Lp Gemelli Opi.docx

  • Uploaded by: Novia Wiyanti
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Gemelli Opi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,469
  • Pages: 11
LAPORAN PENDAHULUAN “GEMELLI/ KEHAMILAN KEMBAR”

Disusun oleh: Novia Wiyanti 201810420311041

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018

A. Pengertian Gemelli/ Kehamilan Kembar Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhadap bayi dan ibu, kehamilan kembar harus dilakukan pengawasan hamil yang intensif. Frekuensi kehamilan kembar mengikuti rumus dari Herlin, yaitu 1:89 untuk hamil kembar, 1:89 pangkat dua untuk kehamilan tiga sedangkan kuadranplet 1:89 pangkat tiga (Manuaba. 2007) Kehamilan multiple (multiple pregnancy) adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih sering disebut juga kehamilan kembar (twin pregnancy). Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian baik bagi klien, dokter, perawat, bidan maupun masyarakat pada umumnya (Nugroho, 2010). Frekuensi kehamilan kembar juga meningkat dengan paritas ibu. Dari angka 9,8 per 1000 persalinan untuk primipara frekuensi kehamilan kembar naik sampai 18,9 per 1000 untuk oktipara. Keluarga tertentu mempunyai kecenderungan untuk melahirkan bayi kembar, walaupun pemindahan sifat herediter kadang-kadang berlangsung secara paternal, tetapi biasanya hal itu terjadi secara maternal dan pada umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik (Manuaba, 2007)

B. Klasifikasi Menurut Hidayati (2009) Ada beberapa jenis kehamilan ganda, antara lain: 1. Kembar dizigotik atau fraternal (DZ) Kembar dizigotik (dikenal sebagai “kembar non-identik’) terjadi karena zigotzigot yang terbentuk berasal dari sel telur yang berbeda. Terdapat lebih dari satu sel telur yang melekat pada dinding rahim yang terbuahi oleh sel-sel sperma pada saat bersamaan. Pada manuasia, proses ovulasi kadang-kadang melepaskan lebih

dari satu sel telur matang ke tuba fallopi yang apabila mereka terbuahi akan memunculkan lebih dari satu zigot. Kembar dizigotik secara genetiktidak berbeda dari saudara biasa dan berkembang dalam amnion dan plasenta yang terpish. Mereka dapat memiliki jenis kelamin yang berbeda atau sama. Kajian juga menunjukkan bahwa bakat melahirkan kembar DZ diwariskan kepada keturunannya (bersifat genetic), namun hanya keturunan perempuan yang mampu menunjukkannya (karena hanya perempuan/ betina yang dapat mengatur pengeluaran sel telur). Istilah kembar dampit diberikan bagi anak kembar dengan kelainan berbeda. 2. Kembar monozigotik atau identik (MZ) Kembar monozigotik terjadi ketika sel telur tunggal terbuahi dan membentuk satu zigot (monozigotik). Dalam perkembangannya, zigot tersebut membelah menjadi embrio yang berbeda. Kedua embrio berkembang menjadi janin yang berbagi rahim yang sama. Tergantung dari tahapan pemisah zigot,kembar idenik dapat berbagi amnion yang sama (dikenal sebagai monoamniotik) atau berbeda amnion. Hasil akhir dari proses pengembaran monozigotik tergantung pada kapan pembelahan terjadi, dengan uraian sebagai berikut : -

Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam ertama setelah pembuahan,maka dua embrio, dua amnion, dua chorion akan terjadi dan kehamilan di amnionik dan di chrorionik. Kemungkinan terdapat duaplasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal yang menyatu.

-

Apabila pembelahan terjadi antara hari ke 4 dan ke 8 dua embrio dengan

kantong

amnio

bersama,

atau

kehamilankembar

monoamnionik, monochorionik. -

Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah lempeng embrionik terbentuk, maka pembelahan tidaklengkap dan terbentuk kembar yang menyatu.

Kembar MZ selalu berkelamin sama dan scecara genetic adalah sama (klon) kecuali bila terjadi mutasi ppada perkembangan salah satu individu. Tingkat kemiripan kembar ini sangat tinggi, dengan perbedaan kadangkadang terjadi keserupaan cerminan. Perbedaan terjadi pada hal detail, seperti sidik jari. Bila individu beranjak dewasa, tingkat kemiripan biasanya berkurang karena pengalaman pribadi atau gaya hidup yang berbeda. 3. Superfekundasi Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama pada dua koitus yang dilakukan dengan jarak waktu pendek. Kehamilan kembar ini sukar dibedakan dengan kehamilan kembar dizigotik 4. Superfetasi Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau beberapa bulan setelah kehamilan pertama terjadi. Keadaan ini pada manusia belum pernah dibuktikan, akan tetapi dapat ditemukan pada kuda

C. Etiologi Bangsa, herediter, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap kehamilan kembar yang berasal dari dua telur. Juga obat klomid dan hormone gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan menyebabkan kehamilan dizigot. Faktor-faktor tersebut dan mungkin faktor lain dan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya dua atau lebih folikel de graf atau terbentuknya dua ovum atau lebih dalam satu folikel. Pada fertilisasi in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari stau dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan kedalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur, faktor bangsa, herediter,umur,dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengatruhi terjadinya kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya adalah faktor penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi. Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dizigot. Bila faktor penghambat terjadi setelah blastula tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar dengan amnion. Setelah primitive streak terbentuk, maka akan terjadi kembar dempet dalam berbagai bentuk (Hidayati, 2009)

D. Patofisiologi Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batastoleransi dan seringkali terjadi putus prematurus. Lama kehamilan kembar dua rata-rata 260 hari, triplet 246 hari dan kuadriplet 235 hari. Berat lahir rata-rata

kehamilan kembar ± 2500gram, triplet 1800 gram, kuadriplet 1400 gram. Penentuan zigositas janin dapat ditentukan dengan melihat plasenta dan selaput ketuban pada saat melahirkan. Bila terdapat satu amnion yang tidak dipisahkan dengan korion maka bayi tesebut adalah monozigotik. Bila selaput amnion dipisahkan oleh korion, maka janin tersebut bisa monozigotik tetapi lebih sering dizigotik (Manuaba, 2007)

E. Manifestasi Klinis 1. Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadipartus prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar. 2. Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat meyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain. 3. Frekuensi hidramnionkira-kira

sepuluhh kali lebih besar pada kehamilan

kembar daripada kehamilan tunggal 4. Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia jugga dilaporkan lebih sering pada kehamilan kembar 5. Solusio plasenta dapat terjadi, seperti sesak napas, sering kencing, edema dan varises pada tungkai bawah vulva.

Pertumbuhan pada janin kembar ; 1. Berat badan 1 janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gramlebih ringan dari jenis tunggal

2. Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua dibawah 2500 gram,triplet dibawah 2000 gram,kuadriplet 1500gram, dan quintuplet dibawah 1000gram 3. Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama, umumnya berselisih antara 50 sampai 1000 gram, dank arena pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka yang satu lebiih kurang tumbuh dari lainnya. 4. Pada kehamilankembar dizigotik: dapatterjadi janin satu meninggal dan janin yang lain tumbuh sampai cukup bulan. Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda), atau pada kehamilan yang agak tua,janin jadi pipih yang disebut fetus papyraseus ataukompresus. 5. Pada kehamilan kembar monozogotik: pembuluh darah janin yang satu beranastomis dengan janin yang lainnya, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat haus diikat untuk menghindari pendaharan. Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumuhannya dan menjadi monstrum, seperti akardikus dan kelainan lainnya (Hidayati, 2009)

F. Pemeriksaan Penunjang a. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial. b. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum c. Pemeriksaan diagnostik untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan darah kronis (Hidayati, 2009)

G. Penatalaksanaan 1.

Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasis diberikan antelmintik yang sesuai.2) Pemberian preparat Fe. Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-6 mg besielemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan diantara waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar hemoglobin normal.

2.

Bedah Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan, karena diverticulum Meckel.

3.

Suportif Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggi yang bersumber dari hewani (limfa, hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-kacangan). Menurut Ahmad Syafiq, dkk (2008) screening diperlukan untuk mengidentifikasi kelompok wanita yang harus diobati dalam mengurangi mordibitas anemia. CDC menyarankan agar remaja putri dan wanita dewasa yang tidak hamil harus discreening tiap 5-10 tahun melalui uji kesehatan, meskipun tidak ada faktor risiko anemia seperti perdarahan, rendahnya intake Fe dan sebagainya (Manuaba. 2007)

H. Pemeriksaan Head to toe 1. Kepala dan rambut Bentuk kepala, kesimetrisan, ada luka atau tidak, ada masa atau tidak, ada nyeri tekan atau tidak, kebersihan rambut, berkutu atau berketombe dan kerapihan.

2. Mata Kesimetrisan, penglihatan biasanya kabur, ada pendarahan retina, konjingtiva tampak anemis, kelopak mata pucat. 3. Hidung Kesimetrisan, bentuk hidung, ada kotoran atau tidak, ada luka atau tidak, dan fungsi penciuman. 4. Telinga Kesimetrisan, vertigo tinnitus, ada luka atau tidak, ada kotoran atau tidak, dan fungsi pendengaran.

5. Mulut Kesimetrisan, bentuk mulut, mukosa kering, bibir dan lidah pucat, perdarahan gusi, fungsi menelan, jumlah gigi, dan kebersihan gigi. 6. Leher Pembengkakan kelenjar tyroid, penekanan vena jugolaris. 7. Dada Pernafasan,bunyi nafas, takikardi. 8. Abdomen dan payudara Bentuk, kesimetrisan, nyeri abdomen, nyeri tekan. 9. Genetalia Bentuk, ada luka atau tidak. 10. Ekstermitas Bentuk, kesimetrisan, ada masa atau tidak, ada luka atau tidak, dan persendian.

11. Kulit dan kuku Warna kulit, turgor kulit, kebersihan kuku, kulit pucat (Wong, 2003)

DAFTAR PUSTAKA Hidayati, Ratna. 2009.

Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.

Jakarta: Salemba Medika Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Perawatan Pediatric: Edisi 4. Jakarta: EGC

Related Documents

Lp Gemelli Opi.docx
May 2020 3
Kehamilan Gemelli
June 2020 24
Pendoli Gemelli
November 2019 14
Lp
August 2019 105
Lp
November 2019 101
Lp
May 2020 74

More Documents from ""