Lpmsc20_ariani Mandala_diseminasi Dan Distribusi-p.pdf

  • Uploaded by: adi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lpmsc20_ariani Mandala_diseminasi Dan Distribusi-p.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 3,988
  • Pages: 21
Hibah Penerapan Teknologi (Pengabdian Lembaga)

LAPORAN AKHIR DISEMINASI DAN DISTRIBUSI SHELTER BAMBU DEPLOYABLE SEBAGAI SARANA RUANG PUBLIK

Disusun Oleh:

Ariani Mandala, S.T., M.T. Anastasia Maurina, S.T., M.T. Budianastas Prastyatama, S.T., M.T. Laurentia Carissa, S.T., M. T.

Program Studi Arsitektur Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan 2018

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 1 ABSTRAK ...................................................................................................................................... 2 BAB 1. PENDAHULUAN .........................................................................................3 Signifikansi kegiatan .................................................................................................................. 4 Tujuan dan Sasaran .................................................................................................................... 4 Mitra ............................................................................................................................................ 4 BAB 2. KELAYAKAN TEKNIS ................................................................................ 6 Assembly Guide ........................................................................................................................... 7 BAB 3. METODE DAN MEKANISME DIFUSI .......................................................... 8 BAB 4. HASIL DAN DISKUSI................................................................................ 10 Sekolah Kuntum Cemerlang ...................................................................................................... 11 STIPER St. Tomas Agquinas, Jayapura dengan dukungan mitra P4S Tani Mandiri ........... 12 Universiti Tun Hussein Onn Malayasia dengan dukungan mitra P4S Tani Mandiri ............ 13 Musyawarah Nasional (Munas) I PERPUBI ........................................................................... 14 Jadwal kegiatan diseminasi ..................................................................................................... 15 BAB 5. KESIMPULAN .......................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 17 Lampiran 1 : Tim Pengabdi ...................................................................................................... 18 Lampiran 2 SURAT DARI MITRA: YADITACI ........................................................................ 19 Lampiran 3 SURAT DARI MITRA: PERPUBI .........................................................................20

ABSTRAK Shelter bambu (dengan Struktur Bambu Deployable), hasil riset tim pengabdi untuk DIES UNPAR 2018, didiseminasikan dan didistribukan kepada publik melalui kerjasama dengan 3 mitra, yaitu: P4S Tani Mandiri, Sekolah Kuntum Cemerlang dan Perpubi (Perkumpulan Pelaku Usaha Bambu Indonesia). Teknologi yang digunakan pada shelter ini adalah sistem deployable yang bertujuan agar transportasi dan instalasi di lapangan lebih ringkas, cepat dan mudah serta tidak membutuhkan peralatan khusus sehingga dapat dikerjakan oleh masyarakat awam. Penggunaan material bambu yang merupakan material local dipadukan dengan teknologi tepat guna ini layak untuk didiseminasikan kepada publik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai potensi material bambu dan kelebihan penggunaan struktur deployable. Kegiatan diseminasi ini juga memberi peluang shelter untuk dihuni/didayagunakan langsung oleh masyarakat sehingga pengguna dapat memberikan feedback guna pengembangan teknologi tersebut. Shelter bambu yang berhasil didistribusikan berjumlah 8 buah dengan 4 kali diseminasi, yaitu: (1) 4 buah shelter dengan pelajar SMA dan staf Sekolah Kuntum Cemerlang, (2) 1 buah shelter dengan mahasiswa STIPER Santo Thomas Agquinas Jayapura, (3) 1 buah shelter dengan mahasiswa Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, dan (4) 2 buah shelter di kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) ke I Perpubi. Diseminasi ini membukakan mitra akan potensi dan kendala dari struktur deployable dan material bambu. Seluruh apresiasi dan kritik akan menjadi masukan bagi tim riset struktur bambu deployable. Kata kunci: shelter bambu, struktur deployable, diseminasi teknologi.

BAB 1. PENDAHULUAN

Shelter Bambu yang pernah digunakan dalam acara Dies Unpar tahun 2018,hasil pengembangan desain tim mengenai struktur bambu deployable

Pada awal tahun 2018, Tim pengabdi berkesempatan untuk mengembangkan desain shelter bambu dengan struktur deployable untuk acara Dies Natalis UNPAR. Sebanyak 12 shelter bambu dibuat dengan fungsi sebagai stand makanan pada acara bazar Dies. Pihak universitas berencana untuk menyimpan beberapa shelter untuk dapat digunakan kembali sebagai fasilitas kampus. Sebanyak 8 (delapan) buah shelter dipersiapkan untuk didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Shelter didesain khusus dengan sistem knock-down dan seluruh elemen bangunannya menggunakan material lokal bambu. Teknologi perakitan modul shelter dengan struktur deployable layak untuk didiseminasikan kepada masyarakat lokal untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai potensi material bambu dan kelebihan penggunaan struktur deployable. Elemen bangunan yang modular dan sistem pemasangan yang ringkas, cepat, dan tidak banyak menggunakan peralatan khusus menjadi salah satu kelebihan shelter bambu ini sehingga mudah dikerjakan oleh masyarakat awam. Kegiatan diseminasi ini juga memberi peluang shelter untuk dihuni/didayagunakan langsung oleh masyarakat sehingga pengguna dapat memberikan feedback guna pengembangan desain shelter. Terdapat tiga mitra yang direncanakan menjadi lokasi diseminasi teknologi struktur bambu deployable. Mitra pertama yaitu Sekolah Kuntum Cemerlang yang berlokasi di Cipaku, Bandung. Mitra kedua adalah komunitas P4S Tani Mandiri di Desa Cibodas, Kabupaten Bandung Barat. Mitra ketiga adalah PERPUBI (Persatuan Pelaku Usaha Bambu Indonesia) yang mengembangkan kampung Bambu di Cimenyan. Ketiga mitra berada di sekita kota Bandung dimana material bambu mudah didapat dan penggunaannya sudah dikenal oleh masyarakat awam.

Signifikansi kegiatan Kegiatan ini memberikan signifikansi penerapan teknologi untuk mendorong pemanfaatan material lokal (bambu) berupa bangunan kontemporer. Desain shelter dengan struktur deployable yang memudahkan untuk dibongkar-pasang dan dipindahkan juga berpotensi untuk mereduksi limbah bangunan. Kerja sama ini juga mendukung Rencana Induk Pengabdian Masyarakat Universitas di bidang kerjasama dunia akademik dengan masyarakat dalam perencanaan lingkungan yang berkelanjutan berupa pembangunan fasilitas publik dengan desain yang ramah lingkungan. Tujuan dan Sasaran Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah sosialisasi penerapan teknologi pembangunan shelter dengan struktur bamboo deployable dalam perwujudan nyata berupa fasilitas publik di ruang luar. Dengan shelter bambu ini, sasarannya adalah meningkatkan minat masyarakat (terutama pelajar dan masyarakat sekitar lokasi pembangunan) terhadap material bambu dan struktur deployable untuk bangunan. Tujuan lainnya adalah untuk memberikan wawasan mengenai arsitektur mulai dari proses desain, teknologi konstruksi, sampai dengan metode perawatan bangunan bambu. Mitra Sekolah Kuntum Cemerlang, Jl. Cipaku, Kota Bandung Mitra pertama kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah Sekolah Kuntum Cemerlang (SKC) yang berada di bawah Yayasan Didik Tunas Anak Cemerlang Indonesia (YADITACI). Lokasinya berada di Jl. Cipaku Indah XI No.2, Bandung. SKC adalah sekolah yang memiliki tag line “resort school” dimana lokasinya sendiri yang berada jauh dari jalan raya, suhu sejuk, dan rerimbunan pohon berpotensi untuk menjadikan alam terbuka sebagai salah satu alat / media dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karenanya, SKC memerlukan sarana belajar di ruang terbuka untuk melengkapi fasilitas pembelajarannya. Melihat kondisi tersebut, tim berencana untuk memanfaatkan kembali shelter bambu tersebut agar dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran ruang luar di SKC.

Rencana lokasi pemasangan di Mitra Sekolah Kuntum Cemerlang

SKC sendiri menyelenggarakan jenjang pendidikan yang lengkap mulai dari playgroup sampai dengan SMA. Selain itu, SKC juga menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler mekanik pada jenjang SMP dan SMA yang berpotensi untuk bekerja sama dalam proses konstruksi shelter. Pemasangan shelter direncanakan sejumlah 4 buah yang tersebar di jenjang TK, SMP, dan SMA. Kegiatan diseminasi direncanakan akan melibatkan partisipasi pelajar sebagai salah satu metode pembelajaran langsung di lapangan dan berpotensi

meningkatkan kesadaran sejak dini mengenai penerapan teknologi pembangunan terutama penggunaan material bambu. Komunitas P4S Tani Mandiri, Desa Cibodas, Kabupaten Bandung Mitra kedua adalah Komunitas P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya)Tani Mandiri di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. Mitra telah bekerja sama sejak tahun 2013 yang dikelola dan dipimpin oleh Bapak Ishak. P4S Tani Mandiri ini merupakan salah satu tujuan kegiatan magang penyuluh/ petani Nasional maupun Internasional seperti Asia, Pasifik, dan Amerika. Kegiatan P4S ini selain menjadi tujuan kegiatan magang adalah kegiatan belajar bersama mengenai pembibitan, pemeliharaan, panen, pascapanen dan juga pemasaran hasil panen, Selain itu P4S juga mengadakan pelatihanpelatihan untuk petani setempat dan juga pihak luar. Rentang waktu kegiatan pelatihan tersebut adalah 3 hari sampai dengan 3 bulan. Profil mitra tersebut dianggap sebagai peluang untuk mensosialisasikan penerapan teknologi ini bukan hanya kepada masyarakat lokal setempat melainkan juga kepada masyarakat local di daerah lain.

LokasiP4STaniMandiridiDesaCibodas

PERPUBI (Persatuan Pelaku Usaha Bambu Indonesia) Perkumpulan Para Pelaku Usaha Bambu Indonesia (PERPUBI) didirikan oleh para pelaku, penggiat dan pemerhati bambu di Indonesia pada tanggal 29 Januari 2018 di Bandung. Salah satunya adalah pendiri Kampung Bambu, Bapak Yoyo Budiman, yang berlokasi di Jalan Padasuka Km.4, Cimenyan, Bandung. Kerjasama dengan PERPUBI dilakukan pada saat Musyawarah Nasional I PERPUBI.

BAB 2. KELAYAKAN TEKNIS Pengajuan pengabdian masyarakat ini berangkat dari sejumlah penelitian dalam bidang transformable structure dengan topik khusus yaitu deployable structure. Penelitian ini sudah dipublikasikan melalui makalah berjudul “Bumi Awi Kabula Kabale: A Proposal To Alter The Fate Of Mankind Through Adaptive Bamboo Structure” (2017) dan “Deployable Bamboo Structure Project: A Building Life-Cycle Report” (2017)yang dilakukan oleh pengabdi dan dipublikasikan pada seminar internasional di Denpasar, Bali dan Palembang. Dari hasil penelitian tersebut, transformable structure dengan potensi menyediakan sistem struktur yang dapat dipakai berulang-ulang dalam konfigurasi yang berbeda-beda sesuai kebutuhan merupakan inovasi teknologi tepat guna yang layak didiseminasikan kepada masyarakat. Kombinasi teknologi ini dengan bambu sebagai bahan bangunan lokal terbarukan memberi nilai ramah lingkungan. Proses pembuatan yang mudah dan menggunakan material bambu yang bersifat lokal dengan peralatan sederhanaadalah potensi lebih jauh yang memudahkan penguasaan teknologi ini secara luas. Selain itu, secara arsitektural, rancangan struktur dan konstruksi sistem transformable ini dapat membei karakter kontemporer dan modern sebagai citranya. Adapun langkah penerapan shelter ini adalah sebagai berikut:[1] 1. Tanah dan lokasi yang direncanakan untuk menjadi tempat shelter ini dibersihkan dengan ukuran minimal 4 x 4 m. Sedapat mungkin kondisinya rata atau dengan kemiringan sangat landai. 2. Satu unit shelter terdiri dari satu modul rangka dengan sifat deployable berupa kemampuan untuk dilipat ke dalam bentuk dasar segitiga. Dari kedaan terlipatnya, rangka ini dibuka dan akan mengambil bentuk prisma yang terdiri dari rangka-rangka batang. 3. Umpak/pondasi sederhana dari beton atau batu dipasang pada posisi yang sesuai dengan posisi di mana kaki-kaki shelter tersebut akan berada, yaitu sesuai dengan posisi bidang alas prisma modul rangka deployable tersebut. 4. Terdapat 4 buah batang pengunci horisontal yang menjaga agar bentuk prisma tetap stabil dan kaku, dipasang pada bagian puncak (2 buah) dan pada bagian sudut prisma (masing-masing sudut menggunakan 1 batang). Batang pengunci sudah dilengkapi nomor yang sesuai dengan posisinya pada modul rangka untuk memudahkan pemasangan setelah modul rangka terbuka. 5. Selain modul rangka, bagian lainnya adalah dua buah unit panel utama atap/dinding berbentuk segitiga yang dipasang setelah modul rangka dibuka dan dikunci. Pemasangan panel-panel ini juga memperhatikan kode nomor yang sudah dibubuhkan agar pemasangan lebih mudah dan cepat. Panel ini dapat dibuka-tutup sesuai keperluan dan mekanisme pengaturan sudut bukaan adalah dengan menggunakan batang bambu yang berbentuk “taraje” atau ladder sebagai penahan. 6. Bagian berikutnya adalah bagian panel dinding pengisi berbentuk segitiga modular yang dipasang langsung pada batang-batang yang membentuk modul rangka. Panel dinding ini dipasang setelah kedua panel utama (atap/dinding) terpasang dan dapat dibuka-tutup 7. Bagian terakhir adalah tiga buah modul bidang lantai berbentuk persegi panjang yang terbuat dari palupuh yang dipasang pada rangka-rangka bambu. Modul lantai ini dipasang di bagian dalam modul rangka prisma, dan ditumpu oleh potongan bambu sebagai kakinya, dan bukan bagian dari pondasi umpak.

Modul Rangka, Panel Utama Atap/Dinding + Taraje, Panel Dinding Pengisi & Modul Lantai dalam keadaan terpasang

Modul Rangka & Modul Lantai dalam proses pemasangan

Assembly Guide Berikut adalah assembly guide yang diberikan kepada peserta diseminasi:

BAB 3. METODE DAN MEKANISME DIFUSI Berikut ini adalah pendekatan serta langkah dalam melaksanakan penerapan teknologi ini sampai dapat diterima dan bermanfaat bagi masyarakat lokal: 1. Melakukan pendekatan terhadap mitra-mitra yang dituju untuk bekerja sama. Mitra Sekolah Kuntum Cemerlang telah melakukan komunikasi melalui kepala sekolah TK, yaitu Ibu Myrna dan diteruskan ke yayasan sekolah untuk mendapatkan persetujuan. Pendekatan terhadap Ketua Komunitas P4S Tani Mandiri sebagai mitra kedua yaitu Bapak Ishak, sangat terbuka untuk menerima sosialisasi bagi penerapan teknologi bambu sebagai struktur deployable ini. Undangan dari mitra ketiga melalui Bapak Yoyo sebagai Ketua PERPUBI (Persatuan Pelaku Usaha Bambu Indonseia) untuk menerima inovasi teknologi tersebut dan dipamerkan pada kegiatan Munas I dalam rangka Hari Bambu Nasional. 2. Survey ke lokasi mitra untuk melihat kondisi eksisting tapak tempat pemasangan shelter. Tim perlu melakukan kunjungan ke lokasi pemasangan shelter untuk mengecek kemudahan dalam aksesibilitas, kondisi fisik tapak, serta mengetahui sumber daya maupun peralatan yang tersedia. Selain itu, tim juga mengecek posisi pemasangan dan diperlukan persiapan untuk mengantisipasi pemasangan shelter di lahan yang tidak rata/ kontur. 3. Re-desain dan pembuatan komponen shelter baruuntuk menyesuaikan dengan keterbatasan / kendala lokasi berdasarkan survey tapak. Dari hasil kunjungan awal yang telah dilakukan, diidentifikasi adanya kesulitan dalam aksesibilitas komponenkomponen shelter untuk masuk ke salah satu lokasi pemasangan. Hal ini disebabkan karena pintu masuk ke tapak cukup sempit, sehingga diperlukan re-desain ukuran komponen shelter. 4. Pengecekan kondisi komponen-komponen shelter bambu yang disimpan di UNPAR. Setelah acara Dies, modul shelter pernah dimanfaatkan untuk beberapa kegiatan internal UNPAR. Lama penyimpanan dan re-konstruksi beberapa unit shelter, berpotensi menyebabkan kerusakan pada komponen shelter. Diperlukan pengecekan kualitas terhadap kondisi shelter yang ada serta melakukan perbaikan untuk mengembalikan seluruh elemen shelter ke kondisi siap pasang. Pengecekan dan perbaikan dilakukan oleh tim pengabdi dan tenaga ahli yang menguasai material bambu dan teknik konstruksinya untuk memastikan kualitas produksi bangunan. 5. Transportasi modul-modul dan bahan-bahan lainnya menuju lokasi mitra. 6. Perakitan/pemasangan shelter yang akan dilakukan oleh tenaga ahli dan masyarakat setempat (pelajar dan staff di lokasi mitra SKC serta masyarakat lokal di kedua lokasi mitra lainnya). Hal ini ditujukan agar terjadi knowledge transfer mengenai teknologi ini dari tenaga ahli yang telah dilatih oleh tim pengabdi kepada masyarakat pengguna. 7. Re-konstruksi seluruh komponen shelter bambudi ketiga lokasi mitra yang dilakukan oleh tenaga ahli dan masyarakat setempat dengan pengawasan dari tim pengabdi mahasiswa. 8. Shelter yang terbangun berpotensi untuk menjadi media pembelajaran nyata bagi masyarakat setempat, terutama bagi pelajar di mitra sekolah. Transfer pengetahuan yang terus menerus dapat dilakukan dalam setiap tahun pembelajaran ke pelajar dan dapat shelter dapat dikembangkan menjadi obyek penelitian untuk evaluasi bangunan paska huni.

9. Pembuatan poster proses desain, cara pemasangan shelter dan metode perawatan material bambu. Ini dilakukan untuk memudahkan pengguna dalam mempelajari kembali sosialisi yang telah dilakukan. 10. Perawatan berkala akan dilakukan masyarakat pengguna dengan supervisi dari tenaga ahli sebanyak 1x dalam 1 bulan.Tenaga ahli juga diperlukan untuk mendapatkan respon pengguna terhadap penerapan teknologi ini sebagai bahan evaluasi dan pengembangan teknologi ke depannya. 11. Pada akhir perawatan berkala (4 bulan pasca re-konstruksi) akan dilakukan POE (Post Occupancy Evaluation) yang bertujuan untuk mengevaluasi pemanfaatan teknologi ini dan juga menentukan langkah difusi teknologi ini selanjutnya.

Untuk melihat pemanfaatan teknologi tersebut diperlukan POE (Post Occupancy Evaluation) serta respon masyarakat setempat terhadap teknologi deployable structure ini. Hasil POE dan respon yang positif mengindikasikan minat masyarakat yang positif untuk mengadopsi teknologi ini.Setelah itu,diharapkan ada sekelompok masyarakat yang siap untuk dilatih dan disiapkan ke arah pembentukan home industry untuk pembuatan shelter seperti ini dengan peluang peningkatan kesejahteraan kelompok masyarakat yang dimaksud. Selain itu, terdapat potensi untuk pengembangan pemanfaatan teknologi ini terutama pada mitra sekolah. Proses re-konstruksi yang melibatkan pengguna diharapkan juga menimbulkan minat pelajar dan guru (SMP/SMA) untuk mengembangkan teknologi struktur deployable. Sekolah mitra dikenal dengan kualitas siswa yang kreatif dan aktif , hal ini dapat dilanjutkan dengan kerja sama antar institusi pendidikan dalam mensosialisasikan dan mengembangkan dan teknologi tersebut.

BAB 4. HASIL DAN DISKUSI Dari kerjasama dengan 3 mitra, yaitu: P4S Tani Mandiri, Sekolah Kuntum Cemerlang dan Perpubi (Perkumpulan Pelaku Usaha Bambu Indonesia), shelter bambu yang berhasil didistribusikan berjumlah 8 buah dengan 4 kali diseminasi, yaitu: (1) 4 buah shelter dengan pelajar SMA dan staf Sekolah Kuntum Cemerlang, (2) 1 buah shelter dengan mahasiswa STIPER Santo Thomas Agquinas Jayapura, (3) 1 buah shelter dengan mahasiswa Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, dan (4) 2 buah shelter di kegiatan Musyawarah Nasional (Munas) ke I Perpubi. Diseminasi ke-2 dan ke-3 dilaksanakan dengan kerjasama mitra P4S Tani Mandiri, dimana P4S Tani Mandiri ini merupakan tempat pelatihan dari berbagai daerah di Indonesia maupun dari berbagai negara. Hal ini memberi manfaat bagi tim pengabdi dalam membukakan mitra-mitra baru. Secara umum, metode yang digunakan adalah metode ‘learning by doing’ terdiri dari 2 macam, yaitu: 1. Menggunakan teknik kompetisi Pada teknik ini, seluruh peserta dibagi dalam 2 kelompok, dimana masing-masing kelompok diberikan penjelesan mengenai cara pemasangan shelter ini. Lalu kedua kelompok ini dikompetisikan dari segi waktu pemasangan dan keefektifan kerja kelompoknya. Selain untuk mendiseminasikan teknologi bambu deployable kepada peserta, teknik ini juga dilengkapi dengan pelatihan soft skill, khususnya mengenai kepemimpian dan kerjasama tim. Untuk teknik ini, dipilih peserta yang sudah memiliki dasar-dasar pengetahuan dan keminatan terhadap arsitektur atau bidang yang menyerupai. Teknik ini digunakan dalam diseminasi kepada pelajar SMU Sekolah Kuntum Cemerlang dan mahasiswa Universiti Tun Hussein Onn Malaysia. 2. Menggunakan teknik kolaboratif Teknik ini digunakan untuk melibatkan para peserta dalam instalasi shelter, dimana peserta adalah orang awan yang tidak memiliki latar belakang atau peminatan di bidang arsitektur. Para peserta diharapkan dapat mengerti kinerja struktur ini melalui keterlibataan dan kolaborasi dengan tukang atau mahasiswa yang terlibat. Para peserta merupakan user dari shelter ini serta diharapkan dapat memberikan masukan yang komprehensif dari tahap instalasi dan tahap penggunaan. Teknik ini digunakan dalam diseminasi kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Pertanian St. Tomas Agquinas, Jayapura dan kepada masyarakat publik pada rangkaian kegiatan Musyawarah Nasional I PERPUBI dalam rangka perayaan hari bambu nasional. Berikut ini adalah hasil diseminasi dan distribusi shelter bambu deployable yang dilakukan di keempat kegiatan Bersama mitra.

Sekolah Kuntum Cemerlang Kegiatan diseminasi pada Sekolah Kuntum Cemerlang dilakukan bersama pelajar yang tergabung di dalam kelompok ekstrakulikuler Mekanika yang berjumlah 12 orang. Teknik kompetisi yang digunakan dimulai dari perangkaian elemen batang menjadi struktur (tanpa memasang ruang pelingkup), ruang pelingkup dikerjakan oleh tenaga ahli. Kegiatan dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2018. Tahapan kegiatan pada diseminasi ini adalah : 1. Pemindahan semua komponen dari Unpar ke SKC. 2. Pemaparan mengenai struktur deployabel dan material bamboo 3. Pengenalan alat dan elemen structural dan arsitektural. 4. Perangkaian batang menjadi struktur deployabel (oleh peserta). 5. Pemindahan struktur ke lokasi (oleh peserta) 6. Evaluasi kegiatan antara tim pengabdi dan peserta. 7. Penyelesaian dan perapihan (oleh tenaga ahli)

Hasil evaluasi: 1. Dikarenakan jalan masuk menuju lokasi yang sempit dan juga alat tranportasi yang tersedia adalah L-300, maka perlu dilakukan penyesuaian seperti pembongkaran struktur utama dan pemotongan panel atap. Hal ini menjadi masukan bagi pengembangan struktur dan panel atap agar dapat memfasilitasi lokasi yang sempit dan alat tranportasinya. 2. Pemindahan seluruh komponen dan alat dilakukan pada hari yang sama dengan kegiatan diseminasi. Hal ini memicu ketidaklengkapan komponen pada saat dimulainya kegiatan diseminasi. Hal ini menjadi masukan bagi pengaturan waktu di kegiatan yang akan datang.

STIPER St. Tomas Agquinas, Jayapura dengan dukungan mitra P4S Tani Mandiri Kegiatan diseminasi bersama mahasiswa STIPER St. Tomas Agquinas, Jayapura adalah hasil kerjasama dengan P4S Tani Mandiri. Peserta berjumlah 20 orang dengan menggunakan teknik kolaborasi yang dimulai dari pen’deploy’an struktur utama dan pemasangan elemen pelingkup. Finishing dilakukan oleh tenaga ahli. Kegiatan dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2018. Tahapan kegiatan pada diseminasi ini adalah : 1. Pemindahan semua komponen dari Unpar ke P4S Tani Mandiri, Cibodads. 2. Pemindahan dan pen’deploy’an struktur ke lokasi (oleh peserta bersama dengan tenaga ahli) 3. Pemasangan elemen atap dan lantai (oleh peserta bersama dengan tenaga ahli) 4. Penyelesaian dan perapihan (oleh tenaga ahli)

Hasil evaluasi: 1. Pondasi yang menyulitkan pada saat pemasangan struktur ke atas pondasi. Hal ini lebih baik disiapkan terlebih dahulu sehingga tidak ada kendala yang berarti pada saat kegiatan diseminasi. 2. Diperlukan pengarahan terlebih dahulu sebelum terlibat di lapangan serta diperlukan komitmen peserta diseminasi. 3. Bahasa yang berbeda antara tenaga ahli, tim pengabdi dan peserta diseminasi menjadi kendala dalam bekerjasama. Diperlukan translator sehingga komunikasi lebih lancar.

Universiti Tun Hussein Onn Malayasia dengan dukungan mitra P4S Tani Mandiri Kegiatan diseminasi bersama mahasiswa Universiti Tun Hussein Onn Malaysia adalah hasil kerjasama dengan P4S Tani Mandiri. Peserta merupakan mahasiswa dari jurusan Arsitektur yang berjumlah 24 orang, proses diseminasi dilakukan dengan menggunakan teknik kompetisi yang dimulai dari pen’deploy’an struktur utama dan pemasangan elemen pelingkup. Finishing dilakukan oleh tenaga ahli. Kegiatan dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2018. Tahapan kegiatan pada diseminasi ini adalah : 1. Pemindahan semua komponen dari Unpar ke P4S Tani Mandiri, Cibodads. 2. Pemaparan mengenai struktur deployabel bambu serta cara pemasangannya. 3. Pengenalan alat dan komponen di lokasi. 4. Pemindahan dan pen’deploy’an struktur ke lokasi (oleh peserta bersama dengan tenaga ahli) 5. Pemasangan elemen atap dan lantai (oleh peserta bersama dengan tenaga ahli) 6. Penyelesaian dan perapihan (oleh tenaga ahli)

Hasil evaluasi: 1. Kegiatan berjalan baik dengan persiapan yang baik serta dukungan dari tim mahasiswa yang sudah mengenal struktur ini. 2. Pemaparan di awal sangat membantu lancarnya kegiatan diseminasi ini. 3. Teknik kompetisi yang digunakan membuat kegiatan diseminasi ini meriah dan menarik minat dari peserta diseminasi.

Musyawarah Nasional (Munas) I PERPUBI Kegiatan diseminasi dilakukan atas undangan dari PERPUBI (Persatuan Pelaku Usaha Bambu Indonesia) yang melakukan musyarawah nasional pertama dalam rangka perayaaan Hari Bambu Nasional. Undangan ini disambut baik dan dinilai dapat mendiseminasikan hasil riset kepada masyarakat public yang lebih luas. Metode yang digunakan adalah ‘exhibiting and experincing’, diharapkan dengan metode ini, diseminasi kepada public yang lebih luas dan beragam dapat tercapai. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 24-26 November 2018.

Tahapan kegiatan pada diseminasi ini adalah : 1. Pemindahan semua komponen dari Unpar ke Kampung Bambu, Cimenyan. 2. Pemindahan dan pen’deploy’an struktur ke lokasi (oleh tenaga ahli) 3. Pemasangan elemen atap dan lantai (oleh tenaga ahli) 4. Penyelesaian dan perapihan (oleh tenaga ahli) 5. Penggunaan shelter (oleh publik)

Hasil evaluasi: Evaluasi belum dapat dilakukan karena pada pelaporan, kegiatan masih berlangsung

Jadwal kegiatan diseminasi Berikut ini adalah jadwal seluruh proses kegiatan diseminasi dan distribusi shelter bambu deployabel: Kegiatan 06

07

Waktu Kegiatan(bulan) 08 09 10

11

12

Persiapan

-

Survey Sosialisasikepadawarga Koordinasi Penyempurnaan desain komponen dan pengecekan kondisi shelter - Penyesuaian desain komponen baru

- Pengecekan kondisi komponenlama - koordinasi

● ● ●

● ● ●

Pengadaan material

-

pembuatan komponen baru

perbaikan komponen lama

Koordinasi Pemasangan on-site P4S Tani Mandiri (STIPER St. Tomas Agquinas, Jayapura) P4S Tani Mandiri (UTHM) SKC PERUBI Koordinasi Pemantauan dan POE

-

Pemantauan1 Pemantauan2danPOE Koordinasi Pelaporan dan pembuatan poster

-

Pembuatanlaporan Pembuatan poster Koordinasi

● ● ●

● ● ●

● ● ●

● ● ● ● ● ● ●

● ● ● ● ●

BAB 5. KESIMPULAN Kegiatan pengabdian ini berhasil mendiseminasi dan menditribusi 8 buah shelter bambu deployable yang merupakan hasil riset tim pengabdi untuk Dies UNPAR 2018. Diseminasi ini membukakan mitra akan potensi dan kendala dari struktur deployable dan material bambu. Seluruh apresiasi dan kritik akan menjadi masukan bagi tim riset struktur bambu deployable. Aspek manajemen untuk pengembangan kegiatan diseminasi : -

Diperlukan pemaparan dan alat bantu, seperti video, banner dan hand-out untuk peserta diseminasi

-

Pengaturan pemindahan elemen sebaiknya dilakukan h-1 hari diseminasi

-

Diperlukan tim pengabdi yang terdiri dari: tim dosen, tim pendukung – mahasiswa, dan tenaga ahli.

-

Teknik kompetisi dinilai efektif untuk meningkatkan minat para peserta dalam menyerap materi diseminasi.

-

Komitmen peserta diperlukan agar pada saat proses kegiatan diseminasi tidak terjadi proses keluar-masuk peserta.

Aspek substansi untuk pengembangan riset: - Ukuran modul struktur dan elemen non-struktural perlu dipertimbangkan untuk dapat menjangkau lokasi yang sempit serta moda transportasi yang lebih kecil. - Sambungan antara struktur dan pondasi dapat diriset agar lebih mudah dan ringkas.

DAFTAR PUSTAKA [1] Maurina, Anastasia; Sukangto, Santoso. 2015. Pemanfaatan Bambu sebagai Material Penutup Atap pada Arsitektur Tradisional dan Kontemporer di Indonesia. Proc. of Seminar Nasional Jelajah Arsitektur Tradisional. Denpasar [2] Firdaus, Adrian; Budianastas Prastyatama; Altho Sagara; Revian N. Wirabuana. 2017. Deployable Bamboo Structure Project: A building Life-Cycle Report. Proc. Of 3rd ICONBUILD 2017. Palembang, Sumatera Selatan: Universitas Sriwijaya [3] Maurina, Anastasia. Budianastas Prastyatama. 2017. Bumi Awi Kabula Kabale: A Proposal To Alter The Fate Of Mankind Through Adaptive Bamboo Structure. 15th International Quality On Research (QIR) 2017. Denpasar, Bali: Universitas Indonesia [4] Frick, Heinz. 2004. Konstruksi Arsitektur & Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu. Yogyakarta: Kanisius.

Lampiran 1 : Tim Pengabdi Tim pelaksana pengabdian masyarakat ini tergabung dalam Sustainable Building Material and Technology Research Group (SuBMiT) . SuBMiT adalah kelompok riset gabungan dari program studi Arsitektur dan Teknik Sipil yang bergerak untuk mengembangkan material bangunan lokal yang berkelanjutan agar dapat dimanfaatkan secara optimal dalam dunia konstruksi (sudah dalam proses pengajuan). Untuk kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dilakukan oleh tim yang terdiri dari: Ketua TIM Pengabdi : Ariani Mandala, ST., MT Anggota TIM Pengabdi : 1. Budianastas, ST., MT. 2. Anastasia Maurina, ST., MT 3. Laurentia Carissa, ST., MT. Tim Pengabdi bidang Arsitektur akan berperan dalam penyempurnaan, pembuatan rancangan komponen shelter dan pengawasan re-konstruksi shelter. Mahasiswa dari program studi Arsitektur yang terlibat: 1. Sharon Julya 2. Adhie Irham Mahasiswa yang terlibat pernah mengikuti kegiatan penelitian dari tim dosen pengabdi dengan topik yang terkait. Pengalaman kemasyarakatan yang telah dilakukan oleh tim adalah :  Perancangan dan Pembangunan Pusat Akuaponik (dengan Struktur Bambu Deployable) di Desa Sindang Pakuon (2016-207) – Hibah Internal LPPM dan Pendanaan dari Mitra Internasional (JUBIT)  Perancangan dan Pembangunan Bale Warga Bambu di Desa Sindang Pakuon (2015) – Pendanaan dari Mitra Internasional (JUBIT)  Perancangan dan Pembangunan Musholla Bambu di Desa Cibodas (20142015) – Hibah Internal LPPM Pengalaman konstruksi Bambu yang telah dilakukan oleh tim adalah :  Perancangan dan Pembangunan Stand Bambu (dengan Struktur Bambu Deployable) untuk DIES UNPAR 2018 (objek yang akan didistribusikan)  Perancangan dan Pembangunan Kantin FISIP (dengan Struktur Bambu Deployable) (2017)  Konstruksi bambu pada Lombok International Bamboo Architecture Festival (2013) Kegiatan lain-lain yang terkait dengan konstruksi bambu :  Kurator pada kegiatan Bamboo Biennale (2016)  Juara III pada Lombok International Bamboo Architecture Fesstival (2013

Lampiran 2 SURAT DARI MITRA: YADITACI

Lampiran 3 SURAT DARI MITRA: PERPUBI

Related Documents

Dan
April 2020 66
Dan
August 2019 69
Dan
June 2020 37
Dan
June 2020 39
Dan
May 2020 46
Dan
June 2020 47

More Documents from ""