BAB I PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN GLOBALISASI Globalisasi diambil dari kata globe yang berarti bola dunia. Jadi, globalisasi adalah suatu gejala terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi yang mengikuti system nilai dan kaidah yang sama antara masyarakat diseluruh dunia karena adanya kemajuan transportasi dan komunikasi sehingga memperlancar interaksi antar warga dunia. B. LATAR BELAKANG Globalisasi (mendunia) merupakan suatu proses atau tatanan yang menyebabkan seseorang, atau suatu Negara saling dihubungkan dengan masyarakat atau Negara lain akibat kemajuan teknologi komunikasi diseluruh penjuru dunia. Oleh sebab itu, dalam era globalisasi, peristiwa-peristiwa yang terjadi disuatu Negara dapat diketahui dengan cepat oleh bangsa atau Negara lain. Hubungan yang lebih bersih efektif ini menyebabkan unsur-unsur budaya asing menjadi mudah masuk kesuatu negara Unsur-unsur budaya luar itu tentu tidak semuanya baik dan cocok bagi suatu masyarakat atau negara. Unsur-unsur positif diantaranya adalah ilmu pengetahuan, cara berfikir kritis, rasional, menghargai waktu dan lain-lain. Masuknya teknologi asing ke Indonesia melahirkan berbagai kegiatan industri, baik yang padat karya maupun yang padat modal. Pertukaran unsur positif antarnegara ini dapat memperkaya dan melengkapi suatu bangsa. Sedangkan dampak negatif dari globalisasi diantaranya adalah bergesernya norma dan nilai moral sehingga menjadi lebih lunak (bisa ditawar).
Globalisasi | 1
C. RUMUSAN MASALAH Dari urian di atas dapat diambil masalah antara lain yaitu: 1) Dampak apa yang ditimbulkan dari adanaya globalisasi 2) Tantangan global terhadap jati diri bangsa Indonesia
BAB II PEMBAHASAN
1. DAMPAK GLOBALISASI a. Gegar budaya (cultural shock) Gegar budaya adalah suatu kondisi dimana terjadi goncangan jiwa atau mental seseorang atau kelompok orang akibat belum adanya kesanggupan atau kesiapan untuk menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang berbeda jauh dengan kebudayan sendiri dan datang secara tiba-tiba. Pada awal datangnya budaya asing itu. Suatu masyarakat biasanya merasa tertarik sebab memperoleh pengalaman yang baru. Akan tetapi bersamaan dengan itu mereka harus terlibat langsung di dalam system yang batu tersebut. Pada umumnya perubahan yang tiba-tiba ini menyebabkan masyarkat merasa tertekan, putus asa, bahkan menyebabkan merasa tidak berdaya untuk keluar atau mengikuti saja perubahan tersebut. Tahapan inilah yang dinamakan cultural shock. b. Kesenjang Kebudayaan (cultural lag) Pada masyarkat yang sedang mengalami perubahan, tidak selamanya unsur-unsur kemasyarkatan dan kebudayaan dapat mengalami perubahan yang sama cepat. Ada yang mengalami peubahan secara cepat, ada pula yang perubahannya lambat. Kesenjangan kebudayaan disebabkan pertumbuhan atau perubahan unsur-unsur kebudayan yang tidak sama cepat. Perubahan pada unsur kebuadayan materi cenderung lebih cepat dibandingkan dengan perubahan unsur kebudayan immaterial. Ketidakseimbangan inilah yang disebut sebagai kesenjangan kebudayaan. Setiap manusia menginginkan kehidupan yang seimbang antara semua unsur dalam masyarakat. Keseimbangan kehidupan ini bukan berarti masyarkat tidak menginginkan perubahan atau berhenti pada suatu titik tertentu, akan tetapi lebih
Globalisasi | 3
dimaksudkan bahwa perubahan yang terjadi terhadap suatu unsur tidak mengakibtkan tergangunya unsur-unsur lain dalam masyarakat. Diharapkan unsur yang lain tersebut dapat menyesuaikan diri sehingga keadaan secara otomatis menjdi seimbang. Mengadapi keadaan ini, agama dituntut dapat senantiasa menjawab tantangan global tersebut. Caranya dengan menggali nilai-nilai dan melakukan redefinisi terhadap konsep-konsep beragama yang dianggap tidak relevan lagi dengan tuntutan zaman. Namun, bukan berarti kita mengubah ajaran mendasar dari agama dan keyakinan yang kita anut selama ini. c. Dekadensi moral dan kekacauan kemanusiaan Dekadensi moral adalah melemahnya atau terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang dan kebersamaan yang suka merampas hak orang lain dan tidak memperdulikan nasib sesamanya. Kenyataan yang kita hadapi sekarang adalah membutuhkan uluran tangan dan bantuan dari orang lain mereka tidak mampu mengolah sumber daya alam yang mereka miliki atau akibat tertimpa bencana alam. Sebaliknya, adanya kelompok masyarakat yang menghabiskan jutaan dolar untuk membangun persejataan dan kekuatan militer demi dapat menanamkan dominasi terhadap Negaranegara lain. Inilah yang disebut sebagai paradok, sebagai terdapat dua kenyataan yang saling bertentangan dan memperlihatkan kelemahan serta kekacauan tatanan kemanusiaan yang berlaku sejak medernisasi melanda dunai hinggga saat ini.
d. Perubahan pola perilaku dalam pergaulan Globalisasi melahirkan corak kehidupan yang sangat komplek, namun keadaan ini tidak membuat bangsa Indonesia kehilangan kepribadiannya sebagai bangsa yang besar dan kaya unsur budaya. Pola periaku yang hingga saat ini masih ditemukan dan merupakan warisan leluhur, diantaranya adalah kekeluargaan musyarakat untuk mencapai
mufakat, dan gotong royong, semua ini menjadi ciri khas bangsa Indoensia yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Akan tetapi, dengan semakin derasnya arus globalisasi yang menerpa sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, mau tidak mau kepribadian tersebut akan terpengaruh atau merugikan bisa dikatakan tercermar oleh corak kebudayan asing yang lebih mementingkan individualism, formalitas, kontrak kerja resmi, dan lain sebagainya. Inilah tantangan global yang akan menguji kemampuan bangsa untuk menghadapi dan menerpa hal-hal yang positif dan globalisasi atau malah sebaliknya akan tengelam dan masuk dalam pola hidup yang diusungnya.
BAB III KESIMPULAN
Dari urian diatas dapat disimpulakn bahwa: Dalam menghadapi tantagan global bangsa Indonesia membutuhkan unsur-unsur kepribadian sebagai berikut:
Globalisasi | 5
-
Kemampuan dan kebiasaan berfikir secara rasional dan realitas serta obyektif dalam mengadapai maslah-masalah yang dijumpai kemampuan ini menjadi sarana untuk berkerja secara sistematis efesien dan efektif
-
Kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga masyarakat dan warga negara untuk berperilaku yang tidak melanggar nilai nilai social dan kaidah-kaidah hukum.
-
Memiliki rasa harga diri dan kepercayaan pada diri sendiri untuk ikut serta dalam tata masyarakat yang diwarnai dengan system bersaing (competitive system)
-
Memiliki pengetauan luasa dan suatu keahlian yang ditekuni secara professional.
-
Mempunyai cita-cita hidup yang ingin dicapai melalui segala jalan yang sah dan etis yang dapt dibenarkan. Demikianlah kesimpulan dalam makalah ini mudah-mudahan menjadi bahan
pertimbangan kita dalam malangkah untuk menancapkan diri kita dalam mengarungi kehidupan yang serba modern dengan tanpa mengabaikan kegiatan-kegiatan yang telah diperintahkan oleh agama.
BAB IV PENUTUP
Demikianlah pembahasan makalah tentang globalisasi yang bisa kami jelaskan. Mudah-mudahan bisa menambah wawasan dan bahan pertimbangan kita semua dalam melangkah ke depannya dengan tanpa meninggalkan agama kita bagi para pembaca sekalian. Dan kami juga menyadari sekali bahwa dalam pembutan makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan dari segi isi
oleh karena itu, kami akan selalu membuka kritik dan sarannya untuk kesempurnaan makalah ini. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA Idianto, Muin M, Sosiologi untuk kelas XII MA. Erlangga (Jakarta: 2004). Cet 1
Globalisasi | 7