Laporan.docx

  • Uploaded by: elza
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,477
  • Pages: 29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan,arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dandesain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota, landscape planning, urban design, interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam, yang meliputi air, tanah, udara, iklim, cahaya, bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architectur) karena sama – sama berhubungan dengan sumber daya alam. 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penulisan

BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Eko Arsitektur Eko berasal dari kata ekologi yang artinya adalah lingkungan alam, sedangkan Arsitektur adalah, suatu bentuk atau masa, atau juga tata ruang yang terencana secara fungsional yang direncanakan oleh arsitek serta disiplin ilmu lain yang terlibat di dalamnya, Arsitektur ekologi adalah arsitektur yang didesain berdasarkan lingkungan sekitar karena memiliki wawasan lingkungan dan menerapkan potensi alam dengan semaksimal mungkin . Eko-arsitektur desain merupakan desain yang dekat dengan alam. Desain ini mengaplikasikan unsurunsur alam ke dalam suatu ruang, seperti air, tanaman, bahkan batu. Dengan demikian, orang yang berada di dalam ruang tersebut merasa dekat dengan alam sehingga lebih terasa segar dan relax, terutama bagi orang-orang yang bekerja di perkotaan yang sibuk dengan tingkat stress yang tinggi. Desain ini menghadirkan suasana alam baik dengan menggunakan material alami seperti kayu atau batu alam, menggunakan warna-warna alam sebagai finishing ataupun dengan menggunakan gambar pemandangan alam.

Selain itu, eko arsitektur dapat juga diterapkan dengan mengaburkan batas indoor dan outdoor, membuat suasana lebih santai dan melepas ketegangan setelah beraktifitas, misalnya melalui panel kayu, dekorasi batu, tanaman hijau yang subur, air terjun dalam ruangan

Memaksimalkan potensi alam seperti cahaya matahari dengan membuat jendela yang besar ataupun memasukkan angin sepoi-sepoi dari jendela.

Ciri utama desain ini:   

Menggunakan unsur-unsur alam seperti tanaman, air, dan batu ataupun gambar pemandangan alam. Menggunakan warna-warna alam seperti coklat atau merah bata Material finishing menggunakan material alam seperti kayu dan batu alam

2.1 DASAR-DASAR EKO-ARSITEKTUR

Dalam eko-arsitektur terdapat dasar-dasar pemikiran yang perlu diketahui, antara lain : 1. Holistik Konsep ekologi arsitektur yang holistik Sebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagianbagian dari arsitektur biologis (arsitektur kemnusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur alternatif, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionik (teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi pembangunan. Maka istilah eko-arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas dan mengandung semua bidang. Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun,eko-arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya. Eko-arsitektur mengandung juga dimensi yang lain seperti waktu, lingkungan alam, sosiocultural, ruang, serta teknik bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa eko-arsitektur Bersifat lebih kompleks, padat, vital dibandingkan dengan arsitektur pada umumnya.

2. Hemat Energi. Manusia hidup bagi banyak kegiatan ia pasti memerlukan energi, untuk menyediakan makanan, untuk membakar batu bara dan untuk memproduksi peralatan dalam bentuk apapun dan pasti akan selalu membebani lingkungan alam. Api yang dapat memberikan kehangatan dan menerangi kegelapan tetapi yang juga mengandung kekuatan merusak yang menakutkan, dapat melambangkan energi dan bahan bakarnya. Bahan bakar dapat digolongkan menjadi 2 kategori yaitu yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Walaupun kita telah mengetahui perbedaan diantara keduanya, manusia tetap cenderung memanfaatkan energi yangtidak dapat diperbaharui (batu bara, minyak, dan gas bumi) karena dianggap penggunaannya lebih mudah. Penggunaan energi untuk seluruh dunia diperkirakan 3x1014 MW per tahun, yang berarti bahwa bahaya bagi manusia bukan hanya terletak pada kekurangan energi tetapi juga pada kebanyakan energi yang dibakar dan mengakibatkan kelebihan karbondioksida di atsmosfer yang mempercepat efek rumah kaca dan pemanasan global.

3. Material Ramah Lingkungan. Adapun prinsip-prinsip ekologis dalam penggunaan bahan bangunan : - Menggunakan bahan baku, energi, dan air seminimal mungkin. -Semakin kecil kebutuhan energi pada produksi dan transportasi, semakin kecil pula limbah yang dihasilkan. - Bahan-bahan yang tidak seharusnya digunakan sebaiknya diabaikan - Bahan bangunan diproduksi dan dipakai sedemikian rupa sehingga dapat dikembalikan kedalam rantai bahan (didaur ulang). - Menggunakan bahan bangunan harus menghindari penggunaan bahan yang berbahaya (logam berat, chlor). - Bahan yang dipakai harus kuat dan tahan lama. - Bahan bangunan atau bagian bangunan harus mudah diperbaiki dan diganti.

4. Peka Terhadap Iklim Pengaruh iklim pada bangunan. Bangunan sebaiknya dibuat secara terbuka dengan jarak yang cukup diantara bangunan tersebut agar gerak udara terjamin. Orientasi bangunan ditepatkan diantara lintasan matahari dan angin sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari timur ke barat, dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung sebaiknya berbentuk persegi panjang yang menguntungkan penerapan ventilasi silang.

Dengan mengetahui dasar-dasar eko-arsitektur di atas jelas sekali bahwa dalam perencanaan maupun pelaksanaan, eko-arsitektur tidak dapat disamakan dengan arsitektur masa kini. Perencanaan ekoarsitektur merupakan proses dengan titik permulaan lebih awal. Dan jika kita merancang tanpa ada perhatian terhadap ekologi maka sama halnya dengan bunuh diri mengingat besarnya dampak yang terjadi akibat adanya klimaks secara ekologi itu sendiri. Adapun pola perencanaan eko-arsitektur yang berorientasi pada alam secara holistik adalah sebagai berikut : a. Penyesuaian pada lingkungan alam setempat. b. Menghemat energi alam yang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energi. c. Memelihara sumber lingkungan (air, tanah, udara). d. Memelihara dan memperbaiki peredaran alam dengan penggunaan material yang masih dapat digunakan di masa depan. e. Mengurangi ketergantungan pada pusat sistem energi (listrik, air) dan limbah (air limbah, sampah).

f. Penghuni ikut secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan perumahan.

g. Kedekatan dan kemudahan akses dari dan ke bangunan. h. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-harinya.

i.Menggunakan teknologi sederhana (intermediate technology), teknologi alternatif atau teknologi lunak. Sebenarnya, eko-arsitektur tersebut mengandung juga bagianbagian dari arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan), arsitektur alternative, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan energi surya), arsitektur bionic (teknik sipil dan konstruksi yang memperhatikan kesehatan manusia), serta biologi pembangunan.Eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi dalam arsitektur karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standar atau ukuran baku. Namun, eko-arsitektur mencakup keselarasan antara manusia dan lingkungan alamnya.

2.3 Aspek-asppek didalam eko arsitektur 1. Penyelidikan kualitas Tujuan setiap perencanaan eko-arsitektur yang memperhatikan cipta dan rasa adalah kenyamanan penghuni. Sayangnya, kenyamanan tidak dapat diukur dengan alat sederhana seperti lebar dan panjang ruang dengan meter, melainkan seperti yang telah diuraikan tentang kualitas , penilaian kenyamanan selalu sangat subjektif dan tergantung pada berbagai faktor. Kenyamanan dalam suatu ruang tergantung secara immaterial dari kebudayaan dan kebiasaan manusia masing-masing, dan secara material terutama dari iklim dan kelembapan, bau dan pencemaran udara. 2. Bentuk dan struktur bangunan Bentuk dan struktur bangunan merupakan masalah kualitas dalam perencanaan eko-arsitektur, walaupun terdapat beberapa masalah kualitas yang lain yang berhubungan, terutama kualitas bentuk yang tidak dapat diukur maupun diberi standar. 3. Pencahayaan dan warna

Pencahayaan dan warna memungkinkan pengalaman ruang melalui mata dalam hubungannya dengan pengalaman perasaan. Pencahayaan (penerangan alami maupun buatan) dan pembayangan mempengaruhi orientasi di dalam ruang.

Bagian ruang yang tersinari dan yang dalam keadaan gelap akan menentukan nilai psikis yang berhubungan dengan ruang (misalnya dengan perabot, lukisan, dan hiasan lainnya). Cahaya matahari memberi kesan vital dalam ruang, terutama jika cahaya tersebut masuk dari jendela yang orientasinya ke timur.. Oleh karena pencahayaan matahari di daerah tropis mengandung gejala sampingan dengan sinar panas, maka di daerah tropis tersebut manusia sering menganggap ruang yang agak gelap sebagai sejuk dan nyaman. Akan tetapi, untuk ruang kerja ketentuan tersebut melawan kebutuhan cahaya untuk mata manusia. Karena pencahayaan buatan dengan lampu dan sebagainya mempengaruhi kesehatan manusia, maka dibutuhkan pencahayaan alam yang terang tanpa kesilauan dan tanpa sinar panas. Untuk memenuhi tuntutan yang berlawanan ini, maka sebaiknya sinar matahari tidak diterima secara langsung, melainkan dicerminkan/dipantulkan sinar tersebut dalam air kolam (kehilangan panasnya) dan lewat langit-langit putih berkilap yang menghindari penyilauan orang yang bekerja di dalam ruang.

Kenyamanan dan kreativitas dapat juga dipengaruhi oleh warna seperti dapat dipelajari pada alam sekitar dengan warna bunga. Oleh karena itu, warna adalah salah satu cara untuk mempengaruhi ciri khas suatu ruang atau gedung. Masing-masing warna memiliki tiga ciri khusus, yaitu sifat warna, sifat cahaya (intensitas cahaya yang direfleksi), dan kejenuhan warna (intensitas sifat warna). Makin jenuh dan kurang bercahayanya suatu warna, akan makin bergairah. Sebaliknya, hawa nafsu dapat diingatkan dengan penambahan cahaya. Pada praktek pengetahuan, warna juga dapat dimanfaatkan untuk mengubah atau memperbaiki proporsi ruang secara visual demi peningkatan kenyamanan. Misalnya :

(Tomm, Arwed. Oekologisch Planen und Bauen. Braunschweig 1992. Hlm.23)  

    

Langit-langit yang terlalu tinggi dapat ‘diturunkan’ dengan warna yang hangat dan agak gelap Langit-langit yang agak rendah diberiwarna putih atau cerah, yang diikuti oleh 20 cm dari dinding bagian paling atas juga diberi warna putih, yang memberi kesan langit-langit seakan melayang dengan suasana yang sejuk. Warna-warna yang aktif seperti merah atau oranye pada bidang yang luas memberi kesan memperkecil ruang. Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi kesan memperkecil ruang. Ruang yang agak sempit panjang dapat berkesan pendek dengan memberi warna hangat pada dinding bagian muka, sedangkan dapat berkesan panjang dengan menggunakan warna dingin. Dinding samping yang putih memberi kesan luas ruang tersebut. Dinding tidak seharusnya dari lantai sampai langit-langit diberi warna yang sama. Jikalau dinding bergaris horizontal ruang berkesan terlindung, sedangkan yang bergaris vertical berkesan lebih tinggi.

4. Keseimbangan dengan alam Pada penentuan lokasi gedung tersebut diperhatikan fungsi dan hubungannya dengan alam, seperti matahari, arah angina, aliran air dibawah tanah, dan sebagainya. Setiap serangan terhadap alam mengakibatkan suatu luka yang mengganggu keseimbangannya. Oleh karena setiap benda memiliki hubungan langsung dengan benda-benda lainnya, maka masuk akal apabila setiap perubahan pada suatu titik tertentu membutuhkan penyelesaian masalah yang harus dilakukan didalam batas ruangan. Dengan sadar atau tidak sadar manusia telah menghancurkan keseimbangan dengan alamnya sehingga terjadi ketidakseimbangan antara makrokosmos dan mikrokosmos. Seperti manusia dalam lingkungan ilmiah, sebenarnya menjadi spesialis hanya dalam aspek keahliannya tetapi tetap bersatu didalam wadah kemanusiaan. Maka pengertian keseimbangan dengan alam mengandung kesatuan makhluk hidup (termasuk manusia) dengan alam sekitarnya secara holistis

5. Alam dan iklim tropis Dalam rangka persyaratan kenyamanan, masalah yang harus diperhatikan terutama berhubungan dengan ruang dalam. Masalah tersebut mendapat pengaruh besar dari alam dan iklim tropis di lingkungan sekitarnya, yaitu sinar matahari dan orientasi bangunan, angin, dan pengudaraan ruangan, suhu dan perlindungan terhadap panas, curah hujan dan kelembapan udara.

6. Sinar matahari dan orientasi bangunan Sinar matahari dan orientasi bangunan yang ditempatkan tepat diantara lintasan matahari dan angin, serta bentuk denah yang terlindung adalah titik utama dalam peningkatan mutu iklim-mikro yang

sudah ada. Dalam hal ini tidak hanya perlu diperhatikan sinar matahari yang mengakibatkan panas saja, melainkan juga arah angin yang memberi kesejukan. Orientasi bangunan terhadap sinar matahari yang paling cocok dan menguntungkan terdapat sebagai kompromi antara letak gedung berarah dari timur ke barat dan yang terletak tegak lurus terhadap arah angin seperti gambar berikut.

7. Angin dan pengudaraan ruangan Angin dan pengudaraan ruangan secara terus-menerus mempersejuk iklim ruangan. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang menurunkan suhu pada kulit manusia. Dengan demikian juga dapat digunakan angin untuk mengatur udara didalam ruang. (Reed, Robert H. Design for Natural Ventilation in Hot Humid Weather. Texas 1953 )

ARSITEKTUR BERWAWASAN LINGKUNGAN.

TIPS MEMBANGUN HEMAT ENERGI DAN RAMAH LINGKUNGAN 1. Perhatian pada iklim; membangun sebuah bangunan yang sesuai dengan keadaan iklim yang ada. Pembangunan harus memerhatikan arah Timur-Barat, Selatan-Utara, agar mudah mendapatkan sinar matahari yang sesuai serta sirkulasi yang baik. 2. Mengurangi penggunaan sumber daya tidak terbaharui dan beralih ke sumber daya terbaharui; menciptakan teknologi yang dapat memperbaharui sumber daya yang ada, mencanangkan hemat energi dan penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan contohnya dengan bantuan sinar matahari. 3. Dengan adanya teknologi memperbaharui yang bertujuan untuk mengolah limbah-limbah yang ada sehingga berdampak pada keberhisan dan kesehatan lingkungan. Memanfaatkan teknologi bekas pakai. 4. Penggunaan bahan bangunan yang hemat energi dan memiliki manfaat menyerap daya agar ramah lingkungan.

jadi, tidak cuma bagus atau arsitekturalnya aja yang harus diperhatiin. Kita walaupun seorang arsitek harus melihat kedalam diri kita bahwa kita adalah manusia yang juga masih membutuhkan alam. Jadi, girls and guys, kita harus tetap menjaga keseimbangan alam, menjaga kehidupan di Bumi. Membangun sebuah karya yang keren tapi juga memiliki keseimbangan dengan lingkungan dan ekosistem dan juga pastinya memiliki fungsi sampai bertahun-tahun ke depan tanpa mengganggu lingkungan kita

2.4 Pendekatan ekologi pada perancangan arsitektur.

Ada berbagai cara yang dilakukan dari pendekatan ekologi pada perncangan arsitektur, tetapi pada umumnya mempunyai inti yang sama , antara lain : Yeang (2006), me-definisikannya sebagai: Ecological design, is bioclimatic design, design with the climate of the locality, and low energy design. Yeang, menekankan pada : integrasi kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program bangunan, konsep design dan sistem yang tanggap pada iklim, penggunan energi yang rendah, diawali dengan upaya perancangan secara pasif dengan mempertimbangkan bentuk, konfigurasi, façade, orientasi bangunan, vegetasi, ventilasi alami, warna. Integrasi tersebut dapat tercapai dengan mulus dan ramah, melalui 3 tingkatan; yaitu yang pertama

integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan tanah, topografi, air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya. Kedua, integrasi sistim-sistim dengan proses alam, meliputi: cara penggunaan air, pengolahan dan pembuangan limbah cair, sistim pembuangan dari bangunan dan pelepasan panas dari bangunan dan sebagainya. Yang ketiga adalah, integrasi penggunaan sumber daya yang mencakup penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Aplikasi dari ketiga integrasi tersebut, dilakukannya pada perancangan tempat tinggalnya, seperti pada gambar :

2.5 PENGARUH ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN Seorang arsitek, adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan. Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan. Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana. "Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) +tekton (pembangun, tukang kayu). Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati. Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar Pengaruh posotif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan

1. Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan antara massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak – dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green design. 2. Memberikan dampak pada estetika bangunan 3. Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota. 4. Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.  

Sebagai taman hijau kota. Pembuatan the "Artificial Sungai" dibuat sepanjang sisi barat laut situs untuk membantu mengumpulkan air hujan untuk didaur ulang dan mengganti pagar sebagai batas ramah antara taman dan sekitarnya.

Pengaruh buruk dari pekerjaan arsitek yang tidak memperdulikan lingkunagan 

Ambrolnya sisi utara jalan raya RE Martadinata sepanjang 103 meter. ambrolnya jalan RE martadinata tersebut merupakan contoh dari ketidak pedulian arsitek terhadap lingkungan sekitarnya, daerah yang seharusnya menjadi tempat hijau (tempat penanaman pohon bakau) dijadikan jalan raya. yang mengjutkan lagi seharusnya di pinggir-pinggir jalanan ditanami pohin bakau agar tidak terjadi abrasi terhadap tanah tapi ini tidak ada, bagai mana tidak ambrol apabila begitu?



Banjirnya Kota Jakarta Banjirnya kota jakarta merupakan akibat dari sitem pembangunan-pembangunan di jakarta yang tidak memikirkan lingkungan, hal tersebut marupakan akibat dari lingkungan yang seharunya merupakan daerah hijau di jadikan menjadi gedunggedung dan pemakaian plester penuh pada stiap permukaan

tanah di kota jakarta sehingga tidak adanya tempat lagi untuk resapan air. seharusnya untuk jalan pejalan kaki tidak perlu menggunakan plester melainkan menggunakan bata konblok agar air dapat meresap ke tanah. sebagai makhluk sosial tentu kita tidak dapat hidup sendiri. Kita membutuhkan orang lain baik dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup maupun berinteraksi dalam suatu kelompok organisasi.

BAB III STUDI KASUS 1.

Gedung New Media Tower NMT,Tangerang, Banten (ARNINA) Gedung New Media Tower (NMT) Universitas Multimedia Nusantara di Scientia Garden Jalan Boulevard Gading Serpong, Tangerang, Banten, yang berbentuk oval dan mirip kepompong.

Gedung NMT ini diresmikan oleh Pemimpin Umum Harian Kompas, Jakob Oetama, pada September 2012 lalu. Mungkin sudah banyak yang tahu, setahun kemudian, gedung ini meraih penghargaan dengan menjadi juara pertama Gedung Hemat Energi pada Penghargaan Efisiensi Energi Nasional pada 2013. Gedung NMT kembali meraih penghargaan yang lebih bergengsi lagi, yaitu sebagai Energy Efficient Building kategori Tropical Building yang dilombakan pada ASEAN Energy Award 2014 di Vientiane, Laos. Tahun sebelumnya, predikat ini diraih oleh Sukhotai Heritage Resort di Thailand. Beginilah suasana taman dan ruang kelas berbentuk setengah oval di lantai paling atas dari Gedung New Media Tower UMN, lengkap dengan taman terbuka yang tertata asri. Bahagian atas adalah penutup lapisan luar gedung yang terbuat dari aluminium dan diberi lubang-lubang. luas bangunan Gedung NMT ini sekitar 32 ribu meter persegi. Sedangkan luas total seluruh lahan yang dimiliki UMN adalah 8 hektar, dengan pemanfaatan 40 persen, atau 2,4 hektar terbangun. Mengusung konsep gedung terbuka dan hemat energi, ruangan koridor di sisi pinggir Gedung New Media Tower Kampus UMN ini tidak membutuhkan banyak lampu penerang dan pendingin ruangan. Karena memang, pada sisi kiri nampak kulit bagian luar gedung yang menggunakan aluminium dan diberi lubanglubang.

Sangat normal bilamana kondisi hujan, maka air hujan akan masuk, tapi akan langsung mengalir melalui saluran-saluran pembuangan yang sudah tersedia.

Suasana taman rumput di lantai 3. Terdapat skylight yang diberi tutup kaca tebal membuat sinar matahari dapat menerobos masuk dan menerangi ruangan-ruangan di lantai bawahnya. Di lantai 3 Gedung New Media Tower UMN ini terdapat taman rumput dan pepohonan menghijau, juga ada skylight (tertutup kaca tebal) yang merupakan lubang untuk masuknya sinar matahari, dan ujung cerobong pembuangan saluran udara (ditumbuhi pepohonan sebelah kanan) memakai sistem dinding dengan double skin. Artinya, meskipun ada kaca-kaca yang terpasang di dinding, tapi sebenarnya, ini hanya kaca biasa saja yang tebalnya 3 milimeter, bukan kaca khusus yang tebal. Tapi, pada sisi luar gedung ini, ada aluminum yang menutupi gedung ini. Dengan perhitungan yang matang, aluminium ini sengaja dilubang-lubangi, dengan jumlah yang berbeda. Tujuannya, untuk membuat cahaya matahari masuk ke dalam ruangan-ruangan yang ada tapi tidak menyilaukan. Begitu pula dengan sirkulasi udara, yang dapat berproses secara baik dan menyejukkan. Dengan begitu, praktis penggunaan lampulampu penerang dapat kita minimalisir, termasuk pemakaian AC-nya. Dari sistem dindingnya, kita memakai bahan peredam suara. Dinding ini dibangun bukan memakai batu bata sebagai bahan dasar bangunannya, tapi menerapkan pemakaian M System yang berupa styrofoam lalu dipagari dengan 'kawat ayam' pada kedua sisinya, untuk kemudian di-aci dengan menggunakan semen. Fungsi dinding seperti ini adalah untuk meredam suara, dan menahan suhu dingin di ruangan tidak cepat terbuang. Soal kekuatan atau kekokohan dindingnya sama dengan tembok-tembok biasa yang dibangun dengan menggunakan bahan dasar batu bata. Hanya saja kalau di-bor, maka ketemunya di tengah-tengah dinding adalah styrofoam,

2.

Hotel Park Royal, Pickering, Singapura. (ELZA FITRIA NINGSIH)

Hotel Park Royal, Pickering (Hotel Berlapis Taman Tropis) Gedung yang dikonsep oleh WOHA Architect yang berbasis di Singapura tersebut memiliki bentuk yang menarik perhatian dunia arsitektur sekaligus industri gedung ‘hijau’ dengan desain hemat air dan energinya.

Sangat jelas bahwa hotel Park Royal menarik perhatian dengan vegetasi yang mengelilingi gedung dan nampak berlapis-lapis. Bangunan ini dianugerahi Green Mark Platinum pada tahun 2012 oleh Building and Construction Authority (BCA) Singapura karena desain hemat air dan energinya, termasuk sensor pencahayaan, lorong dengan ventilasi alami, mesin daur ulang di kamar tamu dan di seluruh hotel, sistem pendingin ruangan yang hemat energi, sistem ventilasi berdasarkan permintaan, penggunaan lampu LED dan neon, penggunaan cahaya matahari yang maksimal, atap sel surya, kaca berteknologi tinggi yang dapat mengurangi paparan sinar matahari dan menggunakan teknologi Cobiax (tekonologi yang menggunakan ‘pengisi kekosongan’ yang terbuat dari plastik daur ulang untuk mengurangi penggunaan beton). Itu adalah beberapa konsep ramah lingkungan yang diterapkan dalam bangunan ini. Pepohonan hijau menghiasi seluruh bangunan, sementara pohon-pohon dan taman hotel seakan melebur dengan taman di sebelahnya. Taman langit nan luas yang dibalut tumbuhan tropis dan petak-petak bunga kamboja dan pohon palem dapat dijumpai di setiap empat level di selasela blok kamar tamu.

Park Royal Hotel at Pickering sangat mudah dikenali karena diselubungi oleh lapisan beton yang berlekuk-lekuk horisontal, dalam beberapa shading warna kecoklatan seperti tanah. Di atas bangunan lantai podiumnya, terdapat taman-taman yang terlihat jelas dari jalan raya, nuansa kehijauan yang menyejukkan mata di siang yang kebetulan usai hujan itu.

Yang menarik dari bangunan ini adalah tidak ada jarak sempadan bangunan sehingga trotoar yang dibangun dengan menyatu dengan konsep lansekap ruang luarnya bisa dengan mudah dilalui orang-orang yang melintasi tepi jalan ini walaupun tidak menginap di hotel. Tidak ada beda level yang terlalu tinggi atau pagar batas yang membuat bangunan ini terpisah dari jalan. Proses percaya pada publik dan dipercaya publik ini yang membuat bangunan ini terasa ramah, walaupun berfungsi sebagai hotel berbintang lima.

Hotel menawan ini juga menawarkan aneka fitur ramah lingkungan, mulai dari sistem tenaga surya hingga sistem tadah hujan untuk menghemat air. Energi yang dihemat dari langkah-langkah ini dapat menggerakkan daya 680 rumah tangga selama satu tahun.

Dengan menambahkan balkon dan teras tertutup tanaman di sekitar eksterior, para arsitek mampu menciptakan tanaman hijau seluas 15.000 meter persegi - sekitar dua kali lipat area situs dan memberikan setiap tamu pemandangan taman dari jendela kamar mereka Beton bergalur ini menjadi ciri khas yang mengalir horisontal seperti geometri fluida, diumpamakan sebagai tumpuan tanah penahan lansekap hijau di bagian atap podium. Kalau dilihat dari material bangunan, galur-galur ini mengakibatkan luasan bidang yang terkena sinar matahari menjadi lebih besar, sehingga thermal remittance tentu lebih tinggi dan mengakibatkan suhu udara di dalam menjadi lebih rendah daripada dinding polos belaka. di Park Royal, desain lobby nya menggunakan lapisan-lapisan kayu untuk menutupi dindingnya baik pada area resepsionis maupun area bar. Satu lorong dengan kursi-kursi berderet.

3. NANJING GREEN LIGHT HOUSE (MIFTAHUL KARIMA) Nanjing Green Light House adalah sebuah kantor zero-carbon yang dirancang oleh Archiland International. Bangunan berbentuk lingkaran ini adalah proyek model di Nanjing High Tech Zone, area dimana banyak terjadi pembangunan berkelanjutan. Daylighting, solar design, dan teknologi-teknologi efisen energy mengurangi konsumsi energy pada bangunan hingga di bawah 25 KwH/meter2 per tahun, dan energy selebihnya akan diimbangi dengan Photo Voltaic Panels. Bangunan seluas 5.500 m2 mengambil bentuk spiral dan di tengah-tengah terdapat atrium yang memberikan cahaya alami dan dari udara segar keseluruh dunia.

Fasadnya yang berbentuk lingkaran dioptimalkan dan telah dilakukan perhitungan teknis yang sangat hati-hati dengan bukaan-bukaan yang bekerja dan reflector cahaya horizontal yang meminimalisir eksposur dari panas sinar matahari, tapi di saat bersamaan memaksimalkan akses untuk cahaya alami yang lembut. Bangunan ini mendapatkan cahaya alami sebanyak 200 LUX untuk seluruh area kerja. Hal ini dapat memaksimalkan kinerja dan produktivitas pengguna. Area jendela dan skylight terlah diperhitungkan untuk mendapatkan efisiensi maksimal dengan memanfaatkan sedikit kinerja dari bukaan fasad berkualitas tinggi. Interior bangunan didominasi dengan warna putih yang merefleksikan cahaya untuk menciptakan

area kerja yang cerah dan sejuk. Perabotan yang warna-warni dan tanaman yang banyak, yang mana termasuk green walls dan tanaman gantung, menekankan keindahan interior.

4.GREEN OFFICE PARK (DIDI SAPUTRA)

5. School complex and leisure center (M.IBRAHIM)

Arsitek

:

Mikou Studio

Lokasi

:

Bobigny, Prancis

Daerah

:

5000,0 m2

Tahun proyek

:

2012 Sekolah pusat kota di Bobigny berada di lokasi perkotaan yang strategis, dibatasi oleh tiga jalan besar dan oleh ruang pejalan kaki di utara. Itu adalah di tengah-tengah kompleks perkotaan terutama terdiri dari perumahan, dekat balai kota. Oleh karena itu, sekolah baru ini merupakan pencapaian yang sangat luar biasa secara visual, terlihat oleh facade dan atapnya, elemen pendiri proyek pembukaan tempat tinggal tetangga. Kami merancang sekolah ini untuk pembaharuan pusat kota yang akan menjadi tengara arsitektur yang kuat dilingkungan yang ramah dan protektif.

Lokasi bangunan dipinjamkan sendiri ke massa bertingkat tiga di utara dan timur yang secara bertahap turun dalam tingkatan ke arah selatan untuk memungkinkan sinar matahari maksimum ke taman bermain sekolah. Oleh karena itu, di jalan pejalan kaki, skema kami menghadirkan bangunan bertingkat datar dua lantai yang dimeriahkan oleh serangkaian bukaan acak bergantian dengan panel kayu solid dengan warna yang berbeda. Mosaik-façade besar ini berisi pintu masuk ke taman kanak-kanak dan sekolah dasar dan pintu masuk umum ke pusat pembibitan dan hiburan utama, perpustakaan permainan dan area umum. Oleh karena itu bentuk keseluruhan skema adalah spiral dengan bagian depan tiga lantai di utara, yang dirancang untuk mendasarkan fungsi kelembagaan fasilitas pada jalur pejalan kaki dan pintu masuk, dengan pencerahan bertahap massa yang dibangun dari lantai atas kedua ke bawah ke tanah. lantai di sebelah timur dan barat, sehingga memungkinkan sinar matahari maksimum ke dalam ruang kelas dan taman bermain sekolah. Konfigurasi ini memungkinkan kami untuk mengusulkan bangunan yang sangat dapat diidentifikasi, baik yang terpadu dan protektif, yang sangat cocok dengan pengaturan perkotaannya dan mengikuti tata letak tiga jalan yang melingkupinya, dengan variasi pemusatan yang menciptakan permainan transparansi dan visual tandingan di selatan dan barat daya. Dilihat dari atas, bangunan ini dilihat sebagai suksesi teras yang ditanam di utara dan timur yang membuka dan membungkus diri di sekitar hamparan taman bermain sekolah pembibitan di lantai dasar dan taman bermain sekolah dasar di teras lantai pertama, dilindungi oleh pagar layar yang ditanam. Untuk fasilitas bangunan ini, kami memilih bahan yang tahan lama, terdiri dari panel kayu dengan berbagai warna yang disusun dalam pola mozaik acak. Fasad eksternal terdiri dari panel kayu alami yang bergantian dengan panel kaca berbingkai kayu di grid horizontal. Kisi-kisi jendela berjajar dan panel kayu menciptakan mosaik berskala besar mulai dari warna merah tua hingga oranye terang membentuk keberadaan yang berani di lingkungan tersebut. pintu masuk utama, pusat hiburan, perpustakaan permainan dan area umum ditempatkan di sekeliling, melindungi ruang-ruang ini sesuai kebutuhan dengan kelongsongnya. fasad yang berbatasan dengan jalan pejalan kaki turun tinggi, memperkenalkan efek spiral untuk meringankan keseluruhan massa struktur. Menanggapi konteks yang melingkupinya, ketinggian strategis dinding eksterior menawarkan privasi kepada anak-anak yang bermain di halaman tengah. Sinar matahari yang hangat memasuki konfigurasi internal tingkat berjenjang yang terdiri dari ruang kelas yang menghadap ke

taman bermain anak-anak. ditanam dengan vegetasi, curah hujan hijau melalui teras bertingkat di sekitar anak-anak menciptakan suasana yang rimbun di dalam hardscape kota.

BAB IV PENUTUP

More Documents from "elza"

Laporaaaannn.docx
June 2020 34
Print Denah A3.pdf
June 2020 16
Laporan.docx
November 2019 28
Melayu.docx
June 2020 11