LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN JIWA I DPD ( DEFISIT PERAWATAN DIRI )
DISUSUN OLEH: NAMA
: Muhammad Irfan Maulana
NIM
: 1820161070
PRODI
: D3 KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS TAHUN AKADEMIK 2019 Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. +62 291 437 218 Website: www.umkudus.ac.id Email:
[email protected]
A. PENGERTIAN Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009). Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri diantaranya mandi,makan dan minum secara mandiri,berhias secara mandiri, dan toileting. Menurut Nanda-I (2012),jenis perawatan diri terdiri dari : a. Defisit perawatan diri : mandi Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri b. Defisit perawatan diri : berpakaian Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri c. Defisit perawatan diri : makan Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri d. Defisit perawatan diri : eliminasi Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri. B. RENTANG RESPON
ADAPTIF
Pola perawatan diri seimbang
MALADAPTIF
kadang perawatan diri
Tidak melakukan
kadang tidak
perawatan saat stres
Keterangan : 1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya. 3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor. C. FAKTOR PREDISPOSISI Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya perawatan diri kurang: a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif dan keterampilan. b. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. c. Kemampuan Realitas turun Klien dengan dengan gangguan jiwa, dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri d. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya. D. FAKTOR PRESIPITASI Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri (Mukhripah & Iskandar, 2012: 148). Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
a. Body Image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya. b. Praktik Sosial Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. c. Status Sosial Ekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya. d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya. e. Budaya Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan. f. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain. g. Kondisi fisik atau psikis Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya. E. TANDA DAN GEJALA Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai berikut : a. Mandi/Hygiene Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,memperoleh atau mendapatkan sumber air,mengatur suhu atau aliran air mandi,mendapatkan perlengkapan mandi,mengeringkan tubuh,serta masuk dan keluar kamar mandi b. Berpakaian/berhias Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian ,menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau menukar pakaian.Klien juga memiliki
ketidakmampuan
untuk
mengenakan
pakaian
dalam,memilih
pakaian,mengambil pakaian dan mengenakan sepatu c. Makan Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,mempersiapkan makanan,melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat,serta mencerna cukup makanan dengan aman d. Eliminasi Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil,duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi pakaian untuk toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,dan menyiram toilet atau kamar kecil
F. POHON MASALAH
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN Defisit Perawatan Diri
H. STRATEGI PELAKSANAAN INDIVIDU/KLIEN 1. SP 1 : Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri,cara cara merawat diri dan melatih klien tentang cara cara perawatan diri 2. SP 2 : Melatih klien berdandan / berhias 3. SP 3 : Melatih pasien makan secara mandiri 4. SP 4 : Mengajarkan klien melakukan BAB/BAK secara mandiri I. STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA 1. SP 1 : Identifikasi masalah keluarga,menjelaskan proses terjadinya defisit perawatan diri dan menjelaskan cara merawat pasien defisit perawatan diri 2. SP 2 : Merawat langsung ke pasien 3. SP 3 : Evaluasi kemampuan keluarga dan kemampuan pasien
Lampiran STRATEGI PELAKSANAAN Pertemuan ke: PERTAMA 1. Kondisi Pasien
Data Subyektif: Klien mengatakan malas mandi, tak mau menyisir rambut, tak mau menggosok gigi, tak mau memotong kuku, tak mau berhias, tak bisa menggunakan alat mandi / kebersihan diri.
Data Obyektif: Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor, mulut bau, penampilan tidak rapih, tak bisa menggunakan alat mandi.
2. Diagnosa Keperawatan Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK 3. Tujuan a. Tujuan Umum Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri b. Tujuan Khusus 1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri 2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik 3. Pasien mampu melakukan makan dengan baik 4. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri 4. Intervensi a. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
b. Melatih pasien berdandan/berhias Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
Berpakaian
Menyisir rambut
Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
Berpakaian
Menyisir rambut
Berhias
c. Melatih pasien makan secara mandiri
Menjelaskan cara mempersiapkan makan
Menjelaskan cara makan yang tertib
Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
d. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
STRATEGI PELAAKSANAAN PERAWAT (SP)
SP 1 Pasien: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri ORIENTASI 1. Salam terapetik a. Salam= “Selamat pagi, kenalkan saya suster R” b. Berkenalan= ”Namanya siapa, senang dipanggil siapa?” c. Menjelaskan tujuan,tugas, dan peran= ”Saya perawat Puskesmas ...., saya yang akan merawat T pada pagi hari ini.” 2. Evaluasi/validasi a. Perasaan pasien saat ini= “Bagaimana perasaan T hari ini ?” b. Kondisi pasien saat ini = “Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?” 3. Kontrak pertemuan sekarang a. Topik=” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ” b. Waktu=” Berapa lama kita berbicara ? 20 menit ya ?” c. tempat= “Mau dimana ? disini aja ya. ” KERJA 1. Melaksanakan Topik (diskusi atau latihan)= “Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb. “Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?” 2. Ditulis secara singkat, jelas dan sistematis menggunakan kalimat langsung= (Contoh untuk pasien laki-laki) “Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya. “Berapa kali T makan sehari? ”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.” “Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita kencing dan berak harus di WC, Nah... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan pakai air dan sabun”. “Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”. ”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”
TERMINASI 1. Evaluasi a. Subjektif= “Bagaimana perasaan T setelah mandi, mengganti pakaian dan mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri?” b. Objektif = Coba T ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”. ”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore. 2. Rencana Tindak Lanjut (memasukkan jadwal) = “Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nah... lakukan ya T..., dan beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B ( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? 3. Kontrak Pertemuan a. Topik= “Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke? “ b. Tempat= “Di dalam rungan saja ya.” c. Waktu= “’Pagi-pagi sehabis makan. Selamat beristirahat.”
DAFTAR PUSTAKA
Mukripah dan Iskandar, 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama. Fitria, N., 2009, Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika Budi Anna Kelist, Akemat, 2009. Model Praktik KEPERAWATAN PROFESIONAL JIWA.Jakarta:EGC. Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa Fitria , Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.