Learning Objectives Ganteng Sekali.docx

  • Uploaded by: GorgaYudhaSidabutar
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Learning Objectives Ganteng Sekali.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,240
  • Pages: 6
Learning Objectives 1. Apa pengaruh pubertas mengantisipasinya? 2. Fisiologi menarche remaja 3. Psikologis saat menopause

prekok?

Apakah

berbahaya?

Bagaimana

Solution 1. Menurut studi Early menarche didefinisikan dengan haid pertama yang terjadi pada usia 9 sampai 11,5 tahun (Cesario dan Hughes, 2007; Mrug et al., 2008; Stice, et al., 2001). Studi yang dilakukan oleh McDowell et al (2007) di Amerika menyatakan terjadi penurunan usia pubertas dari 6 bulan sampai satu tahun di semua macam etnis pada beberapa dekade terakhir ini. Usia menarche merupakan faktor penting yang mungkin dapat mempengaruhi kondisi kesehatan sepanjang hidupnya (Zabin et al, 1986). Faktor yang mempengaruhi Faktor yang mempengaruhi menarche lebih awal adalah peningkatan kecepatan pertumbuhan, berat badan berlebih atau obesitas, aktivitas fisik rendah, asupan tinggi lemak dan genetik (Petridou et al, 1996; Trentham et al, 2005). Beberapa faktor risiko psikososial untuk menarche lebih awal mencakup ketidakhadiran ayah (Wierson et al, 1993), konflik dan tekanan dari orangtua (Kim et al, 1999;). Dari teori psikososial dipercaya bahwa pengalaman stres emosional yang berat di dalam atau sekitar keluarga menyebabkan terjadinya early menarche (Belsky et al., 1991). Persamaan yang sama juga dipakai untuk menghubungkan pengaruh antara usia menarche dengan peran spesial ayah dan pria lain. Teori tekanan stressor menyatakan bahwa kondisi yang sulit di awal kehidupan baik kondisi fisik atau sosial dan stres psikologis menyebabkan keterlambatan pubertas sampai kondisi tersebut membaik (MacDonald, 1999). Boyce dan Ellis (2005) menyatakan anak yang mengalami stres akut dan sangat dilindungi oleh orangtuanya memicu sistem reaktivitas stres. Terdapat hubungan antara kondisi sosial ekonomi seperti urbanisasi, pendidikan, pekerjaan orangtua, dan jumlah keluarga saat masa anak-anak dengan usia menarche (Schooling et al., 2008). Secara umum, bahwa anak perempuan yang tinggal di daerah perkotaan di negara berkembang dan negara maju (Chavarro, 2004), memiliki ayah yang kelas pekerjaannya tinggi (Ulijaszek et al., 1991), dan memiliki orangtua dengan tingkat pendidikan tinggi berhubungan dengan early menarche (Bielicki et al., 1986). Efek early menarche Menarche yang terlalu cepat juga berpengaruh terhadap imaturitas psikososial hal ini menyebabkan remaja sering kali terjebak pada perilaku berisiko dalam pencarian identitasnya dan mungkin menyebabkan perilaku yang menyimpang

seperti konsumsi alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang pada masa remaja pertengahan (usia 14 - 17 tahun) (Chung et al, 2005), kehamilan remaja, perilaku seks di luar nikah, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual, masalah gizi, perawakan pendek, penyakit kronik, masalah psikologis berupa depresi, gangguan kecemasan, gangguan makan, serta obesitas (Johnston et al., 2002; Costello et al., 2007; Stice et al, 2001) serta mengalami lebih banyak tekanan akibat belum cukup tingkat maturitasnya untuk bersikap terhadap penampilannya (Graber et al., 1997). Penelitian yang dilakukan di Amerika pada anak perempuan berumur 11 sampai 15 tahun menunjukkan anak perempuan dengan early menarche 1,84 kali lebih banyak menderita penyalahgunaan alkohol daripada anak yang mengalami menarche lebih lambat, dan 40% nya mulai merokok atau minum alkohol pada umur 13 tahun (Dick et al, 2000. Hubungan antara maturitas awal dan penggunaan zat ini telah dihubungkan oleh efek hormonal terhadap kognitif dan perilaku remaja (Wilson et al, 1994), stres yang disebabkan oleh imaturitas sosial dan psikologis (Celio et al, 2006) dan hubungan pertemanan (Stice et al, 2001). commit to user Usia menarche sering dikaitkan dengan tingkat kecemasan yang tinggi sebagaimana menyangkut bentuk tubuh (Zehr, et al., 2007), berat badan dan gangguan makan (Kaltiala et al., 2001). Pada penelitian yang dilakukan oleh Joinson (2011) pada remaja perempuan berusia 10 - 14 tahun menghasilkan bahwa terdapat peningkatan level gejala depresi pada remaja perempuan antara usia 10,5 sampai dengan 13 tahun yang mengalami early menarche dibandingkan yang normal. Maturasi (menarche) yang terlambat diyakini dapat melindungi remaja dari stres psikologis sehingga berpengaruh dengan rendahnya tingkat gejala depresi. Menarche yang lebih awal ini berhubungan dengan inisiasi aktivitas seksual (Zabin et al, 1986), dan menjadi faktor risiko dari beberapa kondisi dewasa seperti gangguan ginekologi (Wise et al, 2004), obesitas (Laitinen et al, 2001), penyakit kardiovaskuler (Cooper et al, 1999), penyakit autoimun (Costenbader et al, 2007), dan kanker (Kelsey, 1993). Sumber : Pertiwi Anisa . 2013 . HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DENGAN DEPRESI PADA REMAJA. Vol.1 No.1. viewed on 18 November 2015. From 2. Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa yaitu berusia 10-19 tahun. Pada periode ini akan terjadi pertumbuhan fisik maupun mental (melipui emosi, psikologis, sosial dan perubahan mental). Masa remaja merupakan periode kritis, awitan biologis pertumbuhan remaja ditandai dengan pertumbuhan skeletal dan permulaan perkembangan seks fisik. Awitan psikologis ditandai dengan percepatan perkembangan kognitif dan transisi psikologis yang memberntuk kepribadian, sikap dan kesehatan untuk masa

depan remaja. Sedangkan pada aspek sosial, masa ini adalah suatu periode peningkatan persiapan untuk menghadapi tanggung jawab dan peranan pada masa dewasa muda. Variasi fisiologis pubertas dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain genetic, ras, lingkungan, gizi, penyakit kronis, paparan cahaya, factor psikologi dan tren sekuler. Perubahan fisik saat pubertas ditandai dengan perkembangan karakteristik seks sekunder dan terjadi kematangan karakteristik seksual yang disebabkan oleh perubahan hormone. Awitan pubertas dipicu oleh maturasi sumbu hipotalamushipofisis-adrenal-gonad, yang menyebabkan sekresi hormone seks steroid. Hormone ini akan bermanifestasi dengan karakteristik seks primer dan sekunder. Pada anak perempuan , awal pubertas ditandai dengan peningkatan produksi estrogen dan hormone kewanitaan lainnya yang diproduksi ovarium. Tanda pubertas pada anak perempuan adalah menarche. Menarche: menstruasi yang terjadi pertama kali pada perempuan. Rata-rata usia menarche saat ini adalah 12,4 tahun sedangkan early menarche terjadi pada usia 9 sampai 11,5. Fisiologi menarche : kejadian yang dialami perempuan dalam masa pubertas ialah percepatan pertumbuhan, timbulnya ciri kelamin sekunder, menarche dan perubahan psikis. Apa yang menjadi penyebab munculnya masa pubertas belum diketahui, yang diketahui adalh bahwa ovarium mulai berfungsi di bawah pengaruh hormone gonadotrofin dari hopofisis. Dalam ovarium, folikel mulai tumbuh dan walaupun folikel-folikel tersebut tidak sampai menjadi matang karena sebelumnya mengalami atresia, namun folikelfolikel tersebut sudah sanggup menghasilkan estrogen. Kira-kira pada waktu yang bersamaan kelenjar korteks suprarenal mulai memproduksi androgen dan hormone tsb memainkan peran penting dalam pertumbuhan badan. Semenjak menarche maka akan terjadi perubahan volume darah, jantung dan rongga dada lebih kecil, jaringan paru2 lebih sedikit dan serabut2 otot yang lebih kecil. Rangsangan terus menerus kemudian menuju hipotalamus dan selanjutnya menuju hipofisis anterior, melalui system portal. Hipofisis anterior mengeluarkan hormone yang merangsang kelenjar untuk mengeluarkan hormone spesifik.. Hormone spesifik yang dikeluarkan ovarium memberikan feedback ke pusat pancaindra dan otak serta hipotalamus dan hipofisis sehingga mengeluarkan hormone berfluktuasi. Dengan keluarnya hormon tsb mempengaruhi kematangan organ-organ reproduksi. Menstruasi adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan atau deskuamasi endometrium. Menarche merupakan puncak rangkaian peristiwa kompleks yang meliputi pematangan aksis hipotalamus-hipofisis-gonad untuk memproduksi ovum ataupun pematangan endometrium sehingga dapat menunjang zigot jika terjadi pembuahan. Tiga tahap pematangan aksis hipotalamushipofisis-gonad meliputi : (1) peningkatan pelepasan FSH dan LH darikelenjar hipofisis; (2) pengenalan dan respon ovarium terhadap gonadotropin sehingga

memungkinkan terjadinya produksi hormon steroid ovarium (estrogen dan progesteron); (3) terbentuknya pengaturan umpan balik positif pada kelenjar hipotalamus dan hipofisis anterior oleh estrogen. Kombinasi dari peristiwa-peristiwa pematangan ini akan menyebabkan terjadinya ovulasi. Pada menstruasi sendiri, terdapat dua siklus yang saling tumpang tindih, yaitu siklus ovarium dan siklus endometrium. Siklus ovarium terdiri dari fase folikuler, ovulasi, dan fase luteal. Fase folikular merupakan fase saat folikel tumbuh . Folikel primordial yang terdiri dari ovum satu lapis sel granulosa, mulai berkembang menjadi folikel primer pada saat pubertas karena peningkatan hormon FSH dan LH. Selama harihari pertama siklus menstruasi, terjadi proliferasi sel granulosa serta muncul sel teka interna (bersifat mirip sel granulosa, menyekresi steroid tambahan seperti estrogen dan progesteron) dan sel teka eksterna sebagai kapsul. Sel granulosa kemudian mulai mensekresi cairan folikular yang mengandung estrogen yang tinggi. Cairan tersebut kemudian bermigrasi ke dalam folikel dan merangsang pembentukan reseptor FSH lebih banyak lagi sehingga menimbulkan umpan balik positif terhadap FSH. FSH dari hipofisis dan estrogen kemudian bergabung dan memacu reseptor LH di sel granulosa. LH dan estrogen kemudian meningkatkan sekresi dan proliferasi folikel. Folikel yang mulai matang dan banyak mengandung estrogen selanjutnya akan menyebabkan endometrium tumbuh dan berproliferasi. Fase folikular sampai proliferasi berlangsung selama 13-14 hari dan merupakan fase terlama. Perubahan ovarium selama siklus seksual bergantung seluruhnya pada hormon-hormon gonadotropin, FSH dan LH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. Tidak adanya hormon-hormon tersebut membuat ovarium tetap tidak aktif, yang merupakan keadaan pada masa kanak-kanak, ketika hampir tidak ada hormon-hormon gonadotropik hipofisis yang disekresi. Fase ovulasi dimulai ketika folikel menjadi lebih matang, mendekati ovarium di bawah pengaruh LH. Setelah itu folikel berkembang dan sel telur (ovum) dilepaskan dari ovarium (ovulasi). Selanjutnya endometrium terus berproliferasi membentuk lekukan-lekukan. LH diperlukan untuk ovulasi, tanpa hormon ini, walaupun FHS tersedia dalam jumlah banyak folikel tidak akan berkembang ke tahap ovulasi. Lonjakan LH yang mendadak terjadi mulai 24 sampai 48 jam sebelum ovulasi dengan alasan yang belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan estrogen pada saat itu mempunyai efek umpan balik positif khusus untuk merangsang sekresi LH dan sedikit FSH. Bila lonjakan LH praovulasi tidak cukup besar, ovulasi tidak akan berlangsung dan siklus ini disebut sebagai siklus anovulatorik yang sering terjadi pada keadaan pubertas. Fase-fase dari siklus seksual terus berlanjut, tetapi mengalami perubahan dengan cara berikut ini : pertama, tidak adanya ovulasi menyebabkan korpus luteum tidak berkembang, jadi hampir tidak ada sekresi progesteron selama bagian akhir dari siklus. Kedua, siklus akan memendek beberapa hari, tetapi ritmenya terus berlanjut. Oleh karena itu, mungkin progesteron tidak dibutuhkan untuk mempertahankan siklus itu sendiri, walaupun dapat mengubah ritmenya . Fase luteal adalah fase saat korpus luteum menyekresi estrogen dan progesteron. Lama fase folikuler bervariasi, umumnya berlangsung 13 sampai 15 hari. Disintegrasi korpus luteum pada akhir fase luteal mengurangi jumlah estrogen dan progesteron yang tersedia bagi endometrium, sehingga endometrium meluruh . b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Menarche Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche sebagai berikut :

a. Faktor genetik (keturunan) dan ras Dalam penelitian didapatkan perbedaan rata-rata umur menarche pada ras yang berbeda . Perbedaan ini merupakan manifestasi dari faktor genetik. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa pengaruh ini diturunkan dari ibu ke anak perempuannya . b. Faktor gizi Gizi yang lebih baik dianggap sebagai faktor kesehatan umum yang terpenting. Usia pubertas mungkin bergantung pada pencapaian berat badan kritis, rasio kritis jaringan lemak tubuh dengan jaringan bebas lemak dan tingkat maturitas tulang tertentu. Penurunan kalori kronis menurunkan sekresi FSH dan LH. Apabila terjadi kurang gizi, berat badan rendah atau diet ketat, akan terjadi penundaaan pubertas atau perkembangan menjadi lambat. Sedangkan pada remaja putri yang mengalami obesitas sedang, menarche terjadi lebih awal dan perjalanan pubertas menjadi lebih cepat. c. Kesehatan umum Badan yang lemah atau penyakit yang diderita seorang anak perempuan seperti penyakit kronis maupun cacat kongenital, terutama yang mempengaruhi asupan nutrisi dan oksigenasi jaringan dapat memperlambat usia menarche. Demikian pula obat-obatan. d. Sosial ekonomi Pacarada melakukan penelitian di negara Kosovo antara usia awitan menarche dengan status sosial ekonomi dan menemukan perbedaan yang signifikan bahwa terdapat hubungan antara usia menarche dengan status ekonomi keluarga. e. Lingkungan Rangsangan-rangsangan yang kuat dari luar, misalnya berupa film-film seks, bukubuku bacaan dan majalah-majalah bergambar seks, godaan dan rangsangan dari kaum pria, pengamatan secara langsung terhadap perbuatan seksual atau Koitus masuk ke pusat pancaindera diteruskan melalui striae terminalis menuju pusat yang disebut pubertas inhibitor . Sumber : Guyton A.C. and J.E. Hall 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.Jakarta: EGC. Behrman, R. E., Kliegman, R. dan Arvin, A. M., 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC Heffner, L dan Schust, D, 2006. At a Glance Sistem Reproduksi, Edisi 2, Alih Bahasa Vidhia Umami. Jakarta: Erlangga 3. Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan wanita. Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala menopause pada usai 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun (Kronenberg, 1990; Freeman dan Sherif, 2007; Utian, 2005; Williams, dkk 2007). Kebanyakan mengalami gejala kurang dari 5 tahun dan

sekitar 25% lebih dari 5 tahun. Namun bila diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan mengalami menopause sekitar usia 45-50 tahun. Akibat perubahan dari haid menjadi tidak haid lagi, otomatis terjadi perubahan organ reproduksi wanita (William dkk,2007; Rossow, dkk, 2007; Kronenbergdan Downey, 1987). Perubahan fungsi indung telur akan memengaruhi hormone dalam yang kemudian memberikan pengaruh pada organ tubuh wanita pada umumnya (Guthrie, Dennerstein, Hopper, dan Burger, 1996; Visvnathan, Gallicchio, Schilling, dkk, 2005; Freedman, Norton, Woodward, dkk, 1995). Tidak heran apabila kemudian muncul berbagai keluhan fisik, baik yang berhubungan dengan organ reproduksinya maupun organ tubuh pada umumnya. Tidak hanya itu, perubahan ini seringkali memengaruhi keadaan psikis seorang wanita. Keluhan psikis sifatnya sangat individual yang dipengaruhi oleh sosial budaya, pendidikan, lingkungan,dan ekonomi. Keluhan fisik maupun psikis ini tentu saja akan mengganggu kesehatan wanita yang bersangkutan termasuk perkembangan psikisnya (Kronenberg, 1990; Utian, 2005). Selain itu, bisa memengaruhi kualitas hidupnya. Dalam menyingkapi dirinya yang akan memasuki masa menopause, beberapa wanita menyambutnya dengan biasa.Mereka menganggap kondisi ini sebagai bagian dari siklus hidupnya. Banyak wanita yang mengeluh bahwa dengan datangnya menopause mereka akan menjadi pencemas. Kecemasan yang muncul pada wanita menopause sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi suatu situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Wanita seperti ini sangat sensitif terhadap pengaruh emosional dari fluktuasi hormon. Umumnya mereka tidak mendapat informasi yang benar sehingga dibayangkannya adalah efek negatif yang akan dialami setalah memasuki masa menopause. Mereka cemas dengan berakhirnya era reproduksi yang berarti berhentinya nafsu seksual dan fisik. Apalagi menyadari dirinya akan menjadi tua, yang berarti kecantikannya akan memudar. Seiring dengan hal itu, validitas dan fungsi organ tubuhnya akan menurun. Hal ini akan menghilangkan kebanggaannya sebagai wanita. Keadaan ini dikhawatirkannya akan memengaruhi hubungannya dengan suami maupun lingkungan sosialnya. Selain itu, usia ini sering dikaitkan dengan timbulnya penyakit kanker atau penyakit lain yang sering muncul pada saat wanita memasuki usia tua. Sumber : Rostiana Triana dan Kurniati Ni Made Taganing. 2011. KECEMASAN PADA WANITA YANG MENGHADAPI MENOPAUSE. Vol.3 No.1. Viewed on 18 November 2015. From

Related Documents


More Documents from "X-ceq"