Laporan_sistem_saraf_otonom.docx.docx

  • Uploaded by: Salas Putri Rahayu
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan_sistem_saraf_otonom.docx.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,511
  • Pages: 25
SISTEM SARAF OTONOM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki sistem saraf yang bekerja pada tubuhnya, Sistem saraf dibagi menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sitem saraf perifer. Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang tidak dapat dikendalikan oleh kemauan kita melalui otok. Fungsi saraf otonom mengatur motilitas dan sekresi pada kulit, pembuluh darah, dan organ visceral dengan cara merangsang pergerakan otot polos dan kelenjar eksokrin. Regulasi otonom dibawa oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatis Karena sistem saraf otonom itu terutama berkenaan dengan pengendalian organ-organ dalam secara tidak sadar , kadang- kadang disebut juga susunan saraf tak sadar. Menurut fungsinya system saraf otonom dibagi dalam dua bagian, yaitu system simpatis yang terletak di depan kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. System saraf parasimpatis yang terbagi dalam dua bagian yang terdiri atas saraf otonom cranial dan saraf otonom sacral Obat-obat yang menghasilkan efek terapeutik utamanya dengan cara menyerupai atau mengubah fungsi system saraf otonom disebut obat-obat otonom. mengobat-obat otonom ini bekerja dengan cara

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM merangsang bagian system saraf otonom atau menghambat kerja system saraf ini. Dalam dunia farmasi, sangat penting mempelajari sistem saraf otonom karena dengan mempelajari sistem saraf otonom maka kita kita dapat mengetahui mekanisme kerja obat yang akan mempengaruhi sistem saraf otonom tersebut. Oleh karena itu, sebagai seorang farmasis kita sangat perlu pengetahuan tentang sistem saraf otonom. Agar kita dapat mengatahui efek farmakodinamik sistem saraf otonom dari obat sistem saraf otonom yang akan diberikan. 1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui efek farmakodinamik obat cendotropin, Na CMC, Epinefrin, Cendocarpin, Propanolol dan Aqua Pro Injeksi

pada hewan coba mencit (Mus

musculus) dengan parameter pengamatan seperti miosis, midriasis, diare,

tremor,

vasodilatasi,

vasokontriksi,

grooming,

piloreksi,

takikardia, bradikardia dan saliva. 1.3 Prinsip Praktikum Prinsip dari percobaan ini yaitu untuk menentukan efek obat sistem

saraf

otonom

yaitu

cendotropin,

Na

CMC,

Epinefrin,

Cendocarpin, Propanolol dan Aqua Pro Injeksi terhadap hewan coba berdasarkan pengamatan efek farmakodinamik yang timbul satiap interval waktu 15`, 30`, 45`, 60`.

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Sistem saraf otonom adalah saraf yang mempersarafi alat-alat dalam tubuh seperti kelenjar, pemubuluh darah, paru, lambung, urus dan ginjal. Alat ini mendapat dua jenis persarafan otonom yang fungsingya saling bertentangan kalau yang satu merangsang yang lainnya menghambat dan sebaliknya, kedua susunan saraf ini disebut saraf simpatis dan parasimpatis. Fungsi saraf otonom mengatur motilitas dan sekresi pada kulit, pembuluh darah, dan organ visceral dengan cara merangsang pergerakan otot polos dan kelenjar eksokrin. Regulasi otonom dibawa oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatis (Syaifuddin, 2014). Saraf simpatis terletak di dalam kornu lateralis medulla spinalis servikal VII sampai lumbal I. Dari sini keluar akson yang mengikuti saraf motoris di dalam radiks motoris dan masuk ke dalam trunkus simpatikus yang merupakan suatu rantai ganglia simpatis yang terdapat di sebelah kiri dan kanan kolumna vertebralis (Syaifuddin, 2011). Karena system saraf otonom itu terutama berkenan dengan pengendalian organ-organ dalam secara tidak sadar , kadang- kadang disebut juga susunan saraf tak sadar. Menurut fungsinya system saraf otonom dibagi dalam dua bagian, yaitu system simpatis yang terletak di

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM depan kolumna vertebra dan berhubungan serta bersambung dengan sumsum tulang belakang melalui serabut-serabut saraf. System saraf parasimpatis yang terbagi dalam dua bagian yang terdiri atas saraf otonom cranial dan saraf otonom sacral. (Pearce, 2015) Neurotransmisi pada neuron adrenergic (Harvey, 2014) : 1. Sintesis noreponefrin : hidroksilasi tirosin merupakan langkah penghambat-laju. 2. Ambilan vesikel ke penyimpanan vesikel : dopamine memasuki vesikel dan diubah menjadi norepinefrin, norepinefrin terlindungi dari degradasi di dalam vesikel, pengagkutan ke dalam vesikel dihambat oleh reserpine. 3. Pelepasan neurotransmitter : pemasukan kalsium menyebabkan fusi vesikel dengan membrane sel, disebut eksositosis. Pelepasan dihambat oleh guanethidine dan bretylium. 4. Pengikatan pada reseptor : reseptor pascasinaps diaktifkan oleh pengikatan neurotransmitter. 5. Pembuangan norepinefrin : pelepasan norepinefrin diambil masuk menuju neuron secara cepat, pengambilan ulang dihambat oleh cocain dan imipramine .Metabolisme : norepinefrin dimetilasi oleh COMT dan dioksidasi oleh MAO. Penggolongan obat agonis adrenergic (Harvey, 2014)

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM a. Kerja langsung : Albuterol, Clonidine, Dobutamine, Dopamine, Epinephrine, Formoterol, Isoproterenol, Metaproterenol, Methoxamine, Norepinephrine, Phenylephrine, Piruterol, Salmeterol, Terbutaline b. Kerja tidak langsung : Amphetamine, Cocaine, Tyramine c. Kerja langsung dan tidak langsung (kerja campuran) : Ephedrine Pseudoephedrine Mekanisme kerja agonis adrenergic (Harvey, 2014) : 1. Agonis kerja langsung : agonis kerja-langsung berikatan dengan reseptor adrenergic tanpa berinteraksi dengan neuron prasinaps. 2. Agonis kerja tidak langsung : agonis adrenergic tidak langsung menyebabkan pelepasan norepinefrin dari terminal-terminal prasinaps atau menghambat pengambilan norepinefrin. 3. Agonis kerja campuran : obat kerja campuran memicu pelepasan norepinefrin dari ujung akhir prasinaps, dan obat ini mengaktifkan reseptor adrenergic pada membrane prasinaps. Antagonis adrenergik disebut pula penghambat atau agen simpatolitik berikatan dengan adrenoseptor, tetapi tidak mencetuskan efek intraseluler yang diperantarai reseptor pada umumnya (Harvey, 2014) Obat- obat yang mempengaruhi system saraf otonom dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan jenis neuron yang terlibat dalam mekanisme

kerjanya.

Mekanisme

kerja

agonis

kolinergik

(Harvey,2014): MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM 1. Agonis kolinergik yang bekerja langsung : zat-zat ini bekerja langsung terhadap organ-ujung dengan kerja utama yang mirip efek muskarin dari Ach. (Tjay, 2007) 2. Agonis kolinergik yang bekerja tidak langsung (reversible) : obat-obat ini menghambat penguraian Ach hanya untuk sementara. Setelah zatzat itu habis diuraikan oleh kolinesterase, ACh akan segera dirombak lagi. (Tjay, 2007) 3. Agonis kolinergik yang bekerja tidak langsung ( irreversibel ) : sejumlah senyawa oragnofosfat sintesis mempunyai kapasitas untuk melekat secara kovalen pada asetilkolinesterase. Keadaan ini memperlama efek asetilkolin pada semua lokasi pelepasannya. Penggolongan obat agonis kolinergik (Harvey, 2014) a. Kerja Langsung : Asetilkolin, Bethanecol, Carbacol, Cevimeline, Pilokarpine, b. Kerja tidak langsung (irreversible) : Ambenomiu, Demecarium, Donezepil, Endrophonium, Galantamine, Neostigmine, Physostigmine, Pyridostigmine, Rivastigmine, Tacrine c. Kerja tidak langsung (reversible) : Echothiophate d. Reaktivasi asetilkolinestrase : Pralidoxime Antagonis kolinergik Antagonis kolinergik (disebut juga obat penghambat kolinergik, parasimpatolotik,

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

atau

obat

antikolinergik)

berikatan

dengan

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM kolinoseptor, tetapi tidak memicu efek intraseluler yang diperantarai reseptor , seperti biasanya. (Harvey, 2014) Penggolongan obat antagonis kolinergik (Harvey, 2014) a. Obat

antimuskarinik

:

Atropine,

Cyclopentolate,

Ipratropium,

Scopolamine, tropikamide b. Penghambat ganglionik : Mecamylamine, Nicotine c. Pelemas Neuromuskular : Atracurium, Cisatracurium, Doxacurium, Metocurine, Pancuronium, Rocuronium, Succinylcholine, Tubocurarin, Vecuronium Beberapa jenis obat serta mekanismenya untuk sistem saraf otonom : 1. Cendotropin (Atropin) : bekerja dengan memblok asetilkolin endogen dan eksogen (Diten Pom, 1979) 2. Cendocarpin (Pilocarpin) : bekerja pada efektor muskarinik, obat ini juga memperlihatkan efek nikotiniknya (Diten Pom, 1979) 3. Epinefrin : bekerja dengan menstimulus jantung yang cepat sekali pada keadaan darurat seperti colaps, shock anafilaktis atau jantung berhenti, obat ini aNGt efektifg pada serangan asma akut, tetapi harus sebagai injeksi karena peroral diuraikan oleh getah lambung. Atas dasar efek fasokontriksinya seringkali ditambahkan pada injeksi anestika lokal guna memperpanjang kerjanya. (Tjay & Raharja, 2007) 4. Propanolol : bekerja dengan menghambat pele[pasan renin di ginjal. Propanolol juga menghambat tonus simpatetik. Tonus simpatetik tersebut berfungsi mempertahankan tekanan darah normal. Namun, MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM propanolol tersebut dapat menghambat kerja tonus simpatis di pusat vasomotor otak (Ditjen Pom, 1979). 5. Na.CMC : bekerja dengan cara mengurangi sel yang memproduksi lendir atau hiperplasiaset goblet (Dwi WL, 2015). 6. Aqua Pro Injeksi (API) : bekerja sebagai kontrol dalam perawatan, sebagai pencegahan dan perbaikan pengyakit seperti dehidrasi, pernafasan dan berkeringat. API berasal dari air yang di sterilkan dan tidak mengandung mikroba atau bahan tambahan lainnya. (Apriliani dkk, 2012) 2.2 Uraian Probandus & Hewan Coba Uraian Bahan 1. Aqua Pro Injeksi (Dirjen POM, 1979) Nama resmi

: AQUA PRO INJECTIONE

Nama lain

: Air untuk injeksi

Pemerian

: Keasaman - kebasahan; ammonium; besi; tembaga; timbal; kalsium; klorida; nitrat; sulfat; zat teroksidasi memenuhi syarat yang tertera pada aqua destillata.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup kedap. Jika disimpan dalam wadah bertutup kapas berlemak harus digunakan

dalam waktu 3 hari setelah

pembuatan. Kegunaan MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

: Sebagai pelarut SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM 2. Cendocarpine (Ganiswara, 2012) Komposisi

: Tiap 5 tetes mengandung pilokarpin HCl 1%

Indikasi

: Antiglukoma dan miotikum

Kontraindikasi

:-

Produksi

: Ethica

Nama paten lain : Adrenal, epicarpine Efek samping

: Gangguan SSP, Aritmia jantung, edema paru

3. Cendotropine (Ganiswara, 2012) Komposisi

: Antropin sulfat 45 mg

Indikasi

: Sebagai

midriatikum,

spasmodik

saluran

cerna, keracunan organofosfat dan oftalmik Kontraindikasi

: Penderita jantung dan penderita glukoma, sudut sempit serta penderita hipertensi.

Nama paten lain : Atrovent Efek samping

: Bradikardi, retensi urin, midriasis

4. Epinefrin (Ganiswara, 2012) Zat aktif

: Epinefrin

Golongan Obat

: Anti alergi

Indikasi

: Pengobatan anfilaksis, berupa bronkospasme akut atau eksaserbasi asma yang berat

Kontra indikasi

: Hipersensitif terhadap anestesi local tipe amida

Efek samping

: Kecemasan,

pusing,

penglihatan

kabur,

sedasi, tinnitus. MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM Farmakokinetik

: Metabolisme: diambil oleh saraf adrenergic dimetabolisme oleh monoamine oksidase dan katekol-o-metiltransferase.

Farmakodinamik : Obat dalam sirkulasi mengalami metabolism dihepar. Eksresi

: Urin, atau sebagai inaktif metanefrin , dan sulfat dan derivate hidroksi asam mandelat.

Interaksi obat

: Potensiasi dengan anti aritmia. Adrenalin menekan

respon

antidepresan

trisiklik,

penghambat saraf adrenergik dan resiko aritmia jantung meningkat dengan anestesi halogen dan glikosida. Dosis obat

: Injeksi parenteral, Dewasa : 0,3-0,5 mg SC atau IM, dapat diulangh bila perlu tiap 10 – 15 menit. Anak-anak dan bayi : 0,01 mg/kg atau 0,3 mg.

Waktu paruh

: 4 jam -Diabsorpsi di saluran cerna -Diekskresi di ginjal

Dosis

: -Biasanya diawali dengan 2 x 4 Ommg/hari -Pada gangguan ritma jantung 0,5 setiap 2 menit sampai dosis sebesar 0,1 mg/gk

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM 5. Propranolol (Ditjen POM, 1979) Nama Resmi

: PROPRANOLOLI HYDROCHLORIDUM

Nama Lain

: Propranolol Hidrokloridum

Rumus Kimia

: C16H21NO2.HCl

Berat Molekul

: 295,81

Pemerian

: Serbuk hablur, putih atau hampir putih, pahit

Kelarutan

: Larut dalam air dan dalam etanol

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Indikasi

: Hipertensi, angina pectoris, essensial tremor

Farmakodinamika : anti aritmia class II, beta adrenergik bloker non selektif Mekanisme Kerja

: Beta bloker adrenergik non selektif (anti aritmia II), memblok secara kompetitif respon terhadap stimulasi Adrenergik

alfa

bloker

yang

dan akan

beta

bloker.

menghasilkan

penurunan denyut jantung, kontraksi jantung, teknan darah dan kebutuhan oksigen pada jantung. Dosis

: 40mg/tab.

6. Na CMC (Ditjen POM, 1979) Nama resmi

: NATRII HYDROXYMETHYLCELLULOSUM

Nama lain

: Natrium Karboksi Metil Selulosa

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM Pemerian

: Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning gading, tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik

Kelarutan

: Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspense koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam eter P, dan dalam pelarut organik lain

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan

: Zat tambahan.

a. Uraian Hewan Coba (Malole, 1989) 1. Klasifikasi Hewan Coba Mencit ( Mus Musculus ) Kingdom

: Animalia

Phylum

: Cordata

Sub Phylum

: Vertebrata

Class

: Mamalia

Ordo

: Rodentia

Family

: Muridae

Genus

: Mus

Spesies

: Mus musculus

2. Karakteristik Berat badan dewasa : 20 – 40g jantan ; 18 – 35g betina Mulai dikawinkan

: 8 minggu (jantan dan betina)

Lama kehamilan

: 19 – 21 hari

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM Jumlah pernapasan

: 140 – 180/menit, turun menjadi 80 dengan anestesi, naik sampai 230 dalam stress.

Tidal volume

: 0,09 - 0,23

Detak jantung

: 600-650/menit, turun menjadi 350 dengan anestesi, naik sampai 750 dalam stress.

Volume darah

: 76-80 ml/kg

Tekanan darah

: 130-160 siistol; 102-110 diastol, turun menjadi 110 sistol, 80 diastol dengan anestesi.

Kolesterol

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

: 26,0-82,4 mg/100 ml

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM BAB III

METODE KERJA 3.1 Alat yang Digunakan Adapun alat yang digunakan pada praktikum Sistem Saraf Otonom ini yaitu batang pengaduk, kanula, Gelas kimia, spoit 1 mL, Lap Kasar, Labu ukur 5 mL, Labu ukur 10 mL, Timbangan analitik , Stopwatch. 3.2 Bahan yang Digunakan Adapun bahan yang digunakan yaitu Cendotropin, Cendocarpin, Na.CMC, Efinefrin, Aqua Pro Injeksi, Propanolol 3.3 Prosedur Kerja a)

Penyiapan Probandus Adapun hewan coba yang digunakan pada praktikum SSO ini yaitu Mencit (Mus musculus) dengan cara sebagai berikut : 1.

Dipilih mencit yang sehat lalu bersihkan

2.

Ditimbang mencit dan dikelompokkan berdasarkan berat badannya.

3. b)

Diberi tanda pada mencit menggunakan spidol.

Cara kerja Probandus 1.

Siapkan 2 ekor mencit dengan berat 20g-3-g

2.

mencit I (24g)mencit diberi Aqua Pro Injeksi (i.p) dan mencit II (26g) Na.CMC diberi (i.p)

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM 3.

Pengamatn dilakukan pada menit 15`, 30`, 60` dan 90` setelah pemberian obat. Pengamatan miosis, midraisis, diare, tremor, vasodilatasi, vasokontriksi, grooming, piloreksi, takikardia, bradikardia dan saliva.

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data Kelompok 1 Perlakuan

Pengamatan pada menit

Obat : Cendotropin (mencit 30g) dan Na.CMC (mencit 23g)

15`

30`

60`

90`

23

30

23

30

23

30

23

30

g

g

g

g

g

g

g

g

Miosis

-

-

-

-

-

-

-

-

Midriasis

-

-

-

-

-

-

-

-

+

-

+

-

-

-

-

-

-

-

Berat (gram)

Diare Tremor Vasodilatasi Vasokontriksi

+

-

-

-

-

-

-

-

+

+

-

+

+

-

+

+

+

+

+

-

+

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Grooming

+

+

+

Piloreksi

+

-

+

Takikardia

-

+

Bradikardia

+

Saliva

-

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

+ + -

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM Data Kelompok 2 Pengamatan pada menit

Perlakuan Obat : cendocarpin (mencit 29g) dan efinefrin (mencit 25g)

15`

30`

60`

90`

25

29

25

29

25

29

25

g

g

g

g

g

g

g

-

-

-

-

-

-

-

-

Midriasis

+

+

+

-

+

-

+

Diare

-

-

-

-

-

-

Tremor

+

-

-

-

Vasodilatasi

+

-

-

-

Berat (gram)

Miosis

29g

Vasokontriksi

-

+

+

Piloreksi

+

+

Takikardia

+

Saliva

+

-

+

+

Grooming

Bradikardia

-

-

+ -

+

+

+

+

+

+

+

+

+

-

-

-

-

-

-

+

+

+

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Kelompok 3 Pengamatan pada menit

Perlakuan Obat : cendotropin (mencit 24g) dan Efinefrin (25g) MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

15`

30`

60`

90`

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM Berat

24

25

24

25

24

25

24

25

Miosis

-

-

-

+

-

+

+

-

-

-

+

-

-

-

-

+

+

+

-

-

-

-

-

-

+

-

+

-

-

-

+

Midriasis

-

+

Diare

+

+

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Grooming

+

+

+

+

+

+

+

+

Piloreksi

+

+

+

-

-

+

+

-

Takikardia

+

+

+

+

+

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Tremor Vasodilatasi Vasokontriksi

Bradikardia Saliva

Data kelompok 4 Pengamatan pada menit

Perlakuan Obat : Propanolol (mencit 21g) dan Efinefrin (26g)

15`

30`

60`

90`

21

26

21

26

21

26

21

26

g

g

g

g

g

g

g

g

Miosis

-

+

+

Midriasis

+

Berat

Diare

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

-

-

-

-

-

-

+

-

+

-

+ -

-

-

-

-

-

-

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM Tremor

-

Vasodilatasi

-

-

+

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Vasokontriksi

+

-

+

+

Grooming

+

+

+

+

Piloreksi

-

-

-

-

Takikardia

-

-

+

Bradikardia

-

-

-

-

Saliva

-

-

-

-

+

+

+

+

-

-

Data kelompok 5 Pengamatan pada menit

Perlakuan Obat : Na.CMC (mencit 26g) dan Aqua Pro Injeksi (24g)

15`

30`

60`

90`

26

24

26

24

26

24

26

24

g

g

g

g

g

g

g

g

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

+

+

+

+

Berat

Miosis Midriasis Diare Tremor Vasodilatasi Vasokontriksi Grooming MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

-

+

-

-

-

-

-

-

+

-

+

+ -

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM Piloreksi Takikardia Bradikardia Saliva

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4.2 Perhitungan 1. Na CMC 𝑉𝑝 =

𝐵𝐵 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡 𝐵𝐵 𝑀𝑎𝑥 26 𝑔𝑟𝑎𝑚 30 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑋 𝑉𝑝 𝑀𝑎𝑥

𝑋 1𝑚𝑙 = 0.867 𝑚𝑙 = 0.8 𝑚𝑙

2. Aqua Pro Injeksi 𝑉𝑝 =

𝐵𝐵 𝑀𝑒𝑛𝑐𝑖𝑡 𝑋 𝑉𝑝 𝑀𝑎𝑥 𝐵𝐵 𝑀𝑎𝑥 24 𝑔𝑟𝑎𝑚 30 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝑋 1𝑚𝑙 = 0.8 𝑚𝑙

4.3 Pembahasan Sistem saraf otonom adalah sistem saraf yang tidak dapat dikendalikan oleh kemauan kita melalui otok. Fungsi saraf otonom mengatur motilitas dan sekresi pada kulit, pembuluh darah, dan organ visceral dengan cara merangsang pergerakan otot polos dan kelenjar eksokrin. Regulasi otonom dibawa oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatis. Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan efek farmakodinamik dari obat system saraf otonom yakni Cendocarpine, MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM Cendotropine, Propranolol dan Epinefrin terhadap hewan coba mencit (Mus musculus). Berdasarkan hasil

pengamatan kelompok 5, menggunakan

mencit dengan berat mencit 26 gram yang diberi Na.CMC 0.8 mL diberikan secara intra peritoneal, diperoleh data bahwa mencit yang diberi Na.CMC menunjukkan beberapa reaksi diantaranya, pada menit ke 15`, pada mencit mengalami grooming. Pada menit ke 30` mencit mengalami vasodilatasi dan grooming dan 60` mencit mengalami groming, dan pada menit ke 90 mencit grooming. Untuk mencit dengan berat 24 gram yang diberi Aqua pro injeksi 0.8mL secara intra peritoneal, diperoleh data bahwa mencit yang diberi Aqua Pro Injeksi juga menunjukkan bebbrapa reaksi diantaranya, pada menit ke 15` dan 30` mencit mengalami tremor yang ditandai dengan keadaan bergetar pada mencit tersebut, pada menit ke 90 mencit mengalami grooming. Grooming merupakan keadaan yang ditandai dengan mencit yang mengucek-ngucek matanya. Tremor merupakan keadaan tubuh mencit bergetar atau kejang-kejang. Sedangkan vasodilatasi pelebaran pembuluh darah yang ditandai dengan warna merah pada belakang telinga mencit. Na.CMC diberikan kepada mencit sebagai larutan kontrol. Berdasarkan teori, Na.CMC dan Aqua Pro Injeksi harusnya tidak memberikan efek farmakodinamik pada mencit karena Na.CMC dan MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM Aqua Pro Injeksi hanya sebagai kontrol negatif yang digunakan untuk membandingkan antara respon hewan percobaan yang diberikan obat dengan yang tidak diberikan obat. Efek yang terjadi sehingga data yang diperoleh tidak sesuai dengan teori yang pertama kondisi lingkungan yang membuat tingkat stress mencit meningkat sehingga mempengaruhi efek obat yang diakibatkan stress lingkungan tersebut (Efek Psikologis) yang kedua kesalahan pengamatan setelah di injeksikan.

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang telah didapatkan dapat disimpulkan bahwa efek farmakodinamik yang dapat ditimbulkan oleh Na.CMC adalah grooming. sedangkan efek farmakodinamik yang dapat ditimbulkan oleh Aqua Pro Injeksi adalah tremor, Vasodilatasi dan grooming. 5.2 Saran Sebaiknya pengamatan dilakukan lebih teliti agar data yang diperoleh lebih akurat dan dalam pemilihan hewan coba, diusahakan untuk sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Serta hati-hati dalam pemberian obat terhadap hewan coba.

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM DAFTAR PUSTAKA Apriliani, T, dkk, 2012, Jurnal pengujian potensi Sediaan injeksi kering amoksisilin, klarulanat pada variasi waktu penyimpanan, vol I no3, JSTFI Harvey , A.Richard. Pamela C. Champe. 2014. Farmakognosi Ulasan Bergambar. Jakarta : EGC. Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI : Jakarta . Dwi W.L, dkk, 2015, Uji aktivitas Mukolitik Ekstrak Etanol Daun Tembelekan secara In Vitro. Vol 3, No1, FIK : UINAM Ganiswara, S. 2012. Farmakologi dan TerapiEdisi V. Bagian Farmakologi dan terapi kedokteran :Jakarta. Katzung , G. Bertram. 2010. Farmakoterapi Dasar dan Klinis edisi 10. Jakarta : EGC. Malole, M,B,M., Pramono C,S,U., 1989. Penggunaan Hewan-hewan Percobaan di Laboratorium, Bogor : PAU Pangan dan Gizi, IPB Pearce , C. Evelyn . 2015. Anatomi dan Fisiologi oleh Paramedis. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Syaifudin , H. 2014. Anatomi fisiologi . Jakarta : EGC. Tjay , Tan Hoan. 2008. Obat-obat penting. Jakarta : PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

SISTEM SARAF OTONOM LAMPIRAN Skema Kerja Hewan coba ( mencit )

Cendotropin dan Na CMC (KLP I)

Cendocarpin dan Epinefrin (KLP II)

Cendotropin dan Epinefrin (KLP III)

Propranol ol dan Epinefrin (KLP IV)

Na CMC dan Aqua Pro Injeksi (KLP V)

Amati pada menit 15, 30, 60 dan 90

MILA ADENIA IBRAHIM 15020170004

SYAFA TASYA KAMILA

More Documents from "Salas Putri Rahayu"

Anatomi_struktur_otak.doc
October 2019 1
May 2020 43
Ppt Asma.pptx
June 2020 17
Hpk Terbaru.docx
May 2020 20
Brosur Hpk.pptx
May 2020 11