Lp Tumor Abdomen + Defisit Perawatan Diri.docx

  • Uploaded by: Ronal Onal
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Tumor Abdomen + Defisit Perawatan Diri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,126
  • Pages: 34
BAB 2 TINJUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Penyakit (Tumor Abdomen) 2.1.1 Pengertian TUMOR ABDOMEN Tumor adalah merupakan kumpulan sel abdormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus mennerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh (Kusuma, 2001). Tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan sel dengan pertumbuhan yang terbatas dan lonjong (Oswari, 2000). Tumor adalah massa padat besar, meninggi dan berukuran lebih dari 2 cm. (Carwin, 2000). Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya. 2.1.2

Etiologi Penyebab terjadinya tumor karena terjadinya pembelahan sel yang

abnormal. Pembedaan sel tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam

bentuk

dan

fungsi

aotonomnya

dalam

pertumbuhan,

kemampuanya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain: 1) Karsinogen 2) Hormone 3) Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang berserat.

4) Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler. 5) Genetik 6) Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan. Insiden Tumor adalah penyakit kedua setelah penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan kematian utama di Amerika Serikat. Lebih dari 496.000 orang Amerika meninggal akibat proses maligna, setiap tahunnya. Memperlihatkan frekuensinya, penyebab kematian akibat tumor di Amerika Serikat meliputi kanker paru, prostate, dan area kolorektal pada pria dan pada tumor paru, payudara, dan area kolorektal pada wanita (Smelstzer, Suzanne C.2001). 2.1.3

Patofisiologi Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal

di ubah oleh mutasi ganetik dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk kolon dan berpopliferasi secar abnormal, mengabaikan sinyal mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sekitar sel tersebut. Sel-sel neoplasma mandapat energi terutama dari anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan berkembang biak yang membutuhkan energi unruk anabolisme daripada untuk berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan katabolisme. Jaringan

yang

tumbuh

memerlukan

bahan-bahan

untuk

membentuk protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat mengalahkan sel-sel normal dalm mendapatkan bahanbahan tersebut.(Kusuma, 2001). Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.

Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda.(Smelstzer, Suzanne C.2001).

PATHWAY

Karsinogen, Hormon, Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang berserat

Metaplasia sel Neoplasia sel Displasia sel Diferensiasi sel-sel epitel Perubahan struktur sel dan fungsi sel-sel normal Aktivitas regenerasi sel meningkat Gangguan pemenuhan eliminasi alvi

TUMOR ABDOMEN

Pe

Massa feses keras Gangguan Citra tubuh

Menekan gaster dan rongga dada

Obstruksi lumen

Penumpukan massa Ketidakseimbanga Pembesaran pada daerah abdomen Distensi abdomen

Ketidakefektifan pola nafas Tindakan pembedahan, biopsy Luka insisi

Port de entry k

Pembengkakan sel tumor Pelepasan mediator nyeri (histamine, prostaglandin, bradikinin Menekan syaraf nyeri pada jaringan sekitar

Ditangkap reseptor nyeri perifer Implus ke otak Presepsi nyeri Nyeri akut

Ketidak

2.1.4 Tanda dan gejala 1. Hiperplasia 2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras 3. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka 4. 5. 6. 7. 8. 9.

akan elastic kenyal atau lunak. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor. Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe. Nyeri Anoreksia, mual, muntah. Penurunan berat badan.

2.1.5

Pemeriksaan Diagnostik Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi

malignansi meliputi : 1)

Marker tumor Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.

2)

Pencitraan resonansi magnetic (MRI) Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan gambaran berbagai struktur tubuh.

3)

CT Scan Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang.

4)

Flouroskopi Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan; dap[at ,mencakup penggunaan bahan kontras.

5)

Ultrasound Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima, digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh.

6)

Endoskopi Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu ke dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.

7)

Pencitraan kedokteran nuklir Menggunakan suntikan intravena atau menelan bahan radiosisotope yang diikuti dengan pencitraan yang menjadi tempat berkumpulnya radioisotope.(Smeltzer, Suzanne C.2001).

2.1.6 Penatalaksanaan medis 1) Pembedahan Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya gasterektoni subtotal atau total, dan digunakan untuk baik pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi yang berkaitan dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus, dan kebocoran 2)

anastomoisis.(Smeltzer, Suzanne C. 2001) Radioterapi Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam

3)

spektrum elektromagnetik. Kemoterapi Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan untuk reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan dan pada kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.

4)

Bioterapi Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan keempat untuk kanker dengan menstimulasi system imun(biologic response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin, factor stimulasi koloni, interferon, interleukin.(Danielle Gale. 2000).

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan (Tumor Abdomen) 2.2.1 Pengkajian Pengkajian merupakan tahap awal dan merupak dasar proses keperawatan diperlukan pengkajian yang cermat untuk mengenal masalah klien agar dapat memberikan rah kepada tindakan keperawatan. Keberhasilan keperawatan sanagat tergantung kepada kecermatan dan ketelitian dalam pengkajian. Tahap pengkajian ini terdiri dari empat komponen antara lain : pengelompokan data, analisa data, perumusan diagnosa keperawatan. Data dasar pengkajian klien : 1) Aktivitas istirahat Gejala : kelemahan dan keletihan 2) Sirkulasi Gejala : palpitasi, nyeri, dada pada pengarahan kerja. Kebiasaan : perubahan pada TD 3) Integritas ego Gejala : alopesia, lesi cacat pembedahan Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah 4) Eliminasi Gejala : perubahan pada pola defekasi misalnya : darah pada feces, nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urunarius misalnya nyeri atau ras terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih. Tanda : perubahan pada bising usus, distensi abdomen. 5) Makanan/cairan Gejala : kebiasaan diet buruk ( rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet). Anoreksisa, mual/muntah.

6) Intoleransi makanan Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, berkuranganya massa otot. Tanda : perubahan pada kelembapan/tugor kulit, edema. 7) Neurosensori Gejala : pusing, sinkope. 8) Nyeri/kenyamanan Gejala : tidak ada nyeri atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai berat (dihubungkan dengan proses penyakit) 9) Pernafasan Gejala : merokok(tembakau, mariyuana, hidup dengan sesoramh yang merokok.) Pemajanan asbes. 10) Keamanan Gejala : pemajanan bahan kimia toksik. Karsinogen Pemajanan matahari lama/berlebihan. Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi. 11) Seksualitas Gejala : masalah seksualitas misalnya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat kepuasan. Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida, pasangan seks miltifel, aktivitas seksual dini. 12) Interaksi social Gejala : ketidakadekuatan/kelemahan sotem pendikung. Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah dukungan, atau bantuan). 2.2.2

Diagnosa Keperawatan Penentuan diagnosa keperawatan harus berdasarkan analisa data

dari hasil pengkajian, maka diagnosa keperawatan yang ditemukan di kelompokkan menjadi diagnosa aktual, potensial dan kemungkinan. (Keliat, 2014). Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan tumor abdomen antara lain :

2.2.2.1 Pre operasi 1) Ansietas b/d perubahan status kesehatan. 2) Nyeri (akut) b/d proses penyakit

3) Resiko tinggi terhadap diare 4) Kurang pengetahuan mengenai prognisis dan kebutuhan pengobatan. 2.2.2.2 Post operasi 1) Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan pembedahan. 2) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi. 3) Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi. 4) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. 5) Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah. 2.2.3

Perencanaan Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, dibuat rencana

tindakan untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah klien.( Keliat, 2014). 2.2.3.1 Pre operasi 1.

Ansietas/cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Kemungkinan dibuktikan oleh: peningkatan ketegangan, gelisah, mengekspresikan masalah mengenai perubahan dalam kejadian hidup. Hasil yang diharapkan : 1) Menunjukkan

rentang

yang

tepat

dari

perasaan

dan

berkurangnya rasa takut 2) Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat dapat diatasi. 3) Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam pengaturan obat.

Intervensi 1)

Rasional

Dorong

klien

untuk

mengungkapkan

pikiran

dan

1)

perasaan.

Memberikan

kesempatan

memeriksa

takut

kesalahan

konsep

untuk

realistis serta tentang

diagnosis. 2) 2)

Membantu

klien

untuk

merasa

Berikan lingkungan terbuka dimana diterima pada adanya kondisi tanpa klien

merasa aman

untuk perasaan

dihakimi

dan

mendiskusikan perasaannya. meningkatkan rasa terhormat.

3)

Pertahankan

kontak

sesering

3)

mungkin dengan klien. 4)

Bantu

klien/keluarga

2.

keyakinan

bahwa

klien tidak sendiri atau ditolak. dalam

4)

Dukungan dan konseling sesering

mengenali dan

mengklasifikasikan

diperlukan

untuk memungkinkan

rasa

untuk

individu

mengenal

takut

memulai

mengembangkan strategi koping. 5)

Memberikan

Berikan informasi yang akurat

menghadapi rasa takut. 5)

Dapat menurunkan ansietas

Nyeri berhubungan dengan proses penyakit. Kemungkinan dibuktikan oleh: keluhan nyeri, respon autonomic gelisah, perilaku berhati-hati. Hasil yang diharapkan : 1) Melaporkan nyeri yang dirasakan menurun atau menghilang 2) Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan

dan

Intervensi 1)

Rasional

Tentukan misalnya

riwayat lokasi,

nyeri 1)

durasi dan

Informasi dasar

skala.

memberikan

untuk

kebutuhan

data

mengevaluasi

/

keefektifan

intervensi. 2)

Berikan

2)

Dapat meningkatkan relaksasi

3)

Memungkinkan

tindakan kenyaman

dasar misal: massage punggung dan aktivitas

hiburan misalnya

music. 3)

Dorong

penggunaan

keterampilan

penggunaan

klien

untuk

berpartisipasi secara aktif dalam meningkatkan rasa control. keterampilan manajement nyeri misalnya relaksasi napas dalam. 4)

Kolaborasi

pemberian

4)

analgetik sesuai indikasi.

3.

Analgetik

dapat menghambat

stimulus nyeri.

Resiko tinggi terhadap diare b/d koping yang tidak adekuat Tujuan : mempertahankan pola defekasi umum.

Intervensi 1)

Rasional

Kaji tingkat usus dan pantau/ catat gerakan

1)

usus termasuk

misalnya

frekuensi konsistensi. 2)

Dorong

masukan

masalah

Mengidentifikasi

misalnya diare,

konstipasi. cairan

2)

Dapat menurunkan

potensial

terhadap

peningkatan.

memperbaiki konsistensi feces dan

konstipasi

dengan

adekuat(2000ml/jam)dan

merangsang peristaltic;

dapat mencegah dehidrasi.

3)

Berikan makan sedikit tapi sering

3)

Menurunkan iritasi

dengan makanan rendah serat

penggunaan

(bila tidak dikontraindikasi) dan

serat

mempertahankan

iritabilitas

kebutuhan

protein karbohidrat.

gaster,

makanan rendah

dapat

menurunkan

dan memberikan

istirahat pada usus bila ada diare.

4)

Pastikan diet yang tepat hindari

4)

makanan tinggi lemak.

GI

Stimulasi

yang dapat

meningkatkan motilitas/frekuensi defekasi.

5)

Pantau pemeriksaan laboratorium

5)

sesuai indikasi.

elektrolit

Ketidakseimbangan mungkin akibat

dari/pemberat

untuk mengubah fungsi GI. 6)

Pelunak feces, laksatif, enema sesuai indikasi.

4.

6)

Penggunaan prolaktif mencegah koplikasi lanjut pada klien.

Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi Tujuan : dapat mengungkapkan informasi akurat tentang diagnose dan aturan pengobatan. Intervensi

1) Tinjau ulang dengan klien/orang tedekat pemahaman diagnose khusus, alternative pengobatan dan sifat harapan.

Rasional 1) Memvalidasi pemahaman

tingkat saat

ini

mengidentifikasi kebutuhan belajar dan memberiakan dasar Pengobatan

dimana klien

membuat keputusan berdasarkan informasi. 2) Tentukan persepsi klien tentang kanker dan pengobatan kanker. 3) Berikan informasi akurat dan jelas dalam cara yang nyata tetapi sensitive.

2) Membantu identifiokasi ide ,sikap, rasa takut, kesalahan konsepsi, dan kesenjanagan pengetahaun tentang kanker. 3) Membantu penilaian diagnose kanker, memberikan informasi yang diperlukan selama waktu menyerapnya.

4) Tinjau ulang aturan pengobatan khusus dan penggunaan obat yang dijual bebas.

4) Meningkatkan kemampuan untuk mengatur perwatan diri dan menghindari potensial, komplikasi, reaksi/interaksi obat.

5) Tinjau ulang dengan klien/orang terdekat pentingnya mempertahankan status nutrisi optimal

5) Meningkatkan kesejateraan, memudahkan pemulihan dan memumgkinkan klien mentoleransi pengobatan.

5) Anjurkan meningkatkan masukan cairan dan serta dalam diet serta latihan teratur.

6) Meperbaiki konsistensi feces dan merangsang peristaltic.

2.2.3.2 Post operasi 1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan tindakan pembedahan. Tujuan : Mempertahankan

volume

cairan

adekuat

denga

membrane mukosa lembab, turgor kulit dan pengisian kapiler baik tanda vital stabil dan haluaran urien adekuat. Intervensi 1.

Rasional

Pantau tanda-tanda vital dengan sering.

Periksa

balutan

1. Tanda-tanda awal hemoragi usus dan luka

dengan sering selama 24 jam

pembentukan hematoma yang dapat menyebabkan syok hepovelemik.

pertama terhadap tanda-tanda darah

merah

terang

dan

berlebihan. 2.

3.

Palpasi

nadi periver. Evaluasi

2. Memberikan

informasi tentang

pengisian kapiler turgor kulit, dan

volume sirkulasi umum dan tingkat

status membrane mukosa.

hidrasi.

Perhatikan adanya edema.

3. Edema

dapat

perpindahan dengan

terjadi

Karena

cairan

berkenaan

penurunan kadar albumin

(protein). 4. Indikator langsung dari hidrasi organ 4.

Pantau masukan dan haluaran. dan fungsi. Memberikan untuk penggantian cairan.

pedoman

5. Demam rendah umum selama 24-48 5.

Pantau suhu tubuh. jam pertama dan dapat menambah kehilangan cairan.

2.

Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat tindakan operasi. Tujuan : Nyeri dapat berkurang Kriteria : Klien mengungkapkan nyeri berkurang dan ekspresi wajah normal.

Intervensi

Rasional

1. Kaji karakteristik nyeri.

1. Mengetahui

tingkat nyeri

yang

dirasakan oleh klien sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.

2. Ukur tanda-tanda vital.

2. Mengetahui

kemajuan

penyimpangan dari

hasil

atau yang

diharapkan.

3. Ajarkan tehnik relaksasi. 3. Untuk

merelaksasi otot sehingga

mengurangi rasa nyeri.

4. Ajarkan nafas

dalam dan

batuk 4. Dengan

yang efektif.

nafas dalam dan batuk yang

efektif dapat mengurangi tekanan darah pada

abdomen

yang

dapat

menimbulkan rangsangan nyeri. 5. Obat analgetik dapat mengurangi atau 5. Penatalaksanaan pemberian

obat menghilangkan rasa nyeri.

analgetik.

3.

Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi. Tujuan : Resiko infeksi tidak terjadi. Kriteria : Luka sembuh dengan baik, verband tidak basah dan tidak ada tanda- tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor).

Intervensi

Rasional

1. Kaji tanda-tanda infeksi dan vital

1. Mengetahui tanda-tanda infeksi dan

sign. 2. Gunakan

menentukan intervensi selanjutnya. tehnik

septik

dan

2. Dapat mencegah terjadinya kontaminasi

antiseptik.

dengan kuman penyebab infeksi.

3. Ganti verband.

3. Verban yang basah dan kotor dapat menjadi tempat

berkembang

biaknya

kuman penyebab infeksi. 4. Berikan

penyuluhan tentang cara

pencegahan infeksi.

4. Memberikan pengertian kepada klien agar

dapat

mengetahui

tentang

perawatan luka. 5. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.

4.

obat

5. Obat antibiotik dapat membunuh kuman penyebab infeksi.

Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat. Tujuan : Nutrisi klien dapat terpenuhi. Kriteria : Klien mengungkapkan nafsu makan baik, badan tidak lemah, dan HB normal. Intervensi

1. Kaji intake dan out put klien.

Rasional 1. Untuk mengetahui kebutuhan

nutrisi

dan merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya. 2. Timbang berat badan sesuai indikasi.

2. Mengidentifikasi

status

cairan

serta

memastikan kebutuhan metabolic. 3. Identifikasi kesukaan/ketidak sukaan diet dari pasien. Anjurkan pilihan

3. Meningkatkan

kerja

sama

pasien

dengan aturan diet. Protein/ vitamin C

makanan tinggi protein dan vitamin C

adalah

contributor utama

unatuka

pemeliharaan jaringan dan perbaikan. 4. Berikan cairan IV.

4. Memperbaiki

keseimbangan

cairan

elektrolit.

Kehilangan

plasma;

penurunan albumin serum (edema) dan dapat

memperpanjang penyembuhan

luka. 5. Beriakan obat-obat sesuai indikasi.

5. Mencegah muntah dan menetralkan atau menurunkan prmbentukan asam untuk mencegah erosi mukosa.

5.

Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan insisi bedah. Tujuan : Mencapai pemulihan kluka tepat waktu tanpa komplikasi.

Intervensi 1. Pantau tanda-tanda vital perhatikan

Rasional 1. Pembentukan hematoma/terjadinya

demam, periksa luka dengan sering

infeksi, yang menunjang lambatnya

terhadap bengkak insisi berlebihan

pemulihan luka dan meningkatklan resiko pemisahan luka. 2. Meminimalkan stress/tegangan pada

2. Bebat insisi selama batuk dan tepi luka yang sembuh. Jaringan latihan napas. Berikan pengikat atau lemak sulit menyatu, dan garis jahitan penyokon untuk pasien gemuk bila lebih mudah terganggu. di indikasikan 3. Pengantian balutan sering dapat 3. Gunakan plester kertas untuk mengakibatkan kerusakan kulit karena balutan sesuai indikasi. perlekatan yang kuat. Tinjau ulang nilai laboratorium terhadap 4. Anemia dan pembentukan edema anemia dan penurunan albumin serum. dapat memenuhi pemulihan.

(Marlyn E. Doenges, 2017)

2.2.4

Implementasi Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang tercantum pada

rencana keperawatan yang menetapkan waktu dan respon klien. 2.2.5

Evaluasi Evaluasi adalah bagian terakhir dari proses keperawatan semua

tahap proses keperawatan harus dievaluasi. Hasil asuhan keperawatan dengan sesuai dengan tujuan yang telah di tetapkan. Evaluasi ini didasarkan pada hasil yang di harapkan atau perubahan yang terjadi pada klien. Adapun sasaran evaluasi pada klien dengan tumor abdomen : Hasil pre operatif : 1)

Klien dapat menunjukan perubahan perilaku yang diharapkan dalam pernyataan tujuan.

2)

Rasa nyeri yang dirasakan klien hilang

Hasil Post Operasi 1)

Tidak terjadi kekurangan volume cairan

2)

Tidak terdapat rasa nyeri

3)

Tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

4)

Nuirisi terpenuhi.

5)

Tidak terdapat gangguan integritas.

2.3 Konsep Dasar Kebutuhan Manusia (Personal Hygiene) 2.3.1 Definisi Personal

Hygiene

adalah

kesehatan

pada

seseorang

atau

perseorangan. (Sjarifuddin-1979 dalam Basyar. 2005).Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya: kebudayaan, sosial, keluarga, pendidkkan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih.2006).

Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah.2006) Kebersihan diri maupun lingkungan merupakan hal yang fundamental

,dan

hari,begitupula

tidak

kita

terlepas seringkali

darikehidupan diingatkan

kita dengan

sehari

±

slogan

“Kebersihansebagian dari pada iman” yang berarti bahwa kebersihan mencerminkan kekuatan iman seseorang, kembali lagi hal tersebut merupakan hal dasar yang perlu kita pahami dan kitalakukan secara berkesinambungan dari kita lahir sampai kita tutup usia pada nantinya. Dalam kehidupan sehari ± hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, social, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan, hal ini terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal jikahal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Tarwoto,Watonah, 2006) Personal Hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan. (Sjarifuddin-1979 dalam Basyar. 2005) Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu diantaranya: kebudayaan, sosial, keluarga, pendidkkan, persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. (dalam Astutiningsih.2006). Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya

guna

mempertahankan

kehidupannya,

kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya. Klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan

perawatan diri. (Depkes.2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting). Menurut Poter. Perry (2005), Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (dalam Tarwoto dan Wartonah.2006) 2.3.2 1.

Anatomi Fisiologi

Kulit Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari

pengaruh lingkungan, baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan sinar matahari. Kulit terbagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu epidermis yang tersusun dari stratum korneurn, stratum lusidurn, stratum granulosus, stratum germinativum, dan stratumbasle. Dermis yang terdiri dari kelenjar keringat, Kelenjar minyak, rambut, Jaringan lemak, ujung saraf dan kapiler darah. Pada kulit terdapat ujung-ujung syaraf yang berfungsi sebagai reseptor yaitu: 1) Rasa Dingin

: Organ dari krause

2) Rasa Panas

: Organ dari ruffini

3) Rasa Raba

: Benda-benda dari meissners

4) Rasa Tekan : Benda-benda dari pacini 5) Rasa Nyeri

: Ujung saraf bebas

Fungsi Kulit yaitu: 1) Melindungi tubuh 2) Pengaturan suhu tubuh 3) Indera peraba 4) Sebagai alat ekresi 5) Pengatur keseimbangan Masalah-masalah pada kulit 1) Kulit Kering 2) Acne 3) Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal) 4) Luka lecet

5) Skin rushes 2.

Mata Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang

dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya terang atau gelap. Mata yang lebih komplek dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata memiliki berbagai organ seperti 1) Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang berfungsi menggerakan mata kita keatas. 2) Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar bola mata. 3) Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau warna biru jika orang Eropa. 4) Lens adalah media refraksi untuk bisa kita melihat 5) .Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak ada pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan sinar yang masuk ke mata. 6) Arterior Chambers adalah bilik mata depan. 7) Posterior Chambers adalah bilik mata belakang. 8) Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan sklea dan kornea. 9) Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah. 10) Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel yang mengisi bola mata kita. 11) Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata kita. 12) Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk mendapatkan sinar yang masuk ke mata. 13) Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk di terjemahkan sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini. 3.

Telinga Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau

mengenal suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga terdiri atas 3 bagian, yaitu:

1) Telinga Luar (1) Daun telinga (pinna), dan (2) Liang telinga (meatusauditoriuseksternus). 2) Telinga Tengah (1) Tulang landasan (incus), (2) Gendang telinga (membran timpani), (3) Malleus (tulang martil), (4) Tulang sanggurdi (stapes), dan (5) Saluran eustachius. 3) Telinga Dalam (1) Skala timpani, (2) Tingkap oval, (3) Tingkap bulat, (4) Rumah siput (koklea), dan (5) Labirin osea. 4.

Hidung Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi

sebagai indra pembau. Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Fungsi Hidung: 1) Menghangatkan udara 2) Sebagai penyaring udara yang masuk 3) Sebagai saluran udara pernapasan 4) Membunuh kuman-kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput lendir 5.

Mulut dan gigi Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam

proses perncernaan makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Tanpa adanya gigi, manusia akan sulit memakan makanan yang dimakannya. Gigi tumbuh di dalam lesung

pada rahang memiliki jari ngan seperti pada tulang, tapi gigi bukanlah bagian dari kerangka. Bagian-bagian gigi yaitu: 1) Mahkota gigi adalah bagian gigi yang tampak dari luar rahang, 2) Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di dalam procesusal veolaris, 3) Leher gigi adalah bagian gigi antara puncak gigi dan akar gigi yang ditutupi oleh gusi, 4) Email : merupakan zat terkeras di dalam tubuh untuk melapisi mahkota, 5) Dentin : lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang, 6) Sementum : lapisan yang keras di sekelilingi akar, dan 7) Pulp : jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah. Fungsi gigi yaitu: 1) Mengunyah : Biasany agigi molar dan geraham 2) Memotong : Gigi Insisivus(seri) 3) Merobek

6.

: Gigi taring ( Caninus 1 premolar)

Genetalia Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari

organisme sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu dengan reproduksi aseksual atau vegetatif yang individunya terbentuk tanpa melakukan peleburan sel kelamin dan dengan reproduksi seksual atau generatif yang individunya terbentuk karena melibatkan persatuan sel kelamin atau gamet dari 2 individu yang berbeda jenis kelaminnya. 1) Pria Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin, kelenjar tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil sperma dan hormon testosteron. (1) Saluran kelamin 1.

Vasaeferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk disalurkan ke epidermis berjumlah antara 10 – 20 buah.

2.

Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan panjang antara 5-6 meter. Saluran ini berfungsi menyimpan sperma untuk sementara (minimal selama 3 minggu).

3.

Vas diferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40 cm. Saluran ini berfungsi menghubungan epididimis dengan uretra pada penis dan bagian ujungnya terdapat saluran ejakulasi.

(2) Kelenjar tambahan 1.

Vesika seminaris merupakan

kantong semen (mani) yang

dindingnya menyekresi cairan lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam askorbat dan asam amino. 2.

Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang mengelilingi bagian pangkal saluran uretra.

3.

Kelenjar cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar berukuran sebesar butir kacang yang terletak di bagian proksimal atau pangkal uretra.

2) Wanita Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung telur) yang terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi), uterus atau rahim, vagina dan organ kelamin bagian luar. (1) Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis, (2) Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut, (3) Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia minor (bibir kecil), (4) Uretra merupakan saluran kemih, (5) Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina, dan (6) Fundus merupakan bagian lipatan paha. 2.3.3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Etiologi

Gangguan kognitif Penurunan motivasi Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana) Ketidaknyamanan merasakan hubungan spasial Ansietas Kelemahan Karena Sakit,sehingga tidak mampu melakukan sendiri

8. Kurangnya Pengetahuan dan Informasi 9. Keterbatasan Biaya 10. Lingkungan yang Tidak Mendukung 11. Tidak ada nya Fasilitas yang memadai 2.3.4

Klasifikasi Menurut KDM Tarwoto Wartonah, macam-macam personal

hygiene yaitu : 1.

Perawatan Kulit Kepala Dan Rambut. Rambut berbentuk bulat panjang, makin ke ujung makinkecil dan

ujungnya makin kecil. Pada bagian dalam berlubangdan berisi zat warna. Warna rambut setiap orang tidak samatergantung zat warna yang ada didalamnaya. Rambut dapat tumbuh dari pembuluh darah yang ada disekitar rambut (Depdikbud, 1986:23). Rambut merupakan pelindung bagi kulit kepala dari sengatan matahari dan hawa dingin. Dalam kehidupan seharihari sering nampak pemakaian alat perlindungan lain sepertitopi, kain kerudung dan masih banyak lagi yang lain. Penampilan akan lebih rapi dan menarik apabila rambut dalam keadaan bersih dan sehat. Sebaliknya rambut yangdalam keadaan kotor, kusam dan tidak terawat akan terkesan jorok dan penampilan tidak menarik. Rambut dan kulit kepala harus selalu sehat dan bersih,sehingga perlu perawatan yang baik. Untuk perawatan rambutdapat ditempuh dengan berbagai cara namun demikian carayang dilakukan adalah cara pencucian rambut. Rambut adalah bagian tubuh yang paling banyak mengandung minyak. Karenaitu kotoran, debu, asap mudah melekat dengan demikian makapencucian rambut adalah suatu keharusan. Pencucian rambutdengan shampoo dipandang cukup apabila dilakukan dua kalidalam seminggu (Depdikbud, 1986:12). Rambut yang sehat yaitu tidak mudah rontok dan patah, tidak terlalu berminyak dan terlalu kering serta tidak berketombedan berkutu. Tujuan bagi klien yang membutuhkan perawatan rambut dan kulit kepala meliputi sebagai berikut: 1) Pola kebersihan diri klien normal 2) Klien akan memiliki rambut dan kulit kepala bersih yang sehat

3) Klien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri 4) Klien dapat mandiri dalam kebersihan diri sendiri 5) Klien akan berpartisipasi dalam praktik perawatan rambut. 2.

Perawatan Mata Pembersihan mata biasanya dilakukan selama mandi dan

melibatkan pembersihan dengan washlap bersih yang dilembabkan kedalam air. Sabun yang menyebabkan panas dan iritasi biasanya dihindari. Perawat menyeka dari dalam ke luar kantus mata untuk mencegah sekresi dari pengeluaran ke dalam kantong lakrimal. Bagian yang terpisah dari washlap digunakan sekali waktu untuk mencegah penyebaran infeksi. Jika klien memiliki sekresi kering yang tidak dapat diangkat dengan mudah dengan menyeka, maka perawat dapat meletakkan kain yang lembab atau kapas pada margin kelopak mata pertama kali untuk melunakkan sekresi. Tekanan langsung jangan digunakan diatas bola mata karena dapat meyebabkan cedera serius. Klien yang tidak sadar memerlukan perawatan mata yang lebih sering. Sekresi bisa berkumpul sepanjang margin kelopak mata dan kantus sebelah dalam bila refleks berkedip tidak ada atau ketika mata tidak dapat menutup total. Mata dapat dibersihkan dengan kapas steril yang diberi pelembab normal salin steril. Air mata buatan bisa diperlukan, dan pesanan untuk itu harus diperoleh dai dokter. Tindakan pencegahan harus digunakan jika potongan kecil digunakan pada mata karena dapat meyebabkan cedera kornea. 3.

Perawatan Hidung Klien biasanya mengangkat sekresi hidung secara lembut dengan

membersihkan ke dalam dengan tisu lembut. Hal ini menjadi hygiene harian yang diperlukan. Perawat mencegah klien jangan mengeluarkan kotoran dengan kasar karena mengakibatkan tekanan yang dapat mencenderai gendang telinga, mukosa hidung, dan bahkan struktur mata yang sensitif. Perdarahan hidung adalah tanda kunci dari pengeluaran yang kasar, iritasi mukosa, atau kekeringan.

Jika klien tidak dapat membuang sekresi nasal, perawat membantu dengan menggunakan washlap basah atau aplikator kapas bertangkai yang dilembabkan dalam air atau salin. Aplikator seharusnya jangan dimasukkan melebihi panjang ujung kapas. Sekresi nasal yang berlebihan dapat juga dibuang dengan pengisap. Pengisap nasal merupakan kontraindikasi dalam pembedahan nasal atau otak. 4.

Perawatan Telinga Telinga dapat dibagi dalam tiga bagian yaitu bagianpaling luar,

bagian tengah, dan daun telinga. Telinga bagian luar terdiri dari lubang telinga dan daun telinga. Telinga bagiantengah terdiri dari ruang yang terdiri dari tiga buah ruang tulang pendengaran. Ditelinga bagian dalam terdapat alat keseimbangan tubuh yang terletak dalam rumah siput (Depdikbud, 1986 : 30). Telinga merupakan alat pendengaran, sehingga berbagaimacam bunyi- bunyi suara dapat didengar. Disamping sebagai alat pendengaran telinga juga dapat berguna sebagai alat keseimbangan tubuh. Menjaga kesehatan telinga dapat dilakukan dengan pembersihan yang berguna untuk mencegah kerusakan dan infeksi telinga. Telinga yang sehat yaitu lubang telinga selalu bersih, untuk mendengar jelas dan telinga bagian luar selalu bersih. 5.

Perawatan Kuku Kaki dan Tangan Kuku terdapat di ujung jari bagian yang melekat pada kulit yang

terdiri dari sel-sel yang masih hidup. Bentuk kuku bermacam-macam tergantung dari kegunaannya ada yang pipih, bulat panjang, tebal dan tumpul (Depdikbud, 1986:21). Guna kuku adalah sebagai pelindung jari, alatkecantikan, senjata , pengais dan pemegang (Depdikbud ,1986:22). Bila untuk keindahan bagi wanita karena kuku harusrelatif panjang, maka harus dirawat terutama dalam halkebersihannya. Kuku jari tangan maupun kuku jari kaki harus selalu terjaga kebersihannya karena kuku yang kotor dapat menjadisarang kuman penyakit yang selanjutnya akan ditularkan kebagian tubuh yang lain. 6.

Perawatan Genetalia

Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin. Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk

mencegah

terjadinya

infeksi,

mempertahankan

kebersihan

genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene. 7.

Perawatan Kulit Seluruh Tubuh Kulit terletak diseluruh permukaan luar tubuh. Secara garis besar

kulit dibedakan menjadi 2 bagian yaitu bagian luar yang disebut kulit ari dan bagian dalam yang disebut kulit jangat. Kulit ari berlapis-lapis dan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu lapisan luar yang disebut lapisan tanduk dan lapisan dalam yang disebut lapisan malpighi. Kulit jangat terletak disebelah bawah atau sebelah dalam dari kulit ari (Depdikbud, 1986:16). Kulit merupakan pelindung bagi tubuh dan jaringan dibawahnya. Perlindungan kulit terhadap segala rangsangan dariluar, dan perlindungan tubuh dari bahaya kuman penyakit. Sebagai pelindung kulitpun sebagai pelindung cairan-cairantubuh sehingga tubuh tidak kekeringan dari cairan. Melaluikulitlah rasa panas, dingin dan nyeri dapat dirasakan. Guna kulit yang lain sebagai alat pengeluaran ampas-amps berupa zatyang tidak terpakai melalui keringat yang keluar lewat poripori(Soenarko, 1984:4). Kulit yang baik akan dapat menjalankan fungsinyadengan baik sehingga perlu dirawat. Pada masa yang modernsekarang ini tersedia berbagai cara modern pula berbagai perawatan kulit. Namun cara paling utama bagi kulit, yaitupembersihan badan dengan cara mandi. Perawatan kulitdilakukan dengan cara mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.Tentu saja dengan air yang bersih. Perawatan kulit merupakankeharusan yang

mendasar (Depdikbud, 1986:23).Kulit yang sehat yaitu kulit yang selalu bersih, halus, tidakada bercak-bercak merah, tidak kaku tetapi lentur (fleksibel). 8.

Perawatan Tubuh Secara Keseluruhan Sedangkan menurut KDM Wahit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns.

Nurul Chayatin, S.Kep, sama dengan macam personal hygiene menurut KDM Tarwoto Wartonah hanya saja ditambah dengan perawatan gigi dan mulut. Mulut beserta lidah dan gigi merupakan sebagian dari alat pencerna makanan. Mulut berupa suatu rongga yangdibatasi oleh jaringan lunak, dibagian belakang berhubungandengan tengggorokan dan didepan ditutup oleh bibir. Lidahterdapat didasar rongga mulut terdiri dari jaringan yang lunakdan ujung-ujung syaraf pengecap. Gigi terdiri dari jaringan kerasyang terdapat di rahang atas dan bawah yang tersusun rapidalam lengkungan (Depdikbud, 1986:33). Makanan sebelum masuk ke dalam perut, perlu dihaluskan, maka makanan tersebut dihaluskan oleh gigi dalam rongga mulut. Lidah berperan sebagai pencampur makanan, penempatan makanan agar dapat dikunyah dengan baik danberperan sebagai indera perasa dan pengecap. Penampilan wajah sebagian ditentukan oleh tata letak gigi. Disamping itu juga sebagai pembantu pengucapan kata-kata dengan jelas danterang (Soenarko, 1984: 28). Seperti halnya dengan bagian tubuh yang lain, makamulut dan gigi juga perlu perawatan yang teratur danseyogyanya sudah dilakukan sejak kecil. Untuk pertumbuhan gigi yang sehat diperlukan sayur-sayuran yang cukup mineral seperti zat kapur, makanan dalam bentuk buah-buahan yang mengandung vitamin A atau C sangat baik untuk kesehatan gigidan mulut. Gosok gigi merupakan upaya atau cara yang terbaik untuk perawatan gigi dan dilakukan paling sedikit dua kali dalam sehari yaitu pagi dan pada waktu akan tidur. Dengan menggosok gigi yang teratur dan benar maka plak yang adapada gigi akan hilang. Hindari kebiasaan menggigit benda-benda yang keras dan makan makanan yang dingin dan terlalu panas (Depdikbud, 1986: 30). Gigi yang sehat adalah gigi yang

rapi, bersih, bercahaya, gigi tidak berlubang dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda. Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut

2.3.5 Patofisiologi (Pathway) 1. Mengurangi kemampuan sistem imun alami di kulit 2. Dapat menimbulkan terjadinya proses luka akibat tirah baring. 3. Terjadinya gangguan integritas kulit 4. Memperbesar resiko penyakit lain yang timbul Pathway

2.3.6

Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala) Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut

: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan Hidung kotor dan telinga juga kotor Gigi kotor disertai mulut bau Kulit panjang dan tidak terawatt Kuku panjang-panjang dan tidak terawatt Badan kotor dan pakaian kotor Penampilan tidak rapi

Dari Segi Sosial : 1. Interaksi kurang 2. Kegiatan kurang 3. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/ sikat gigi, tidak dapat berpakaian sendiri. 2.3.7 Komplikasi 1. Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul adalah gangguan integritas kulit,gangguan membran mukosa mulut,infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada luka. 2. Gangguan psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri

dan

gangguan

kebutuhan

rasa

nyaman,

kebutuhan

harga,aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial. 2.3.8 Pemeriksaan Penunjang 1. Rentan terhadap penyakit karena kuman-kuman menumpuk dibadan yang merupakan sumber penyakit.

2. Kurang percaya diri akibat timbulnya bau badan yang menyengat dari metabolisme kuman. 2.3.9

Penatalaksaan Medis Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit

yang mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit dan memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku. 2.3.10 Manajemen Asuhan Keperawatan (Personal Hygiene) 2.3.10.1 Pengkajian Keperawatan 1. Riwayat Keperawatan Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu, baik faktor pendukung maupun faktor penghambat. 2. Pemeriksaan fisik 1) Rambut Mengamati kondisi rambut , meliputi: (1) Keadaan kesuburan rambut (2) Keadaan rambut yang mudah rontok (3) Keadaan rambut yang kusam (4) Keadaan tekstur 2) Kepala Mengamati dengan seksama kebersihan kulit kepala, meliputi: (1) Botak/alopesia

(2) Ketombe (3) Berkutu (4) Adakah eritema (5) Kebersihan 3) Mata Mengamati adanya tanda-tanda ikterus, konjungtiva pucat, sekret pada kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata. 4) Hidung Kaji kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, tandatanda pilek, tanda-tanda alergi, adakah perubahan penciuman, dan bagaimana membran mukosa. 5) Mulut Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/sariawan, kekeringan atau pecah-pecah. 6) Gigi Amati adanya tanda-tanda karang gigi, karies, gigi pecah-pecah, tidak lengkap atau gigi palsu. 7) Telinga Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau perubahan daya pendengaran. 8) Kulit Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersihannya. Perhatikan adanya warna kulit, stria, kulit keriput, lesi atau pruritus. 9) Kuku tangan dan kaki Amati bentuk dan kebersihan kuku. Perhatikan adanya kelainan atau luka. 10) Genetalia Amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium. Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki perhatikan kondisi skrotum dan testisnya. 11) Tubuh secara umum Amati kondisi dan kebersihan tubuh secara umum. Perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2015. Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi 6.Jakarta : EGC. Ganong, F. William. 2014.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta : EGC. Marrilyn, E. Doengus. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3. Jakarta : EGC. Smelster, Suzanne C. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8, Vol. 2. Jakarta : EGC. Tarwonto dan Wartonah. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Related Documents


More Documents from "Inu Reza"

Isi Lp Penyakit.docx
November 2019 24
Asme 16.25.pdf
December 2019 31
America
June 2020 31
December 2019 38
Sociedad
June 2020 21