Lololiuoiloilouloujloulkjklhilyioi.docx

  • Uploaded by: Kizaru OP
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lololiuoiloilouloujloulkjklhilyioi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,234
  • Pages: 11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tidak setiap anak mengalami perkembangan normal. Banyak di antara mereka yang dalam perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau memiliki faktor-faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan penanganan atau intervensi khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan khusus. Kelainan dari segi fisik berupa kecacatan fisik, misalnya orang yang tidak memiliki kaki sebelah kiri, matanya buta sebelah, dan sejenisnya. kelainan dari segi fsikis atau aspek kejiwaan ( psikologis ). Misalnya orang yang menderita keterbelakangan mental akibat dari intelegesi yang dimiliki di bawah normal. Kelainan dari segi sosial, misalnya orang yang tidak dapat melakukan interaksi dan komunikasi sosial, sehingga mereka tidak dapat di terima secara sosial oleh masyarakat sekitarnya yang mnyebabkan mereka kurang bergaul dan merasa rendah diri yang berlebihan, dan kelainan dari segi moral dapat berupa ketidakmampuan seseorang untuk mengendalikan emosi dan hati nuraninya sehingga orang tersebut berbuat amoral di tengah masyarakatnya Anak berkeutuhan khusus di klasifikasikan atas beberapa kelompok sesuai dengan jenis kelainan anak. Klasifikasi tersebut mencakup kelompok anak yang mengalami

keterbelakangan

mental,

ketidakmampuan

belajar,

gangguan

emosional, kelainan fisik, kerusakan atau gangguan pendengaran, kerusakan atau gangguan penglihatan, gangguan bahasa dan wicara, dan kelompok anak yang berbakat. Karakteristik spesifik anak berkebutuhan khusus pada umumnya berkaitan dengan tingkat perkembangan fungsional. Karakteristik spesifik tersebut meliputi tingkat perkembangan sensorik motor, kognitif, kemampuan berbahasa, keterampilan diri, konsep diri, kemampuan berinteraksi social, serta kreatifitasnya. Adanya perbedaan karakteristik setiap peserta didik berkebutuhan khusus di SD, akan memerlukan kemampuan khusus guru kelas. Guru dituntut memiliki kemampuan berkaitan dengan cara mengombinasikan kemampuan dan bakat setiap

anak dalam beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemarnpuan berpikir, melihat, mendengar, berbicara, dan cara bersosialisasi. Hal-hal tersebut diarahkan pada keberhasilan dari tujuan akhir pembelajaran, yaitu perubahan perilaku ke arah pendewasaan. Kemampuan guru semacam itu merupakan kemahiran seorang guru dalam menyelaraskan keberadaanya dengan kurikulum yang ada, kemudian diramu menjadi sebuah program pembelajaran individual.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana karakteristik peserta didik anak berkebutuhan khusus ? 2. Bagaimana karakteristik peserta didik anak berbakat ?

C. Tujuan Masalah 1. Mengetahui karakteristik peserta didik anak berkebutuhan khusus 2. Mengetahui karakteristik peserta didik anak berbakat

BAB II PEMBAHASAN

A. Karakteristik peserta didik anak berkebutuhan khusus Anak-anak berkebutuhan khusus, adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam jenis kebutuhan dan karakteristiknya, yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada umumnya.1 1. Karakteristik dari anak dengan keterbelakang mental: 

Secara kognitif anak tersebut sangat berbeda dengan anak normal, dari penggolongan IQ nya saja mereka dapat dikategorikan sebagai:  Keterbelakangan mental ringan (IQ= 55 – 69)  Keterbelakangan mental sedang (IQ = 40 -54)  Keterbelakangan mental berat (IQ = 25 – 39)  Keterbelakangan mental sangat berat (IQ = di bawah 25) Dengan derajat keterbelakang mental yang berbeda itu maka

tingkatan dari layanan dukungan buat merekapun menjadi berbeda pula (tabel terlampir). Kemampuan memori, menggeneralisasi, motivasi, bahasa dan keterampilan akademisnya menjadi terbatas. 

Secara sosial, banyak anak dengan keterbelakangan mental mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain.



Perilaku beradaptasi pun ada mengalami gangguan terutama dalam hal komunikasi, merawat diri sendiri, keterampilan sosial, kehidupan sehari-hari, menikmati waktu senggang, kesehatan dan keselamatan, kemampuan mengarahkan diri, fungsi akademis, dan keterlibatan di masyarakat.



Secara emosional, mereka seringkali terperosok dalam kondisi kesepian, depresi.

1

Widyatmike Gede Mulawarman, Alfian Rokhmansyah, Widarwati, Profil Anak Berkebutuhan Khusus di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016, (Kalimantan: KPPPAI RI, 2016), hlm 1.



Secara fisik dan medis, biasanya tidak ada kondisi fisik dan medis yang sangat berbeda dengan anak kebanyakan.

2. Karakteristik Gangguan Perilaku dan Emosi Heward & Orlansky (1988) dalam Sunardi (1996) mengatakan seseorang dikatakan mengalami gangguan perilaku apabila memiliki satu atau lebih dari lima karakteristik berikut dalam kurun waktu yang lama, yaitu: a. ketidakmampuan untuk belajar yang bukan disebabkan oleh faktor intelektualitas, alat indra maupun kesehatan. b. ketidakmampuan untuk membangun atau memelihara kepuasan dalam menjalin hubungan dengan teman sebaya dan pendidik. c. Tipe perilaku yang tidak sesuai atau perasaan yang di bawah keadaan normal. d. mudah terbawa suasana hati (emosi labil), ketidakbahagiaan, atau depresi. e. kecenderungan

untuk

mengembangkan

simtom-simtom

fisik

atau

ketakutan-ketakutan yang diasosiasikan dengan permasalahanpermasalahan pribadi atau sekolah. Simptom gangguan emosi dan perilaku biasanya dibagi menjadi dua macam,

yaitu

externalizing

behavior

dan

internalizing

behavior.

Externalizingbehavior memiliki dampak langsung atau tidak langsung terhadap orang lain, contohnya perilaku agresif, membangkang, tidak patuh, berbohong, mencuri, dan kurangnya kendali diri. Internalizing behavior mempengaruhi siswa dengan berbagai macam gangguan seperti kecemasan, depresi, menarik diri dari interaksi sosial, gangguan makan, dan kecenderungan untuk bunuh diri. Kedua tipe tersebut memiliki pengaruh yang sama buruknya terhadap kegagalan dalam belajar di sekolah. Lebih lanjut, Hallahan & Kauffman (1988) menjelaskan tentang karakteristik anak dengan gangguan perilaku dan emosi, sebagai berikut: a. Inteligensi dan Prestasi Belajar Beberapa ahli, seperti dikutip oleh Hallahan dan Kauffman, 1988. menemukan bahwa anak-anak dengan gangguan ini memiliki inteligensi di bawah normal (sekitar 90) dan beberapa di atas bright normal.

b. Karakteristik

Sosial

dan

Emosi.

Agresif,

acting-out

behavior

(externalizing). Conduct disorder (gangguan perilaku) merupakan permasalahan yang paling sering ditunjukkan oleh anak dengan gangguan emosi atau perilaku. Perilaku-perilaku tersebut seperti: memukul, berkelahi, mengejek, berteriak, menolak untuk menuruti permintaan orang lain, menangis, merusak, vandalisme, memeras, yang apabila terjadi dengan frekuensi tinggi maka anak dapat dikatakan mengalami gangguan. Anak normal lain mungkin juga melakukan perilakuperilaku tersebut tetapi tidak secara impulsif dan sesering anak dengan conduct disorder. c. Immature, withdrawl behavior (internalizing) Anak dengan gangguan ini, menunjukkan perilaku immature (tidak matang atau kekanak-kanakan) dan menarik diri. Mereka mengalami keterasingan sosial, hanya mempunyai beberapa orang teman, jarang bermain dengan anak seusianya, dan kurang memiliki ketrampilan sosial yang dibutuhkan untuk bersenang-senang. Beberapa di antara mereka mengasingkan diri untuk berkhayal atau melamun, merasakan ketakutan yang melampaui keadaan sebenarnya, mengeluhkan rasa sakit yang sedikit dan membiarkan “penyakit” mereka terlibat dalam aktivitas normal. Ada diantara mereka mengalami regresi yaitu kembali pada tahap-tahap awal perkembangan dan selalu meminta bantuan dan perhatian, dan beberapa diantara mereka menjadi tertekan (depresi) tanpa alasan yang jelas (Hallahan dan Kauffman, 1988).

3. Karakteristik Tunaganda Prilaku –prilaku yang dapat dianggap bahwa anak tersebut mengalami gangguan Tunaganda adalah sebagai berikut : 1)

Kurang komunikasi atau sama sekali tidak dapat berkomunikasi Banyak yang tidak dapat berbicara, bila ada komunikasi mereka tidak merespon. ini menyebakan pelayanan pendidikan menjadi sulit.

2)

Perkembangan motorik dan fisik terbelakang Sebagian besar anak tuna ganda mempunyai keteratasan dalam mobilitas fisik contoh : tidak dapat berjalan.

3)

Sering mempunyai prilaku aneh dan tidak bertujuan Contoh : menggosok-gosok jari ke wajah, melukai diri.

4) Kurang dalam keterampilan menolong diri sendiri. Contoh : tidak dapat mengurus diri sendiri misalnya makan, berpakaian . 5) Jarang berprilaku dan berinteraksi yang sifatnya kontruktif

4. Karakteristik Gangguan Kesulitan Belajar Berikut adalah karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar dalam membaca, menulis dan berhitung: 1) Anak yang mengalami kesulitan membaca (disleksia) 

Perkembangan kemampuan membaca terlambat,



Kemampuan memahami isi bacaan rendah,



Kalau membaca sering banyak kesalahan



Sering salah menulis huruf b dengan p, p dengan q, v dengan u, 2 dengan 5, 6 dengan 9, dan sebagainya,



Hasil tulisannya jelek dan tidak terbaca,



Tulisannya banyak salah/terbalik/huruf hilang,



Sulit menulis dengan lurus pada kertas tak bergaris.

2) Anak yang mengalami kesulitan berhitung (diskalkula) 

Sulit mengoperasikan hitungan/bilangan,



Sering salah membilang dengan urut



Sering salah membedakan angka 9 dengan 6; 17 dengan 71, 2 dengan 5, 3 dengan 8, dan sebagainya,



Sulit membedakan bangun-bangun geometri.

B. karakteristik peserta didik anak berbakat Masa anak merupakan dasar pembentukan fisik dan kepribadian pada masa berikutnya. Dengan kata lain, masa anak-anak merupakan masa emas mempersiapkan seorang individu menghadapi tuntutan zaman sesuai potensinya2

Karakteristik anak berbakat ditinjau dari segi akademik, sosial/emosi, dan fisik/kesehatan. a.

Karakteristik Akademik Adapun karakteristik yang dimiliki oleh seorang anak berbakat,

diantaranya: 

Memiliki ketekunan dan rasa ingin tahu yang benar,



Keranjinan membaca,



Menikmati sekolah dan belajar.



Memiliki perhatian yang lama terhadap suatu bidang akademik khusus,



Memiliki pemahaman yang sangat maju tentang konsep, metode, dan terminologi dari bidang akademik khusus,



Mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang akademik khusus yang dipelajari pada aktivitas-aktivitas bidang lain,



Kesediaan mencurahkan sejumlah besar perhatian dan usaha untuk mencapai standar yang lebih tinggi dalam suatu bidang akademik,



Memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik dan motivasi yang tinggi untuk berbuat yang terbaik, dan



Belajar dengan cepat dalam suatu bidang akademik khusus.



Mudah menyerap pelajaran. Salah

satu

contoh

yang

digambarkan

oleh

Kirk

(1986)

bahwa seorang anak berbakat berusia 10 tahun, ia memiliki kemampuan akademik dalam hal membaca sama dengan anak normal usia 14 tahun, dan

2

Fadhli Aulia, Buku Pintar Kesehatan Anak,(Yogyakarta: Pustaka Anggrek,2010), hlm 10

berhitung sama dengan usia 11 tahun, anak ini memiliki keberbakatan dalam membaca. b. Karakteristik Sosial Ada beberapa ciri individu yang memiliki keberbakatan sosial, yaitu: 

Diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa,



Keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan sosial, mereka memberikan sumbangan positif dan konstruktif,



Kecenderungan

dipandang

sebagai

juru

pemisah

dalam

pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman sebayanya, 

Memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang dan jujur,



Perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa,



Bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol ekspresi emosional sehingga relevan dengan situasi,



Mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman sebaya dan orang dewasa,



Mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain, dan



Memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menanggulangi situasi sosial dengan cerdas, dan humor. Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa anak yang berbakat dalam hal

social dan emosi, bahwa seorang anak berusia 10 tahun memperlihatkan kemampuan penyesuaian sosial dan emosi (sikap periang, bersemangat, kooperatif, bertanggung jawab, mengerjakan tugasnya dengan baik, membantu temannya yang kurang mampu dan akrab dalam bermain). Sikap-sikap yang diperlihatkannya itu sama dengan sikap anak normal usia 16 tahun. c. Karakteristik Fisik/Kesehatan Dalam segi fisik, anak berbakat memperlihatkan : 

Memiliki penampilan yang menarik dan rapi,



Kesehatannya berada lebih baik atau di atas rata-rata, (studi longitudinal Terman dalam Samuel A. Kirk, 1986). Dicontohkan

pula oleh Kirk bahwa seorang anak berbakat usia 10 tahun memiliki tinggi dan berat badan sama dengan usianya. Yang menunjukkan perbedaan adalah koordinasi geraknya sama dengan anak normal usia 12 tahun. Mereka juga memperlihatkan sifat rapi. Karakteristik

anak

berbakat

secara

umum,

seperti

yang

dikemukakan oleh Renzulli, 1981 (dalam Sisk, 1987) menyatakan bahwa keberbakatan (giftedness) menunjukkan keterkaitan antara 3 kelompok ciriciri, yaitu (a) kemampuan kecerdasan jauh di atas rata-rata, (b) kreativitas tinggi dan (c) tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas (task commitment). Masing-masing ciri mempunyai peran yang menentukan. Seseorang

dikatakan

berbakat

intelektual

jika

mempunyai

inteligensia tinggi. Sedangkan kreativitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, memberikan gagasan baru, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru antara unsur-unsur yang sudah ada. Demikian pula berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas. Hal inilah yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami

berbagai

rintangan

dan

hambatan karena ia telah mengikatkan diri pada tugas atas kehendak nya sendiri. d. Karakteristik Intelektual-Kognitif 

Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.



Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang utuh.



Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.



Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami.



Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.



Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.



Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan baik.



Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.



Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.



Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.



Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.



Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.



Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.



Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.



Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.

e. Karakteristik Persepsi/Emosi 

Sangat peka perasaannya.



Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).



Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).



Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.



Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).



Pada umumnya introvert.



Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.



Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru



Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.

f. Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup 

Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).



Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.



Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.



Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).



Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.



Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang lain.



Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap “nyerempet-nyerempet bahaya” .



Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.



Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.

g. Karakteristik Aktifitas 

Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.



Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding anak normal Sangat waspada.



Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu yang sangat lama.



Tekun, gigih, pantang menyerah.



Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.



Spontanitas yang tinggi.

More Documents from "Kizaru OP"

Padang.docx
December 2019 15
Pada 2020.docx
December 2019 12
Latar Belakang.docx
December 2019 11
Pengertian Kualitatif 1.docx
December 2019 23