Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
BAB I KONSEP DASAR MEDIS A. DEFINISI Bayi prematur adalah bayi baru lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Bayi prematur adalah neonatus dengan Berat Badan Lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram (Tanto, 2014). Dalam hal ini dibedakan menjadi: 1. Prematuritas murni yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai. 2. Retardasi
pertumbuhan
janin
intra
uterin
(IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan. B. KLASIFIKASI Klasifikasi pada bayi premature: a. Bayi prematur digaris batas 1) 37 mg, masa gestasi 2) 2500 gr, 3250 gr 3) 16 % seluruh kelahiran hidup 4) Biasanya normal 5) Masalah: Ketidak stabilan, kesulitan menyusui, ikterik, RDS mungkin muncul
1 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
6) Penampilan: Lipatan pada kaki sedikit, payudara lebih kecil, lanugo banyak, genitalia kurang berkembang. b. Bayi Prematur Sedang 1) 31 mg – 36 gestasi 2) 1500 gr – 2500 gram 3) 6 % - 7 % seluruh kelahiran hidup 4) Masalah: Ketidak stabilan, pengaturan glukosa, RDS, ikterik, anemia, infeksi, kesulitan menyusu. 5) Penampilan: Seperti pada bayi premature di garis batas tetapi lebih parah, kulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak. c. Bayi Sangat Prematur 1) 24 mg – 30 mg gestasi 2) 500 gr – 1400 gr 3) 0,8 % seluruh kelahiran hidup 4) Masalah : semua 5) Penampilan: Kecil tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis, kedua mata mungkin berdempetan (Tanto, 2014). C. ETIOLOGI Prematuritas adalah penyebab utama dari kematian perinatal di negara idiopatik, meskipun pada beberapa kasus disebabkan oleh infeksi, kelainan uterus, inkompetensia serviks dan kelainan placenta. Etiologi prematur adalah : 2 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
1. Demografi a. Insidens bertambah 1) Batas usia teratas dan terbawah Mungkin berkaitan dengan campuran faktor lainnya. 2) Status sosial ekonomi yang rendah 3) Prenatal care yang tidak adekuat 4) Ras. Beberapa penelitian melaporkan kenaikan dua kali lipat kulit hitam. 2. Gaya hidup dan pekerjaan a. Terbukti menaikkan insidens 1) Merokok 2) Penggunaan obat-obatan (drug ust) b. Mungkin insidens naik 1) Berdiri terlalu lama 2) Kelelahan kerja dan kerja terlalu lama 3) Kerja berat mengangkat berat pada pasien yang mempunyai predisposisi melahirkan prematur. 3. Riwayat Reproduksi Faktor utama dalam menetapkan resiko pada kehamilan yang sedang berlangsung. 4. Anomali uterus 3 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
Lelomiomata pada uterus bisa juga meningkatkan insidens partus prematurus. 5. Kenaikan berat badan Berat badan yang rendah atau kenaikan berat badan yang sedikit bisa meningkatkan resiko.
6. Anemia a. Alat prediksi yang paling lemah. b. Kemungkinan berkaitan dengan faktor resiko lainnya. 7. Ukuran uterus dan kelainan placenta Uterus yang menggelembung (distended) bisa memperbesar perbentukan junction. a. Kehamilan ganda b. Polihramnnion Faktor yang dapat mendorong timbulnya prematuritas adalah : 1. Faktor ibu adalah meliputi : a. Usia dibawah 20 tahun atau di atas 35 tahun. b. Penyakit yang diderita ibu, misalnya pendarahan antepartum, trauma psikis, toksimia gravidarum. c. Hipotensi tiba-tiba d. Pre eklami dan eklamsi e. Multigravida yang jarak kehamilannya terlalu dekat. 4 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
f. Keadaan sosial ekonomi rendah g. Ibu perokok, peminum alkohol. 2. Faktor janin adalah : a. Kehamilan ganda b. Kelainan kromosom c. Infeksi dalam kandungan d. KPD 3. Faktor lingkungan a. Tempat tinggal b. Radiasi c. Zat-zat racun (Adnyanti, 2011). D. PATOFISIOLOGI Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara jelas. Data statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil karena tidak melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain merupakan pencetus kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih muda, mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan terjadinya bayi prematur. Faktor tersebut bisa menyebabkan terganggunya fungsi plasenta menurun dan memaksa bayiuntuk keluar sebelum 5 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
waktunya. Karena bayi lahir sebelum masa gestasi yang cukup maka organ tubuh bayi belum matur sehingga bayi lahir prematur memerlukan perawatan yang sangat khusus untuk memungkinkan bayi beradaptasi dengan lingkungan luar (Tanto, 2014).
6 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
Faktor Ibu
Faktor Plasenta
Faktor Janin
Persalinan Preterm/Prematur
Imaturitas Integumen
Permukaan tubuh relative lebih luas
Penguapan Berlebih Kehilangan Cairan Dehidrasi
Resiko ketidaksei mbangan cairan
Pemaparan dg suhu luar Imaturitas Termoregulasi Kehilangan Panas Melalui kulit Hipotermia
Reflek menghisap belum sempurna
Defisit nutrisi
Lemak Subkutan Kurang
Kulit tipis, halus, mudah lecet
Panas tubuh Berkurang
Risiko gangguan integritas kulit
Respon Menggigil
Pembakaran lemak metabolisme
Imaturitas Organ-Organ
Sistem kekebalan tubuh blm sempurna Penurunan daya tahan tubuh Risiko infeksi
Gangguan aliran darah Perfusi O2 ke jaringan
Gangguan Pertukaran gas Pola nafas tidak efektif
Kekurangan cadangan energi
Malnutrisi Ketidakstabilan kadar glukosa darah
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
7
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
E. MANIFESTASI KLINIS 1. Berat badan kurang dari 2500 gram 2. Panjang badan kurang dari 45 cm 3. Lingkar kepala kurang dari 33 cm 4. Lingkar dada kurang dari 30 cm 5. Kepala lebih besar dari badan 6. Kulit tipis transparan 7. Lanugo (bulu-bulu) banyak terutama di dahi, pelipis dan telinga dan tangan. 8. Lemak subkutan kurang. 9. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita). Pada laki-laki tester belum turun. 10. Rambut tipis, halus. 11. Tulang rawan di daun telinga masih kurang sempurna. 12. Putting susu belum terbentuk dengan baik. 13. Pergerakan kurang dan lemah. 14. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan seringmengalami serangan apnae. 15. Reflek tonus lemah, reflek menghisap dan menelan serta reflek batul belum sempurna. 16. Kulit tampak mengkilat dan licin (Adnyanti, 2011). E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG 1. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia 8 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl 2. Pemantauan gas darah arteri Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 – 70 mmHg dan kadar PaCO2 35 – 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 – 94 %. 3. Kimia darah sesuai kebutuhan a. Hb (Hemoglobin) Hb darah lengkap bayi 1 – 3 hari adalah 14,5 – 22,5 gr/dl b. Ht (Hematokrit) Ht normal berkisar 45% - 53% c. LED darah lengkap untuk anak – anak Menurut : Westerfreen : 0 – 10 mm/jam Wintrobe : 0 – 13 mm/jam d. Leukosit (SDP) Normalnya 10.000/ mm³. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi dari 6.000 – 225.000/ mm³. e. Trombosit Rentang normalnya antara 60.000 – 100.000/ mm³. f. Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu) Adalah 14 – 27 mEq/ L g. Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 – 3 hari) Adalah 4,0 – 6,6 juta/mm³. h. MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM i. MCH darah lengkap : 31 – 37 pg/ sel j. MCV darah lengkap : 95 – 121 µm³ 9 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
k. Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 – 7,5 4. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan 5. Penyimpangan darah tali pusat
F. KOMPLIKASI 1. Sindrom aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distres respirasi, penyakit membran hialin. 2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu. 3. Hiperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan ventrikel otak. 4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah. 5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC). 6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal (Adnyanti, 2011). G. PENATALAKSANAAN/PENGOBATAN 1. Perawatan di Rumah Sakit Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi sertamencegah kekurangan vitamin dan zat besi. a. Pengaturan suhu Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bai yrang relative lebih luas bila dibandingkan 10 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
dengan berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan kekurangan lemak coklat (brown flat). Untuk mencegah hipotermia perlu diusahakan lingkunagn yang cukup hangat untuk bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh bayi tetap normal. Bila bayi di rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah 35 ˚C dan untuk bayi dengan berat badan 2 – 2,5 kg adalah 34 ˚C agar ia dapta mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 ˚C. Kelembapan incubator berkisar antara 50% - 60%. Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan pada bayi dengan sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator dapat diturunkan 1˚C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara berangsur – angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat tidur bayi dengan suhu lingkungan 27˚C - 29˚C. Bila incubator tidak ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan meletakkan botol – botol hangat disekitarnya atau dengan memasang lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36˚C - 37˚C adalah dengan memakai alat “perspexheat shield” yang diselimutkan pada bayi dalam incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan panas karena radiasi. Akhir – akhir ini telah mulai digunakan incubator yang dilengkapi dengan alat temperature sensor (thermistor probe). Alat ini ditempelkan di kulit bayi. Suhu incubator dikontrol oleh alat servomechanism. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat dipertahankan 11 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat bermanfaat untuk bayi dengan lahir yang rendah. Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin untuk pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna kulit, pernafasan, kejang dan sebagainya sehingga penyakit yang diderita dapat dikenal sedini – dininya dan tindakan serta pengobatan dapat dilaksanakan secepatnya. b. Pemberian ASI pada bayi premature Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik yang dapat diberikan oleh ibu pada bayinya, juga untuk bayi premature. Komposisi ASI yang dihasilkan ibu yang melahirkan premature berbeda dengan komposisi ASI yang dihasilkan oleh ibu yang melahirkan cukup bulan dan perbedaan ini berlangsung selama kurang lebih 4 minggu. Jadi apabila bayi lahir sangant premature (<30). Sering kali terjadi kegagalan menyusui pada ibu yang melahirkan premature. Hal ini disebabkan oleh karena ibu stres, ada perasaan bersalah, kurang percaya diri, tidak tahu memerah ASI pada bayi prematur refleks hisap dan menelan belum ada atau kurang, energi untuk menghisap kurang, volume gaster kurang, sering terjadi refluks, peristaltik lambat. Agar ibu yang melahirkan prematur dapat berhasil memberikan ASI perlu dukungan dari keluarga dan petugas, diajarkan cara memeras ASI dan menyimpan ASI perah dan cara memberikan ASI 12 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
perah kepada bayi prematur dengan sendok, pipet ataupun pipa lambung. 1) Bayi prematur dengan berat lahir >1800 gram (> 34 minggu gestasi) dapat langsung disusukan kepada ibu. Mungkin untuk hari – hari pertama kalau ASI belum mencukupi dapat diberikan ASI donor dengan sendok / cangkir 8 – 10 kali sehari. 2) Bayi prematur dengan berat lahir 1500- 1800 gram (32 – 34 minggu), refleks hisap belum baik, tetapi refleks menelan sudah ada, diberikan ASI perah dengan sendok / cangkir, 10 – 12 kali sehari. Bayi prematur dengan berat lahir 1250 – 1500 gram (30 – 31 minggu), refleks hisap dan menelan belum ada, perlu diberikan ASI perah melalui pipa orogastrik 12X sehari. c. Makanan bayi Pada bayi prematur, reflek hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 3 – 5 gram/ hari dan tinggi kalori (110 kal/ kg/ hari), agar berat badan bertambah sebaik – baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Sebelum pemberian minum pertama harus dilakukan penghisapan cairan lambung. Hal ini perlu untuk mengetahui ada tidaknya atresia esophagus dan mencegah muntah. Penghisapan cairan lambung juga 13 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
dilakukan setiap sebelum pemberian minum berikutnya. Pada umumnya bayi denagn berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu pada ibunya. Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram kurang mampu menghisap air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari – hari pertama, maka bayi diberi minum melalui sonde lambung (orogastrik intubation). Jumlah cairan yang diberikan untuk pertama kali adalah 1 – 5 ml/jam dan jumlahnya dapat ditambah sedikit demi sedikit setiap 12 jam. Banyaknya cairan yang diberikan adalah 60mg/kg/hari dan setiap hari dinaikkan sampai 200mg/kg/hari pada akhir minggu kedua. d. Mencegah infeksi Bayi prematur mudah sekali terserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi kurang, relatif belum sanggup membentuk antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pencegahan yang dimulai pada masa perinatal memperbaiki keadaan sosial ekonomi, program pendidikan (nutrisi, kebersihan dan kesehatan, keluarga berencana, perawatan antenatal dan post natal), screening (TORCH, Hepatitis, AIDS), vaksinasi tetanus serta tempat kelahiran dan perawatan yang terjamin kebersihannya. Tindakan aseptik antiseptik harus selalu digalakkan, baik dirawat gabung maupun dibangsal neonatus. Infeksi yang sering terjadi adalah infeksi
14 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
silang melalui para dokter, perawat, bidan, dan petugas lain yang berhubungan dengan bayi. Untuk mencegah itu maka perlu dilakukan: 1) Diadakan pemisahan antara bayi yang terkena infeksi dengan bayi yang tidak terkena infeksi 2) Mencuci tangan setiap kali sebelum dan sesudah memegang bayi 3) Membersihkan temapat tidur bayi segera setelah tidak dipakai lagi (paling lama seorang bayi memakai tempat tidur selama 1 minggu untuk kemudian dibersihkan dengan cairan antisptik) 4) Membersihkan ruangan pada waktu – waktu tertentu 5) Setiap bayi memiliki peralatan sendiri 6) Setiap petugas di bangsal bayi harus menggunakan pakaian yang telah disediakan 7) Petugas yang mempunyai penyakit menular dilarang merawat bayi 8) Kulit dan tali pusat bayi harus dibersihkan sebaik – baiknya 9) Para pengunjung hanya boleh melihat bayi dari belakang kaca e. Minum cukup Selama dirawat, pihak rumah sakit harus memastikan bayi mengkonsumsi susu sesuai kebutuhan tubuhnya. Selama belum bisa menghisap denagn benar, minum susu dilakukan dengan menggunakan pipet. f. Memberikan sentuhan Ibu sangat disarankan untuk terus memberikan sentuhan pada bayinya. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu menurut 15 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
penelitian menunjukkan kenaikan berat badan yang lebih cepat daripada jika si bayi jarang disentuh. g. Membantu beradaptasi Bila memang tidak ada komplikasi, perawatan di RS bertujuan membantu bayi beradaptasi dengan limgkungan barunya. Setelah suhunya stabil dan dipastikan tidak ada infeksi, bayi biasanya sudah boleh dibawa pulang. Namunada juga sejmlah RS yang menggunakan patokan berat badan. Misalnya bayi baru boleh pulang kalau beratnya mencapai 2kg kendati sebenarnya berat badan tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatan bayi secara umum (Adnyanti, 2011). 2. Perawatan di rumah a. Minum susu Bayi prematur membutuhkan susu yang berprotein tinggi. Namun dengan kuasa Tuhan, ibu – ibu hamil yang melahirkan bayi prematur dengan sendirinya akan memproduksi ASI yang proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Sehingga diusahakan untuk selalu memberikan ASI eksklusif, karena zat gizi yang terkandung didalamnya belum ada
yang
menandinginya
dan
ASI
dapat
mempercepat
pertumbuhan berat anak. b. Jaga suhu tubuhnya Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan 16 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati kamar yang tidak terlalu panas ataupun dingin. c. Pastikan semuanya bersih Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya orang tua harus berhati – hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan terserang
infeksi.
Maka
sebaiknya
cuci
tangan
sebelum
memberikan susu, memperhatikan kebersihan kamar. d. BAB dan BAK BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera membawanya ke dokter. e. Berikan stimulus yang sesuai Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat, mengajak bermain, menimang, menggendong, menunjukkan perbedaan warna gelap dan terang, gambar – gambar dan mainan berwarna cerah (Tanto, 2014).
17 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
H. PENGATURAN SUHU 1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas / BBLR a. Bayi prematuritas akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik. Metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bayi prematur dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu yang sesuai dengan berat badan bayi. Berat badan di bawah 2000 gram 35oC, berat badan 2000-2500 gram 34oC. Suhu inkubator diturunkan 1oC setiap minggu sampai dapat ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar
21-27oC,
kelembaban
inkubator
sekitar
50-60%,
penanganannya baru lahir langsung keringkan dengan handuk hangat, beri lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm dari bayi dapat dengan dilakukan dengan cara kontak kulit ke kulit. b. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya diletakkan botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya diperhatikan. Pusat pengaturan suhu di hypothalamus belum berkembang, walaupun sudah aktif. Kelenjar keringat belum berfungsi normal, mudah kehilangan panas tubuh (perbandingan luas permukaan dan berat badan lebih besar, tipisnya lemak subkutan, kulit lebih permeable terhadap air), sehingga neonatus sulit mengatur suhu tubuh dan sangat terpengaruh oleh suhu lingkungan (bersifat poikilotermik). Produksi panas mengandalkan pada proses non-shivering thermogenesis yang dihasilkan oleh jaringan lemak 18 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
coklat yang terletak diantara scapula, axila, mediastinum dan sekitar ginjal. Hipoksia mencegah produksi panas dari lemak coklat (Morgan HAH,1993) Hipotermia dapat terjadi akibat dehidrasi, suhu sekitar yang panas, selimut atau kain penutup yang tebal dan pemberian obat penahan keringat (misal: atropin, skopolamin). Adapun hipotermia bisa disebabkan oleh suhu lingkungan yang rendah, permukaan tubuh terbuka, pemberian cairan infuse/ tranfusi darah dingin, irigasi oleh cairan dingin, pengaruh obat anestesi umum (yang menekan pusat regulasi suhu) maupun obat vasodilator. Temperature lingkungan yang direkomendasikan untuk neonatus adalah 270C. Paparan dibawah suhu ini akan mengandung resiko diantaranya: cadangan energi protein akan berkurang, adanya pengeluaran katekolamin yang dapat menyebabkan terjadinya kenaikan tahanan vaskuler paru dan perifer, lebih jauh lagi dapat menyebabkan lethargi, shunting kanan ke kiri, hipoksia dan asidosis metabolic. Untuk mencegah hipotermia bias ditempuh dengan : memantau suhu tubuh, mengusahakan suhu kamar optimal atau pemakaian selimut hangat, lampu penghangat, incubator, cairan intra vena hangat, begitu pula gas anestesi, cairan irigasi maupun cairan antiseptic yang digunakan yang hangat. 2. Termoregulasi Pada Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah 1) Peranan Hipotalamus Suhu tubuh hampir seluruhnya diatur oleh mekanisme persarafan, dan hampir semua mekanisme ini terjadi melalui pusat pengaturan suhu yang terletak pada hipotalamus Pada bayi baru lahir pusat pengatur suhu tubuhnya belum berfungsi dengan sempurna, sehingga mudah terjadi penurunan suhu tubuh, terutama karena lingkungan yang dingin.
19 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
2) Pengatur panas Pengatur panas atau temperatur regulasi terpelihara karena adanya keseimbangan antara panas yang hilang melalui lingkungan, dan produksi panas. Kedua proses ini aktifitasnya diatur oleh susunan saraf pusat yaitu hipotalamus. Pada saat kelahiran, bayi mengalami perubahan dari lingkungan intra uterin yang hangat ke lingkungan ekstra uterin ynag relatif lebih dingin. Hal tersebut menyebabkan penurunan suhu tubuh 2o-3oC, terutama hilangnya panas karena evaporasi atau penguapan cairan ketuban pada kulit bayi yang tidak segera dikeringkan. Kondisi tersebut akan memacu tubuh menjadi dingin yang akan menyebabkan respon metabolisme dan produksi panas.Pengaturan panas pada bayi baru lahir berhubungan dengan metabolisme dan penggunaan oksigen. Bayi cukup bulan dalam keadaan tanpa pakaian dapat bertahan pada suhu lingkungan sekitar 32-34oC. Sedangkan batas pada orang dewasa 2628oC. Oleh karena itu bayi baru lahir normal memerlukan suhu lingkungan yang lebih hangat dan suhu lingkungan tersebut harus dipelihara dengan baik. Pada bayi baru lahir lemak subkutannya lebih sedikit dan epidermis lebih tipis dibandingkan pada orang dewasa. Pembuluh darah pada bayi sangat mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan dan semua ini dibawah pengaruh hipotalamus sebagai pusat pengatur suhu. Kelenturan pada tubuh bayi menurun pada daerah permukaan sehingga akan mempercepat hilangnya panas. Hal tersebut dipengaruhi panjang badan bayi, perbandingan permukaan utbuh dengan berat badan dari usia bayi, yang semua ini dapat mempengaruhi batas suhu normal. Pada bayi dengan berat badan lahir rendah(BBLR) jaringanadiposa sedikit dan kelenturan menurun sehingga memerlukan suhu lingkungan yang lebih panas untuk mencapai suhu yang normal. Jika suhu lingkungan turun dibawah suhu yang rendah, bayi akan merespon dengan meningkatkan oksigen danmemperbesar metabolisme 20 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
sehingga akan meningkatkan produksi panas.Bila bayi berada ditempat terbuka dengan lingkugan yang dingin dapat menyebabkan habisnya cadangan glikogen dan menyebabkan asidosis. 3) Produksi Panas Atau Thermogenesis Ditempat yang terbuka dan lingkungan yang dingin bayi baru lahir memerlukan penambahan panas.Bayi mempunyai mekanisme fisiologi untuk meningkatkan produksi panas dipengaruhi oleh karena : Meningkatnya Metabolisme Rate, Aktifitas otot dan Thermogenesis Kimiawi : a. Basal Metabolisme Rate Basal metabolisme rate adalah jumlah energi yang digunakan tubuh selama istirahat mutlak dan keadaan sadar.Pada bayi baru lahir, gerakan tubuh, menggigil merupakan mekanisme penting untuk memproduksi panas. Gerakan menggigil terjadi ketika reseptor kulit menurun pada suhu lingkungan yang dingin, dan kondisi tersebut akan diteruskan kesusunan saraf pusat yang akan menstimuli sistem saraf simpatis untuk menggunakan cadangan lemak coklat, yang merupakan sumber panas yang utama untuk mengatasi stres dingin. Pelepasan norephineprin oleh kelenjar adrenal dan saraf lokal berakhir pada lemak coklat yang menyebabkan trigliserid dapat dimetabolisme menjadi gliserol dan fatty acid (asam lemak). Oksidasi asam lemak ini meningkatkan produksi panas. Jika suplai lemak coklat habis maka respon metabolisme terhadap keadaan dingin akan berkurang. Oksidasi asam lemak pada bayi tergantung dari tersedianya oksigen, glukosa, Adenosin Tri Phospat (ATP) dan kemampuan bayi untuk
mengubah
menjadi
panas.Kemampuan
bayi
untuk
menghasilkan oanas dapat berubah pada keadaan patologis seperti hipoksia, asidosis, dan hipoglikemi.
21 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
b. Aktifitas otot Menggigil adalah bentuk dari aktifitas otot yang disebabkan karena suhu yang dingin. Produksi panas terjadi melalui peningkatan metabolisme rate dan aktifitas otot. Jika bayi tidak menggigil berarti metabolisme rate pada bayi sudah cukup. c. Thermogenesis Kimiawi Disebabkan karena pelepasan norephineprin dan ephineprin oleh rangsang saraf simpatis. 4) Aliran Darah Ke Kulit Kecepatan aliran darah yang tinggi menyebabkan konduksi panas yang disalurkan dari inti tubuh ke kulit sangat efisien. Efek aliran darah kulit pada konduksi panas dari inti tubuh permukaan kulit menggambarkan peningktan konduksi panas hampir delapan kali lipat. Oleh karena itu “Kulit merupakan sistem pengatur radiator panas yang efektif “, dan aliran darah ke kulit adalah mekanisme penyebaran panas yang paling efektif dari inti tubuh ke kulit. Dengan meletakan bayi telungkup didada ibu akan terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi sehingga bayi akan memperoleh kehangatan karena ibu merupakan sumber panas yang baik bagi bayi. 5) Respon Bayi Terhadap Hipotermi Pada saat suhu kulit mulai turun, thermoreseptor menyebarkan impuls kesusunan saraf pusat, distimulir sistem saraf simpatis, norephineprin dilepaskan oleh kelenjar adrenal dan saraf setempat yang berakhir dengan lemak coklat dimetabolisme untuk memproduksi panas.
I. BALLAC SKORT Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan kriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan beristirahat, sehingga lebih dapat diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian menurut Ballard adalah dengan menggabungkan 22 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria pemeriksaan neuromuskuler
maturitas dan
fisik.
maturitas
Jumlah fisik
skor
pemeriksaan
digabungkan,
kemudian
maturitas dengan
menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasinya. a. Maturitas Fisik
1. Kulit Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan dengan hilangnya lapisan pelindung secara bertahap. Oleh karena itu, kulit akan mengering dan menjadi kusut dan mungkin akan 23 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
timbul ruam.Pada jangka panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam cairan ketuban. Hal ini dapat menambahkan efek untuk mempercepat proses pengeringan, menyebabkan kulit mengelupas, menjadi retak seperti dehidrasi, kemudian menjadi kasar. 2.
Lanugo Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Pada orang dewasa, kulit tidak memiliki lanugo. Hal ini mulai muncul di sekitar minggu 24 sampai 25 dan biasanya muncul terutama di bahu dan punggung atas, pada minggu 28 kehamilan. Penipisan terjadi pertama di atas punggung bawah, karena posisi janin yang tertekuk. Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar pada daerah lumbo-sakral. Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo pada usia kehamilan tertentu mungkin disebabkan sebagian ciri-ciri keluarga atau ras, pengaruh hormonal, metabolisme, dan gizi tertentu. Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes khas memiliki lanugo berlimpah di pinnae mereka dan punggung atas sampai mendekati atau melampaui usia kehamilan. Untuk tujuan penilaian, pemeriksa memilih yang paling dekat menggambarkan jumlah relatif lanugo pada daerah atas dan bawah dari punggung bayi. J.
24 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
3.
Garis Telapak Kaki Bagian ini berhubungan dengan lipatan di telapak kaki. Penampilan pertama dari lipatan muncul di telapak anterior kaki. ini mungkin berhubungan dengan fleksi kaki di rahim, tetapi bisa juga karena dehidrasi kulit. Bayi non-kulit putih telah dilaporkan memiliki lipatan kaki sedikit pada saat lahir. Tidak ada penjelasan yang dikenal untuk ini. Di sisi lain dilaporkan, percepatan perkembangan neuromuskuler pada bayi kulit hitam biasanya mengkompensasi ini, mengakibatkan efek lipatan kaki tertunda. Oleh karena itu, biasanya tidak ada berdasarkan diatas atau di bawah perkiraan usia kehamilan karena ras ketika total skor dilakukan. Bayi sangat prematur dan sangat tidak dewasa tidak memiliki lipatan kaki. Untuk lebih membantu menentukan usia kehamilan, mengukur panjang kaki atau jarak jari dan tumit. Hal ini dilakukan dengan menempatkan kaki bayi pada pita pengukur metrik dan mencatat jarak dari belakang tumit ke ujung jari kaki yang besar. Untuk jarak kurang dari 40 mm, skor (-2) ; antara 40 dan 50 mm, skor (-1).
4. Payudara Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk tumbuh dengan estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi janin. pemeriksa catatan ukuran areola dan ada atau tidak 25 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
adanya stippling (perkembangan papila dari Montgomery). Palpasi jaringan payudara di bawah kulit dengan memegangnya dengan ibu jari dan telunjuk, memperkirakan diameter dalam milimeter, dan memilih yang sesuai pada lembar skor. Kurang dan lebih gizi janin dapat mempengaruhi variasi ukuran payudara pada usia kehamilan tertentu. Efek estrogen ibu dapat menghasilkan ginekomastia neonatus pada hari keempat kehidupan ekstrauterin. 5. Mata / Telinga Perubahan pinna dari telinga janin dapat dijadikan penilaian konfigurasi dan peningkatan konten tulang rawan sebagai kemajuan pematangan. Penilaian meliputi palpasi untuk ketebalan tulang rawan, kemudian melipat pinna maju ke arah wajah dan melepaskannya. Pemeriksa mencatat kecepatan pinna dilipat dan kembali menjauh dari wajah ketika dilepas, kemudian memilih yang paling dekat menggambarkan tingkat perkembangancartilago. Pada bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika dilepas. Pada bayi tersebut, pemeriksa mencatat keadaan pembukaan kelopak mata sebagai indikator tambahan pematangan janin. Pemeriksa meletakan ibu jari dan telunjuk pada kelopak atas dan bawah, dengan lembut memisahkannya. Bayi yang sangat belum dewasa akan memiliki kelopak mata menyatu erat, yaitu, pemeriksa tidak akan dapat memisahkan fisura palpebra walaupun dengan traksi lembut. Bayi sedikit lebih dewasa akan memiliki satu atau kedua kelopak mata menyatu tetapi satu atau 26 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
keduanya akan sebagian dipisahkan oleh traksi ujung jari pemeriksa. Temuan ini akan memungkinkan pemeriksa untuk memilih pada lembar skor (-2) untuk sedikit menyatu, atau (-1) untuk longgar atau kelopak mata sebagian menyatu. Pemeriksa tidak perlu heran menemukan variasi yang luas dalam status fusi kelopak mata pada individu pada usia kehamilan tertentu, karena nilai kelopak mata un-fusi dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor yang terkait dengan stres intrauterin dan humoral tertentu. K. L.
7. Genitalia Pria Testis janin mulai turun dari rongga peritoneum ke dalam kantong skrotum pada sekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri mendahului testis kanan yang biasanya baru memasuki skrotum pada minggu ke-32. Pada saat testis turun, kulit skrotum mengental dan membentuk rugae lebih banyak. Testis ditemukan di dalam zona rugated dianggap turun.
8.
Genitalia Wanita Untuk memeriksa bayi perempuan, pinggul harus dinaikan sedikit, sekitar 45 ° dari horizontal dengan bayi berbaring telentang. hal ini menyebabkan klitoris dan labia minora menonjol. Dalam prematuritas ekstrim, labia dan 27
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
klitoris yang datar sangat menonjol dan mungkin menyerupai kelamin laki-laki. Pematangan berlangsung jika ditemukan klitoris kurang menonjol dan labia minora menjadi lebih menonjol. Lama-kelamaan, baik klitoris dan labia minora surut dan akhirnya diselimuti oleh labia majora yang makin besar. Labia mayora mengandung lemak dan ukuran mereka dipengaruhi oleh nutrisi intrauterin. Gizi lebih dapat menyebabkan labia majora besar di awal kehamilan, sedangkan gizi kurang seperti pada retardasi
pertumbuhan
intrauterin
atau
pasca-jatuh
tempo,
dapat
mengakibatkan labia majora kecil dengan klitoris dan labia minora relatif menonjol. Temuan ini harus dilaporkan seperti yang diamati, karena skor yang lebih rendah pada item ini atau pertumbuhan janin terhambat dapat diimbangi dengan skor lebih tinggi pada item neuro-muscular tertentu. M. N.
b. Maturitas Neuromuskuler
28 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
Penjelasan : 1. Postur Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan ketahanan untuk meregangkan kelompok otot. Saat pematangan berlangsung, gerak otot meningkat secara bertahap mulai dari fleksor pasif yang berlangsung dalam arah sentripetal, dengan ekstremitas bawah sedikit di depan ekstremitas atas. Untuk mendapatkan item postur, bayi ditempatkan terlentang dan pemeriksa menunggu sampai bayi mengendap dalam posisi santai atau disukai. Jika bayi ditemukan telentang santai, manipulasi lembut dari ekstremitas akan memungkinkan bayi untuk mencari posisi dasar kenyamanan. bentuk yang paling dekat menggambarkan postur yang disukai bayi. 4. Jendela pergelangan tangan Fleksibilitas
pergelangan
dan/atau
resistensi
terhadap
peregangan ekstensor bertanggung jawab untuk sudut yang dihasilkan dari fleksi
pada
pergelangan
tangan.
Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berikan tekanan lembut pada dorsum tangan, dekat jari-jari. Sudut yang dihasilkan antara telapak tangan dan lengan bawah bayi diperkirakan; > 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °, dan 0 °.
29 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
5.
Gerakan lengan membalik Manuver ini berfokus pada gerakan fleksor pasif otot bisep dimana akan diukur sudut dari ekstremitas atas. Dengan bayi berbaring telentang, pemeriksa menempatkan satu tangan di bawah siku bayi. Kemudian, ambil tangan bayi dan pemeriksa membuat lengan bayi dalm posisi fleksi, sesaat kemudian lepaskan. Sudut mundur lengan saat kembali dicatat, dan dipilih pada lembar skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan menunjukkan pengembalian lengan.
O.
6. Sudut popliteal Manuver ini menilai pematangan gerakan fleksor pasif sendi lutut dengan pengujian untuk ketahanan terhadap perpanjangan ekstremitas bawah. Dengan posisi bayi berbaring telentang, kemudian paha ditempatkan lembut pada perut bayi dengan lutut tertekuk penuh. Setelah bayi telah rileks dalam posisi ini, pemeriksa menggenggam kaki dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan tangan lainnya. Jangan berikan tekanan pada paha belakang. Kaki diperpanjang sampai resistensi pasti untuk ekstensi. Pada beberapa bayi, kontraksi hamstring dapat digambarkan selama manuver ini. Pada titik ini terbentuk pada sudut lutut oleh atas dan kaki bagian bawah diukur. Catatan: a) Hal ini penting bahwa pemeriksa menunggu sampai bayi berhenti menendang aktif sebelum memperpanjang kaki. b) Posisi terang akan 30 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
mengganggu kehamilan sungsang dengan ini manuver untuk 24 sampai 48 jam pertama usia karena kelelahan berkepanjangan fleksor intrauterin. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi; bergantian, skor yang sama dengan yang diperoleh untuk item lain dalam ujian dapat diberikan.
7.
Scarf Sign (Tanda selendang) Manuver ini dilakukan dengan mengukur gerakan pasif fleksor bahu. Bayi dalam posisi berbaring terlentang, pemeriksa menyesuaikan kepala bayi untuk garis tengah dan meletakan tangan bayi di dada bagian atas dengan satu tangan. Ibu jari tangan lain pemeriksa ditempatkan pada siku bayi. Pemeriksa kemudian mendorong siku ke arah dada. Titik pada dada saat siku bergerak dengan mudah sebelum resistensi yang signifikan, dicatat. Batasnya adalah: leher (-1); aksila kontralateral (0); papila mamae kontralateral (1); prosesus xyphoid (2); papila mamae ipsilateral (3), dan aksila ipsilateral (4).
31 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
8. Tumit ke Telinga Manuver ini mengukur gerakan fleksor pasif panggul dengan tes fleksi pasif atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi
ditempatkan
terlentang
dan
tekuk
ekstremitas
bawahnya.
Pemeriksa mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu telapak tangan. Sisi lain digunakan untuk menangkap kaki bayi dan tarik ke
arah
telinga
ipsilateral.
Pemeriksa mencatat ketahanan terhadap perpanjangan fleksor panggul posterior dan lokasi dari tumit saat resistensi yang signifikan. Batasnya adalah: telinga (-1); hidung (0); dagu (1); papila mamae (2); daerah pusar (3), dan lipatan femoral (4). P. Q.
b. Hasil Pemeriksaan Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan masa gestasinya. SKOR -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
MINGGU 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44
32 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
BAB II KONSEP DASAR KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Biodata
Umur kurang dari 16 tahun atau diatas 35 tahun.
Pekerjaan dan penghasilan sering kali dapat menggambarkan status sosial ekonomi terutama dalam kecukupan gizi saat hamil yang kurang.
2. Riwayat Penyakit Sekarang Pada kelahiran premature dirasakan bayi lahir berat badan kurang dari 2500 gram sesuai umur kehamilan. Sedangkan pada dismatur berat bayi lahir kurang dari 2500 gram tetapi tidak sesuai umur kehamilan. Pada ANC adanya riwayat perdarahan antepartum, pre eklampsia dan eklampsia, jarak kehamilan dan bersalin terlalu dekat, adanya gangguan pembuluh darah, gangguan insersi tali pusat, kelainan bentuk plasenta, kahamilan ganda, hamil dengan hidramnion. 3. Riwayat Penyakit Sebelumnya Adanya penyakit menahun pada ibu, hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah, penyakit paru dan penyakit gula, infeksi dalam rahim. 4. Riwayat Obstetric Riwayat menstruasi : ingat hari pertama menstruasi terakhir, denyut jantung terdengar pada minggu ke 18 sampai 22.
33 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
5. Pola Aktivitas Sehari-hari Kaji apakah ibu merokok atau minum alkohol, sebab rokok dan alkohol merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya kelahiran dengan berat badan rendah. 6. Pemeriksaan Fisik
Nadi apical mungkin cepat atau tidak teratur dalam batas normal 120 sampai 160 x / menit.
Murmur jantung yang dapat didengar dapat menandakan daktus arteriasus paten (PDA).
Tekanan darah terlalu rendah atau tinggi.
Frekuensi denyut jantung rendah sering terjadi apnoe.
7. Pernapasan
Apgar skor mungkin rendah
Pernapasan mungkin dangkal, tidak teratur, pernapasan diafrgamatik, intermiten atau periodik 40-60 x / menit.
Mengorok, pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal atau substernal, atau berbagai derajat siarosis.
Adanya bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan sindrom distress pernapasan, (RDS) penyakit membran Hialin penyebab surfaktan dalam paru-paru tidak cukup.
34 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
8. Neurologis
Tangis lemah, suhu berfluktuasi dengan mudah, kulit kemerahan, tembus pandang, tonus atat lunak.
Bisa terjadi ROP (Retinopathy Of Prematurity) untuk mneghindari dapat diberikan oksigen tidak lebih dari 40 % / 2 lt / menit.
9. Pencernaan Destensi abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak laktosa, kerja dari sfingter kardio esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi aspirasi. 10. Imonologi Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkuran karena rendahnya kadar Ig gamma globulin, bayi premature relatif belum sanggup membentuk antibody dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan masih belum baik. B. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL Adapun diagnosa keperawatan antara lain:(PPNI:2016) 1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologi. 2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien. 3. Hipotermia berhubungan dengan malnutrisi, kekurangan lemak subkutan. 35 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
4. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan disfungsi intestinal. 5. Risiko
gangguan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
kekurangan/kelebihan volume cairan. 6. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan gangguan toleransi glukosa darah. 7. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh.
36 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
C. INTERVENSI KEPERAWATAN Rencana keperawatan menurut Docterman dan Bullechek, 2016 RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN N
DIAGNOSIS
O
KEPERAWATAN
LUARAN
RASIONAL KEPERAWATAN
1.
Pola efektif
nafas
tidak Pola nafas membaik
berhubungan
dengan
INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Pantau
tingkat
pernapasan, 1. Membantu
dalam
kedalaman, dan kemudahan
periode
bernafas.
normal dari serangan apnetik sejati,
imaturitas
perputaran
membedakan pernapasan
terutama sering terjadi pada gestasi
neurologi.
minggu ke-30.
2. Monitor Tekanan darah, nadi, 2. Memantau vital sign pasien suhu,
dan
respiration
rate
(pernafasan). 3. Perhatikan pola nafas pasien
3. Mengetahui jika terdapat tandatanda yang menyebabkan dispneu.
4. Tentukan
apakah
pasien 4. Studi menemukan bahwa ketika
37 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
dispneu
fisiologis
atau
penyebabnya
psikologis.
adalah
fisiologis
memiliki tanda gejala kecemasan dan kesemutan pada extremitas, sedangkan
bila
dipsneu
itu
psikologisl tanda gejalanya terkait, batuk, dahak, dan palpitasi. 5. Berikan terapi oksigenasi (Atur 5.
Perbaikan
kadar
oksigen
dan
peralatan oksigenasi, monitor
karbondioksida
aliran
meningkatkan fungsi pernapasan.
oksigen,
pertahankan
dapat
posisi pasien). 2.
Defisit berhubungan
nutrisi dengan
1. Kaji
maturitas
refleks
berkenaan dengan pemberian
1. Menentukan
metode
pemberian
makan yang tepat untuk bayi.
makan (misalnya : mengisap, ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien.
menelan, dan batuk) 2. Kaji
berat
badan
dengan
2. Mengidentifikasikan adanya resiko
menimbang berat badan setiap
derajat dan resiko terhadap pola
hari,
pertumbuhan. Bayi SGA dengan
kemudian
dokumentasikan pada grafik
kelebihan
cairan
ekstrasel
38 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
pertumbuhan bayi.
kemungkinan kehilangan 15% BB lahir. Bayi SGA mungkin telah mengalami penurunan berat badan dealam uterus atau mengalami penurunan
simpanan
lemak/glikogen. 3. Pantau
masukan
dan
3. Memberikan
informasi
pengeluaran. Hitung konsumsi
masukan
aktual
kalori dan elektrolit setiap hari
hubungannya
dengan
tentang dalam perkiraan
kebutuhan untuk digunakan dalam penyesuaian diet. 4. Kaji
kulit
apakah
kering,
turgor kulit dan perubahan
4. untuk mengetahui adanya tandatanda dehidrasi.
pigmentasi. 5. Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral
5. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
(sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi).
39 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
3.
Hipotermia berhubungan
Hipotermia dengan membaik
1. Observasi suhu tubuh pada 1.Hipotermi membuat bayi cenderung awal pengahangatan tiap 15
pada stress dingin, penghangatan
menit.
terlalu
malnutrisi, kekurangan
cepat
akan
menyebabkan
apnea.
lemak subkutan.
2. Tempatkan
bayi
pada 2.Mempertahankan
penghangat (inkubator).
termonetral,
lingkungan
membantu
mencegah
stress dingin.
3. Ganti
pakaian
atau
linen 3.Menurunkan
tempat tidur bila basah. 4. Kurangi aliran
pemajanan udara,
kehilangan
panas
melalui evaporasi. pada 4.Menurunkan kehilangan panas karena
hindari
pembukaan jendela inkubator
konveksi atau konduksi membatasi kehilangan panas melalui radiasi.
yang tidak semestinya.
4.
Risiko
Risiko
ketidakseimbangan
ketidakseimbangan
1. Observasi tekanan darah dan 1.Kehilangan 25 % volume darah tekanan arterial merata.
mangakibatkan syok.
2. Timbang berat badan setap 2. Berat badan adalah indikator paling
40 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
cairan dengan
berhubungan cairan menurun
hari dalam waktu yang sama.
sensitif dari keseimbangan cairan, penurunan berat badan tidak boleh
disfungsi
melebihi 15 % dari berat badan total. intestinal.
3. Balance cairan tiap pergantian 3. Haluran harus 1-3 cc / kg / jam, dinas.
sementara keutuhan terapi cairan kira-kira 80-100 cc /kg / hari pada hari pertama dan meningkat 120-140 cc/ kg/ hari pada hari ketiga.
4. Meminimalkan
kehilangan 4. Bayi
praterm
kehilangan
cairan
cairan yang tidak kasatmata
dalam jumlah besar melalui kulit,
melalui penggunaan pakaian,
karena pembuluh darah dekat dengan
suhu
permukaan dan kadar lapisan lemak
termonetral,
mengahangatkan
atau
berkurang atau tidak ada.
melembabkan oksigen. 5. Evaluasi
turgor
kulit, 5. Cadangan cairan dibatasi pada bayi
membran mukosa, keadaan
praterm, kehilangan cairan yang
fontanel anterior.
minimal
dapat
dengan
cepat
menimbulkan dehidrasi.
41 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
6. Berikan
infuse
panenteral 6. Penggantian
cairan
menambah
dalam jumlah lebih besar dari
volume
180 cc/ kg, khususnya pada
mengembalikan
PDA,
desplasia
berkenaan dengan hipoksia acidosis
bronkopulmenal (BPD) atau
dan pirau ke kanan ke kiri melalui
enterokolitis
PDA
nekrotisan
(NEC).
darah,
dan
membantu vasokonstriksi
membantu
dalam
penurunan komplikasi NEC dan BPD.
5.
Risiko
gangguan Risiko
integritas
gangguan 1. Observasi kulit, perhatikan 1. Mengidentifikasi
kulit intagritas
kulit
area kemerahan atau tekanan.
area
potensial
derma yang dapat mengakibatkan sepsis.
berhubungan
dengan menurun
kekurangan/kelebihan volume cairan.
2. Berikan
perawatan
mulut 2. Membantu
mencegah
kekeringan
dengan menggunakan salin
dan pecah pada bibir berkenaan
atau gliserin soap. Berikan
dengan tidak adanya masukan oral
jelly petroleum pada bibir.
atau efek kering dari terapi oksigen.
3. Minimalkan
penggunaan 3. Melepaskan
plester untuk mengamankan
melepaskan
plester lapisan
dapat epidermal,
karena kohesi antara plester dan
42 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
selang, elektroda dan jalur IV.
korneum stratum lebih baik daripada antara dermis dan epidermis. 4. Meningkatkan
4. Berikan salep antibiotic pada daerah yang pecah.
pemulihan
pecah-
pecah dan iritasi berkenaan dengan pemberian oksigen dapat membantu mencegah infeksi.
6.
Ketidakstabilan kadar Ketidakstabilan glukosa
darah glukosa
berhubungan gangguan
1. Monitor vital sign
1. Untuk mengetahui keadaan umum
darah
dengan membaik toleransi
glukosa darah.
pasien. 2. Monitor : kadar glukosa, pucat, 2. Untuk mengetahui kadar glukosa keringat
dingin,
kulit
yang
dalam darah.
lembab 3. Lakukan pemberian susu manis 3. Untuk meningkatkan kadar glukosa peroral 20 cc X 12
dalam darah.
4. Lakukan kolaborasi pemberian 4. Untuk menigkatkan kadar glukosa Dex 15 % IV
dalam darah secara cepat.
43 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
7.
Risiko
infeksi Risiko
berhubungan
dengan menurun
infeksi 1. Identifikasi
pertahanan tubuh.
terhadap 1.Bermanfaat
tanda infeksi (ketidakstabilan suhu,
ketidakadekuatan
bayi
hipotermia
dalam
mendiagnosa
infeksi.
atau
hipertermi). 2. Lakukan cici tangan pada 2.Mencuci tangan adalah praktek yang orang tua, staf, dan tenaga
paling
kesehatan
kontaminasi silang serta mengontrol
lain,
gunakan
antiseptic dalam membantu
penting
untuk
mencegah
infeksi dalam ruang perawatan.
prosedur invansif. 3. Berikan jalan yang adekuat 3. Memberikan jarak 4-6 x dengan antara bayi, gunakan ruangan
bayi,
membantu
mencegah
isolasi terpisah dan tekhnik
penyebaran droplet infection melalui
isolasi sesuai indikasi.
udara.
4. Berikan ASI untuk pemberian 4. ASI mengandung IgA, makrofak, makan bila tersedia.
limfosit
dan
netrofil
yang
memberikan beberapa perlindungan dari infeksi. 5. Berikan antibiotik intravena 5. Antibiotik spectrum luas meliputi
44 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
sesuai
dengan
sensitivitas.
laporan
ampisilin
dan
aminoglikosida
biasanya diindikasikan, menunggu hasil test kultur dan sensitivitas.
45 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
DAFTAR PUSTAKA Adnyanti, Niti. 2011. Laporan Pendahuluan Pada Bayi Premature. Bali http://niti-adnyani.blogspot.co.id/2011/09/laporan-pendahuluanpada-pasien-dengan 4945.html (diakses pada tanggal 13 Desember 2015). Docterman dan Bullechek. 2016. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 6, United States Of America: Lia, Dewi VN. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jogjakarta: Salemba Medika. Tanto, Chris. 2014. Kapita Selekta Kedokteran edisi IV. Jakarta : Media Aesculapius. Mansjoer Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Euculapcius UI. PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
46 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
47 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Anak
48 Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV Baharuddin, S.Kep (70900118033)