LEMBAR TUGAS MANDIRI 2 MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERKELOMPOK Tipologi Kelompok Berdasarkan Efektivitasnya Oleh Yohana Yunus, 1806140400, Kelompok 4, MPKT A Tipe kelompok berdasarkan efektivitasnya yang menurut Johnson dan Johnson (2016) dibedakan menjadi empat macam kelompok, yaitu kelompok pseudo (pseudogroups), tradisional (traditional groups), efektif (effective groups), dan kinerja tinggi (high-performance groups). Tipe kelompok pertama adalah kelompok Pseudo, kelompok ini anggotanya mendapat tugas untuk bekerja bersama, namun sebenarnya tidak berminat untuk melaksanakannya. Mereka percaya bahwa kinerja mereka akan dievaluasi, mulai dari yang tertinggi sampai yang paling rendah. Walaupun anggota kelompok saling berbicara, sebenarnya mereka saling bersaing. Mereka menganggap satu sama lain sebagai saingan yang harus dikalahkan atau dihambat dan harus saling menghalangi kinerja satu sama lain. Mereka juga saling menyembunyikan informasi dan berusaha menyesatkan serta membuat yang lain bingung sehingga tidak percaya satu dengan yang lain. Akibatnya, individu jadi lebih produktif apabila bekerja sendiri dan merasa lebih baik jika dibandingkan dengan kerja kelompok. Kelompok macam itu tidak akan mencapai kematangan karena anggotanya tidak berminat dan tidak berkomitmen terhadap masa depan kelompoknya. Contoh dari Kelompok Pseudo adalah kelompok para pramujual (salesman) yang anggotanya saling bersaing untuk jadi yang terbaik dan melakukan penjualan terbanyak. Tipe kelompok kedua adalah kelompok Tradisional adalah kelompok yang anggotanya mendapat tugas untuk bekerja sama. Mereka sadar harus bekerja sama. Namun, anggota kelompok percaya bahwa mereka akan dinilai sebagai individu, bukan sebagai anggota kelompok. Akibatnya, tugas-tugas menjadi sangat terstruktur sehingga kecil sekali kerja sama yang dituntut. Anggota kelompok berinteraksi terutama untuk menjelaskan bagaimana pekerjaan harus dilakukan. Mereka berusaha mendapatkan informasi dari yang lain, tetapi tidak bermotivasi untuk membagi informasi pada anggota yang lain. Anggota kelompok bertanggung jawab atas pekerjaannya masing-masing, tetapi bukan sebagai tim. Beberapa
anggota kelompok bermalas-malasan dan menggantungkan diri pada anggota yang lebih serius. Anggota yang lebih serius merasa dieksploitasi, lalu akan mengurangi kerjanya. Akibatnya, hasil kerja sama beberapa anggota itu akan lebih baik daripada hasil kerja mereka saat mereka bekerja sendiri-sendiri. Namun, hasil kerja anggota yang lebih serius akan lebih baik hasilnya kalau bekerja sendiri dibandingkan bila mereka bekerja dalam kelompok. Kelompok Tradisional banyak ditemui pada kelas-kelas yang pembentukan kelompoknya ditetapkan oleh guru atau dosen. Tipe kelompok ketiga adalah kelompok efektif. Tipe kelompok ini tidak dapat dipahami sebatas jumlah dari bagian-bagiannya. Kelompok efektif adalah kelompok yang anggota-anggotanya berkomitmen untuk memaksimalkan keberhasilan dirinya maupun keberhasilan anggota-anggota yang lain. Beberapa karakteristik dari kelompok efektif adalah saling bergantung secara positif (positive interdependence), mampu menyatukan para anggota kelompok untuk mencapai sasaran operasional yang jelas, mengembangkan komunikasi dua arah, menggunakan
prinsip
kepemimpinan
terdistribusikan
(memimpin
secara
bergantian), dan menentukan kekuasaan berdasarkan keahlian. Sebagai tambahan, kelompok yang efektif menampilkan proses pengambilan keputusan yang memungkinkan setiap anggota kelompok saling mempertanyakan informasi dan penalarannya dan mengatasi konflik secara konstruktif. Anggota Kelompok Efektif saling mengandalkan tanggung jawab dalam menjalankan bagian tugasnya dengan membantu keberhasilan setiap anggota kelompok. Tipe kelompok keempat adalah kelompok kinerja tinggi memenuhi seluruh kriteria dari kelompok yang efektif. Bedanya dengan kelompok efektif, jenis kelompok ini terletak pada tingkat komitmen pada keberhasilan anggotanya maupun komitmen pada keberhasilan kelompok. Kelompok ini mempunyai tingkat komitmen yang lebih tinggi, tidak hanya kepercayaan, namun juga respek satu sama lain. Mereka sangat peduli pada anggota-anggota kelompoknya termasuk pada pengembangan pribadi setiap anggota kelompok tersebut. Setiap anggota selalu siap untuk membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan. Sayangnya, jarang sekali ada kelompok yang mencapai tingkat perkembangan model ini.
DAFTAR PUSTAKA
David, J., & Johnson, P. F. (2006). Joining Together. Group Theory and Group Skills. Ninth Edition. Boston: Pearson Education, Inc. Tim Revisi PPKPT Universitas Indonesia. (2017). Buku Ajar MPKT A. Depok: Universitas Indonesia.