Makalah Diskusi 1 Dan 2.docx

  • Uploaded by: Gabriella Clara
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Diskusi 1 Dan 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,535
  • Pages: 12
MAKALAH SEMINAR MODUL 411 (FARMAKOTERAPI) Semester genap 2018-2019

KELOMPOK D

040001700057 Fika Alfiana

040001700066 Gandiz Ayu Nabilah

040001700058 Fiqie Amaliah Jusman

040001700067 Gerald Avila Johanes

040001700059 Fira Octarina

040001700068 Gisca Veronica

040001700060 Frida Asima Hutapea

040001700069 Grace Sabrina

040001700061 Frisca Diola Yuja

040001700070 Gracia Anindya

040001700062 Gabriel Rainheart

040001700071 Griselda Ananda

040001700063 Gabriella Rehuel

040001700073 Hanifan Aulia

040001700064 Gabriella Tasha

040001700074 Helena Gita Vania

040001700065 Gabriella Clara

040001700075 Himawan Irawan

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti

BAB I PENDAHULUAN Diskusi ketiga modul 411 oleh kelompok D paralel 1 angkatan 2017 telah dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Maret 2019 dengan drg. Sheila Soesanto, MKG. Sebagai fasilitator diskusi dan telah berjalan dengan lancar. Diskusi ini diketuai oleh Fika Alfiana(040001700057) didampingi Gabriella Clara (040001700065) sebagai sekretaris dengan jumlah peserta diskusi sebanyak 17 orang. Diskusi berlangsung selama 120 menit dilakukan pukul 10.00 – 12.00 WIB. Diskusi keempat yang telah dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 Maret 2019 dengan Dr. dr. Elly Herwana, MS sebagai fasilitator, diskusi telah berjalan dengan lancar . Diskusi diketuai oleh Fira Octarina (040001700059) didampingi Hanifan Aulia(040001700073) sebagai sekretaris dengan jumlah peserta diskusi sebanyak 17 orang. Diskusi berlangsung selama 90 menit dilakukan pukul 08.00 – 10.00 WIB. Anggota diskusi kelompok D telah berusaha untuk berpartisipasi secara aktif dengan menyampaikan pendapat mengenai topik diskusi yang telah diberikan oleh para fasilitator.

BAB II PEMBAHASAN Diskusi III ( A ) A. Informasi kasus Seorang perempuan berumur 48 tahun, bekerja sebagai guru SMU, datang ke dokter gigi dengan keluhan bau mulut dan rasa tidak nyaman sesudah makan.  Identitas Pasien o Jenis Kelamin : Perempuan o Umur : 48 tahun  Anamnesis o Pasien memiliki keluhan bau mulut dan rasa tidak nyaman B. Daftar Masalah  Nyeri di mulut akibat pemasangan piranti ortodontik cekat Jawaban Diskusi III (A) : a.

Diskusikan masalah yang dihadapi pasien tersebut ! Diketahui pasien bekerja sebagai guru SMU, memiliki keluhan bau mulut dan rasa tidak nyaman setelah makan. Kemungkinan penyebab bau mulut dan rasa tidak nyaman : 

Xerostomia Mulut kering yang terjadi karena gangguan produksi air liur akibat bakteri menumpuk di rongga mulut.

     

Hipersalivasi Penggunaan Antibiotik Plak Gingivitis Abses Maag Gangguan saluran pencernaan, seperti infeksi bakteri H.pylori yang menyebabkan sakit maag.



Karies

b. Diskusikan apakah yang harus dilakukan dokter gigi terhadap pasien tersebut 

Anamnesis Mencari tahu berapa besar rasa tidak nyaman tersebut, kapan rasa tersebut muncul, dimana letak rasa tidak nyaman itu tersebut, dan dilakukan pengecekan intra oral.



Diagnosis Menentukan penyakit yang diderita pasien setelah anamnesis.



Tindakan Terapi Dilakukan scaling lalu pasien disuruh berkumur dengan obat kumur.



Edukasi Memberi edukasi kepada pasien tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut.

Diskusi III( B ) A. Informasi kasus Dari pemeriksan intraoral ternyata pada sisi distal gigi geraham pertama bawah kirinya terdapat banyak sisa makanan yang terjepit dengan sisi mesial molar kedua. Gingiva di sekitarnya nampak kemerahan dan mudah berdarah. Diskusikan terapi farmakologis awal yang dapat diberikan dokter gigi untuk mengatasi gingiva pasien yang kemerahan dan mudah berdarah dan bagaimana farmakologinya?  Identitas Pasien o Jenis Kelamin : Perempuan o Umur : 48 Tahun  Anamnesis o Pasien tidak bisa membuka mulutnya cukup lebar o Pasien mengalami nyeri

B. Daftar Masalah  Pasien tidak bisa membuka mulut nya cukup lebar dan terasa nyeri

Jawaban Diskusi III (B) : a. Terapi farmako awal!  Dokter gigi melakukan pembersihan karang gigi (scalling).  Dokter gigi memberikan antiseptik berupa obat kumur. Contohnya, Klorheksidin, Povidon Yodium, Natrium Perborat, dan larutan Hidrogen Peroksida 3%. b. Farmkologi obat?

Obat Kumur

Golongan

Klorheksidin

Halogen

Farmakologi Obat  Daya antiseptiknya kuat.  Paling banyak digunakan.  Aman, tetapi bila digunakan dalam jangka

panjang

(lebih

dari

2

minggu) bisa menimbulkan staining pada mukosa mulut.  Bakteriostatik.  Mekanisme kerja : mengikat asam dan bakteri saliva pada permukaan gigi.  Cara penggunaan : kumur dengan takaran 10 ml selama 1 menit 2 kali sehari. Povidon Yodium

Halogen

 Sebagai antiseptik lokal.  Efektif mengurangi kuman.  Kalau tertelan dapat menimbulkan iritasi saluran cerna.

Hidrogen

Peroksidan

Peroksida 3%

 Mengandung oksigen.  Indikasi

:

obat

kumur,

irigasi

saluran akar.  Efek samping : iritasi pada mata.  Jika tertelan, menyebabkan iritasi pada

lambung

hingga

muntah

darah. Natrium Perborat

Peroksidan

 Mengandung oksigen.  Bentuk : kristal putih, tidak berbau.  Indikasi : obat kumur (larutan 2%) untuk gingivitis, stomatitis, glositis.

Diskusi III (C) A. Informasi Obat Untuk memastikan diagnosis dan menentukan rencana perawatan, dokter gigi membuar foto rontgen panoramic. Dari hasilnya dokter gigi menetapkan bahwa gigi 36 perlu dicabut karena karies yang besar dan radiolusensi di bifurkasinya. Dari anamnesis diketahui bahwa pasien sejak 5 tahun terkhir meminum kaptropil 5 mg 1x/hari dan aspirin 80mg 1x/hari yang diberikan oleh dokter internis.  Identitas Pasien o Jenis Kelamin : Perempuan o Umur : 48 tahun  Anamnesis o Pasien mengalami nyeri akibat pemasangan piranti ortodontik  Pemeriksaan Rontgen o Ada

B. Daftar Masalah

Jawaban Diskusi III (C) c. Diskusikan tindakan apa saja yang harus dilakukan oleh dokter gigi?

Tindakan yang harus dilakukan yaitu dengan meminta pasien untuk rujuk ke dokter internis untuk meminta izin berupa surat, seperti “Mohon melakukan tensi sebelum pencabutan”. Jika diijinkan dokter internis untuk dilakukan pencabutan, maka dokter gigi baru diperbolehkan untuk melakukan tindakan pencabutan gigi.. Dokter gigi juga tidak diperkenankan untuk memberi resep kepada pasien yang hipertensi karena dokter gigi hanya diperbolehkan untuk melakukan tindakan yang berhubungan dengan gigi dan mulut saja.

d. Diskusikan farmakodinamik obat yang diberikan oleh internis? Obat yang diberikan oleh internis menurunkan insidensi arteri koroner infamiokard yang merupakan salah satu selective COX1. Menghambat COX1 sehingga prostaglandin dan tromboksan tidak terbentuk dan tidak terjadi agrogasi platelet

Diskusi IV ( A ) A. Informasi kasus Keesokan harinya pasien menemui dokter gigi spesialis bedah mulut dan menyerahkan surat rujukan berserta foto ronsen panoramic dari ortodontisnya. Setelah mempelajari foto panoramiknya dan memeriksa secara intra oral, diputuskan untuk mencabut gigi molar ke tiga atas kanannya. B. Daftar Masalah Pencabutan M3 rahang atas sebelah kanan. Jawaban diskusi IV (A) : a. Diskusikan mengenai tindakan farmakologis yang dilakukan dan obat yang diberikan oleh dokter gigi spesialis bedah mulut sebelum pencabutan Tindakan farmakologis pertama yang diberikan dokter adalah melakukan anamnesis. Misalkan apakah pasien tersebut memiliki riwayat penyakit sistemik seperti alergi, hipertensi, diabetes dan lain-lain. Dan adakah obat yang sedang pasien konsumsi yang dapat mempengaruhi proses pencabutan gigi molar ke tiga atas kanan.

Selanjutnya tindakan kedua adalah pemberian antiseptik pada daerah yang akan disuntik. Dan tindakan terakhir adalah berupa pemberian anestesi lokal. Memberikan hipnotik sedative berupa golongan diazepam ( benzodiazepine ) karena bekerja lebih cepat. 3 macam cara pemberian : 1. Inhalasi 2. Intravena 3. Oral ( diazepam ) Memberikan anestesi local berupa artikain karena lebih mudah dimetabolisme sehingga dapat mengurangi toksisitas sistemik. Selain itu juga, Lidokain, dapat dijadikan menjadi obat pilihan pertama. b. Diskusikan farmakologi obat anestesi lokal yang digunakan Anestesi lokal yang diberikan pasien adalah lidokain. Lidokain paling cocok digunakan untuk anestesi local karena aman, masa kerja sedang, dan merupakan standard. Lidokain bisa diberikan secara topikal injeksi. Jika lidokain diberikan bersama

vasokonstriktor

yaitu

epinerfin,

akan

membuat

pembuluh

darah

vasokonstriksi, sehingga lidokain di absorbs lebih lama. Selain itu, yang menyebabkan obat anestesi lokal bekerja lebih lama adalah karena obat berada disekitar serabut saraf. Ketika vasokontrikstor hilang, maka pembuluh darah dapat mengabsorbsi kembali. Artikain, bersifat lebih lipofilik dan mudah dimetabolisme, sehingga mampu mengurangi ecek toksisitas sistemik. Pada kasus ini artikain dapat digunakan sebagai pilihan anestesi lokal selain lidokain karena tindakan dilakukan di maxilaris, namun artikain tidak dapat digunakan untuk block mandibular.

Diskusi IV ( B ) A. Informasi kasus Segera sesudah pencabutan, dokter gigi menginstruksi pasien untuk minum obat diklofenak sachet 50 mg. Kemudian, dokter gigi meresposkan diklofenak dispersible tablet 50 mg untuk diminum di rumah jika diperlukan

a. Diskusikan mengenai persamaan dan perbedaan kedua obat tersebut secara farmakologis! NO 1.

PERBEDAAN

PERSAMAAN

Sachet bekerja lebih cepat karena Punya efek analgesik yang kuat dan mudah di absorbsi, sedangkan tablet Anti inflamasi yang tinggi bekerja lebih lama dikarenakan harus di pecah terlebih dahulu

2.

Pasien pasca pencabutan lebih cocok Termasuk golongan AINS diberikan sachet dikarenakan mudah di masukkan kedalam mulut sehingga pasien lebih nyaman

3.

Diklofenak Sachet berbentuk powder, Menghambat enzim COX 2 sedangkan

diklofenak

dispersible

tablet berbentuk tablet

b. Diskusikan alternative obat yang dapat diberikan oleh dokter gigi spesialis bedah mulut pada kasus di atas. 1) Parasetamol -

Efek antiinflamasi sangat kecil

2) Ibuprofen -

Dosis < 2400 mg/hari hanya berefek analgesik, tidak ada efek antiinflamasi.

3) Naproksen -

Efek samping minimal.

-

Absorpsi baik, waktu paruh 14 jam  cukup diberikan 2 kali/hari.

BAB III DAFTAR PUSTAKA 1.

dr. Amir Syarif S, SpFK, Dra. Ari Estuningtyas, M.Biomed, dkk. FARMAKOLOGI

DAN TERAPI. 5 ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2012. 2.

MIMS Indonesia-Drug Information, Disease, News. Mechanism of Action

Paracetamol. MIMS;2018.

BAB IV PENUTUP Demikianlah makalah yang kami buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada para dosen, selaku kontributor yang telah memberikan materi serta arahan selama proses diskusi berlangsung. Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari sempurna, sehingga kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat. Maka dari itu, karena itu kami terbuka untuk kritik dan saran yang dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik demi kesempurnaan makalah dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.

Related Documents

Diskusi 1
October 2019 31
Diskusi 1 (1).docx
November 2019 22
Diskusi 1.docx
October 2019 21
Diskusi 1.docx
November 2019 20

More Documents from "Sigi Tsatriya"