A. Penyakit-peyakit hewan yang tergolong kepada Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Penyakit hewan adalah gangguan kesehatan pada hewan yang antara lain, disebabkan oleh cacat genetik, proses degeneratif, gangguan metabolisme, trauma, keracunan, infestasi parasit, dan infeksi mikroorganisme patogen seperti virus, bakteri, cendawan, dan ricketsia. Penyakit yang diderita oleh hewan bersifat infeksius (misalnya karena oleh mikroba atau parasit) atau non infektius (misalnya karena racun yang mengganggu metabolismenya). Kementerian Pertanian telah menetapkan 25 (dua puluh lima) penyakit masuk pada PHMS (Penyakit Hewan Menular Strategis) sesuai dengan Kajian yang telah dilakukan Ditkeswan, daftar PHMS sebagai berikut yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Anthrax Rabies Penyakit Mulut dan Kuku Bovine Spongiform Encephalopathy Salmonellosis Rift Valley Fever Brucellosis ( Brucella abortus) Highly pathogenic Avian Influenza dan Low Pathogenic Avian Influenza Porcine Reproductive and Respiratory Syndrome Helminthiasis Haemorrhagic Septicaemia / Septicaemia Epizootica Nipah Virus encephalitis Infectious Bovine Rhinotracheitis Bovine tuberculosis Leptospirosis Brucellosis ( Brucella suis) Penyakit Jembrana Surra Paratuberculosis Toxoplasmosis Classical Swine Fever Swine Influenza Novel(H1N1) Campylobacteriosis Cysticercosis Q Fever
B. Biosafety dan Biosecurity yang berkaitan dengan penanggulangan dan pengendalian penyakit Biosecurity sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (2) dilakukan dengan cara pemisahan sementara Hewan baru dari Hewan lama, Hewan sait dari Hewan sehat, pembersihan dan desinfeksi,
pembatasan lalu lintas orang, Hewan, produk Hewan, dan media pembawa Penyakit Hewan lainnya dalam unit usaha atau Perusahaan Peternakan. Penerapan ini harus dilakukan paling sedikit pada pembibitan, budidaya, tempat penampungan hewan, pasar hewan, rumah potong hewan, alat angkut hewan, tempat pelayanan kesehatan hewan, unit konservasi, dan laboratorium veteriner. Penerapan Biosafety dan Biosecurity harus memenuhi persyaratan : a. Sumber daya manusia yang bertugas memiliki kompetensi di bidang biosafety dan biosecurity b. Tata letak dan konstruksi alat dan mesin, kandang, laboratorium dan bangunan memenuhi standar. Penerapannya dilaksanakan dengan cara : a. b. c. d. e. f.
Penyucihamaan bagi manusia Penggunaan alat pelindung diri Pembersihan, pencucian, dan desinfeksi alat dan mesin, kandang, dan bangunan. Isolasi hewan tertular atau agen Penyakit hewan Isolasi hewan tertular dan terduga tertular Pengawasan lalu lintas orang, hewan, media pembawa penyakit hewan lainnya, dan produk hewan non pangan yang berisiko menularkan penyakit ke hewan dan lingkungan, pakan, dan ahan pakan di perusahaan peternakan atau unit usaha.
Penerapan biosafety dan biosecurity dilakukan untuk : a. Menjaga agen penyakit yang disimpan tidak mengontaminasi atau disalahgunakan b. Melindungi hewan, manusia, dan lingkungan dari agen penyakit hewan c. Memutus rantai masuknya agen penyakit hewan ke induk semang C. Kriteria Bebas Penyakit Menular Daerah bebas penyakit hewan menular strategis harus memenuhi kriteria : a. Berbatasan langsung dan tanpa batas alam dengan daerah tertular atau daerah wabah b. Lalu lintas hewan, produk hewan, dan media pembawa penyakit hewan lainnya denga frekuensi tinggi c. Jenis dan karakteristi penyakit hewan mudah dan cepat menular D. Jenis dan karakteristik penyakit hewan yang mudah dan cepat menular