Lp Nanda Pdw (kolelitiasis).docx

  • Uploaded by: Sari Mulia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Nanda Pdw (kolelitiasis).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,171
  • Pages: 8
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KOLELITIASIS DI RUANG PENYAKIT DALAM WANITA RSUD ULIN BANJARMASIN

TANGGAL 9 - 14 APRIL 2018

Oleh:

M. NANDA HIDAYAT, S.Kep NIM. 1730913310051

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2018

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA

: M. Nanda Hidayat, S. Kep

NIM

: NIM. 1730913310051

JUDUL LP

:

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Kolelitiasis di Ruang Penyakit Dalam Wanita RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, April 2018

Mengetahui, Pembimbing Akademik

Pembimbing Lahan

Noor Diani, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB NIP. 19780317 200812 2 001

Nor Idah, S. Kep, Ns NIP. 19851123 201102 8

Definisi: Merupakan satu terdapatnya batu di dalam kandung empedu atau system saluran billier..

Etiologi belum diketahui

a. Usia ( > 40 th) b. Riwayat keluarga dg batu empedu, c. Obesitas, hyperlipidemia d. Wanita , penggunaan kontrasepsi oral e. kondisi peningk statis empedu: kehamilan, puasa, pemberian parenteral nutrisi jangka panjang f. Penyakit : sirosis, ileal disease or resection

Klasifikasi: 1. Batu kolesterol: akibat gangguan hati yang mengekskresikan kolesterol berlebihan 2. Batu kalsium bilirubinan (Tipe pigmen coklat) : Tipe pigmen biasanya akibat proses hemolitik atau investasi E. Coli ke dalam empedu yang dapat mengubah bilirubin diglukuronida menjadi bilirubin bebas yang mungkin dapat menjadi Kristal kalsium bilirubin. 3. Batu pigmen hitam.

Batu Empedu (Kolelitiasis)

Klasifikasi: 1. Batu kolesterol: akibat gangguan hati yang mengekskresikan kolesterol berlebihan 2. Batu kalsium bilirubinan (Tipe pigmen coklat) : Tipe pigmen biasanya akibat proses hemolitik atau investasi E. Coli ke dalam empedu yang dapat mengubah bilirubin diglukuronida menjadi bilirubin bebas yang mungkin dapat menjadi Kristal kalsium bilirubin. 3. Batu pigmen hitam.

Komplikasi: 1. kronik kolesistitis, tjd setelah periode akut, selalu asimptomatis, 2. perforasi, peritonitis, pembentukan abses/ fistula 3. Pancreatitis, kerusakan hati, obstruksi usus

Manifestasi klinis: 1. Asimtomatis 2. Nyeri 3. Ikterus 4. Perubahan Warna Urin & Feses 5. Regurgitasi gas 6. Defisiensi Vitamin

Pemeriksaan penunjang 1. Tes laboratorium 2. USG 3. Endoscopic Retrograde choledocho pancreaticography (ERCP), PTC (perkutaneus transhepatik cholengiografi): Pemberian cairan kontras untuk menentukan adanya batu dan cairan pankreas. 4. Cholecystogram 5. Foto Abdomen

Penatalaksanaan: 1. Konservatif (Diet rendah lemak, Obat-obatan antikolinergik-antispasmodik, Analgesik, Antibiotikbila disertai kolesistitis. 2. Penanganan non bedah (disolusi medis, endoscopic Retrograde Pancreatographi/ERCP, ExracorporealShock Wave Lithotripsy/ESWL) 3. Bedah (Kolesistektomi terbuka dan Kolesistektomi laparoskopik)

Pathway Kolelitiasis Pengendapan Kolesterol

Menyumbat aliran getah pankreas

Distensi kandung empedu

Nyeri

Hipertermi

Batu Empedu

Iritasi lumen

Inflamasi

Intervensi pembedahan

SGOT dan SGPT

Resiko infeksi

Iritatif di saluran cerna

Mual

Pengkajian

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN KOLELITIASIS Diagnosa Keperawatan

1. Identitas 2. Keluhan Utama 3. Riwayat Penyakit 4. Pola Fungsional Gordon 5. Pemeriksaan Fisik

1. 2. 3. 4.

Nyeri Hipertermi Risiko Infeksi Mual

Nyeri

Hipertermi

Resiko infeksi

Mual

NOC: Pain level, pain control, comfort level Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (1x60 menit) nyeri klien akan berkurang dengan kriteria hasil klien akan: 1. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan hal yang memperberat nyeri) 2. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri) 3. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

NOC: Thermoregulasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (3x60 menit), hipertermi akan berkurang dengan kriteria hasil klien akan: 1. Hidrasi 2. Status Imun NIC: Fever Treatment 1. Pantau suhu secara teratur 2. Pantau IWL 3. Pantau warna kulit dan suhu 4. Pantau tekanan darah, nadi, dan respirasi 5. Pantau adanya penurunan kesadaran 6. Pantau intake dan output

NOC: Immune Status, Knowledge: Infection Control, Risk Control Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (3x60 menit), resiko infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil klien akan: 1. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi 2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi 3. Jumlah leukosit dalam batas normal 4. Menunjukkan perilaku hidup sehat NIC: Infection Control 1. Intruksikan pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan setelah berkunjung pasien

NOC: Kontrol mual dan muntah Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 3x60 menit mual dapat diatasi, dengan kriteria hasil: 1. Mengenali onset mual 2. Menggunakan langkah-langkah pencegahan 3. Menghindari bau yang tidak menyenangkan 4. Melaporkan gejala yang tidak terkontrol kepada profesi kesehatan Status kenyamanan fisik 1. Kontrol terhadap gejala 2. Relaksasi otot 3. Mual 4. Muntah

4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang NIC: Pain Management 1. Lakukan pengkajian lengkap pada nyeri termasuk lokasi, sifat, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetusnya. 2. Kaji isyarat nonverbal ketidaknyamanan, khususnya pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi dengan efektif 3. Pastikan pasien mendapatkan pengobatan analgesik 4. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan respon penerimaan pasien terhadap nyeri 5. Gali kepercayaan dan pengetahuan klien tentang nyeri NIC : Pemberian Analgesik 1. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi 2. Tentukan pilihan analgesic dari tipe dan beratnya nyeri. 3. Berikan analgesik sesuai anjuran dokter.

7. Berikan medikasi antipiretik, sesuai anjuran 8. Berikan medikasi untuk mengobati penyebab demam, sesuai anjuran 9. Selimuti pasien dengan selimut tipis 10. Beri pasien seka air hangat 11. Dukung peningkatan intake cairan per oral 12. Beri cairan IV, sesuai anjuran 13. Beri medikadi yang tepat untuk mencegah atau mengontrol menggigil Temperature regulation 1. Pantau suhu tubuh setiap 2 jam 2. Pantau tekanan darah, nadi dan pernafasan 3. Pantau warna kulit dan suhu tubuh 4. Pantau dan catat adanya tanda dan gejala hypotermi atau hipertermi 5. Dukung asupan cairan dan makanan yang adekuat

2. Gunakan sabun antimikrobial untuk cuci tangan 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan 4. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat 5. Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai dengan petunjuk umum 6. Gunakan kateter intermitten untuk menurunkan infeksi kandung kencing 7. Berikan terapi antibiotic jika perlu 8. Tingkatkan intake nutrisi Infection Protection 1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal 2. Monitor hitung granulosit, WBC 3. Monitor kerentanan terhadap infeksi 4. Batasi pengunjung 5. Pertahankan teknik asepsis pada pasien yang berisiko

NIC: Manajemen mual 1. Dorong pasien untuk memantau pengalaman diri terhadap mual 2. Dorong pasien untuk belajar strategi mengatasi mual sendiri 3. Tingkatkan istirahat dan tidur yang cukup untuk memfasilitasi pengurangan mual 4. Lakukan kebersihan mulut sesering mungkin untuk meningkatkan kenyamanan 5. Dorong pola makan dengan porsi sedikit makanan menarik bagi pasien yang mual Manajemen muntah 1. Sarankan membawa kantong plastik untuk menampung muntah 2. Pertimbangkan frekuensi dan durasi muntah Kendalikan faktor-faktor lingkungan yang mungkin membangkitkan keinginan untuk muntah 3. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang bersifat personal yang memicu atau meningkatkan keinginan untuk muntah 4. Posisikan untuk mencegah aspirasi 5. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi untuk mengelola muntah (relaksasi, imajinasi terapi terbimbing, distraksi)

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heater dan Shigemi Kamitsuru. 2015. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC. Nurjannah, Intansari. 2016. ISDA Intan’s Screening Diagnoses Assesment Versi Bahasa Indonesia (2016). Yogyakarta: Mocomedia. Nurjannah, Intisari. 2015. Nursing Interventions Classification (NIC) Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi Keenam Edisi Bahasa Indonesia. Indonesia: Elsevier. Nurjannah, Intisari. 2015. Nursing Outcomes Classification (NOC) Pengukuran Outcomes Kesehatan Edisi Kelima Edisi Bahasa Indonesia. Indonesia: Elsevier. Nurarif, Amin Huda, S. Kep, Ns dan Hardhi Kusuma, S, Kep, Ns. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid II. Jogjakarta: Mediaction Jogja. Septiany, Maulidya. 2017. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Gangguan Kandung Empedu Slide Ppt. Banjarbaru: PSIK FK ULM.

Related Documents

Nanda
November 2019 31
Nanda
June 2020 27
Nanda
June 2020 20
Pdw Pir Report
December 2019 6

More Documents from "Jagannath Majhi"