PRODI D.III KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG Kampus :Jl.Soekarno Hatta No.1 Bandar Lampung Telp/Fax : (0721) 703580 LAPORAN PENDAHULUAN PROMOSI KESEHATAN KELOMPOK PADA PASIEN POST PARTUM
NAMA MAHASISWA
: FIRDA NURAINI
TINGKAT/ SEMESTER/ KELAS
: II/ IV(EMPAT)/REGULER 1
TEMPAT PRAKTIK
A.
Latar Belakang
: Ruang osce Poltekes Tanjungkarang Jurusan Keperawatan
:
Di Provinsi Lampung, kasus kematian ibu tercatat 145 kasus/100 000 kelahiran hidup. Faktor penyebab kematian ibu di Lampung berturut-turut karena PEB (38%), perdarahan pasca salin (30%) dan infeksi (11%) (Profil Dinas Kesehatan Lampung, 2013). Salah satu upaya dalam menurunkan kasus kematian ibu yaitu melalui deteksi dini faktor risiko dan risiko tinggi pada ibu hamil melalui pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care) yang berkualitas serta memberikan penyuluhan pada wanita usia subur mengenai usia yang tidak berisiko tinggi pada masa kehamilan dan persalinan. Perdarahan post partum dapat disebabkan oleh faktor penyebab langsung dan penyebab tidak langsung atau faktor resiko. Hal – hal yang menyebabkan langsung Perdarahan Post Partum ialah : Atonia Uteri, Perlukaan jalan lahir, Terlepasnya sebagian plasenta dari uterus, Tertinggalnya sebagian dari placenta umpamanya kotiledon atau placenta suksenturiata. Sedang faktor resiko dari perdarahan post partum adalah usia, paritas, anemia dan jarak lahir (Sarwono Prawirohardjo, 2010). Menurut JNPK-KR (2008) penyebab perdarahan postpartum yaitu hipertensi, pre eklampsi, eklampsi, anemia berat, polihidramnion, grande multipara, dan persalinan lama. Penyebab kematian ibu di Indonesia menurut Manuaba (2008) adalah perdarahan 30,5%, infeksi 22,5%, gestosis 17,5% dan anesthesia 2,0%. Di Negara berkembang pre eklampsi dan eklampsi menyebabkan kematian ibu sebesar 50.000 jiwa pertahun (Champman, 2006) sedangkan menurut Saifuddin (2006) di negara berkembang sekitar 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan hal berkaitan dengan kehamilan, salah satu penyebabnya adalah pre eklampsi atau eklampsi. AKI karena pre eklampsi dan PENELITIAN Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN 1907 - 0357 [241] eklampsi dalam kepustakaan frekuensi dilaporkan berkisar antara 3-10%. Di Indonesia yaitu sekitar 9,8%-25,5% (Wiknjosastro, 2005). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmin Dina, dkk pada tahun 2013 yang meneliti Faktor Determinan Perdarahan Post Partum di RSUD Majenen Kab. Majene, Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur dari 35 tahun memiliki resiko 3,1 kali lebih besar dari pada ibu yang berumur 20 – 35 tahun (95% Cl: 1,3 – 7,5). Paritas < 1 atau paritas > 3 memiliki resiko 6.1 kali lebih besar dibandingkan dengan paritas 2-3 (95% Cl : 1,6 – 22,,6). Riwayat persalinan buruk memiliki resiko 3.1 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang tidak memiliki riwayat persalinan buruk (95% Cl : 1,6 – 22,6). Partus lama memiliki resiko 3.5 kali lebih besar dari pada ibu dengan partus normal terhadap kejadian perdarahan post partum (95% Cl : 1,5 – 8,3). Ibu dengan anemia memilik resiko 2.9 kali lebih besar terhadap kejadian perdarahan post partum (95 % Cl; 1,2 – 6,8), walaupun tidak signifikan. Disimpulkan bahwa umur, paritas,riwayat persalinan buruk, partus
lama merupakan faktor resiko terjadinya perdarahan post Partum. Berdasarkan hasil survey di Ruang Kebidanan RSUAM Tahun 2012 jumlah persalinan normal 2090 dan 213 kasus Ibu dengan Perdarahan Post Partum. Tahun 2013 dari jumlah persalinan normal 2047 terdapat 237 kasus perdarahan post partum dan jumlah kematian ibu akibat perdarahan sejumlah 27 kasus. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian perdarahan post partum di RSUAM tahun 2013. Persalinan adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar rahim bayi baru lahir. Dengan faktor- faktor insensial persalinan, proses persalinan itu sendiri, kemauan persalinan, adaptasi ibu dan bayi, proses keperawatan baik pada wanita maupun pada keluarga (Alden, 2004). Post partum adalah waktu dimana proses penyembuhan dan perubahan,waktu sesudah melahirkan sampai sebelum hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (mitayani, 2009). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berahir ketika alat– alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpenium dimulai 2 jam setelah melahirkan plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari)setelah itu,dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini dsebut puerperium yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi puerperium berarti masa setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat–alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum sehingga pertolongan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi (Vivian, 2011).Diagnosa keperawatan yang muncul dalam kasus yaitu: Nyeri akut berhubungan dengan luka post partum. Nyeri akut adalah pengalaman sensor dan emosi yang tidak menyenangkan akbat adanya kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dengan awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampe berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan ( Wilkinson, 2012). karena nyeri merupakan diagnosa yang perlu segera ditangani karena dalam kasus tersebut merupakan pasien post partum yang perlu penanganan terkait dengan nyeri yang dialami setelah postpartum. Di dalam kasus obstetri nyeri merupakan maslah yang kompleks karena dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan pasien dan bisa mengganggu aktifitas pasien sehingga akan timbul rasa ketakutan untuk melakukan gerakan dan tindakan.Pada kasus ditemukan data–data yang menunjang penegakkan diagnosa tersebut, data diperoleh pada saat pengkajian hari pertam post partum. Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan postpartum dengan nyeri seperti ditusuk pada daerah jahitan dengan skala nyeri 7, nyeri dirasakan saat darah keluar atau bergerak, nyeri hilang saat darah tidak keluar dan tidak banyak bergerak. Sehingga saya mengangkat kasus ini untuk diadakannya penyuluhan pada ibu post partum yang mengalami nyeri. B. Rencana Promosi Kesehatan : 1. Rumusan kebutuhan promosi kesehatan: Defisit pengetahuan tentang senam nifas b.d kurang terpapar informasi 2. Tujuan : a) Tujuan umum : ibu post partum dapat melakukan perenggangan otot secara mandiri (senam nifas) b) Tujuan khusus : - Ibu post partum bisa mengetahui pengertian senam nifas - Ibu post partum mengetahui tujuan dari senam nifas - Ibu post partum mengetahui manfaat,kontraindikasi dari senam nifas - Ibu post partum dapat mengetahui kerugian jika tidak melakukan senam nifas - Ibu post partum mengetahui gerakan senam nifas dan manfaatnya - Ibu post partum dapat melakukan secara mandiri perenggangan otot ibu post partum (senam nifas)
C. Rancanagan Kegiatan 1. Topik 2. Metode 3. Tempat 4. Waktu 5. Pengorganisasian - Pembimbing - Penyaji
: : Senam Nifas : Ceramah,Tanya jawab : Ruang osce poltekkes tanjungkarang jurusan keperawatan : 08.00 s.d selesai : : Titi Astuti, Sp.Mat : Firda Nuraini
D. Kriteria Evaluasi : A. Struktur : a) Ruang kondusif untuk kegiatan b) Peralatan yang memadai dan berfungsi c) Media dan materi tersedia dan memadai d) SDM memadai e) Laporan pendahuluan
: Ruang J poltekkes tjk : Leafleat : dalam bentuk lefleat dan lembar balik : sasaran dan panitia : Sudah dikonsulkan
B. Proses : a) Ketepatan waktu dalam pelaksanaan :08.00 WIB b) Klien berperan dan aktif dalam pelaksanaan :Bertanya dan merespon c) Penyampaian penyaji promosi kesehatan oleh penyaji :Tersalurkan d) Faktor pendukung dan penghambat kegiatan : alat media,audien yang komdusif,ruangan yang kodusif(faktor pendukung),faktor pengambat nya tidak ada C. Hasil : a) Penyaji dapat mengajukan pertanyaan secara langsung kepada klien tentang materi yang dijelaskan b) Klien dapat menjawab >60% dari pengetahuan c) Obserever melakukan evaluasi secara keseluruhan d) Moderator memandu jalanya penyuluhan dengan baik dan kondusif e) Penyaji dapat menguasai khalayak dan memberi penjelasan yang mudah dimengerti klien f) Audien ikut berperan aktif dalam berjalannya acara
E. Materi : I. Teknik peregangan otot pada ibu post partum A. Pengertian Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu menjalani masa nifas atau masa setelah melahirkan (Idamaryanti,2009). Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula (Ervinasby,2008).Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu (Alijahbana,2008). B. Tujuan senam nifas a. Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk semula). b. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi semula c. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas. d. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta otot pergerakan. e. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus otot pelvis, regangan otot tungkai bawah. f. Menghindaripembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah timbulnya varises C. Manfaat senam nifas a) Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk normal. b) Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan kehamilan. c) Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan. D. Syarat senam nifas Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan sebagai berikut: a) Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan. b) Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan di rumah sakit atau rumah bersalin, dan diulang terus di rumah E. Kerugian Bila Tidak Melakukan senam nifas a) Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan. b) Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan c) Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah) d) Timbul varises. F. Cara melakukan senam nifas a. Latihan senam nifas 1. Hari pertama, sikap tubih terlentang dan rileks, kemudian lakukan pernafasan perut diawali dengan mengambil nafas melalui hidung dan tahan 3 detik kemudian buang melalui mulut, Lakukan 5-10 kali. Manfaat: Setelah melahirkan peredaran darah dan pernafasan belum kembali normal. Latihan pernafasan ini ditujukan untuk memperlancar peredaran darah dan pernafasan.
2.
3.
4.
5.
6.
Seluruh organ-organ tubuh akan teroksigenasi dengan baik sehingga hal ini juga akan membantu proses pemulihan tubuh Hari kedua, sikap tubuh terlentang, Kedua tangan dibuka lebar hingga sejajar dengan bahu kemudian pertemukan kedua tangan tersebut tepat di atas muka. Lakukan 5-10 kali. Manfaat : Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot lengan. Hari ketiga, sikap tubuh terlentang, kedua kaki agak dibengkokkan sehingga kedua telapak kaki berada dibawah. Lalu angkat pantat ibu dan tahan hingga hitungan ketiga lalu turunkan pantat keposisi semula. Ulangi 5-10 kali. Manfaat : Latihan ini di tujukan untuk menguatkan kembali otot-otot daar panggul yang sebelumnya otot-otot ini bekerja dengan keras selama kehamilan dan persalinan. Hari keempat, tidur terlentang dan kaki ditekuk ± 45°, kemudian salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat tubuh ibu ± 45° dan tahan hingga hitungan ketiga. Manfaat : Latihan ini di tujukan untuk memulihakan dan menguatkan kembali otot-otot punggung. Hari kelima, tidur terlentang, salah satu kaki ditekuk ± 45°, kemudian angkat tubuh dan tangan yang berseberangan dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan ini dilakukan secara bergantian hingga 5 kali. Manfaat : Latihan ini bertujuan untuk elatih sekaligus otot-otot tubuh diantaranya otot-otot punggung, otot-otot bagian perut, dan otot-otot paha Hari keenam, Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga paha membentuk 90° lakukan secara bergantian hingga 5 kali. Manfaat : Latihan ini ditujukan untuk menguatkan otot-otot di kaki yang selama kehamilan menyangga beban yang berat. Selain itu untuk memperlancar sirkulasi di daerah kaki sehingga mengurangi resiko edema kaki.
b. Gambar Senam Nifas 1. Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu mengosongkan paru-paru
2.
Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada waktu yang bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.
3. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit diregangkan. Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks.
4. Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk. Kontraksikan/kencangkan otot-otot perut sampai tulang punggung mendatar dan kencangkan otot-otot bokong tahan 3 detik kemudian rileks.
5. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat kepala dan bahu kirakira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan perlahan.
6. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar lutut kiri.
7. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan. angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.
8. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar dan meregangkan. Lakukan ini selama setengah menit.
9. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.
10. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.
11. Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.
12. Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kaki dan tekanlah sekuat-kkuatnya. Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali selama setengah menit.
13. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan. kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah menit.
Tujuan latihan Sikap tubuh terlentang menarik kaki sehingga paha membentuk 90° a. Menguatkan otot-otot punggung. b. Menguatkan otot-otot di kaki dan memperlancar sirkulasi sehingga mengurangi resiko edema kaki c. Menguatkan otot-otot bagian perut. d. Menguatkan kembali otot-otot dasar panggul
SUMBER PUSTAKA
Astutik, Reni, Yulia. 2014. Payudara dan Laktasi. Jakarta Selatan: Salemba Medika. Bobak&Lowdermilk, J. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC. Chapman, L.& Durham, R. (2010). Maternal–Newborn Nursing: The Critical of Nursing Care. Philadelphia: FA Davis Company. Depkes RI Badan PPSDM Kesehatan. (2009). Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tenaga Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. Depkes RI Badan PPSDM Kesehatan. (2007). Panduan Pembelajaran Praktik Klinik Pendidikan D III Keperawatan. Jakarta: Depkes RI. Reeder, S., Martin, L.& Griffin, D. (2011). Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, dan Keluarga. Vol 1. Alih Bahasa Afiyanti, dkk. Jakarta: EGC. Smith, S., Emily, M., & McKinney, S. (2006). Foundations of Material–Newborn Nursing. 4th ed. Gambar Bentuk Puting Susu Wanita http://www.pembesarpayudaraalami.com/2016/ 06/gambar-bentukjenis-putingsusuwanita.html Gambar Dokumentasi Asuhan Keperawatan (diambil dari http://www.matanos.org, waktu akses : 24 Juli 2013, pkl. 20.00). Gambar Diskusi Kegiatan Belajar (diambil dari http://www.projecthope.org, waktu akses : 24 Juli 2013, pkl. 20.00). Gambar Preconference (diambil dari http://www.fisher.co.uk/sciencenews, waktu akses : 24 Juli 2013, pkl. 20.00). Gambar Metode Demonstrasi (diambil dari http://www.utexas.edu, waktu akses : 24 Juli 2013, pkl. 20.00). Gambar Metode Bedside Teaching (diambil dari http://www.magazinenursing.jhu.edu, waktu akses : 24 Juli 2013, pkl. 20.00).
Bandar Lampung, 19 Maret 2019 Pengesahan
Pembimbing
Ketua Pelaksana
(.......................)
(...........................)