LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING “Pengenalan Alat – alat ”
Disusun oleh : Kelompok 6 Kelas A
IKHWAN MAULANA MUHAMMAD FAJAR LUKMAN YENI ALFIYANI CHYNTIA MEILIVIA
200110170006 200110170020 200110170174 200110170177
LABORATORIUM TERNAK POTONG FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2019
DAFTAR ISI
Bab
Halaman DAFTAR ISI.....................................................................................
ii
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...........................................................................
3
1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................
4
1.3 Maksud dan Tujuan....................................................................
4
1.4 Waktu dan Tempat .....................................................................
4
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................
5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil ...........................................................................................
8
I.
3.1.1 Marking ........................................................................... 3.1.2 Alat Kastrasi .................................................................... 3.1.3 Alat Handling, Pemotongan Kuku dan Pencukuran Bulu dan Pemeliharaan ........................................................... 3.1.4 Alat Laboratorium ........................................................... 3.1.5 Alat Ukur......................................................................... 3.1.6 Susunan Gigi Domba ...................................................... 3.1.7 Alat Pendukung ............................................................... 3.1.8 Alat Operasi .................................................................... 3.1.9 Alat Karkasing ................................................................ 3.2 Pembahasan................................................................................ 3.2.1 Alat Kastrasi .................................................................... 3.2.2 Alat Handling, Pemotongan Kuku dan Pencukuran Bulu dan Pemeliharaan ............................................................ 3.2.3 Alat Pendukung ............................................................... 3.2.4 Alat Karkasi .................................................................... 3.2.5 Obat-obatan ..................................................................... 3.2.6 Susunan gigi ....................................................................
8 9 10 12 13 14 14 16 16 18 18 19 20 21 21 22
IV. KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan .................................................................................
24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
25
ii
3
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Ternak kambing dan domba merupakan ternak yang sangat populer dan
telah dikenal dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Kambing dan domba sang at digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak perkelahiran sering lebih dari satu ekor, jarak antar kelahiran pendek dan pertumbuhan anaknya cepat. Oleh karena itu seorang peternak harus tahu bagaimana tatalaksana pemeliharaan kambing dan domba dengan baik. Pengetahuan dan keterampilan akan tatalaksana pemeliharaan ternak merupakan faktor penting, karena dalam menangani ternak bukanlah hal yang mudah. Banyak data yang menggambarkan dan menjelaskan bagaimana kecelakaan terjadi dalam penanganan ternak. Maka dari itu diperlukan peralatan yang dapat menunjang penanganan tersebut. Alat yang lengkap dan layak digunakan akan memudahkan dalam tatalaksana pemeliharaan. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam peternakan domba dan kambing antara lain alat pemeliharaan kuku, pemotongan tanduk, alat pengukur tinggi atau performans ternak, alat pencukur rambut. Alat pemotongan domba dan kambing, alat penanda dan masih banyak lagi. Dengan diadakannya praktikum ini diharapkan praktikan dapat mengetahui seluruh alat yang digunakan dalam tatalaksana ternak domba dan kambing beserta fungsinya.
4 1.2 (1)
Identifikasi Masalah Apa saja macam – macam alat marking, bull ring, alat operasi, alat kastrasi, alat handling, pemotongan kuku dan pencukuran bulu, alat pendukung, alat karkasing pada ternak domba dan bagaimana fungsi dari masing – masing alat.
(2)
Apa saja macam – macam obat – obatan pada ternak domba dan untuk apa fungsi obat – obatan.
(3) 1.3 (1)
Bagaimana susunan gigi pada domba. Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui macam – macam alat marking, bull ring, alat operasi, alat kastrasi, alat handling, pemotongan kuku dan pencukuran bulu, alat pendukung, alat karkasing pada ternak domba berserta fungsi dari masing – masing alat.
(2)
Untuk mengetahui macam – macam obat-obatan pada ternak domba beserta fungsinya.
(3) 1.4
Untuk mengetahui susunan gigi pada domba. Waktu dan Tempat Hari/tanggal
: Rabu, 20 Maret 2019
Waktu
: 12.30 – 14.30 WIB
Tempat
: Laboratorium
Ternak
Universitas Padjadjaran
Potong
Fakultas
Peternakan
5 II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Peralatan yang digunakan ataupun yang dibutuhkan pada pemeliharaan ternak domba dan kambing umunya tidak terlalu berbeda jauh dengan peralatan yang digunakan oleh pada pemeliharaan ternak sapi baik itu ternak sapi potong ataupun ternak sapi perah. Umumnya peralatan yang digunakan tersebut memudahkan pekerjaan peternak dilapangan (Blakey dkk., 1998). Salah satu alat yang penting didalam penjagaan kesehatan adalah alat pemotong kuku. Kuku kambing tumbuh lebih cepat daripada ausnya kuku, lebih lebih bila kambing tersebut digembalakan di tanah yang lembek sehingga gesekan pada kuku kecil sekali. Akibatnya kuku menjadi tidak rata dan lekas memanjang. Ini membawa akibat terganggunya gerak dan jalan kambing, yang bisa menimbulkan kelainan - kelainan pada kakinya. Oleh karena itu, perlu adanya pemotongan secara teratur pada waktu - waktu tertentu, bilamana kuku mulai memanjang. Selain pemeliharaan kuku, seminggu sekali hendaknya kambing tersebut dimandikan dan disikat. Sewaktu - waktu bulu yang terlalu panjang dipotong menggunakan Electric Shearing Machine (mesin pencukur bulu), atau bisa juga menggunakan Manual Shearing (alat pencukur manual) (Nuri, 2007). Dehorning adalah penghilangan atau pemotongan tanduk. Pemotongan tanduk paling baik dilaksanakan dengan membakar pucuk tanduk ketika anak sapi berumur satu atau dua minggu, bisa juga dengan menggosok pucuk tanduk dengan tongkat soda api (cautik) sampai hampir berdarah dengan menggunakan collodion atau dengan menggunakan silinder yang panas ditekankan untuk satu atau dua menit disekitar cincin kuncup tanduk (Williamson,1993).
6 Kastrasi adalah usaha untuk menghilangkan fungsi reproduksi ternak jantan sebagai pejantan atau pemacak, dengan cara menghambat proses pembentukan dan pengeluaran sperma. Kastrasi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu: kastrasi tertutup dan terbuka (Akoso, 1996). Karkas adalah bobot tubuh dari ternak setelah pemotongan dikurangi dari berat kepala, darah, organ-organ internal, kaki (carpus dan tarsus) kebawah dan kulit (Soeparno, 1994). Jika hewan telah dipotong, semua isi perut kecuali buah pinggang dan isi dada dikeluarkan, kepala, kulit, ekor dan kaki bagian bawah telah dipisahkan, maka bagian yang telah bersih dinamakan karkas. Persentase karkas domba khusus digemukkan 56 – 58%, domba yang digemukkan 45 – 55% dan domba umur 12 – 16 minggu 48 – 50% (Sumoprastowo, 1993). Karkas kambing adalah bagian tubuh ternak yang sehat yang telah disembelih utuh atau membelah membujur sepanjang tulang belakang, setelah dikuliti, dipotong kepala, dan kaki bagian bawah serta dikeluarkan isi jeroannya, dan alat kelamin jantan dan betina atau ambing kambing betina yang
telah
melahirkan dan dipisahkan dengan atau tanpa ekor. Kepala di potong diantara tulang occipital (os.occipitale) dengan tulang rusuk pertama (os.atlas). Kaki depan dipotong diantara carpus dan metacarpus, dan kaki belakang dipotong diantara taurus dan metataurus (Suryanto, 2001). Untuk kualitas karkas, khususnya karkas domba dapat ditentukan dari beberapa segi, diantaranya sebelum ternak dipotong, pada waktu dipotong dan setelah ternak dipotong. Kualitas karkas domba dipengaruhi oleh sistem pemeliharaan dan perlakuan, seperti pemberian pakan, tatalaksana dan perawatan kesehatan, sedangkan yang mempengaruhi kualitas karkas domba pada saat ternak
7 dipotong adalah pendarahan, pengulitan dan kontaminasi. Oleh sebab itu pada saat ternak dipotong, darah harus dapat keluar secara sempurna (Murtidjo, 1993). Salah satu faktor penghambat yang sering dihadapi dalam pemeliharaan ternak, adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan tidak lagi berternak akibat adanya kematian pada ternaknya. Upaya pengendalian penyakit pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan melalui cara pemeliharaan yang baik sehingga peternak memperoleh pendapatan secara maksimal. Upaya pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha pencegahan penyakit atau pengobatan pada ternak yang sakit. Usaha pencegahan dinilai lebih penting dibandingkan pengobatanya (Jahja dan Retno, 2010). Perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem produksi dapat diharapkan menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki. Pemeliharaan dan perawatan yang baik merupakan salah satu kunci penting dalam keberhasilan usaha ternak domba. Itulah sebabnya maka setiap peternak dituntut untuk menguasai program pemeliharaan dan perawatan yang benar. Pengetahuan mengenai tata laksana pemeliharaan domba dan kambing sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan usaha dibidang peternakan.
8 III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Pengamatan
3.1.1
Marking
9
3.1.2
Alat kastrasi
10
3.1.3
Alat Handling, Pemotongan Kuku dan Pencukuran Bulu dan Pemeliharaan
11
12
3.1.4
Alat Laboratorium
13
3.1.5
Alat Ukur
14 3.1.6
Susunan Gigi Domba
3.1.7
Alat Pendukung Lainnya
15
16
3.1.8
Alat Operasi
3.1.9
Alat Karkasing
17
18
3.2
Pembahasan
3.2.1
Alat Kastrasi
1)
Castrator knife : berfungsi sebagai pemotong sepertiga ujung skrotum dengan pisau.
2)
Castrator dotker : berfungsi untuk memotong ekor domba.
3)
Elastrator : berfungsi untuk merentangkan karet berbentuk cincin atau semacam gelang. Karet terserbut dengan mudah dapat dipasang diatas bagian skrotum, mengelilingi dan mengikat kuat saluran penggantung testes. Dengan cara ini saluran darah yang menuju skrotum atau testes terputus dan zat-zat yang diperlukan tertutup sehingga skrotum dan testes semakin lama semakin mengering dan akhirnya lepas dengan sendirinya.
4)
Karet elastrator : berfungsi untuk mengikat saluran penggantung testes agar saluran darah yang menuju kearah skrotum dapat terputus dan zat-zat yang diperlukan skrotum dan testes semakin lama semakin mengering.
5)
Emasculator : berfungsi untuk menghancurkan saluran air mani sehingga perjalanan air mani dari testis ke zakar terhenti karena saluran rusak atau putus.
19 6)
Lilliput emasculator : berfungsi sebagai kastrasi dengan cara menjepit bagian atas skrotum agar aliran darah tertutup.
7)
Tang Burdizzo : berfungsi sebagai alat kastrasi yang memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik disbanding alat lain jika digunakan pada ternak yang telah dewasa.
3.2.2 Alat Handling, Pemotongan Kuku dan Pencukuran Bulu 1)
Restrainer : berfungsi untuk menghandling domba dengan cara memasukan kaki domba kesebuah sela bagian alat tersebut kemudian mengaitkan tali pada leher domba, pada posisi ini domba menjadi membungkuk dan tidak dapat bergerak, ini salah satu cara efektif untuk menghandling domba karena tidak menyakiti domba tersebut.
2)
Manual Shearing : alat ini berbentuk seperti gunting dan berfungsi untuk memotong bulu domba secara manual.
3)
Automatic Shearing : sama seperti manual shearing, namun alat ini berfungsi untuk memotong bulu domba, namun bedanya alat ini menggunakan tenaga listrik dan dinilai lebih efisien dalam melakukan pemotongan bulu domba.
4)
Manual Dehorner : Alat ini berfungsi sebagai alat pemotong tanduk yang digunakan secara manual.
5)
Elektrik Dehorner : Alat ini berfungsi sebagai alat pemotong tanduk yang digunakan dengan bantuan energi listrik.
6)
Pasta Dehorner : Alat ini berfungsi untuk menghilangkan tanduk yang baru muncul.
20 7)
Two hoover knife L : Alat ini berfungsi untuk memotong kuku pada domba dan kambing, pada alat ini terdapat 2 bagian yaitu bagian untuk memotong bagian bawah dan bagian sela-sela kuku pada domba dan kambing.
8)
Hoof clipper : Alat ini berbentuk seperti tang yang berfungsi untuk memotong kuku pada ternak, namun digunakan pada hewan besar seperti kuda, sapi dan kerbau
3.2.3
Alat pendukung lainnya
1)
Electric fence : berfungsi sebagai Alat mengukur skala volt.
2)
Solar pack : berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan ternak saat pengembalan dalam radius lebih kurang 5 km menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi lalu diubah menjadi energi listrik lalu dialirkan pada kawat pembatas.
3)
Lean Meter : berfungsi sebagai alat pengukur ketebalan daging ternak.
4)
Pregnant test : berfungsi sebagai Alat deteksi kehamilan pada ternak setelah masa kawin berlangsung.
5)
Jigger : berfungsi sebagai alat kejut listrik untuk mengendalikan hewan ternak.
6)
Penetrometer : berfungsi sebagai Alat untuk mengukur kekenyalan daging.
7)
Timbangan karkas : alat menimbang karkas secara otomatis.
8)
Thermometer : berfungsi untuk mengukur suhu tubuh domba/kambing. Satuan umum yang digunakan adalah celcius.
9)
Barometer : berfungsi untuk mengukur tekanan udara di dalam kandang domba/kambing.
10)
Hygrometer : berfungsi untuk mengukur tingkat kelembapan pada kandang domba/kambing.
21 3.2.4 Alat karkasing 1) Gergaji karkas : berfungsi untuk pemotong karkas. 2) Gergaji karkas elektronik : berfungsi untuk pemotong karkas elektronik. 3) Bonning knife : berfungsi untuk memotong tulang yang keras. 4) Fillet knife : berfungsi untuk menguliti karkas atau daging ternak. 5) Trimmer : befungsi untuk memotong karkas. 6) Skinning knife : berfungsi untuk menyembelih secara manual domba/kambing. 7) Hook Set : untuk menggantung jeroan dan karkas.
3.2.5
Obat-Obatan
A.
Obat – obatan terdiri dari : Gusanex mengandung DICHLOFENTION 1 % berfungsi sebagai pembunuh serangga anti septic larva screw worm dan obat luka Coopers berfungsi sebagai footrot and ring worm aerosol Delladryl mengandung TERTRA CORTRIL, DIPENHIDTAMINE HCl berfungsi sebagai salep mata dan kulit
B.
Bloat Needle : Alat bloat needle ini adalah seperangkat jarum yang bervariasi dan
berfungsi untuk mengeluarkan angin/gas dari rumen domba/kambing. C.
Automatic drenching gun : Alat ini mempermudah pemberian obat pada ternak karena penggunaannya
cukup mudah dengan cara menyemprotkan ke bagian dalam mulut ternak obat sudah masuk ke dalam tubuh domba/kambing.
22 D.
Botol susu : Berfungsi sebagai tempat susu untuk anak yang sudah disapih.
3.2.6 Alat ukur 1)
Pengukur tinggi badan : Alat mengukur tinggi pundak pada domba atau kambing.
2)
Jigger : Alat kejut listrik untuk mengendalikan hewan ternak.
3)
Beef cattle weighing tape : berfungsi untuk mengetahui berat bobot dengan pita pengukur ini dengan cara mengukur lingkar leher ternak dan amati di angka berapakan lingkar ternak tersebut.
4)
Scrotal measurements tape : berfungsi untuk mengukur alat reproduksi jantan lingkar skrotum domba/kambing.
3.2.7 Susunan Gigi Susunan gigi domba biasanya tumbuh secara teratur dimulai dari gigi susu kemudian gigi tetap. Dengan melihat pada susunan gigi inilah biasanya peternak dapat menentukan usia domba. dengan mengetahi usia domba peternak dapat membedakan kapan domba siap panen atau memasuki masa kawin. Perlu diketahui pergantian gigi domba waktunya teratur artinya setiap domba mengalami waktu pergantian gigi yang tidak jauh berbeda satu sama lain. Domba yang baru saja lahir biasanya gigi susunya sudah tumbuh seiring dengan bertambahnya usia domba gisi susu akan tanggal dan diganti dengan gigi tetap. Pergantian gigi pada domba pun cukup unik gigi akan tanggal sepasang demi sepasang. Jika dilihat dari waktu pertumbuhannya gigi domba dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu.
23 1)
Fase yang pertama adalah fase gigi susu. Jumlah gigi susu sebanyak empat pasang. Gigi ini sudah ada semenjak domba lahir sampai berganti dengan gigi tetap.
2)
Fase kedua adalah bergantinya gigi. Fase ini berlangsung dari awal pergantian sampai pada pergantian selesai.
3)
Fase ketiga merupakan fase keausan pada fase ini gigi tidak akan berganti lagi tetapi sedidkit demi sedikit akan mengalami aus atau tanggal gigi. Fase di atas merupakan fase pertumbuhan gigi domba. Untuk mengetahui
usia domba kita dapat melihat pada pola tanggalnya gigi susu pada domba sebagai berikut : 1)
Belum ada gigi susu yang tanggal. Perkiraan umur domba < 1 tahun.
2)
Dua gigi susu bagian tengah berganti dengan gigi tetap. Umur domba diperkirakan 1-1,5 tahun.
3)
Dua pasang gigi susu bagian tengah diganti dengan gigi tetap perkiraan umur 1,5-2 tahun.
4)
Tiga pasang gigi susu berganti dengan gigi tetap. Pada tahap ini usia domba sekitar 2,3-3 tahun.
5)
Semua gigi susu berganti dengan gigi tetap. Usia domba sekitar 4 tahun.
6)
Gigi tetap semakin aus kemudian tanggal. Pada tahap ini usia domba sudah mencapai usia tua. Gigi domba yang tanggal secara berurutan dari sinilah kita dapat
menentukan berapa umur domba. penentuan umur ini bermanfaat untuk menentukan usia produktif domba juga membantu memastikan kapan domba perlu diberi obat dan vitamin.
24 IV KESIMPULAN
4.1
Kesimpulan
(1)
Dalam penanganan dan pemeliharaan domba dan kambing, pemahaman dan pengetahuan terhadap cara kerja dan fungsi dari alat-alat yang digunakan sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam penanganan dan pemeliharaan ternak-ternak tersebut.
(2)
Ada banyak alat yang perlu diketahui dan dikelompokkan berdasarkan fungsinya diantaranya : -
Alat marking :
-
Alat operasi
-
Alat kastrasi
-
Alat handling
-
Alat pendukung
-
Alat karkasing
-
Alat ukur
-
Obat-obatan, bloat needle, automatic drenching gun, botol susu.
25 DAFTAR PUSTAKA
Akoso, T. B. 1996. Kesehatan Sapi. Kanisius, Yogyakarta. Blakely James and David H bade. 1998. Ilmu Peternakan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Diwyanto, J. 1982. Pengamatan fenotipik Domba Priangan serta hubungan antara beberapa ukuran tubuh dengan bobot badan. Tesis. Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor. Jahja dan Retno. 1993. Petunjuk Mendiagnosa Penyakit Ayam. Medion. Bandung. Mulyono S. 2011. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Jakarta : Penerbit Swadaya. Murtidjo, B.A. 1993. Memelihara Domba. Kanisius. Yogyakarta. Muzamris E. 1982. Pengolahan Daging . Jakarta : CV Yasa Guna. Soeparno. 1994. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University. Yogyakarta. Sugeng YB, Sudarmono AS. 2007. Beternak Domba. Jakarta : Penebar Swadaya Sumoprastowo, R. M., 1993. Beternak Domba Pedaging dan Wol. Bhratara. Jakarta. Sutama IK, Budiarsana IGM. 2009. Panduan Lengkap Kambing dan Domba. Jakarta : Penerbit Swadaya. Suryanto. 2001. Karkas Ruminansia. Kansius. Jakarta. Williamson dan Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.