Lp Dispepsia Tori.docx

  • Uploaded by: IMBAR SISWANTO
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Dispepsia Tori.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,710
  • Pages: 19
LAPORAN PENDAHULUAN DISPEPSIA Di susun untuk memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medical Bedah

Oleh: IMBAR SESWANTO NIM.2018131005

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI KESEHATAN UNIVERSITAS SAHID SURAKARTA TA.2018/2019

1

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DISPEPSIA DI RUANG MELATI TIMUR RSUD dr.SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Oleh:

IMBAR SESWANTO 2018131005

Laporan Pendahuluan ini telah diterima dan disahkan oleh CI Ruangan Program Studi Profesi Ners Universitas Sahid Surakarta

Pada Hari : ……………….. Tanggal : ………………..

CI Ruangan

Mahasiswa

Dwi Retnowati S.Kep., Ns.

Imbar Seswanto,S.Kep

Dosen pembimbing

Widiyono, S.Kep., Ns., M.Kep

2

LAPORAN PENDAHULUAN DISPEPSIA A. DEFINISI Dyspepsia atau dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan (Herdman, T.H dan Kamitsuru, 2015). Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual,kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa (Herdman, T.H dan Kamitsuru. 2015). Sedangkan menurut (Suryono Slamet,.2011), sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang sudah dikenal sejak lama, terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh, serta mual-mual. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2010). Dispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari kelainan saluran makanan bagian atas yang berupa nyeri perut bagian atas, perih, mual, yang kadang-kadang disertai rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang, anoreksia, kembung, regurgitasi, banyak mengeluarkan gas asam dari mulut (Hadi, 2011). Sedangkan menurut Mansjoer, Triyanti, Savitri, Wardhani dan Setiowulan, (2010). Dispepsia merupakan kumpulan keluhan gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak atau sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan.

3

B. ETIOLOGI Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat menyebabkan dispepsia. Terkadang penyebab dispepsia belum dapat ditemukan. Penyebab dispepsia secara rinci adalah:          

Menelan udara (aerofagi) Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung Iritasi lambung (gastritis) Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis Kanker lambung Peradangan kandung empedu (kolesistitis) Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya) Kelainan gerakan usus Stress psikologis, kecemasan, atau depresi Infeksi Helicobacter pylory

Penyebab dispepsia dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : a.

Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai

b.

penyebabnya

(misalnya

tukak

peptic,

gastritis,

pankreastitis, kolesistitis dan lainnya). Dispepsia non organik atau dyspepsia fungsional atau dyspepsia non ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.

C. MANIFESTASI KLINIS Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi dispepsia menjadi tiga tipe : 1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus, dengan gejala : a. Nyeri epigastrum terlokalisasi b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antacid c. Nyeri saat lapar d. Nyeri episodic 2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejala seperti :

4

a. Mudah kenyang b. Perut cepat terasa penuh saat makan c. Mual d. Muntah e. Upper abdominal boating f. Rasa tak nyaman bertambah saat makan 3. Dispepsia non-spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas) (Mansjoer, et al, 2010). Sindroma dispepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat, serta dapat akut atau kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan. Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya. Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung). Jika dispepsia menetap selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan.

D. PATOFISIOLOGI Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik makanan maupun cairan.

5

E. PATWAY DISPEPSIA

Dispepsia Organik

Dispepsia fungsional

Dispepsia Organik

Nikotin & Alkohol

6

Merangsang saraf simpati

Respon mukosa lambung

N Ke-V ( Nerves Vagus) Vasodilatasi mukosa gaster

Eksfeliasi (penelupasan)

↑ produski HCL Di lambung HCL kontak dengan Mukosa gaster

Ansietas

Mual Muntah

Nyeri

Perubahan pada status kesehatan

Nyeri akut Kekurangan volume cairan

Defisit pengetahuan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

F.

Sumber : Dharma (2011) dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKU PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Laboratorium : lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti antara lain pankreasitis kronis, DM. Pada dispepsia biasanya hasil laboratorium dalam batas normal. 2. Pemeriksaan radiologi yaitu, OMD dengan kontras ganda, serologi helicobacter pylori. 3. Endoskopi a. CLO (Rapid urea test) b. Patologi anatomi c. Kultur mikroorganisme jaringan d. PCR (Polymerase Chain Reaction)

7

e. USG abdomen f. CT-scan Abdomen G. PENATALAKSANAAN Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 2017, ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengan tenaga ahli (gastroenterolog atau internis) yang disertai fasilitas endoskopi dengan penatalaksanaan dispepsia di masyarakat. Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu: 1. Antasida sirup Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasida akan generalisir sekresi asam lambung. Antasida biasanya mengandung Na bikarbonat, Al(OH)3, Mg(OH)2, dan Mg triksilat. Pemberian antasid jangan terus menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai absorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.

2. Antikolinergik Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan seksresi asama lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif. 3. Antagonis reseptor H2 Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan

8

antagonis respetor H2 antara lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin. 4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI) Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol. 5. Sitoprotektif Prostoglandin sintetik seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2). Selain bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal. Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostoglandin endogen, yang selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif (site protective), yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA). 6. Golongan prokinetik Obat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan metoklopramid. Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional

dan

refluks

esofagitis

dengan

mencegah

refluks

dan

memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance) (Mansjoer et al, 2010). 7. Psikoterapi dan psikofarmaka (obat anti - depresi dan cemas) Pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang muncul berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan

depresi

(Sawaludin,

2010).

Sedangkan

penatalaksanaan

Farmakologinya adalah sebagai berikut: 

Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung.

9

Non



Menghindari faktor resiko sepeti alcohol, makanan yang pedas, obatobatan yang belebihan, nikotin rokok, dan stress. I.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DISPEPSIA

A. PENGKAJIAN Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan

yang

dilakukan

yaitu:

Mengumpulkan

data,

mengelompokkan data dan menganalisa data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung secar tiba-tiba). (Mansjoer A, 2010). Dispepsia

merupakan

kumpulan

keluhan/gejala

klinis

(sindrom) yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit diperut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain, perasaan panas di dada daerah jantung (heartburn), regurgitasi, kembung, perut terasa penuh, cepat kenyang, sendawa, anoreksia, mual, muntah, dan beberapa keluhan lainnya (Warpadji Sarwono, et all, 2011) B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis a. Defenisi : pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa : awitan yang tiba-tiba atau 10

lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung <6 bulan b. Batasan Karakteristik :  Perubahan selera makan  Mengekspresikan perilaku (misalnya : gelisah, merengek, menangis )  Sikap melindungi area nyeri  Perubahan posisi untuk menghindari nyeri c. Factor yang berhubungan - gejala terkait penyakit - Kurang control situasi lingkungan - Kurang privasi - Program pengobatan - Stimuli lingkungan yang mengganggu - Sumber daya tidak adekuat 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif a. Defenisi : penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan atau intraseluler. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saat tanpa perubahan pada natrium b. Batasan karakteristik :  Penurunan turgor kulit  Membran mukosa kering  Peningkatan hematokrit  Peningkatan frekuensi nadi  Kelemahan  Penurunsn volume nadi  Peunrunan tekanan darah c. Factor yang berhubungan - Haluan urine yang berlebih skunder akibat diabetes -

insipidus Kehilangan

-

,drainaseabnormal dari luka ,diare Gangguan laksatif ,diereticatau alcohol yang berlebih Mual dan muntah Motivasi untuk minum skunder akibat depresi atau

-

keletihan Masalah diet Pemeberian makan perselang dengan konsentrasi tinggi

cairan

11

,skunder

akibat

demam

-

Konsentrasi menelan atau kesulitan makan sendiri

akibat nyeri mulut 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan untuk mencerna makanan a. Defenisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik b. Batasan karakteristik :  Nyeri abdomen  Menghindari makanan  Kurang makanan  Mengeluh gangguan sensasi rasa  Cepat kenyang setelah makan c. Factor yang berhubungan - Kram abdomen - Nyeri abdomen - Menghindari makanan - Berat bada di bawah 20% - Kerspuhan kapiler - Kuang makanan - Kurang informasi - Membrane mukosa pucat - Kurang minat makanan - Cepat kenyang setelah makan - Sariawan rongga mulut 4. Defisit Pengetahuan b.d. ketidaktahuan menemukan sumber informasi dan kurang terpapar informasi a. Defenisi : ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu b. Batasan karakteristik :  Pengungkapan masalah  Ketidaktahuan mengikuti perintah 5. Ansietas berhubungan dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi a. Defenisi : Perasaan tidak nyaman atau kekawatiran yang samar disertai respon autonom ( sumber sering kali tidak spesefik atau tidak diketahui oleh invdividu ): perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman b. Batasan karakteristik :

12

Perilaku :  Gelisah  Tampak waspada Fisiologis :    

Wajah tegang Diare, mulut kering Wajah merah Peningkatan denyut nadi

Parasimpatik :  Nyeri abdomen  kwatir, melamun c. factor yang berhubungan - perubahan dalam status -

ekonomi,kesehatan,pola

intraksi ,peran,status peran pemajaan toksin tekait keluarga infeksi/kontaminan interpersonal penularan penyakit interpersonal krisis maturasi krisis situasional/stres

13

C. INTERVENSI KEPERAWATAN Hari / tgl / waktu

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria hasil

Rencana Keperawatan

Nyeri Akut b.d. agen cedera

NOC :

NIC :

-

Pain level,

-

-

Pain control,

-

Comfort level

biologis

Setelah

a. Lakukan tindakan

keperawatan

b. Observasi c. Evaluasi

tehnik

mengenali

nyeri

d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

pengalaman

nyeri

masa

interpersonal) e. Ajarkan tentang tehnik non farmakologi

(skala,

intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

dari

(farmakologi, non farmakologi, dan

berkurang

dengan menggunakan manajemen nyeri c. Mampu

nonverbal

d. Pilih dan lakukan penanganan nyeri

mencari bantuan) nyeri

reaksi

lampau

nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, bahwa

lokasi,

ketidaknyamanan

a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab menggunakan

termasuk

secara

dan faktor presipitasi

nyeri, dengan kriteria hasil:

mampu

nyeri

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas

selama 3x24 jam pasien tidak mengalami

b. Melaporkan

pengkajian

komperehensif

dilakukan

nyeri,

Pain management

f. Evaluasi keefektifan control nyeri -

Analgesic administration a. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemeberian obat

b. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi c. Cek riwayat alergi d. Evaluasi efektivitas analgesic, tanda dan gejala. Kekurangan volume cairan NOC : berhubungan kehilangan cairan aktif

dengan

NIC :

-

Fluid balance

-

Hydration

-

Nutritional status: Food and Fluid Intake

Setelah

dilakukan

-

Fluid management a. Pertahankan catatan intake dan output

tindakan

keperawatan

yang akurat b. Monitor status hidrasi (kelembaban

selama 3x24 kekurangan cairan dapat teratasi

membrane

dengan kriteria hasil:

tekanan

a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal b. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal c. Tidak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

mukosa, darah

nadi

adekuat,

ortostatik),

jika

diperlukan. c. Monitor vital sign d. Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake kalori harian e. Kolaborasikan pemberian cairan IV f. Monitor status nutrisi g. Dorong masukan oral h. Dorong

keluarga

pasien makan

untuk

membantu

i. Tawarkan snack (jus buah, buah segar) j. Atur kemungkinan transfuse -

Hypovolemia management a. Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan b. Pelihara IV line c. Monitor tingkat Hb dan hematokrit d. Monitor tanda vital e. Dorong pasien untuk menambah intake oral

Ketidakseimbangan

nutrisi NOC :

NIC :

kurang dari kebutuhan tubuh

-

Nutritional status:

b.d. ketidakmampuan untuk

-

Nutritional status: Food and Fluid Intake

a. Kaji adanya alergi makanan

mencerna makanan

-

Nutritional status: Nutrient Intake

b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk

-

Weight control

Setelah

dilakukan

-

Nutrition management

menunjukkan jumlah kalori dan nutrisi asuhan

selama

3x24

yang dibutuhkan pasien c. Berikan makanan yang terpilih (sudah

diharapkan ada peningkatan BB pada pasien

dikonsultasikan dengan ahli gizi)

dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi dengan

d. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan

kriteria hasil:

kalori

a. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi

-

Nutrition monitoring a. BB

badan c. Mampu

b. asien dalam batas normal mengidentifikasi

kebutuhan

c. Monitor adanya penurunan berat badan

nutrisi

d. Monitor kulit kering dan perubahan

d. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi e. Menunjukkan

peningkatan

pigmentasi fungsi

e. Monitor turgor kulit

pengecapan dari menelan

f. Monitor mual dan muntah

f. Tidak terjadi penurunan berat badan yang

g. Monitor kadar albumin, total protein,

berarti

Hb, dan kadar Ht. h. Monitor

pertumbuhan

dan

perkembangan i. Monitor

pucat,

kemerahan,

dan

kekeringan jaringan konjungtiva Defisit

Pengetahuan

ketidaktahuan

menemukan

sumber informasi dan kurang terpapar informasi

j. Monitor kalori dan intake nutrisi NIC :

b.d. NOC : -

Knowledge : disease process

-

Knowledge : helat behavior

Setelah

dilakukan

tindakan

-

a. Berikan keperawatan

selama 3x24 pasien tidak mengalami masalah pada nafasnya dengan kriteria hasil: a. Pasien

dan

keluarga

Teaching : disease process

menyatakan

pemahaman tentang penyakit, kondisi,

penilaian

pengetahuan

pasien

tentang tantang

tingkat proses

penyakit yang spesifik b. Jelaksan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang

prognosis, dan program pengobatan. b. Pasien

dan

keluarga

tepat

mampu

c. Gambarakan tanda dan gejala yang

melaksanakan prosedur yang dijelaskan

biasa muncul pada penyakit, dengan

secara benar.

cara yang tepat

c. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan

d. Gambarakan proses penyakit, dengan

kembali apa yang dijelaskan perawat / tim kesehatan lainnya.

cara yang tepat e. Identifikasi

kemungkinan

penyebab,

dengan cara yang tepat f. Sedikan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat g. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit. h. Diskusikan

pilihan

terapi

atau

penanganan i. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau

mendapatkan

dengan

cara

diindikasikan Ansietas berhubungan dengan NOC : kebutuhan

yang

tidak

NIC :

second

yang

tepat

opinion atau

terpenuhi

-

Anxiety self - control

-

Anxiety level

-

Coping

Setelah

-

a. Gunakan

pendekatan

yang

menenangkan.

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 3x24 pasien tidak mengalami masalah pada nafasnya dengan kriteria hasil: a. Klien

Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)

mampu

mengidentifikasi

pelaku pasien. c. Jelaskan semua prosedur dan apa yang

dan

mengungkapkan gejala cemas. b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas. c. Vital sign dalam batas normal d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan.

b. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap

dirasakan selama prosedur. d. Temani

pasien

untuk

memberikan

keamanan dan mengurangi takut e. Dengarkan penuh perhatian. f. Identifikasi tingkat kecemasan g. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan. h. Dorong

pasien

mengungkapkan

perasaan, ketakutan, persepsi. i. Instruksikan

pasien

menggunakan

teknik relaksasi j. Berikan

obat

kecemasan.

untuk

mengurangai

Related Documents

Lp Dispepsia Tori.docx
April 2020 17
Dispepsia
November 2019 14
Dispepsia Ppt.pptx
December 2019 17
Gastro - Dispepsia
November 2019 27
Askep Dispepsia
October 2019 37
La Dispepsia
November 2019 13

More Documents from "api-3733154"