LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH IV
Pasien dengan Ca. Mammae DI Ruang 28 Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang
Oleh : RICHA KUMALASARI NIM 1401100056 Tingkat III-A/Kelompok 7A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III KEPERAWATAN MALANG Februari 2017
A. PENGERTIAN Ca mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae, dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal kemudian berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. Ca. mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bis tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jeringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara. (Nurarif dan Kusuma, 2015).
B. ETIOLOGI 1. Genetik Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997). Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan . Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium serta mutasi gen supresor tumor p 53. 2. Mekanisme hormonal Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae. 3. Virus Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi. 4. Defisiensi imun Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. (Nurarif dan Kusuma, 2015).
C. FAKTOR RISIKO 1. Faktor Genetik 2. Ca Payudara yang terdahulu 3. Keluarga Diperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae. 4. Kelainan payudara ( benigna ) 5. Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita / pernah menderita yang porliferatif sedikit meningkat
6. Makanan, berat badan dan faktor resiko lain 7. Faktor endokrin dan reproduksi 8. Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang dari 12 tahun 9. Obat anti konseptiva oral 10. Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker
D. MANIFESTASI KLINIS 1. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara 2. Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan 3. Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara 4. Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas 5. Ada cairan yang keluar dari puting susu 6. Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi 7. Ada rasa sakit 8. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat 9. Ada pembengkakan didaerah lengan 10. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara. 11. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar. 12. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam. 13. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange). 14. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah. 15. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
E. STADIUM KANKER
TUMOR PRIMER (T) T0
: tidak ada bukti tumor primer
Tis
: karsinoma in situ
T1
: tumor < 2 cm
T2
: tumor > 2 cm tapi < 5 cm
T3
: tumor > 5 cm
T4
: perluasan ke dinding dada, inflamasi
KELENJAR GETAH BENING REGIONAL (N) N0
: tidak ada tumor dalam kelenjar getah bening regional
N1
: metastasis kelenjar ipsilateral yang berpindah-pindah
N2
: metastasis kelenjar ipsilateral yang menetap
N3
: metastasis kelenjar mammae interna ipsilateral
METASTASIS JAUH (M) M0
: tidak ada metastasis jauh
M1
: metastasis jauh
KLASIFIKASI KANKER: Stadium 0
: TisN0M0
Stadium I
: T1N0M0
Stadium IIA
: T0N1M0, T1N1M0. T2N0M0
Stadium IIB
: T2N1M0, T3N0M0
Stadium IIIA
: T0N2M0, T1N2M0, T2N2M0
Stadium IIIB
: T4N-apa sajaM0, T-apasajaN3M0
Stadium IV
: T-apasajaN-apasajaM1
F. PATOFISIOLOGI a. Fase Inisiasi Fase dimana terjadinya suatu perubahan dalam bahan genetic sel yang memicu sel menjadi ganas. Perubahan dalam genetic sel ini disebabkan oleh karsinogen berupa baha kimia, virus, radiasi. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap karsinogen. b. Fase Promosi Sel yang mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan pernah terpengaruh oleh promosi. c. Fase Metastasis Metastasis yang berakibat ke tulang merupaka hal yang kerap terjadi pada kanker payudara. Tulang merupakan jaringan unik yang terbuat dari matriks protein yang mengandung kalsium dengan kristal hydroxyapatite, sehingga mekaisme yang biasa digunakan oleh sel kanker untuk membuat ruag pada matriks ekstraseluler dengan penggunaan enzim metalloproteinase matriks tidaklah efektif.
G. PATHWAY
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan labortorium meliputi: Morfologi sel darah, LED, Test fal marker (CEA) dalam serum/plasma, Pemeriksaan sitologis 2. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan : a. Pemeriksaan payudara sendiri b.Pemeriksaan payudara secara klinis c. Pemeriksaan mamografi d.Biopsi aspirasi (FNAB) e. Biopsi terbuka f. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan, terapi radiasi dan kemoterapi.
I. KOPMLIKASI 1. Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe dan pembuluh darahkapiler ( penyebaran limfogen dan hematogen, penyebarab hematogen dan limfogen dapat mengenai hati, paru, tulang, sum-sum tulang ,otak ,syaraf. 2. Gangguan neuro varkuler 3. Fibrosis payudara 4. Kematian
J. PENATALAKSANAAN 1. Pembedahan a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat. b. Mastectomy total Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat. c. Lumpectomy/tumor Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut. 2. Radiotherapy 3. Chemotherapy
ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKKAJIAN 1. Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri. 2. Riwayat Kesehatan Dahulu Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks. 3. Riwayat Kesehatan Keluarga Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks 4. Pemeriksaan Fisik a. Kepala normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior. b. Rambut biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak. c. Mata biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan. d. Telinga normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran. e. Hidung bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan. f. Mulut mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa. g. Leher biasanya terjadi pembesaran KGB. h. Dada adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang. i. Hepar biasanya tidak ada pembesaran hepar.
j. Ekstremitas biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon a. Persepsi dan Manajemen Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa. b. Nutrisi – Metabolik Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG. c. Eliminasi Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi. d. Aktivitas dan Latihan Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri. e. Kognitif dan Persepsi Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik. f. Istirahat dan Tidur Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri. g. Persepsi dan Konsep Diri Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal. h. Peran dan Hubungan Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social. i. Reproduksi dan Seksual Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan. j. Koping dan Toleransi Stress Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan. k. Nilai dan Keyakinan Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri berhubungan dengan penekanan sel saraf 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolisme 3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan peningkatan keabnormalan bentuk mammae 4. Kerusakan integritas berhubungan dengan tergangguanya perfusi jaringan 5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan infiltrasi pleura parietale 6. Ansietas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh 7. Risiko infeksi berhubungan dengan bakteri pathogen pembuluh darah
C. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Nyeri berhubungan dengan penekanan sel saraf Tujuan : Nyeri berkurang dan teratasi. Kriteria :
Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
Nyeri tekan tidak ada
Ekspresi wajah tenang
Luka sembuh dengan baik
Intervensi :
Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran
Beri posisi yang menyenangkan
Anjurkan teknik relaksasi napas dalam
Ukur tanda-tanda vital
Penatalaksanaan pemberian analgetik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolisme Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi. Kriteria :
Nafsu makan meningkat
Klien tidak lemah
Hb normal (12 – 14 gr/dl)
Intervensi :
Kaji pola makan klien
Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi
Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau
Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan peningkatan keabnormalan bentuk mammae Tujuan : citra tubuh baik dan normal Kriteria :
Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
Mendiskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh
Mempertahankan interaksi sosial
Intervensi :
Kaji verbal dan non verbal
Monitor frekuensi mengkritik dirinya
Jelaskan pengobatan, perawatan, kemajuan, dan prognosis penyakit
Dorong klien mengungkapkan perasaannya
Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
4. Kerusakan Integritas kulit berhubungan dengan terganggunya perfusi jaringan Tujuan : Integritas kulit klien baik. Kriteria :
Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)
Perfusi jaringan baik
Intervensi:
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
Hindari kerutan padaa tempat tidur
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan
Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
Monitor status nutrisi pasien
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan infiltrasi pleura parietale Tujuan : pola nafas klien kembali efektif. Kriteria :
Tidak sesak napas (-)
Rr 16-20x/menit
Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
Gerakan dada normal
Intervensi:
Kaji fungsi paru, adanya bunyi napas tambahan, perubahan irama dan kedalaman, penggunaan otot bantu pernapasan Evaluasi keluhan sesak napas bak secara verbal maupun nonverbal
Lakukan pemeriksaan kapasitas vital pernapasan
Kolaborasi Pemberian humidifikasi oksigen 3L/Menit
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh. Tujuan : Kecemasan dapat berkurang. Kriteria :
Klien tampak tenang
Mau berpartisipasi dalam program terapi
Intervensi :
Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya
Diskusikan tanda dan gejala depresi
Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik
7. Resiko infeksi berhubungan dengan bakteri patogen pembuluh darah Tujuan : Tidak terjadi infeksi pada klien. Kriteria :
Tidak ada tanda – tanda infeksi.
Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Intervensi :
Kaji adanya tanda – tanda infeksi
Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan
Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik
Penatalaksanaan pemberian antibiotik
REFERENSI : Nurarif, A., & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: Mediaction Publishing.