Lp Hs.docx

  • Uploaded by: Nurfatwa Sultan
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Hs.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,255
  • Pages: 15
BAB I TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Stroke

merupakan

penyakit

gangguan

fungsional

otak

berupa

kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak. Secara sederhana stroke dapat didefinisikan sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) ataupun perdarahan (stroke hemoragik) (Junaidi, 2011). Stroke hemoragik terjadi apabila pembuluh darah di otak pecah sehingga menyebabkan iskemia (penurunan aliran) dan hipoksia di sebelah hilir. Penyebab stroke hemoragik adalah hipertensi, pecahnya aneunisma, atau malformasi arteriovenosa (hubungan yang abnormal) (Crowin, 2009). Stroke hemoragik

merupakan

pendarahan

serebri

dan

mungkin

pendarahan

subarakhnoid disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak pada daerah otak tertentu. Biasanya kejadiannya saat melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat, kesadaran klien umumnya menurun (Muttaqin, 2008).

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

1

B. Etiologi stroke hemoragik Menurut

Junaidi

(2011)

penyebab

stroke

perdarahan

kerena

terhalangnya suplai darah ke otak pada stroke perdarahan disebabkan arteri yang mensuplai darah ke otak pecah. Penyebab stroke perdarahan misalnya hipertensi yang mendadak tinggi dan atau stres psikis berat. Peningkatan tekanan darah yang mendadak tinggi juga bisa disebabkan trauma kepala, atau peningkatan tekanan lain seperti mengejan, batuk keras, mengangkat beban, dan sebagainya. Perdarahan otak dapat terjadi di dalam otak itu sendiri yang disebut hemoragik otak sehingga otak tercemar oleh kumpulan otak darah atau darah masuk ke selaput otak atau ruang subarakhnoid yang disebut perdarahan subarakhnoid. Perdarahan subarakhnoid ada 2 macam yaitu primer, bila pembuluh darah yang pecah berasal dari arteri yang ada di subarakhnoid dan sekunder bila sumber darah berasal dari tempat lain ruangan subarakhnoid yang masuk keruangan subarakhnoid. Pada pembuluh darah yang pecah dapat terjadi kontraksi atau vasokontriksi yaitu pengecilan diameter atau saluran arteri yang dapat memghambat aliran darah ke otak dan gejala yang timbul tergantung daerah otak mana yang dipengaruhi.

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

2

C. Faktor resiko stroke a. Faktor resiko internal, yang tidak dapat dikontrol atau diubah atau dimodifikasi : 1. Usia Semakin bertambahnya usia, semakin besar resiko terjadinya stroke. Hal ini terkait dengan degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alamiah. Pada orang-orang lanjut usia, pembuluh darah lebih kaku karena banyak penimbunan plak. Penimbunan plak yang berlebih akan mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke tubuh, termasuk otak. 2. Jenis kelamin Dibanding dengan perempuan, laki-laki cenderung beresiko lebih besar mengalami stroke. Ini terkait bahwa laki-laki cenderung merokok. Bahaya terbesar dari rokok adalah merusak lapisan pembuluh darah pada tubuh. 3. Riwayat keluarga Jika salah satu anggota keluarga menderita stroke, maka kemungkinan dari keturunan keluarga tersebut dapat mengalami stroke. Orang dengan riwayat stroke pada keluarga memiliki resiko lebih besar untuk terkena stroke disbanding dengan orang yang tanpa riwayat stroke pada keluarganya. 4. Perbedaan ras Fakta terbaru menunjukkan bahwa stroke pada orang Afrika-Karibia sekitar dua kali lebih tinggi daripada orang non-Karibia. Hal ini dimungkinkan karena tekanan darah tinggi dan diabetes lebih sering terjadi

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

3

pada orang afrika-karibia daripada orang non-Afrika Karibia. Hal ini dipengaruhi juga oleh factor genetic dan faktor lingkungan b. Faktor yang dapat di modifikasi 1. Hipertensi (tekanan darah tinggi) Tekanan darah tinggi merupakan peluang terbesar terjadinya stroke. Hipertensi mengakibatkan adanya gangguan aliran darah yang mana diameter pembuluh darah akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun berkurang. Dengan pengurangan aliran darah ke otak, maka otak kekurangan suplai oksigen dan glukosa, lamakelamaan jaringan otak akan mati 2. Penyakit jantung Penyakit jantung seperti koroner dan infark miokard (kematian otot jantung) menjadi factor terbesar terjadinya stroke. Jantung merupakan pusat aliran darah tubuh. Jika pusat pengaturan mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun menjadi terganggu, termasuk aliran darah menuju otak. Gangguan aliran darah itu dapat mematikan jaringan otak secara mendadak ataupun bertahap. 3. Diabetes mellitus Pembuluh darah pada penderita diabetes melltus umumnya lebih kaku atau tidak lentur. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan atau oenurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba sehingga dapat menyebabkan kematian otak. 4. Hiperkolesterlemia Hiperkolesterolemia adalah kondisi dimana kadar kolesterol dalam darah berlebih. LDL yang berlebih akan mengakibatkan terbentuknya plak pada

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

4

pembuluh darah. Kondisi seperti ini lama-kelamaan akan menganggu aliran darah, termasuk aliran darah ke otak. 5. Obesitas Obesitas atau overweight (kegemukan) merupakan salah satu faktor terjadinya stroke. Hal itu terkait dengan tingginya kadar kolesterol dalam darah. Pada orang dengan obesitas, biasanya kadar LDL (LowDensity Lipoprotein)

lebih

tinggi

disbanding

kadar

HDL

(HighDensity

Lipoprotein). Untuk standar Indonesia,seseorang dikatakan obes jika indeks massa tubuhnya melebihi 25 kg/m. sebenarnya ada dua jenis obesitas atau kegemukan yaitu obesitas abdominal dan obesitas perifer. Obesitas abdominal ditandai dengan lingkar pinggang lebih dari 102 cm bagi pria dan 88 cm bagi wanita 6. Merokok Menurut berbagai penelitian diketahui bahwa orang-orang yang merokok mempunyai kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibanding orangorang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku. Karena pembuluh darah menjadi sempit dan kaku, maka dapat menyebabkan gangguan aliran darah. c. Faktor risiko medis Faktor risiko medis yang memperparah stroke adalah: 1. Arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah) 2. Adanya riwayat stroke dalam keluarga (factor keturunan) 3. Migraine (sakit kepala sebelah) b d. Faktor risiko pelaku Stroke sendiri bisa terjadi karena faktor risiko pelaku. Pelaku menerapkan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. Hal ini terlihat

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

5

pada : 1. Kebiasaan merokok 2. Mengosumsi minuman bersoda dan beralkhohol 3. Suka menyantap makanan siap saji (fast food/junkfood) 4. Kurangnya aktifitas gerak/olahraga 5. Suasana hati yang tidak nyaman, seperti sering marah tanpa alasan yang jelas D. Patofisiologi Menurut

Junaidi

(2011)

stroke

perdarahan

disebabkan

oleh

perdarahan suatu arteri serebralis yang disebut hemoragik. Darah yang keluar dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam jaringan otak, sehingga terjadi hematom. Hematom ini menyebabkan timbulnya Tekanan Tinggi Intra Kranial (TTIK). Keadaan tersebut terjadi pada perdarahan intrakranial. Pada stroke hemoragi darah arteri sistem pembuluh darah dapat masuk ke dalam rongga subaraknoid yang disebut perdarahan subaraknoid sekunder. Bila sumber perdarahan berasal dari rongga subaraknoid maka disebut perdarahan subaraknoid primer. Perdarahan dapat disebabkan aneurisma, infeksi, hipertensi (aneurisma arteri kecil atau arteriol), angioma atau tumor, dan trauma kepala karena rongga kranium tertutup rapat, keluarnya darah arteri segera menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, akibatnya terjadi iskemik serebri global. Hemoragik juga menyebabkan kerusakan otak dengan cara darah dan jaringan otak biasanya dipisahkan oleh sawar darah otak dan sawar darah cairan serebrospinal. Terdapatnya darah di jaringan saraf dapat berakibat gangguan fungsi sel yang berat bahkan nekrosis sel saraf. Selain kerusakan

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

6

jaringan saraf hemoragik juga menyebabkan pembuluh darah berkontriksi dan daerah yang disuplainya menjadi terhambat sehingga terjadi iskemik E. Tanda dan gejala stroke hemoragik a. Perdarahan intraserebral 1. Sakit kepala, muntah, pusing (vertigo), gangguan kesadaran 2. Gangguan fungsi tubuh (defisit neurologis), tergantung dari area perdarahan 3. Bila perdarahan ke kapsula interna (perdarahan kapsuler) maka ditemukan : a. Hemiparase kontralateral b. Hemiplagia c. Koma (bila perdarahan luas) 4. Perdarahan luas atau masif ke otak kecil atau serebelum maka akan ditemukan ataksia serebelum (gangguan koordinasi), nyeri kepala di oksipital, vertigo, nistagmus dan disastri. 5. Perdarahan terjadi di pons (batang otak) a. Biasanya kuadriplegik dan flagsid, kadang dijumpai rigiditas deserebrasi b. Pupil kecil (pin point) dan reaksi cahaya minimal c. Depresi pernafasan atau ceyne stroke d. Hipertensi (reaktif) e. Panas f.

Penurunan kesadaran dengan cepat tanpa didahului sakit kepala, vertigo, mual atau muntah

6. Perdarahan di talamus

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

7

a. Defisit hemisensorik b. Hemiparesis atau hemiplegi kontralateral c. Afasia, anomia dan mutisme, bila mengenai hemisfer dominan d. Perdarahan putamen (area striata) daerah yang paling sering terkena perdarahan intraserebral e. Hemiparesis atau hemiplegi kontralateral f.

Defisit hemisensorik dan mungkin disertai hemianopsian homonym

g. Afasia, bila mengenai hemisfer dominan 7. Perdarahan di lobus Peradarahan terdapat di subtansia alba supratentorial a. Frontalis : Hemiparesis kontralateral dengan lengan lebih nyata disertai sakit kepala bifrontal, deviasi konjuge ke arah lesi b. Parietalis:

Defisit

persepsi

sensorik

kontralateral

dengan

hemiparesis ringan c. Oksipitalis : Hemianopsia dengan atau tanpa hemiparesis minimal pada sisi ipsilateral dengan hemianopsia d. Temporalis : Afasia sensorik, bila area wernicke hemisfer dominan terkena, hemianopsia atau kuadranopsia karena massa darah mengganggu radiasio optika. b. Perdarahan subaraknoid 1. Sakit kepala mendadak dan hebat dimulai dari leher 2. Nausea dan vomiting (mual dan muntah) 3. Fotofobia (mulai silau) 4. Paresis saraf okulomotrius, pupil anisokor, perdarahan retina pada funduskopi

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

8

5. Gangguan otonom (suhu tubuh dan tekanan darah naik) F. Komplikasi Komplikasi stroke meliputi hipoksia serebral, penurunan aliran darah serebral, dan luasnya area cedera antara lain (Brunner dan Suddarth, 2002): a. Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenisasi darah adekuat ke otak. Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke jaringan. Pemberian oksigen suplemen dan mempertahankan hemoglobin serta hematokrit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan oksigenisasi jaringan. b. Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus menjamin penurunan viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral. Hipertensi atau hipotensi ekstrem perlu dihindari untuk mencegah perubahan pada pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera. c. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia

dapat

mengakibatkan

curah

jantung

tidak

konsisten dan

menghentikan trombus lokal. Selain itu, disritmia dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki G. Pemeriksaan Penunjang 1. Radiologi a. Angiografi serebri Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik sperti stroke perdarahan arteriovena atau adanya ruptur. Biasanya

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

9

pada stroke perdarahan akan ditemukan adanya aneurisma b. Lumbal pungsi Biasanya pada pasien stroke hemoragik, saat pemeriksaan cairan lumbal maka terdapat tekanan yang meningkat disertai bercak darah. Hal itu akan menunjukkkan adanya hemoragik pada subarachnoid atau pada intracranial c. CT-Scan Memperhatikan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti. Hasil pemerksaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang masuk ke ventrikel atau menyebar ke permukaan otak d. Macnetic Resonance Imaging (MRI) Menentukan posisi serta besar/luas terjadinya perdarahan otak. Hasil pemeriksaan biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark akibat dari heemoragik e. USG Doppler Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arteriovena (masalah sistem karotis) f.

EEG Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik dalam jaringan otak.

2. Laboratorium a. Pemeriksaan darah lengkap seperti Hb, Leukosit, Trombosit, Eritrosit. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah pasien menderita anemia. Sedangkan leukosit untuk melihat sistem imun pasien. Bila kadar leukosit diatas normal, berarti ada penyakit infeksi yang sedang menyerang pasien. b. Test darah koagulasi Test darah ini terdiri dari 4 pemeriksaan, yaitu: prothrombin time, partial thromboplastin (PTT), International Normalized

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

10

Ratio (INR) dan agregasi trombosit. Keempat test ini gunanya mengukur seberapa cepat darah pasien menggumpal. Gangguan penggumpalan bisa menyebabkan perdarahan atau pembekuan darah. Jika pasien sebelumnya sudah menerima obat pengencer darah seperti warfarin, INR digunakan untuk mengecek apakah obat itu diberikan dalam dosis yang benar. Begitu pun bila sebelumnya sudah diobati heparin, PTT bermanfaat untuk melihat dosis yang diberikan benar atau tidak. c. Test kimia darah. Cek darah ini untuk melihat kandungan gula darah, kolesterol, asam urat, dll. Apabila kadar gula darah atau kolesterol berlebih, bisa menjadi pertanda pasien sudah menderita diabetes dan jantung. Kedua penyakit ini termasuk ke dalam salah satu pemicu stroke (Robinson, 2014) H. Penatalaksanaan Menurut Tarwoto (2013), penatalaksanaan stroke terbagi atas : a. Penatalaksanaan umum 1. Pada fase akut a. Terapi cairan, stroke beresiko terjadinya dehidrasi karena penurunan kesadaran atau mengalami disfagia. Terapi cairan ini penting untuk mempertahankan sirkulasi darah dan tekanan darah. b. Terapi oksigen, pasien stroke iskemik dan hemoragik mangalami gangguan aliran darah ke otak. Sehingga kebutuhan oksigen sangat penting untuk mengurangi hipoksia dan juga untuk mempertahankan metabolism otak. Pertahankan jalan napas, pemberian oksigen, penggunaan ventilator, merupakan tindakan yang dapat dilakukan sesuai hasil pemeriksaan analisa gas darah atau oksimetri Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

11

c. Penatalaksanaan peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK) Peningkatan intra cranial biasanya disebabkan karena edema serebri, oleh karena itu pengurangan edema penting dilakukan misalnya dengan pemberian manitol, control atau pengendalian tekanan darah d. Monitor fungsi pernapasan : Analisa Gas Darah e. Monitor jantung dan tanda-tanda vital, pemeriksaan EKG f.

Evaluasi status cairan dan elektrolit

g. Kontrol kejang jika ada dengan pemberian antikonvulsan, dan cegah resiko injuri h. Lakukan pemasangan NGT untuk mengurangi kompresi labung dan pemberian makanan i.

Cegah emboli paru dan tromboplebitis dengan antikoagulan

j.

Monitor tanda-tanda neurologi seperti tingkat kesadaran, keadaan pupil, fungsi sensorik dan motorik, nervus cranial dan reflex

2. Fase rehabilitasi a.

Pertahankan nutrisi yang adekuat

b.

Program manajemen bladder dan bowel

c.

Mempertahankan keseimbangan tubuh dan rentang gerak sendi (ROM)

d.

Pertahankan integritas kulit

e.

Pertahankan komunikasi yang efektif

f.

Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

g.

Persiapan pasien pulang

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

12

3. Pembedahan Dilakukan jika perdarahan serebrum diameter lebih dari 3 cm atau volume lebih dari 50 ml untuk dekompresi atau pemasangan pintasan ventrikuloperitoneal bila ada hidrosefalus obstrukis akut. 4. Terapi obat-obatan a. Antihipertensi : Katropil, antagonis kalsium b. Diuretic : manitol 20%, furosemid c. Antikolvusan : fenitoin

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

13

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

14

Program Profesi Ners UIN Alaudddin Makassar Angk.XIV Ummul Khairi, S.Kep (70900118003)

15

Related Documents

Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74
Lp
October 2019 102
Lp
October 2019 96
Lp Pneumoia.docx
December 2019 0

More Documents from "imam masrukin"