KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SAW yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang serta, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmad, hidayah dan inayahNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang analogi dan fisiologi sistem endokrin Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah agar menjadi lebih baik lagi Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Pontianak, 21 September 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Syirik
adalah
menjadikan
sesuatu
tandingan
bagi
Allah, atau
kita
sering
menyebutnya
menduakan allah padahal sesungguhnya allah-lah yang menciptakan segala sesuatu yang ada dibumi. Syirik adalah dosa besar yang tidak akan allah ampuni sebagaimana firman allah dalam surat an-nisaa :
َّ ِإ َّن ع ِظي ًما ِ َّ َّللاَ ََل َي ْغ ِف ُر أ َ ْن يُ ْش َر َك ِب ِه َو َي ْغ ِف ُر َما د ُونَ ٰذَ ِل َك ِل َم ْن َيشَا ُء ۚ َو َم ْن يُ ْش ِر ْك ِب َ اَّلل فَقَ ِد ا ْفت َ َر ٰى ِإثْ ًما Artinya : 48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. Syirik itu terjadi karena manusia (pelaku syirik) merasakan kekerdilan dirinya, ia melihat dirinya sebagai makhluk yang lemah, tiada daya bahkan terhadap nasib baik atau buruk bagi dirinya ia tidak dapat menentukan dan merasa hidupnya tergantung pada sesuatu di luar dirinya. Dalam realita sehari-hari banyak orang beranggapan bahwa syirik hanyalah perilaku menyekutukan Allah secara terang-terangan yang hanya dapat diamati secara indrawi. Dengan kemajuan peradaban dunia yang begitu pesat, baik itu teknologi, kedokteran,hukum dan lain-lain. Itu semua bisa menjadi faktor terjadinya penyebab syirik modern . Misalnya setelah kita berobat ke dokter terus kita sembuh bukan kepada allahpertama kali kita berterimakasih tapi kepada dokternya. padahal dokter itu hanyalah perantara untuk menyembuhkan kita, Tubuh tetap sehat dan bugar karena pola makan yang seimbang atau olah raga yang teratur. Jabatan yang diperoleh karena kepintaran, itulah sebagian dari contoh syirik modern. 1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana perbedaan syirik pada zaman dahulu dengan zaman sekarang
1.3 TUJUAN Agar kita mengetahui apa saja syirik yang ada pada saat ini dan kita bisa menghindari dari perbuatan tersebut 1.4 MANFAAT Manfaat dari pembuatan makalh ini yakni agar kita dapat menghindari dan dapat membentengi diri kita dari segala perbuatan syirik yang terdapat pada saat ini
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Syirik Syirik adalah itikad atau perbuatan yang menyamakan sesuatu selain allah dan disandarkan pada allah dalam hal rububiyah, uluhiyan maupun asma’ wa shifat. Umumnya , menyekutukan dalam uluhiyah allah yaitu hal-hal yang merupakan kekuasaan bagi allah seperti berdoa kepada selain allah, atau memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain allah contohnya menyembelih kurban, bernazar, berdoa, bersumpah dan lain sebagainya. Adapun menyukutukan dalam hal rububiyah yakni bekeyakinan atau berikrar bahwasanya sesuatu selain allah dapat menciptakan, mengatur, menjaga seta memelihara alam semesta, memberi rejeki, memberi manfaat atau pun mendatangkan bencana. Sedangkan menyekutukan dalam asma’ wa shifat ialah menyamakn sifat dzariyat allah (tangan, wajah, kaki, melihat, mendengar dsb) dengan makhluknya Sebagaiman allah berfirman yang artinya : “Dan ingat ketika luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran kepadanya: “ Hai anakku janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar benar kezoliman yang besar” Allah tidak akan mengampuni mereka yang berbuat syirik, jika sampai akhir hayatnya masih berbuat kemusyrikan dan Allah juga akan mengharamkan mereka untuk masuk kedalam surga Syirik terbagi menjadi dua macam, yakni : 1. Syirik besar : memalingkan sesuatu bentuk ibadah selain Allah, seperti berdoa kepada selain Allah, mengharapkan sesuatu kepada selain allah serta meyakini bahwa orang mati, jin, setan dan benda-benda lainya mampu mendatangkan manfaat dan kemudharatan kedalam hidupnya. Jika seseorang telah berada dalam syirik besar ini maka dapat dipastkan neraka baginya kecuali segera bertobat kepa Allah SWT. Macam macam syirik besar adalah a. Syirik dalam berdoa, yaitu berdoa kepada selain allah b. Menyembelih (kurban) untuk selain allah c. Bernazar untuk selain Allah d. Memohon perlindunga dan penjagaan kepada selain allah 2. Syirik kecil : menyamakn sesuatu selain Allah kepada Allah dalam bentuk perkataan dan perbuatan baik yang diucapkan maupun disembunyikan. Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama islam, tapi mengurangi kesempurnaan tauhid. Adapun syirik kecil adalah : a. Syirik zahir (tampak/nyata) contohnya adalah besumpah kepada selain allah, ataupun memakai jimat b. Syirik khafi (tersembunyi). Syirik ini biasanya berada dalam hal keinginan dan niat contohnya adalah riya’ dalam mengerjakan amal
B. Penyebab Syirik Seseorang melakukan perbuatan syirik disebabkan oleh : 1. Kebodohan 2. Lemahnya iman 3. Ikut-ikutan nenek moyangnya
C. Macam-macam Syirik Modern Adapun perilaku syirik yang sering masyarakat lakukan pada saat ini adalah: 1. Mempersembahkan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti berdoa (memohon) kepada orang-orang shaleh yang telah mati, meminta pengampunan dosa, menghilangkan kesulitan (hidup), atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan, seperti keturunan dan kesembuhan penyakit, kepada orang-orang shalih tersebut. Juga seperti mendekatkan diri kepada mereka dengan sembelihan kurban, bernadzar, thawaf, shalat dan sujud… Ini semua adalah perbuatan syirik, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يك لَهُ َو ِبذَ ِل َك أ ُ ِم ْرتُ َوأَنَا أ َ َّو ُل َ َل ش َِر، َب ْال َعالَ ِمين ُ ُصال ِتي َون ِ اي َو َم َماتِي ِ ََّّللِ َر َ قُ ْل ِإ َّن َ س ِكي َو َم ْح َي َْال ُم ْس ِل ِمين “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS al-An’aam: 162-163). 2. Mendatangi para dukun, tukang sihir, peramal (paranormal) dan sebagainya, serta membenarkan ucapan mereka. Ini termasuk perbuatan kafir (mendustakan) agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, berdasarkan sabda beliau “Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal kemudian membenarkan ucapannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan kekafiran para dukun, peramal dan tukang sihir tersebut dalam firman-Nya,
َّ ان َو َل ِك َّن ال َّ َوات َّ َبعُوا َما تَتْلُو ال ُ سلَ ْي َم ُ اط َاطينَ َكفَ ُروا يُعَ ِل ُمون ِ َشي ِ َشي ُ سلَ ْي َمانَ َو َما َك َف َر ُ علَى ُم ْل ِك َ ين ان ِم ْن أَ َح ٍد َحتَّى يَقُوَل إِنَّ َما ن َْح ُن َ ار َ َار ْ اس الس ُ وت َو َم ُ علَى ْال َملَ َكي ِْن بِبَا ِب َل ه َ ِح َر َو َما أُنز َل َ َّالن ِ وت َو َما يُعَ ِل َم ارينَ بِ ِه ِم ْن أَ َح ٍد َ ِفِتْنَةٌ فَال ت َ ْكفُ ْر َفيَتَعَلَّ ُمونَ ِم ْن ُه َما َما يُفَ ِرقُونَ بِ ِه بَيْنَ ْال َم ْر ِء َوزَ ْو ِج ِه َو َما ُه ْم ب ِ ض َّ إَِل بِإ ِ ْذ ِن س ُ ََّللاِ َويَتَعَلَّ ُمونَ َما ي ِ ع ِل ُموا لَ َم ِن ا ْشت َ َراهُ َما لَهُ فِي َ ض ُّر ُه ْم َوَل يَ ْن َفعُ ُه ْم َولَقَ ْد ٍ اآلخ َر ِة ِم ْن خَال َ ْق َولَبِئ َس ُه ْم لَ ْو َكانُوا َي ْعلَ ُمون َ َُما ش ََر ْوا ِب ِه أ َ ْنف “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun
sebelum mengatakan, ‘Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), maka janganlah kamu kafir.’ Maka, mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepada diri mereka sendiri dan tidak memberi manfaat. Padahal sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui.” (QS al-Baqarah:102).
3. Berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri yang melarang hal ini dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah kalian berlebihan dan melampaui batas dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nashrani berlebihan dan melampaui batas dalam memuji (Nabi Isa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku adalah hamba (Allah), maka katakanlah: hamba Allah dan rasul-Nya.” Maka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang hamba yang tidak mungkin beliau ikut memiliki sebagian dari sifat-sifat yang khusus milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti mengetahui ilmu ghaib, memberikan manfaat atau mudharat bagi manusia, mengatur alam semesta, dan lain-lain. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
َّ ض ًّرا ِإَل َما شَا َء ْب َل ْست َ ْكث َ ْرتُ ِمنَ ْال َخي ِْر َو َما َ قُ ْل َل أ َ ْم ِلكُ ِلنَ ْفسِي نَ ْفعًا َوَل َ َّللاُ َولَ ْو ُك ْنتُ أ َ ْعلَ ُم ْال َغي َِير ِلقَ ْو ٍم يُؤْ ِمنُون ُّ ي ال َّ َم ٌ ِير َوبَش ٌ سو ُء إِ ْن أَنَا إَِل نَذ َ ِسن “Katakanlah, ‘Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan seandainya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku akan melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.’” (Qs. al-A’raaf: 188).
4. Berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan kuburan orang-orang shalih, yang terwujud dalam berbagai bentuk di antaranya: a. Memasukkan kuburan ke dalam masjid dan meyakini adanya keberkahan dengan masuknya kuburan tersebut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani, (kerena) mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid (tempat ibadah).” Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, orang-orang sebelum kalian selalu menjadikan kuburan para nabi dan orang-orang shalih (di antara) mereka sebagai masjid (tempat ibadah), maka janganlah kalian (wahai kaum muslimin) menjadikan kuburan sebagai mesjid, sesungguhnya aku melarang kalian dari perrbuatan tersebut.”
b. Membangun (meninggikan) kuburan dan mengapur (mengecat)nya. Dalam hadits yang shahih Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari mengapur (mengecat) kuburan, duduk di atasnya, dan membangun di atasnya.” Perbuatan-perbuatan ini dilarang, karena merupakan sarana yang membawa kepada perbuatan syirik (menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan orang-orang shalih tersebut).
5. Termasuk perbuatan yang merusak tauhid dan akidah seorang muslim adalah menggantungkan jimat, yang berupa benang, manik-manik atau benda lainnya, pada leher, tangan, atau tempat-tempat lainnya, dengan meyakini jimat tersebut sebagai penangkal bahaya dan pengundang kebaikan. Perbuatan ini dilarang keras oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebda beliau, “Barangsiapa yang menggantungkan jimat maka sungguh di telah berbuat syirik.”
6. perbuatan ath-thiyarah/at-tathayyur, yaitu menjadikan sesuatu sebagai sebab kesialan atau keberhasilan suatu urusan, padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menjadikannya sebagai sebab. Perbuatan ini juga dilarang keras oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebda beliau, “(Melakukan) ath-thiyarah adalah kesyirikan 7. perbuatan bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang bersumpah dengan (nama) selain Allah maka sungguh dia telah berbuat syirik
D. Dampak Syirik Adapun akibat atau dampak dari perbuatan syirik adalah: 1. Dosa tak diampuni Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik kepada-Nya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikan. Sebagaimana Allah berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan dia mengampuni segala dosa selain itu, bagi siapa yang di kehendakinya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka ia telah berbuat dosa yang sangat besar” QS. An-Nisa:48
2. Tempatnya di neraka Allah SWT berfirman: “sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan surge kepadanya, dan dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun” QS: Al-Maidah: 72
3. Menghapus pahala Allah SWT berfirman: “seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjekan” QS: Al-An’am: 88
E. Cara Membentengi Diri dari Perbuatan Syirik 1. Mengikhlaskan ibadahnya hanya untuk Allah ‘azza wa jalla dengan senantiasa berupaya memurnikan tauhid 2. Memperbanyak belajar agama 3. Mengenali dampak kesyirikan dan menyadari bahwasannya syirik iyu menghantarkan pelakunya kekal di dalam neraka jahannam dan menghapus amal kebaikannya. 4. Menyadari bahwasannya syirik akbar tidak akan diampuni oleh Allah 5. Menjaga jarak dar teman yang melakukan kesyirikan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa syirik jaman dahulu dilakukan secara terang terangan seperti menyembah berhala,pohon-pohon,makhluk halus dan lain sebagainya. sementara syirik jaman modern (sekarang) dilakukan tanpa disadari seperti misalnya ketika seseorang sembuh dari penyakitnya ia percaya obatlah yang menyembuhkannya. Maka dari itu marilah kita membentengi diri kita dengan iman agar tidak mudah terjerumus dari segala sesuatu yang dilarang oleh agama dan menimbulkan mudharat yang besar bagi diri kita.
B.
Saran Berhati-hatilah dengan syirik jaman sekarang, karena syirik tersebut lebih berbahaya dari pada jaman dahulu. Musuh kita yaitu SYAITAN selalu membujuk kita untuk berbuat syirik tersebut. Maka dari itu bentengilah diri dengan perbanyak mempelajari agama yang baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA