kapitalisme global adalah upaya meraih keuntungan dan mengakumulasi modal tanpa batas atau sekat yang berupa negara. Dalam perkembngannya, kapitalisme global ini telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari sebagian orang diberbagaibelahan dunia. Sebagai contoh dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi, seseorang akan merasa ada sesuatu yang hilang bila dalam satu hari tidak melihat TV, membaca koran, ataupun membaca email. Dengan teknologi informasi dan komunikasi tersebut, dengan mudahnya seseorang dapat memindahkan ribuan maupun jutaan dollar melintasi batas Negara dalam hitungan detik dengan hnya menekan tombol Personal Computer (PC) di rumah atau menggunakan telepon seluler.
Kapitalisme global ini juga mengubah cara pandang orang terhadap berbagai hal. Cara pandng tentang uang misalnya, bukan lagi hanya sebagai alat tukar melainkan juga sebagai barang dagangan seperti komoditas lainnya. Adanya profesi pedagang valuta asing mmembuktikan hal tersebut. Lebih lanjut uang yang biasa terlihat sebagai lembaran-lembaran kertas, di tangan lembaga keuangan saat ini berkembang menjadi bentuk yang lebih canggih seperti bonds, stocks, commercial notes, dan lain sebagainya serta transaksi yang dilakukannyapun tidak berdasarkan saat ini (sekarang), tetapi dapat pula transaksi untuk masa nanti. Sehingga dapat dibayangkan betapa rumitnya perputaran uang di dunia ini. Perkembangan kapitalisme yang semakin mengglobal dapat mendorong terjadinya berbagai kondisi baru seperti: a. Terciptanya berbagai inovasi yang memunculkan produk-produk yang ada. Kondisi ini menyebabkan melimpahnya produk dengan harga yang relative lebih murah, sehingga meningkatkan persaingan. b. Terjadinya relokasi perusahaan multinasional untuk memanfaatkan keunggulan koparatif suatu negara, agar dapat memenangkan persaingan tersebut. Misalnya relokasi atas industri padat karya untuk mendapatkan pekerjaan dengan upah yang lebih murah. Dalam proses ini muncullah berbagai perusahaan multinasional, yaitu perusahaan yang mempunyai cabang di berbagai Negara. c. Terjadinya arus internasionalisasi dan perputaran modal yang sangat cepat yang menembus batas waktu dan ruang. Modal yang berputar tersebut bergerak tidak hanya di sektor yang produktif tetapi juga yang spekulatif. d. Terbentuknya suatu tatanan dunia baru yang dimotori lembagalembaga internsional dan forum internasiona seperti IMF, World Bank, WTO, dan lain sebagainya. Secara serentak lembaga dan forum internasional tersebut mengkampanyekan dan mengarahkan dunia kea rah kerangka kebijakan baru yang mendukung rezim liberal dan perdagangan bebas global. Aturan-aturan liberalisasi, deregulasi, dan privatisasi merebak di segala penjuru dunia. e. Dari yang berpandangan negatif, menganggap bahwa globalisasi tidak banyak manfaatnya atau bahkan merugikan. Investasi dalam bentuk penanaman modal asing akan menguras sumber daya yang dimiliki oleh suatu bangsa dengan manfaat paling besar justru tidak dinikmati oleh bangsa tersebut. f. Di samping pandangan yang bersifat negatif dari kapitalisme global, ada pula yang berpandangan positif. Pandangan itu pada intinya menyatakan bahwa penanaman modal asing dianggap dapat memungkinkan akses terhadap teknologi, manajemen, dan pemasaran.Di samping itu, arus modal juga memungkinkan untuk menutup kesenjangan
antara tabungan dan investasi, sehingga memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. (Sunarso dkk, 2006: 138). D. Dampak Bagi Negara berkembang Menghambat pertumbuhan di sektor industri. Globalisasi ekonomi menyebabkan negara-negara berkembang tidak bias lagi memakai tarif tinggi untuk memproteksi industri yang baru berkembang (infant industry). Sehingga, perdagangan luar negeri yang cukup bebas menimbulkan hambatan bagi negara berkembang dalam memajukan sektor industry. Selain itu, semakin meningkatnya ketergantungan pada industri-industri yang dimiliki perusahaan multinasional. Memperburuk neraca pembayaran. Globalisasi ekonomi cenderung menaikkan barangbarang impor. Sebaliknya, jika suatu negara tidak mampu bersaing, maka ekspor tidak akan berkembang. Kondisi ini dapat saja memperburuk neraca pembayaran. Efek buruk lain terhadap neraca pembayaran yakni pembayaran neto pendapatan untuk faktor produksi dari luar negeri cenderung mengakibatkan defisit. Bertambah banyaknya investasi asing menyebabkan arus pembayaran keuntungan (pendapatan) dari investasi ke luar negeri akan makin meningkat. Sektor keuangan semakin tidak stabil. Arus investasi (modal) portofolio yang semakin besar menjadi salah satu efek dari globalisasi. Investasi dalam hal ini terutama meliputi partisipasi dana dari luar negeri ke pasar saham. Di saat pasar saham mengalami peningkatan, dana ini akan mengalir masuk, neraca pembayaran bertambah baik dan nilai uang akan bertambah baik. Dan sebaliknya, di saat harga-harga saham menurun, dana dalam negeri akan mengalir ke luar negeri, neraca pembayaran cenderung menjadi makin buruk serta nilai mata uang dalam negeri merosot. Ketidakstabilan di sektor keuangan ini dapat menimbulkan efek buruk kepada kestabilan kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Apabila hal-hal yang dinyatakan di atas berlaku dalam suatu negara, maka dlam jangka pendek pertumbuhan ekonominya menjadi tidak stabil. Dalam jangka panjang pertumbuhan yang seperti ini akan mengurangi lajunya pertumbuhan ekonomi. Pendapatan nasional dan kesempatan kerja akan semakin lambat pertumbuhannya dan masalah pengangguran tidak dapat diatasi atau malah semakin memburuk. Globalisasi adalah free market. Dimana aturan ini dibuat oleh Negara maju. Konsepnya, pemerintah harus menghilangkan semua halangan yang mencegah pendistribusian barang dan jasa yang melintasi baras Negara. Di dalam teori, globalisasi akan membawa manfaat bagi seluruh semua pihak. Termasuk Negara berkembang. Negara maju membuat aturan ini dalam
rangka memberi kesempatan kepada Negara berkembang untuk mempromosikan domestik produk dan local firms yang termarjinalisasi ketika kolonialisme berlangsung. Tapi, dalam prakteknya, aturan yang dibuat oleh Negara maju ini dapat membawa resiko yang dapat menghancurkan kemakmuran suatu Negara, bahkan dalam sekejap mata. Seperti yang telah kita saksikan di Asia Timur dan,kemudian, Argentina. Bad Impact Of Globalization Sepertii yang dijelaskan diatas, globalisasi merupakan konsep yang ditelurkan oleh Negara maju. Dalam membuat aturan, biasanya Negara meju menggunakan one-size-fits-all. Akibatnya, Negara berkembang tidak dapat menggunakan ability yang dimiliki untuk memilih aturan yang cocok dengan tingkat kemajuan Negara mereka. Negara berkembang tentunya memiliki industri -industri di negaranya. Industri-industri ini dijalankan oleh pemerintah dan swasta. Hasil industri ini kemudian digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Globalisasi (free market) membiarkan adanya perdagangan yang melintasi batas Negara. Produk Industri Negara maju dapat dijual di Negara berkembang. Negara maju memiliki teknologi yang tinggi. Maka, dalam proses produksi, production cost Negara maju lebih rendah daripada Negara berkembang. Karena itu, produksi mereka lebih efisien, murah, dan dan dapat diproduksi lebih banyak. Bila kedua hasil produksi yang berbeda ini dilempar pada pasar yang sama,maka tentu saja konsumen akan lebih memilih hasil produksi yang lebih murah. Keadaan ini akan sangat tidak menguntungkan bagi pengusaha local. Produk mereka tidak akan bisa bersaing dengan produk Negara maju. Oleh karena itu, globalisasi dalam bidang ekonomi, jika tidak dibuat aturan yang baik, hanya akan merugikan Negara berkembang. Selain itu, globalisasi cenderung membuat Negara berkembang sebagai pasar bagi Negara maju. Jika dilihat dari jumlah penduduk, sebagian besar Negara maju berada pada posisi teratas dalam kepadatan penduduk. Tentunya ini merupakan pasar yang besar bagi bagi mereka Apalagi ada kecenderungan penduduk Negara berkembang sebagian besar bersifat konsumtif. Positive effect Of Globalization Dalam perdagangan internasional, dikenap teori keunggulan komparatif (comparative adventage). Teori ini dikemukakan oleh oleh David Ricardo dimana keunggulan komparatif ada karena terdapat perbedaan biaya produksi, yakni keuntungan yang diukur dari jumlah biaya produksi. Ini memberikan penjelasan bahwa setiap Negara punya spesialisasi terhadap produk tertentu. Dengan adanya spesialisasi di perdagangan internasional, maka suatu Negara bisa masuk dalam alur perdagangan dunia, termasuk Negara berkembang. Globalisasi ibarat arena dimana Negara berkembang dapat “unjuk gigi” dengan Negara maju.
China sebagai Negara berkembang meembuktikan bahwa globalisasi dapat membawa keuntungan bagi Negara berkembang. Perkembangan China menjadi raksasa ekonomi tidak dapat dipisahkan dari globalisasi. Globalisasi lah yang membantu produk China dikenal di seluruh dunia. Globalisasi lah yang membuat produk China dapat dipasarkan di berbagai belahan dunia. Globalisasi dalam ekonomi melahirkan free market. Jika ingin masuk dalam perdagangan internasional, maka suatu Negara harus berkompetisi dengan Negara lain. Ini mengharuskan Negara berkembang untuk memaksimalkan sumber daya yang dimiliki untuk mengasilkan produk yang dapat berkompetisi di perdagangan internasional(sebab menurut ilmu geografi ekonomi, setiap tempat memilki keunggulan di suatu produk tertentu). kaum liberal berpendapat bahwa kompetisi melahirkan efisiensi. Dengan kompetisi, para produsen akan berusaha untuk menyediakan produk yang berkualitas baik. Tentu ini akan menguntungkan pihak produsen dan konsumen. Di pihak produsen, kompetisi mengakibatkan produsen meningkatkan hasil produksinya. Baik dalam kuantitas atau pun dalam kualitas. Di pihak konsumen, tentu keuntungan yang didapat adalah hasil produk yang baik dan pilihan yang banyak terhadap suatu jenis produk. Dampak bagi Indonesia sebagai Negara berkembang Globalisasi bagi bangsa Indonesia dimana masyarakatnya memiliki multi etnis dengan multi budaya melahirkn tantangan-tantangn yang tidak ringan yang bisa mengancam keutuhan bangsa dan Negara Indonesia. Tantangan pertama berupa tekanan-teknan yang datang dari luar baik dalam wujud ekonomi, politik maupun budaya. Ketergantungan atas kekuatan ekonomi internasional menyebabkan bangsa Indonesia tidak dapat melepaskan dari kekuatan-kekuatan tersebut, meski pada kenyataannya apap ang diperoleh bangsa Indonesia dari ketergantungan tersebut tidaklah selalu manis. Ketergantungan ekonomi akan merembet pada ketergantungan politik. Menurut Tanri Abeng, perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: a. Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran agar biaya produksi menajdi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah, tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global. b. Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah
memanfaatkan sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operatetransfer) bersama mitrausaha dari manca negara. c. Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas. d. Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain melalui: TV, radio, media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai contoh : KFC, celana jeans levi's, atau hamburger melanda pasar dimanamana. Akibatnya selera masyarakat dunia -baik yang berdomisili di kota ataupun di desamenuju pada selera global. d. Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair. (http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi).
BAB III Kesimpulan Lalu bagaimana sebenarnya sikap yang harus diambil oleh Negara berkembang dalam menghadapi globalisasi. Mahathir Mohamad menuliskan dalam sebuah artikel,”National policies should largely be made by national goverments an not n their behalf by global institutions or other governments. Moreover, one size does not fit all when it comes to policy making and , therefore, the policies of the IMF and the rules of the WTO have to be looked at again, in the light of recent experience”. Menurut kutipan di atas, Mohathir Mohamad mendukung adanya liberalisasi ekonomi, namun ingin suatu Negara menyetujui suatu aturan yang sama dengan keadaan negaranya. Bukan dengan one-size-fits-all. Dalam pendekatan ini, Negara memilih cara dan tingkat “pembukaan” negaranya. Dimana kerjasama dan kompetisi antara local firm dengan foreign firms, dan beberapa sector yang ingin diliberalisasi tetap membutuhkan perlindungan untuk kebaikann Negara berkembang itu sendiri. Apa yang penting adalah Negara berkembang diberikan hak dan ruang untuk melihat ulang pengaruh dari globalisasi, dan menentukan aspek mana yang akan mereka gunanakan pada masa yang akan, dan aspek mana dari globalisasi yang harus “dibuang”. Terlalu berbahaya jika untuk membirkan free market, atau institusi global, untuk merebut peran pemerintah. Untuk itu, seperti yang sudah dijelaskan diatas, perlu adanya aturan globalisasi yang tidak one-sizefits.
DAFTAR PUSTAKA Goyan, A Krishn. Impact Of Globalization On Developing Country.2006. Euro Journals Publishing. Muscat (Pdf) Richter, Frank-Jurgen dkk. Recreating Asia.2002:John Wiley & Sons Pte Ltd. Singapore(book) http://www.pdfcoke.com/doc/3400803/1-2-Dampak-Globalisasi http://www.gusbud.web.id/2010/01/dampak-globalisasi-ekonomi-dan-pengaruh.html http://www.afand.cybermq.com/post/detail/2761/dampak-positif-dan-dampak-negatif-globalisasi-dan-modernisasi