Laprak (pengenalan Alat & Bahan).docx

  • Uploaded by: Indah Mega
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laprak (pengenalan Alat & Bahan).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,671
  • Pages: 31
Nilai:

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI Pengenalan Alat dan Teknik Praktikum

Nama

: 1. 2. 3. 4.

Indah Mega Kartini Narendra Neni Cahyati Sarah Latifah

240310180015 240310180041 240310180013 240310180049

Hari, Tanggal Praktikum : Selasa, 12 Maret 2019 Waktu/ Shift : 07.30 - 10.00 WIB Asisten : 1. Arina Sabila N. 2. Rifda Rihhadatu Aisy 3. Shilvya Dewi Agustien

240310170035 240310170033 240310170017

Laboratorium Pendidikan 1 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJAJARAN BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Mikrobiologi merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mengkaji

tentang mikroorganisme. Saat ini mikrobiologi telah berkembang pesat dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti pertanian, industri, pangan, dll. Mikroorganisme atau biasa disebut sebagai mikroba merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat dilihat menggunakan alat bantu seperti mikroskop. Mikroorganisme sendiri meliputi bakteri, protozoa, algae (ganggang), fungi, bakteri, virus. Beberapa mikroorganisme bersifat menguntungkan dan ada pula yang merugikan. Dalam melakukan pembelajaran mikrobiologi dibutuhkan salah satu penunjang yaitu, laboratorium. Laboratorium merupakan tempat yang digunakan untuk melakukan suatu percobaan mengenai beberapa bidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu kimia, biologi, fisika, dll. Di dalam laboratorium terdapat berbagai peralatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan dalam melakukan suatu percobaan. Saat akan menggunakan laboratorium untuk melakukan suatu percobaan, kita perlu mengetahui terlebih dahulu cara pemakaian dari alat-alat tersebut yang baik dan benar karena alat-alat yang terdapat di laboratorium memiliki bentuk, fungsi, dan cara penggunaan yang berbeda-beda. Selain itu, dalam laboratorium juga terdapat berbagai bahan kimia yang berbahaya maupun tidak. Oleh karena itu saat melakukan suatu percobaan di laboratorium, tidak menutup kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk menghindari hal tersebut, yaitu bekerja secara teliti dan hati-hati. Pengenalan terlebih dahulu terhadap alat-alat laboratorium sangat penting. Karena, hal tersebut merupakan hal yang mendasar untuk dipahami sehingga akan memengaruhi keselamatan dan kelancaran dalam melakukan percobaan, serta praktikan dapat menggunakan alat tersebut sesuai dengan prosedur yang baik dan benar. I.2

Tujuan

I.2.1

Tujuan Umum Adapun beberapa tujuan umum yang diharapkan dapat tercapai dari

dilakukannya praktikum ini antara lain:

1. Mahasiswa mampu menggunakan ala-alat laboratorium mikrobiologi dengan baik dan sesuai fungsinya. 2. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur dari pembuatan media, sterilisasi, dan pengenceran. 3. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk, fungsi dari alat-alat laboratorium mikrobiologi. I.2.2

Tujuan Khusus Adapun beberapa tujuan instruksional khusus yang diharapkan dapat tercapai

dari dilakukannya praktikum ini antara lain: 1. Mahasiswa dapat mengenal, menggunakan, dan mengerjakan peralatanperalatan di laboratorium mikrobiologi. 2. Mempelajari teknik praktikum yang benar dalam praktikum mikrobiologi. 3. Mengetahui alat-alat yang digunakan serta fungsinya dalam laboratorium mikrobiologi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1

Pengertian Mikrobiologi Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat

kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering disebut

mikroba ataupun jasad renik. Saat ini,

mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu pengetahuan, misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang pangan, bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009). Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dan sangat penting dalam memelihara keseimbangan ekologi dan keseimbangan ekosistem di bumi. Beberapa mikroorganisme bersifat menguntungkan dan ada pula yang merugikan, baik terhadap manusia ataupun hewan. Oleh karena itu untuk mengetahui segala sesuatu tentang mikroorganisme perlu adanya cabang ilmu mikrobiologi (Maksum, 2010). II.2

Pengenalan Laboratorium Mikrobiologi Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan,

pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains (kimia, fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan yang tertutup seperti kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan lain-lain. (Amda,2014) Eksperimen dan praktek laboratorium merupakan bagian dari pengajaran sains. Bekerja di laboratorium sains adalah suatu hal yang melibatkan benda nyata dan juga mengamati perubahan yang diamati. Ketika sains bergerak melampaui dunia pengalaman menuju Generalisasi yang lebih abstrak yang memungkinkan penjelasan dan peramalan, pengalaman secara dekat adalah titik awal untuk generalisasi ilmiah dan pembuatan teori. Sehingga praktik laboratorium dan eksperimen merupakan bagian yang esensial dalam pengajaran sains sebagai produk ini (Irianto, 2007).

II.3

Pengenalan Alat-alat Laboratorium Mikrobiologi Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada

keberhasilan suatu pekerjaan di laboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan berlangsaungnya praktikum pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan. Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat diketahui cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar, sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisasi sedikit mungkin. Bekerja di laboratorium mikrobiologi tidak akan lepas dari berbagai kemungkinan terjadinya bahaya dari berbagai jenis bahan kimia baik yang bersifat sangat berbahaya maupun yang bersifat berbahaya. Selain itu, peralatan yang ada di dalam laboratorium juga dapat mengakibatkan bahaya yang tak jarang berisiko tinggi bagi praktikan yang sedang melakukan praktikum jika tidak mengetahui cara dan prosedur penggunaan alat yang akan digunakan. Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun sama tapi ukurannya berbeda. (Andriani,2016) Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan alat, prinsip kerja atau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Beberapa kegunaan alat dapat dikenali berdasarkan namanya. Penamaan alat-alat yang

berfungsi

mengukur biasanya diakhiri dengan kata meter seperti thermometer, hygrometer dan spektrofotometer, dll. Alat-alat pengukur yang disertai dengan informasi tertulis, biasanya diberi tambahan “graph” seperti thermograph, barograph (Jumadi ,2009).

BAB III METODELOGI PENELITIAN III.1

Alat dan Bahan

III.1.1 Alat 1. Batang Pengaduk 2. Beaker Glass 3. Botol Alkohol 70% 4. Botol Schott 5. Botol Semprot 6. Bulb pipet 7. Bunsen 8. Cawan Petri 9. Desikator 10. Erlenmeyer 11. Gelas Ukur 12. Jarum Inokulasi 13. Labu Ukur 14. Laminar Flow 15. Mikro pipet 16. Mikroskop 17. Mortal Pastle 18. Object Glass 19. Ose 20. Pipet Tetes 21. Pipet Ukur 22. Pipet Volume 23. Rak Tabung 24. Spatula 25. Tabung Durham 26. Tabung Reaksi

III.1.2 Instrumen 1. 2. 3. 4.

AutoClave Oven Inkubator Mikroskop

1. Neraca Analitik 2. Vortex 3. Shaker 4. Kulkas 5. Colony Counter 6. Waterbath III.1.3

Bahan

1.

alkohol 70%

2.

Agar

3.

Aquades

4.

Buffer Fosfat

5.

Broth

6.

NaCl fisiologis

7.

Kapas

8.

Kassa

III.2 Prosedur 1.

Jas lab digunakan sebelum memasuki laboratorium

2.

Tas diletakkan di depan ruang praktikum

3.

Bagi mahasiswi, rambut diikat satu ke belakang

4.

Digunakan sepatu tertutup untuk melindungi kaki dari cairan-cairan berbahaya

5.

Praktikan ketika memasuki laboratorium

III.2.1

Membuat Penyumbat Tabung Reaksi

1.

Disediakan bahan penyumbat seperti kapas dan kain kassa

2.

Diambil kapas secukupnya sesuai dengan mulut lubang tabung reaksi lalu dipadatkan membentuk oval

3.

Kapas yang sudah dipadatkan dimasukkan ke dalam kain kassa kemudian digulung dan pada ujung-ujung kain kassa dilipat agar kapas tidak keluar

4.

Percobaan dilakukan langsung pada tabung reaksi, apabila saat pentumbat ditarik mengeluarkan suara berarti tabung reaksi sudah dapat digunakan.

III.2.2 Cara Membuka Cawan petri 1.

Cawan petri yang sudah ditutupi penutupnya diambil

2.

Ketika cawan petri dipegang, dilakukannya hanya dengan satu tangan

3.

Cawan petri dipegang dengan cara diposisikan horizontal dengan ketiga jari mengapit cawan petri dan jari jempol untuk membuka cawan petri

4.

Saat membuka cawan petri diusahakan dibuka penutupnya tidak terlalu lebar agar udaara luar tidak masuk ke dalam cawan petri yang bisa merusak mikroorganisme yang ada didalamnya.

III.2.3 Cara Menggunakan Mikroskop 1.

Mikroskop diletakkan diatas meja datar dengan bagian lengan tepat berada di hadapan

2.

Diperhatikan lensa okuler yang tertera perbesaran 10x. Hal ini berarti objek akan diperbesar 10 kali dari ukuran objek sesungguhnya oleh lensa okuler. Lensa okuler ini dapat diganti sesuai perbesaran yang diinginkan

3.

Lensa objektif diperhatikan dengan mengamati lensa dan perbesarannya

4.

Diafragma diatur agar lensa okuler mendapatkan cahaya yang cukup terang

5.

Cermin yang berada dibawah meja preparat diatur dengan menyesuaikan cahaya yang dapat kita ketahui melalui diafragma

6.

Gelas preparat yang akan diamati diletakkan tepat berada ditengah lubang meja preparat

7.

Tombol pengatur focus diputar untuk menurunkan tabung mikroskop sehingga lensa objektif hampir menyentuh preparat

8.

Tombol pengatur focus diputar sambil melihat preparat dengan lensa okuler

9.

Revolver diputar untuk mengganti lensa objektif perbesaran lemah dengan perbesaran kuat. Hal ini dilakukan jika ingin melihat bagian tertentu pada preparat dengan jelas

10.

Apabila telah selesai dan mikroskop ingin disimpan, diusahakan dipindahkannya dengan dua tangan agar seimbang.

III.2.4

Membuat Pembungkus Pipet Ukur Dari Kertas

1. Disediakan kertas yang setara dengan panjang pipet ukur yang digunakan sebagai bahan pembungkus pipet ukur 2. Ujung pipet ukur diletakkan diujung kertas polos yang sudah disiapkan 3. Lalu dibuatnya segitiga 4. Kertas kiri dan kanan pipet dilipat, ukur menjadi segitiga kecil-kecil 5. Pipet ukur digulung dengan menggunakan kertas polos tersebut secara rapih hingga habis 6. Sisa kertas polos terakhir digunakan label agar gulungan tidak terbuka 7. Dilakukannya hal yang sama seperti hal diatas dengan ujung pipet ukur yang lainnya 8. Pipet ukur dibungkus dari kertas yang siap digunakan 9. Membuat Pembungkus Cawan Petri Dari Kertas 10. Disediakan kertas yang digunakan sebagai bahan pembuat pembungkus 11. Cawan petri diletakkan ditengah-tengah kertas 12. Cawan petri dibungkus dengan kertas tersebut dan bagian ujung-ujungnya dilipat

13. Ujung-ujung lipatan kertas yang sudah disatukan kemudian dibuat bentuk segitiga pada kedua sisi kertas yang sudah dilakukan 14. Lipatan tersebut dikencangkan.

BAB IV HASIL PENGAMATAN IV.1 Alat-alat Laboratorium Tabel 1. Alat-alat Laboratorium No

Nama Alat

Gambar

Fungsi

. 1.

Agar

Media padat untuk membiakkan mikroorganisme.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 2.

Alkohol 70%

3.

Batang Pengaduk

Berisi cairan alkohol 70% untuk mensterilisasi alat, meja kerja, dan tangan peneliti.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) Untuk mengaduk dan mencampur bahan kimia dengan larutan agar homogen.

http://sinarkimia.com/product/batan g-pengaduk/ 4.

Beaker Glass

Wadah untuk menyimpan, mencampur, menngaduk, dan memanaskan suatu larutan.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 5.

Botol Schott

Menyimpan larutan bahan kimia, dan penyimpanan asam.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 6.

Botol Semprot

Menyimpan aquades, untuk mencuci/membilas bahan yang tidak larut dengan air.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 7.

Bulb Filler

Untuk menyedot larutan yang dihubungkan dengan pipet ukur.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 8.

Bulb Pipet

Untuk memindahkan sejumlah volume larutan dengan menyedot larutan tersebut.

https://www.scilabware.com/en/azl on-rubber-pipette-filler-1 9.

Bunsen

Untuk memanasi/membakar zat dan menjaga sterilisasi suatu bahan.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 10.

Cawan Petri

Wadah untuk membiakkan sel mikroorganisme.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 11.

Desikator

Untuk menghilangkan kadar air dari suatu bahan.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 12.

Erlen Mayer

Wadah penampung larutan untuk dititrasi.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 13.

Gelas Ukur

Alat ukur volume cairan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 14.

Jarum Inokulasi

Untuk memindahkan biakan untuk ditanami ke media baru.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 15.

Labu Ukur

Untuk mengencerkan larutan dengan keakurasian tinggi.

https://www.medicalogy.com/p/beli -gelas-laboratorium/gelas-ukurkaca-500-ml-class-a-skala-biruduran-2461844 16.

Micro Pipet

Memindahkan larutan dengan volume yang sangat kecil,

https://turkish.alibaba.com/productdetail/2-20ul-micro-pipette1465369390.html

17.

Mortar dan Pestle

18.

Object Glass & Cover Glass

Untuk menghancurkan/mengh aluskan suatu bahan padat

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) Untuk meletakkan objek yang akan diamati.

http://www.anm.co.id/detail/218/49 6/microscope-coverglass#.XI3KdigzbIU 19.

Ose

Untuk memindahkan biakan untuk ditanami ke media baru.

http://sinarkimia.com/wpcontent/uploads/2016/04/osejarum-inokulum.jpg 20.

Pipet Tetes

Untuk memindahkan larutan dengan jumlah sangat kecil, yaitu setetes demi tetes

https://ecs7.tokopedia.net/img/cach e/700/product1/2016/12/15/12778072/12778072_ 04aa7bd0-0f21-45b1-8f71b84595ed9916_1656_1976.jpg 21.

Pipet Ukur

Untuk memindahkan larutan atau cairan dengan berbagai ukuran

volume.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 22.

Pipet Volume

Untuk memindahkan larutan dengan tingkat ketelitian tinggi.

https://tutugon.com/wpcontent/uploads/2016/11/pipetvolume-atau-volumetric.png 23.

Rak Tabung Reaksi

24.

Spatula

Untuk menempatkan tabung reaksi saat praktikum.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) Untuk mengambil bahan padatan dan mengaduk larutan.

https://www.haines.com.au/media/c atalog/product/cache/1/image/902f 33c22afdec0ceb057adbcc4c9bb7/s/ p/spatula-spoon-flat_end.jpg

25.

Tabung Durham

Untuk menampung gas yang terbentuk dari mikroorganisme.

https://s0.bukalapak.com/img/5489 783582/w1000/Tabungdurham_1_scaledjpg_ scaled.jpg 26.

Tabung Reaksi

Tempat untuk mereaksikian bahan kimia, dan perkembangbiakan mikroba dalam media cair.

https://s3.bukalapak.com/img/3028 48303/w1000/FIOLAX_TEST_TUBE___Ta bung_Reaksi___25ml___Duran.jpg

IV.2 Instrumen Laboratorium Mikrobiologi Tabel 2. Instrumen Laboratorium Mikrobiologi No .

Nama

Gambar

Fungsi

Autoclave

Alat sterilisasi basah yang menggunakan uap air panas bertekanan tinggi.

1.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 2.

Colony Counter

3.

Inkubator

Untuk mempermudah perihitungan koloni.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) Untuk menumbuhkan mikroorganisme pada kondisi tertentu.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 4.

Laminar Air Flow

Tempat untuk melakukan inokulasi mikrobiologi.

http://thermolabscientific.com/oth er-products/laminar-air-flow-unit/ 5.

Mikroskop

Untuk melihat dan mengamati benda yang tak kasat mata.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 6.

Neraca Analitik

Menimbang zat/bahan dengan ketelitian hingga 4 digit.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 7.

Oven

Untuk sterilisasi kering dengan suhu 160-170 ℃ .

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 8.

Refrigator

Memperlambat pertumbuhan mikroorganisme.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 9.

Shaker

Mengaduk cairan dengan sistem getar.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 10.

TV

11.

Vortex Shaker

Menampilkan objek yang diteliti pada mikroskop.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) Menghomogenkan larutan dalam wadah berukuran kecil.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019) 12.

Waterbath

Untuk memanaskan suatu zat/larutan.

(Dokumentasi Kelompok 1,2019)

BAB V PEMBAHASAN V.1

Penjelasan Lanjut Mengenai Alat-alat Laboratorium Praktikum mengenai pengenalan alat dan teknik praktikum di laboratorium

pendidikan yang dilakukan pada hari Selasa, 12 Maret 2019 bertujuan untuk dikenalkannya nama, bentuk, fungsi, serta cara mengerjakan alat-alat laboratorium oleh dosen yang dibantu oleh asisten praktikum. Peralatan tersebut merupakan peralatan yang secara umum dijumpai saat praktikum. Alat-alat laboratorium mikrobiologi tidak jauh berbeda dengan peralatan pada laboratorium kimia, seperto tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur, gelas ukur, gelas erlenmeyer, bunsen, pipet tetes, bulb pipet, spatula. Adapula peralatan yang khusus di laboratorium mikrobiologi, seperti autoclave, vortex shaker, inkubator, oven, shaker, desikator. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai peralatan laboratorium berserta fungsinya. Agar, merupakan media padat untuk membiakan mikroorganisme. Selain untuk membiakan mikroorganisme, agar sebagai media juga berfungsi untuk sumber makanan, penyedia nutrisi bagi mikroorganisme yang akan dibiakkan. Media padat umumnya digunakan untuk bakteri, ragi, dan jamur. Alkohol 70%, digunakan untuk menyimpan cairan alkohol 70% yang berfungsi untuk mensterilisasi suatu bahan/zat, dan juga dapat digunakan untuk mensterilisasi tangan praktikan dan meja kerja. Autoclave, merupakan alat untuk sterilisasi alat dan bahan, sterilisasi yang digunakan termasuk sterilisasi basah karena memanfaatkan uap air di bawah tekanan. Tekanan yang digunakan yaitu 2 atm (15 psi) dan pada suhu 121℃ selama 15 menit. Alat dan bahan yang dapat disterilisasi menggunakan autoclave yaitu, bahan yang tahan panas, pelarut organik. Batang Pengaduk, digunakan untuk mengaduk larutan agar tetap homogen, atau agar zat padat cepat larut. Dapat juga digunakan untuk mencampur bahan kimia dan larutan. Beaker Glass, merupakan wadah untuk menyimpan media, mengaduk, memanaskan suatu larutan. Digunakan juga untuk menimbang dan mengukur suatu larutan, tetapi memiliki tingkat keakurasian yang tidak tinggi. Botol Schott & Botol

Semprot memiliki kegunaan yang sama yaitu sebagai wadah untuk menampung suatu larutan. Tetapi botol schott digunakan untuk menampung larutan bahan kimia, dan media yang sudah jadi, serta indikator asam, sedangkan botol semprot untuk menampung aquades yang berguna untuk membasuh alat dan bahan yang tidak larut dalam air. Bulb Filler, merupakan alat bantu untuk menyedot larutan. Alat tersebut sangat dibutuhkan ketika ingin memindahkan larutan pekat dan larutan yang berbahaya/beracun. Bulb Pipet, merupakan bulb filler yang digabungkan dengan pipet ukur, dan digunakan untuk memindahkan larutan dengan sejumlah volume larutan. Bulb pipet memiliki tiga katup, yaitu pada bagian katup pertama (A)/katup Aspirate yang biasanya terletak di atas dan berguna untuk mengeluarkan udara yang terdapat dalam filler, katup kedua (S)/katup Suction yang terletak di bagian tengah dan berguna untuk menyedot larutan, katup ketiga (E)/katup Exhaust yang terletak di bagian bawah dan berguna sebagai mengeluarkan larutan yang terdapat dalam bulb pipet. Bunsen, alat yang digunakan untuk menciptakan kondisi yang steril, dengan membakar kontaminan yang berada di udara. Dapat juga digunakan untuk memanasi larutan dan membakar suatu zat. Cawan Petri, merupakan sebuah wadah untuk membiakkan, menumbuhkan, dan memelihara mikroorganisme, cawan petri memiliki dua bagian yaitu penutup (yang berukuran lebih besar) dan wadah (yang berukuran lebih keci). Cawan petri juga ada yang memiliki diameter sebesar 15 cm dan 9 cm. Colony Counter, merupakan alat yang berguna untuk mempermudah perhitungan koloni yang tumbuh setelah diinkubasi di dalam cawan karena adanya kaca pembesar, dilengkapi pula dengan skala untuk mempermudah pengamatan dengan jumlah colony yang sangat banyak. Pada alat ini jumlah koloni yang terdapat di cawan petri dapat ditandai serta dapat dihitung secara otomatis. Erlenmeyer, memiliki beragam ukuran volume diantaranya yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, dan 1000 ml. Alat ini digunakan sebagai wadah untuk menampung larutan, proses titrasi, dan untuk menghomogenkan suatu bahan dan reaksi kimia. Desikator, merupakan suatu alat yang menjaga suatu bahan untuk tetap kering dengan cara menghilangkan kadar air dari suatu bahan dan menjauhkannya dari uap air.

Terdapat 2 jenis desikator, yaitu desikator biasa dan desikator vakum. Gelas Ukur, digunakan sebagai alat ukur volume cairan dan tidak memerlukan ketelitian yang tinggi yang memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya, tidak boleh mengukur suatu larutan/pelarut dalam keadaan panas. Inkubator, alat untuk menginkubasi atau mengerami suatu mikroorganisme dengan kondisi tertentu, atau pada suhu yang terkontrol. Karena, inkubator dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu. Jarum Inokulasi, berfungsi untuk memindahkan biakan untuk di tumbuhkan di media baru. Bentuk ujung jarum dapat berbentuk lingkaran dan berbentuk lurus yang cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak. Labu Ukur, merupakan alat yang digunakan untuk mengencerkan larutan dengan keakurasian tinggi, dan membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan hanya dengan ukuran yang terbatas. Laminar Air Flow, yaitu sebuah alat yang mempunyai pola pengaturan dan penyaringan udara, sehingga udara menjadi steril, dan dilengkapi dengan sinar UV yang harus dimatikan terlebih dahulu saat akan menggunakan laminar air flow. Dengan menggunakan mikroskop, sel bakteri yang tak kasat mata, karena ukurannya yang sangat kecil sehingga dapat diamati. Mikroskop merupakan alat yang penting dalam laboratorium, ukuran perbesaran dimulai dari 40 kali, 100 kali, 400 kali dan 1000 kali. Micropipet, alat yang digunakan untuk memindahkan larutan atau cairan dengan volume yang cukup kecil dan biasanya kurang dari 1.000 µl dari satu wadah ke yang lainnya. Untuk menghancurkan atau menghaluskan suatu bahan atau zat yang masih bersifat padat yaitu dengan menggunakan Mortar dan Pestle, mortar sebagai wadah dan pestle sebagai bagian batang untuk menghancurkan. Neraca Analitik, digunakan untuk menimbang bahan kimia dengan ketelitian hingga 4 digit. Dalam penggunaannya, neraca analitik harus selalu diperhatikan, agar massa tidak akan berubah. Object Glass dan Cover Glass, yang berfungsi untuk menempatkan objek yang akan diamati. Sedangkan cover glass berfungsi sebagai penutup dari objek yang akan diamati. Selain autoclave, terdapat alat lainnya yang digunakan untuk sterilisasi, yaitu Oven. Namun, jenis sterilisasi yang dilakukan oleh oven berbeda dengan autoclave. Oven merupakan alat untuk sterilisasi dengan jenis sterilisasi kering, oven

dapat mensterilasikan alat dan bahan dengan memanfaatkan aliran udara panas. Suhu yang digunakan saat sterilisasi yaitu 160-170℃ selama 2 jam. Alat yang diperbolehkan untuk disterilisasi menggunakan oven adalah alat yang berbahan dasar gelas. Ose, merupakan salah satu dari jenis jarum inokulasi yang bentuk dari ujung jarum yaitu lingkaran dan cocok untuk melakukan strek di permukaan agar. Pipet Tetes, Pipet Ukur, dan Pipet Volume, ketiga alat tersebut memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda dengan mikro pipet dan bulb pipet yaitu untuk memindahkan cairan dari suatu wadah ke wadah lainnya. Namun pada pipet tetes, jumlah volume yang dipindahkan sangat kecil yaitu setetes demi setetes. Pada pipet ukur, jumlah volume yang akan dipindahkan telah diketahui, penggunaanya dengan bantuan dari bulb filler. Pipet ukur memliki beragam ukuran kapasitas volume, yaitu 1 ml, 5 ml dan 10 ml. Berbeda dengan pipet ukur, pipet volume memiliki ketelitian tinggi, dan berbentuk gelembung pada bagian tengahnya, sedangkan berbentuk ramping pada penunjuk volume. Rak Tabung Reaksi, sebuah wadah untuk tabung reaksi yang banyak dan berbahan dasar reaksi. Tabung Reaksi, itu sendiri digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang dapat diisi media padat maupun cair. Tabung reaksi dapat disumbat dengan tutup kapas, metal, plastik atau alumunium foil agar mikroba yang terdapat di dalamnya tidak terkontaminasi. Tabung Durham, yang berbentuk mirip dengan tabung reaksi dan digunakan untuk menampung gas yang terbentuk dari metabolisme

pada

uji

bakteri

yang

dilakukan.

Refrigator,

untuk

menghambat/memperlambat pertumbuhan mikroorganisme sehingga bahan memiliki daya simpan yang lebih lama. Shaker, digunakan dalam menghomogenkan suatu larutan dengan sistem getar. Vortex Shaker memiliki fungsi yang sama dengan shaker, shaker dapat digunakan denga untuk alat yang besar seperti beaker glass, sedangkan vortex shaker menghomogenkan suatu larutan dalam wadah kecil seperti tabung reaksi. Spatula, untuk mengambil bahan yang berbentuk padatan dan dapat juga digunakan untuk mengaduk larutan, kecuali larutan asam. TV, dihubungkan dengan mikroskop agar benda yang sedang diamati dapat terlihat lebih jelas. Waterbath, wadah yang berisi air dan mempertahakan suhu pada kondisi tertentu (menciptakan suhu yang konstan) dan selama waktu yang di tentukan.

V.2

Cara Buka Tutup Cawan Petri Saat sedang melakukan suatu percobaan atau prakitikum, dan akan

menggunakan salah satu alat laboratorium yaitu cawan petri tentunya harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat tersebut dengan benar. Untuk membuka tutup cawan petri ada beberapa langkah yang perlu diketahui. Pertama, cawan petri disediakan yang sudah tertutup oleh penutupnya. Setelah itu, cawan petri diambil dan dipegang hanya menggunakan satu tangan, agar pekerjaan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. Selanjutnya, cawan petri diposisikan secara horizontal dengan ketiga jari, jari jempol digunakan untuk membuka cawan petri, dan jari telunjuk digunakan untuk menahan penutup cawan petri ketika dibuka. Karena, saat membuka cawan petri diusahakan tidak membuka penutup terlalu lebar, agar udara luar tidak masuk ke dalam cawan petri dan bahan akan terkontaminasi dan merusak mikroorganisme yang terdapat di dalam cawan petri. Saat membuka tutup cawan petri, harus dilakukan secara teliti dan hati-hati, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. V.3

Cara Membungkus Cawan Petri

Sterilisasi cawan petri dilakukan apabila akan membuat media atau membutuhkan alat laboratorium yang steril. Untuk sterilisasi cawan petri, maka dibuat terlebih dahulu pembungkus cawan petri yang terbuat dari kertas. Langkah untuk membungkus cawan petri yaitu, yang pertama, disediakan cawan petri yang sudah tertutup oleh penutupnya, dan kertas yang akan digunakan sebagai bahan pembuat pembungkus. Selanjutnya, cawan petri diletakkan secara terbalik di tengah-tengah kertas. Apabila kertas yang digunakan merupakan kertas bekas, maka bagian polos lah yang digunakan sebagai bagian dalam. Setelah itu, kertas dilipat dengan rapih dan kertas dilipat kembali ke dalam satu sisi, lalu kertas dilipat kembali pada sisi yang sama sehingga pembungkus cawan petri dipastikan sudah kencang. Kemudian, pada sisi kertas lainnya, dibuat seperti segitiga di kedua sisi kertas, dan dirapihkan. Selanjutnya, lipatan tersebut dikencangkan dan dipastikan tudak ada rongga udara, yang dapat menjadi sumber media menjadi terkontaminasi oleh udara luar. Selain itu,

dapat dilakukan sterilisasi lebih dari satu cawan petri dalam satu pembungkus. Namun, saat membungkus cawan petri maksimal 3 buah cawan petri yang ditumpuk secara bersamaan. Dalam membuat pembungkus cawan petri, harus dilakukan dengan benar agar mendapatkan hasil yang maksimal. V.4

Cara Membungkus Pipet Ukur Selain membungkus cawan petri untuk disterilisasi, pipet ukur yang akan

disterilisasi juga diperlukan pembungkus yang terbuat dari bahan kertas. Tentunya langkah dalam membungkus pipet ukur akan berbeda saat membungkus cawan petri. Langkah untuk membungkus pipet ukur di antara lain adalah, disediakan pipet ukur yang akan dibungkus, dan kertas yang akan digunakan sebagai bahan pembungkus. Selanjutnya, bagian mulut atau bagian ujung pipet yang meruncing diletakkan pada ujung kertas polos yang sudah disediakan, ujung pipet yang meruncing merupakan bagian pertama yang dibungkus, dikarenakan saat setelah proses sterilisasi dapat mempermudah pekerjaan. Sama halnya dalam membungkus cawan petri, apabila kertas yang digunakan merupakan kertas bekas, maka gunakan bagian polos sebagai bagian dalam untuk membungkus pipet ukur. Setelah itu, dibuat sudut segitiga, lalu kertas dilipat pada bagian kiri dan kanan pipet ukur sehingga membentuk segitiga kecil. Selanjutnya, pipet ukur tersebut digulung dengan menggunakan kertas polos tersebut dengan rapi dan hingga kertas tersebut habis. Perlu diperhatikan, saat pipet ukur digulung tidak boleh terdapat ruang udara. Sehingga gulungan pipet dilakukan secara kencang, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar. Lalu, digunakan label pada sisa kertas polos terakhir, agar gulungan tidak akan terbuka. Kemudian, pada ujung pipet yang lainnya yaitu bagian kaki, dilakukan hal yang sama saat membungkus bagian mulut. Dengan melakukan langkah tersebut dengan benar maka pembungkus pipet ukur sudah siap digunakan untuk selanjutnya dilakukan proses sterilisasi.

V.5

Cara Membuat Sumbat Tutup tabung reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik, dan

aluminium foil. Tutup tabung reaksi tersebut bertujuan untuk menghindari kontaminasi dari udara luar yang dapat masuk ke dalam tabung reaksi. Dalam membuat sumbat dengan kapas pada tabung reaksi terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan sebagai berikut, di sediakan tabung reaksi yang akan disumbat, serta bahan penyumbat seperti kapan dan kasa. Kapas diambil secukupnya dan disesuaikan dengan mulut tabung reaksi, selanjutnya kapas dipadatkan hingga berbentuk oval. Kemudian, kapas yang sudah dipadatkan tersebut, diletakkan di kain kassa dan pada bagian ujung kain kassa tersebut, lalu kapas digulung dengan rapi pada ujung-ujung kain kassa, dan dilipat sehingga kapas tidak akan keluar. Selanjutnya, kapas yang sudah dibalut oleh kain kassa tadi dimasukkan ke dalam mulu tabung reaksi. Lalu, dilakukan percobaan langsung pada tabung reaksi. Apabila saat penyumbat tersebut ditarik dan mengeluarkan suara yang berbunyi seperti ‘plok’, maka penyumbat tabung reaksi tersebut sudah dapat digunakan. Karena, penyumbat tersebut tidak akan membiarkan udara dari luar masuk ke dalam tabung reaksi, dalam membuat penyumbat harus dilakukan dengan benar dan teliti agar mendapatkan hasil maksimal. V.6

Cara Membuat Media Media merupakan tempat untuk membiakan mikroorganisme dan sebagai

sumber nutrisi (zat-zat makanan) yang dibutuhkan oleh mikroorganisme. Karena, mikroorganisme memanfaatkan nutrisi tersebut untuk menyusun komponen sel. Media terbagi menjadi 2 jenis, yaitu media padat (agar) dan media cair (brot). Terdapat beberapa langkah dalam pembuatan media, diantaranya yaitu, disiapkan media yang akan dibuat seperti agar atau brot (cairan), neraca analitik, beaker glass, botol schott, spatula, waterbath, dan aquades. Selanjutnya, dibaca petunjuk yang terdapat pada wadah media tersebut, yaitu anjuran gram perliter. Hal ini dilakukan untuk menghitung dan mengetahui berapa massa yang akan ditimbang, sesuai dengan volume yang diinginkan berdasarkan petunjuk yang tertera. Dengan rumus:

volume yang diinginkan × massa yang dianjurkan 1000 ml Selanjutnya, beaker glass disimpan di atas neraca analitik, alu di atur massanya menjadi 0. Setelah itu, media dimasukkan ke dalam beaker glass menggunakan spatula sesuai massa yang akan ditimbang. Setelah ditimbang sesuai massa yang diperlukan, beaker glass dipindahkan dari neraca analitik, lalu ditambahkan aquades sebanyak volume yang diinginkan dalam membuat media. Kemudian, beaker glass dipanaskan di dalam waterbath lalu diaduk hingga larutan menjadi homogen. Apabila larutan media telah menjadi homogen, dipindahkan ke dalam botol schott atau tabung reaksi. Untuk selanjutnya dilakukan proses sterilisasi. Proses pembuatan media harus dilakukan dengan sebaik mungkin sesuai dengan prosedur yang ada dan hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diinginkan. V.7

Cara Pengenceran Pengenceran dilakukan untuk memperkecil konsentrasi larutan dengan

menambahkan pelarut. Pada saat praktikum, dosen menjelaskan bagaimana cara melakukan pengenceran alkohol dan pengenceran larutan. Langkah dalam melakukan pengenceran alkohol diantaranya sebagai berikut. Misalnya, kita memiliki larutan alkohol 96% ingin diperkecil konsentrasinya menjadi 70%. Maka, hal yang perlu dilakukan terlebih dahulu yaitu menghitung dengan rumus titrasi V1. M1 = V2.M2. Bandingkan alkohol yang kita miliki dengan alkohol yang ingin kita buat dengan volume yang diinginkan. Setelah itu, volume yang akan digunakan untuk pengenceran tersebut dapat diketahui. Alkohol 96% dimasukkan ke dalam labu ukur sebanyak volume yang diinginkan. Lalu, ditambahkan aquades yang terdapat dalam botol semprot hingga mencapai volume yang telah dicari sebelumnya. Pada saat aquades ditambahkan, lakukan dengan perlahan agar konsentrasi yang diinginkan dapat tercapai. Selanjutnya pengenceran larutan, langkah pertama yang dilakukan yaitu sediakan tabung reaksi dengan konsentrasi yang berbeda dan larutan yang berbeda, seperti larutan NaCl fisiologis, larutan aquades, dan larutan buffer fosdat sebanyak 9

ml. Selanjutnya, bulb filler digunakan untuk mengambil sampel yang telah dibuat sebelumnya pada saat pembuatan media. Katup (A)/Aspirate digunakan untuk mengeluarkan udara yang ada dalam filler, katup (S)/Suction digunakan untuk menyedot larutan. Katup ini digunakan saat akan menyedot sampel, sampel disedot sebanyak 1 ml. Selanjutnya, sampel yang digunakan sebagai penetrasi harus sebanyak 1 ml sampel cair atau 1gr sampel padat. Katup (E)/Exhaust, digunakan untuk mengeluarkan larutan yang terdapat dalam pipet. Apabila sampel sudah terdapat di dalam pipet, maka dipindahkan ke tabung reaksi pertama yang berisi 9 ml larutan aquades steril/larutan fisiologis (NaCl 0,85%/buffer posfat) dengan konsentrasi 10−1 dengan digunakan tombol exhaust pada bulb filler. Selanjutnya, homogenkan larutan tersebut. Apabila terdapat 5 tabung reaksi yang akan dilakukan pengenceran dengan konsentrasi dari

−1

10

hingga

−5

10

, maka pengenceran yang dapat

dilakukan adalah dengan mengambil 1 ml larutan dari tabung reaksi dengan konsentrasi

10−1

lalu dipindahkan ke dalam larutan

10−2 . Hal tersebut

dilakukan hingga pada tabung reaksi dengan konsentrasi 10−5 .

BAB VI PENUTUP VI.1 Simpulan Dengan dilaksanakannya praktikum mengenai pengenalan alat dan teknik praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa : 

Praktikan mampu mengenali ala-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi



Praktikan mampu mengetahuhi cara penggunaan dan teknik dari alatalat laboratorium praktikum mikrobiologi



Proses sterilisasi sangat penting sebelum memulai praktikum



Praktikan dapat memahami fungsi dari setiap alat-alat praktikum mikrobiologi

 VI.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA Pengetahuan, M., Ketrampilan, D. A. N., & Ilmiah, K. 2014. Lantanida Journal, Vol. 2 No. 2, 2014, 2(2). Maksum Radji, Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran, (Jakarta: Kedokteran EGC, 2010), hlm. 2. 15 Jumadi,Dkk.2009.Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Erlangga Waluyo, Lud, 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang : UMM Press. Irianto, K. 2007. Mikrobiologi Umum. Bandung. CV Yrama Widya Andriani, R. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi, 1(1), 1–7.

Related Documents


More Documents from "hanya akun fangirl"