Nama : Dita Oktaviani Nim
: 1710105134
Kelas : 4A1
LO KOMUNITAS SKENARIO 1
LO 1. Definisi Desa Qoriyah Toyibah 2. Ciri – ciri dari desa Siaga 3. Unsur yang mendukung Desa Qoriyah Toyibah 4. Masalah yang dapat ditangani 5. Cara mewujudkan Desa Siaga
1. Definisi Desa Qoriyah Toyibah Berdasarkan istilah, Qoryatun artinya desa, kampong atau negeri, sedangkan Thoyyibatun artinya baik atau bagus. Sehingga secara terminology Program Qoryah Thoyyibah (selanjutnya di singkat QT) dapat diartikan sebagai suatu perkampungan atau desa dimana masyarakatnya benar-benar menjalankan ajaran islam secara total, baik dalam hablun minallah maupun hablun minannas, baik dalam bidang aqidah, ibadah, mu’amalah dan akhlak. Sumber dalil yang dapat dijadikan dasar, diantaranya dalam Q.S Al A’raf : 96 dan Q.S. An-Nahl : 112. Sehingga diharapkan dari program QT ini setiap rumah tangga di Desa/perkampungan merupakan keluarga SaMaWa (sakinah, mawaddah warohmah), beraqidah dan ibadah sesuai tuntuna agama islam (tidak bercampur bid’ah, khurofat, takhayul dan lain sebagainya), berakhlak (contoh: sesama tetangga, bermusyawarah, saling membantu) dan bermu’amalah (contoh: dalam perkawinan, pembagian warisan, jual beli dll) sesuai dengan dienul islam. Berdasarkan pemahaman tersebut di atas, maka karakterstik QT dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Masyarakatny beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT (Q.S. An Nisa:4) 2. Masyarakatnya tentram dan makmur sejahtera (Q.S. As Saba’:15) 3. Masyarakatnya pandai mensyukuri nikmat Allah (Q.S. Ibrahim:7) 4. Masyarakatnya selalu bekerja sama dala hal kebaikan dan taqwa (Q.S. Almaidah:2) 5. Masyarakatnya bersikap toleransi serta menjaga kesatuan dan persatuan (Q.S. Ali Imran:103) 6. Masyarakatnya saling berwasiat untuk kebenaran, kesabaran dan kasih sayang (Q.S. Al-‘Ashr:3) 7. Masyarakatnya semangat untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar (Q.S. Ali Imron:104) 8. Rumah tangga warganya Sakinah, Mawadah, wa Rohmah (Q.S. Ar-Rum:21) 9. Anggota masyarakatnya sering menebar benih perdamaian /salam (Hadist) 10. Warganya memiliki etos kerja yang tinggi dan tidak mudah berputus asa (Q.S. Arra’du:11)
2. Ciri – ciri dari desa Siaga a. Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan dasar ( dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik bangunan, perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke puskesmas ) atau Poskesdes. Poskesdes tersebut dikembangkan oleh masyarakat yang dikenal dengan istilah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang melaksanakan kegiatan-kegiatan minimal :
Pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa serta faktor-faktor risikonya.
Penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB serta kekurangan gizi.
Kesiapsiagaan
Pelayanan
Kegiatan pengembangan seperti promosi kesehatan, kadarzi, PHBS, penyehatan lingkungan dan lain-lain.
penanggulangan
kesehatan
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
dasar, sesuai
dengan kompetensinya.
b.
Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat
c.
Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri
d.
Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Unsur yang mendukung Desa Qoriyah Toyibah Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanankesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes dapat dikatakan sebagai suatusarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya-upaya masyarakat dandukungan pemerintah. Pelayanan di poskesdes dapat meliputi upaya preventif (pencegahan), promotif (penyuluhan), dan kuratif pengobatan yang dilaksanakanoleh tenaga kesehatan (terutama bidan) dengan melibatkan kader atau tenagasukarela lainnya
Si (siap), yaitu pendataan dan mengamati seluruh ibu hamil, siap mendampingi ibu, siap menjadi donor darah, siap memberi bantuan kendaraanuntuk rujukan, siap membantu pendanaan, dan bidan wilayah kelurahan selalu siap memberi pelayanan. A (antar), yaitu warga desa, bidan wilayah, dan komponen lainnya dengan cepat dan sigap mendampingi dan mengatur ibu yang akan melahirkan jika memerlukan tindakan gawat darurat. Ga (jaga), yaitu menjaga ibu pada saat dan setelah ibu melahirkan serta menjaga kesehatan bayi yang baru dilahirkan.
4. Masalah yang dapat ditangani Tingginya angka kematian ibu dan bayi, munculnya kembali berbagai penyakit lama seperti tuberkulosis paru, merebaknya berbagai penyakit baru yang bersifat pandemik seperti SARS, HIV/AIDS dan flu burung serta belum hilangnya penyakit endemis seperti diare dan demam berdarah merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia. Bencana alam yang sering menimpa bangsa Indonesia seperti gunung meletus, tsunami, gempa bumi, banjir, tanah longsor dan kecelakaan massal menambah kompleksitas masalah kesehatan di Indonesia.
5. Cara mewujudkan Desa Siaga 1. Tahap bina. Tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, tetapi telah ada forum atau lembaga masyaratak desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja misalnya kelompok rembuk desa, kelompok pengajian, atau kelompok persekutuan do’a. 2. Tahap tambah. Pada tahap ini, forum masyarakat desa talah aktif dan anggota forum mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat , selain posyandu. Demikian juga dengan polindes dan posyandu sedikitnya sudah oada tahap madya. 3. Tahap kembang. Pada tahap ini, forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif,dan mampu mengembangkan UKBMsesuai kebutuhan dengan biaya berbasis masyarakat.Jika selama ini pembiyaan kesehatan oleh masyarakat sempat terhenti karena
kurangnya pemahaman terhadap sistem jaminan,masyarakat didorong lagi untuk mengembangkan sistem serupa dimulai dari sistem yang sederhana dan di butuhkan oleh masyarakat misalnya tabulin. 4. Tahap Paripurna,tahap ini,semua indikator dalam kriteria dengan siaga sudah terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan seha tserta berperilaku hidup bersih dan sehat. Cara lain agar terwujudnya desa QT : a. Identifikasi masalah b. Merumuskan masalah dan memilih model pendekatan / pemecahan masalah 1. Memilih bidang apa yang perlu mendapat perbaikan atau pemecahan atau dengan menetapkan skala prioritas 2. Memilih/menetapkan model pendekatan yang dalam hal ini sebaiknya dengan model dialog (multi dialog: lisan, qolam, amal, seni, sekonomi, dsb) c. Menetapkan strategi pemecahan 1. Penetapan metodologi yang meliputi model pendekatan dan media yang digunakan 2. Pengelolaan
Kegiatan pokok desa siaga 1. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan dicatat dalam kartu sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi tersebut akan direkapitulasi dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta tersebut dipaparkan di poskesdes. 2. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melal ui survei mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui SMD, desa siaga menentukan prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD, desa siaga menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai target tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran. 3. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa siaga, masyarakat dihimbau memberikan kontribusi dana sesuai dengan kemampuannya. Dana yang terkumpul bisa dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional poskesdes. Desa siaga juga bisa mengembangkan kegiatan peningkatan pendapatan, misalnya dengan koperasi desa. Mobilisasi sumber daya masyarakat sangat penting agar desa siaga berkelanjutan (sustainable). 4. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang efektif mengatasi masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar penentuan kegiatan tersebut adalah pedoman standar yang sudah ada untuk program tertentu, seperti malaria, TBC
dan lain-lain. Dalam mengembangkan kegiatan khusus ini, pengurus desa siaga dibantu oleh fasilitator dan pihak puskesmas. 5. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai bagian dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu Kesehatan Keluarga untuk diisi sesuai dengan keadaan dalam keluarga tersebut. Kemudian pengurus desa siaga atau kader secara berkala mengumpulkan data dari Kartu Kesehatan Keluarga untuk dimasukkan dalam peta desa. 6. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant) setiap tahun dari DHS-2 guna mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai dengan proposal yang diajukan dan proposal tersebut sebelumnya sudah direview oleh Dewan Kesehatan Desa, kepala desa, fasilitator dan Puskesmas. Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, penggunaan dana tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman yang ada. Tahapan pengembangan desa siaga Pengembangan desa siaga merupakan aktivitas yang berkelanjutan dan bersifat siklus. Setiap tahapan meliputi banyak aktivitas. 1. Pada tahap 1 dilakukan sosialisasi dan survei mawas diri (SMD), dengan kegiatan antara lain : Sosialisasi, Pengenalan kondisi desa, Membentuk kelompok masyarakat yang melaksanakan SMD, pertemuan pengurus, kader dan warga desa untuk merumuskan masalah kesehatan yang dihadapi dan menentukan masalah prioritas yang akan diatasi. 2. Pada tahap 2 dilakukan pembuatan rencana kegiatan. Aktivitasnya, terdiri dari penentuan prioritas masalah dan perumusan alternatif pemecahan masalah. Aktivitas tersebut, dilakukan pada saat musyawarah masyarakat 2 (MMD-2). Selanjutnya, penyusunan rencana kegiatan, dilakukan pada saat musyawarah masyarakat 3 (MMD-3). Sedangkan kegiatan antara lain memutuskan prioritas masalah, menentukan tujuan, menyusun rencana kegiatan dan rencana biaya, pemilihan pengurus desa siaga, presentasi rencana kegiatan kepada masyarakat, serta koreksi dan persetujuan masyarakat. 3. Tahap 3, merupakan tahap pelaksanaan dan monitoring, dengan kegiatan berupa pelaksanaan dan monitoring rencana kegiatan. 4. Tahap 4, yaitu : kegiatan evaluasi atau penilaian, dengan kegiatan berupa pertanggung jawaban.