BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah Nenek juriyah terletak di Desa Lalang atau Jalan Lalang, Kabupaten Siak. Rumah ini sudah ada sejak nenek itu ada. Ini merupakan rumah peninggalan warisan dari mertua nenek juriah atau nenek juriyah adalah menantu dari pemilik asli rumah tersebut. Nenek juriahnya asli orang bengkalis sedangkan suami nenek ini aslinya orang lalang. Nenek juriyah lahir pada tahun 1937, umur nenek juriyah sekarang ± 80 thn. Sedangkan rumah tersebut sudah di tempati atau dihuni ± 100 thn. Rumah ini terdiri atas 2 lantai, lantai 1 terdiri atas 3 kamar, serambi depan, ruang induk, dan dapur. Rumah ini dari dulu sampai sekarang tidak pernah direnovasi, hanya saja di tambah ruang kamar di dalam rumah dan hanya mempercantik rumah dengan mengecat rumah. Nenek juriyah sendiri tidak mau di renovasi dan nenek juriyah dirumah ini hanya tinggal berdua dengan cucunya, padahal di samping dan di belakang rumahnya terdapat rumah anak anaknya, hanya saja nenek juriyah tidak mau merepotkan anak-anaknya. Dari hasil wawancara kami bersama nenek juriyah, kata nenek juriyah rumah ini sudah sering dilihat dan dikunjungi mahasiswa-mahasiswa yang ingin menggali ilmu tentang rumah tersebut namun mereka hanya mengabadikan moment nya dengan berfoto-foto, beda halnya dengan kami yang juga melakukan pengukuran pada rumah nenek juriyah ini. Rumah yang di beri cat dengan warna kuning, dalam melayu melambangkan kerajaan atau pemilik rumah ini berasal dari keluarga bangsawan/orang mampu. Pada rumah nenek Juriyah ini terdapat beberapa ornamen/ukiran pada lesplang dan ornamen yang terletak di ruang induk. Dirumah ini masih terdapat ornamen-ornamen yang maih utuh dan sangat memperlihatkan cirikhas melayunya. Dan diruang dapur terdapat bak besar tempat penyimpanan air, atau bak yang langsung menampung air hujan, yang mana atapnya di lubangi khusus untuk tempat masuknya air hujan di bak/ kula tersebut. Dan pada pintu belakang, sontong pintunya terdapat 2 sontong pintu ini merupakan ciri khas tukang yang berasal dari selat panjang. Rumah nenek juriyah ini terdiri atas 3 bilik kamar. Yang mana kamar nya saling berhadapan. Sedangkan pada lantai 2 hanya ruang kosong. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan Masalah dalam pengamatan ini adalah : 1. Bagaimana menyatukan antara 2 kebudayaan yaitu Melayu dan Tianghoa dalam sebuah rumah 2. Bagaimana orang pada zaman dahulu dapat membangun rumah yang dapat bertahan sampai sekarang 3. Mengidentifikasi bangunan arsitektur Melayu yang ada di Provinsi Riau
ARSITEKTUR MELAYU 1
1.3 Tujuan Pengamatan Adapun tujuan dari pengamatan ini adalah: 1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa mengenai Arsitektur melayu. 2. Mahasiswa mampu memahami, mengerti dan membandingkan ilmu dalam Metode Survey rumah melayu dalam Arsitektur. 3. Menambah pengalaman mahasiswa dalam dunia kerja, khususnya aplikasi Metode Survey rumah melayu dalam Arsitektur. 4. Menyelesaikan tanggung jawab tugas mata kuliah arsitektur melayu. 1.4 Metode Pengumpulan Data Laporan Praktik Kerja ini menggunakan beberapa metode untuk memperoleh data – data yang dibutuhkan dalam penyusunannya. Adapun metode-metode yang digunakan untuk memperoleh data antara lain adalah : 1. Metode observasi (pengamatan dan pengukuran) Dalam metode observasi ini pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan mengamati dan mengukur langsung rumah nenek juriyah di desa lalang 2. Metode interview (wawancara langsung) Dalam metode interview ini pelaksanaan yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara secara langsung kepada tuan rumah (nenek juriyah) dan satu anaknya. 3. Metode pustaka (Literatur) dalam metode pustaka, mencari informasi dengan mengumpulkan data dalam penyelesaiannya. 4. Metode instrumen dalam metode instrumen pelaksanaan dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti kamera, alat ukur ataupun alat tulis, guna untuk mendapatkan data-data ataupun informasi mengenai rumah melayu sungai lalang.
ARSITEKTUR MELAYU 2
BAB II METODE KEGIATAN 2.1 Diskusi Kegiatan a. Penentuan lokasi survey yaitu Rumah Melayu, desa sungai lalang kec.sungai apit, Siak Sri Indrapura, Riau b. Penentuan hari survey, survey dilaksanakan pada hari Jumat, 20 November 2018 c. Membahas Alat-alat yang akan digunakan, transportasi, serta hal-hal yang mendukung saat melakukan observasi d. Pembaagian tugas dilapangan 2.2 Metode Survey 2.2.1 Jenis metode a. Wawancara, digunakan untuk mengetahui informasi mengenai bangunan Rumah melayu sungai lalang. b. Observasi, digunakan untuk melihat keadaan secara langsung mengenai kondisi bangunan, material yang digunakan, perletakkan bangunan, serta detail ornamen bangunan. c. Pengukuran, digunakan untuk mendapatkan data teknis mengenai ukuran luas bangunan dan detail-detail bangunan. d. Dokumentasi, sebagai bukti fisik melakukan survey. 2.2.2 Prosedur survey 1. Tahap-tahap wawancara meliputi : a. Menentukan siapa yang akan mewawancarai narasumber. b. Menentukan narasumber yang akan di wawancarai. c. Mempersiapkan pertanyaan. d. Melakukan wawancara dengan produktif. e. Menyelesaikan wawancara dengan memperoleh kesimpulan dari hasil wawancara. 2. Tahap-tahap observasi, pengukuran dam dokumentasi meliputi : a. Pembangian tim b. Menentukan obyek c. Mempersiapkan perlengkapan d. Mengumpulkan semua data menjadi satu 2.3 Hasil wawancara dengan tuan rumah (Nenek Juriyah) Rumah nenek juriyah sudah berumur ± 100 tahun. Nenek juriyah merupakan orang bengkalis sedangkan suaminya orang lalang. Yang mana,pemilik asli rumah ini adalah mertua dari nenek juriyah atau orang tua dari suami nenek juriyah. Nenek juriyah tinggal bersama cucunya, padahal di samping dan dibelakang rumah ini, terdapat rumah dari anak nya nenek juriyah tetapi nenek juriyah tidak mau merepotkan anak-anaknya. Nenek juriyah sudah tinggal dirumah itu sekitar tahun 1961 atau sejak menikah. Umur nenek sekatang
ARSITEKTUR MELAYU 3
berkisar ± 80 th, pada tahun 1945, nenek juriyah sedang berada dikelas 2 SD, jadi kalau dihitung hitung nenek juriyah lahir ditahun 1937. Rumah ini sama sekali tidak pernah direnovasi, hanya saja ada penambahan 2 kamar dan paling-paling hanya cat rumah. Rumah ini termasuk rumah yang paling lama atau sudah tua bangunannya, dulu hanya ada beberapa rumah di daerah ini. Dibanding dengan rumah yang dibelakang mesjid, rumah ini lebih lama lgi umur bangunan nya. Nenek juriyah tidak tau pasti kapan rumah ini di bangun, karena nenek juriyah aslinya orang bengkalis. Dia hanya menantu dari yang punya rumah ini. Dan dirumah ini juga tidak terdapat batu tertulis yang biasanya ditulis kapan berdirinya suatu rumah. Pada rumah nenek juriyah ini, memiliki keunikan tersendiri karena terdapat ba besar/kula besar tempat menampung air, air yang ditampung ini berasal dari air hujan. oleh karena itu, atapnya dilobangi khusus, yang tujuan nya air husan itu langsung tertampung di dalam bak tersebut. Dari dulu bak ini tiak pernah di renovasi, dan masih bertahan sampai sekarang. Lantai rumah nenek juriyah pun tidak pernah di ganti begitu juga dengan plafon, pintu,jendela dan kusen kusenya. Tukang yang membangunan rumah nenek juriyah bersaal dari selat panjang, jadinya ada percampuran antara melayu ,tionghoa (cina). Material kayu yang digunaka juga merupakan kayu mahal yang tahan,kuat dan tidak mudah dimakan rayap. Pada lantai 2, hanya ruang kosong. Tidak ada sekat sekat ruangnya. Untuk naik ke lantai 2 memakai tangga. Tangga nya terletek di kamar belakang/gudang, sejak sudah tidak pernah dipakai yang lantai atas, tangga nya pun mulai tidak tahan/sudah mulai lapuk.
ARSITEKTUR MELAYU 4
BAB III IDENTIFIKASI BANGUNAN 3.1 Lokasi Bangunan
Desa Sungai Lalang kec.sungai apit, Siak Sri Indrapura, Riau Pemilik : nenek juriyah Tahun berdiri : ±1937 Pewaris : Juriyah (80) menantu dari pemilik rumah Luas Bangunan : 40m x 14m 3.2 Data Umum 3.2.1 Batas tapak Utara
: Rumah Warga
Selatan
: Semak Belukar
ARSITEKTUR MELAYU 5
Barat
: Rumah Warga
Timur
: rumah warga
3.2.2 Lingkungan sekitar atau kawasan Rumah melayu ibu juriyah berada di desa sungai lalang. Diapit oleh deretan rumah warga sekitar yang juga bergaya arsitektur melayu lama.
3.2.3 Informasi lingkungan Rumah ibu juriyah tampak begitu klasik. Halamannya ditumbuhi hamparan rumput hijau dan bunga-bungaan. Dari pinggir jalan, langkah kaki menapaki jembatan kecil selebar 1 M menuju halaman rumah .
3.2.4 Fungsi rumah melayu nenek juriyah pada masa sekarang Rumah tua itu sekarang jadi bagian penting wisata heritage dikecamatan sungai apit. Rumah tua ini dulunya merupakan rumah dari mertuanya ibu juriyah yang diwariskan kepadanya dan suaminya dsan sekarang rumah ini menjadi rumah tinggal nenek juriyah bersama cucunya. 3.2.5 Kondisi bangunan sekarang a. Keaslian atau keutuhan bangunan
ARSITEKTUR MELAYU 6
Bangunan atau rumah melayu ini masih tetap utuh dan tanpa adanya renovasi, yang mana ornamen dan detail bangunan yang penuh ukiran dan karya seni yang merupakan ciri khas budaya melayu sendiri yang masih tetap dijaga keasliannya. b. Penambahan bangunan Terdapat penambahan pada bagian kamar tidur, yang awalnya hanya terdiri atas satu kamar, kemudian ditambah dua buah kamar di depan kamar utama. 3.3 Identifikasi Elemen Bangunan
3.4 Pengukuran dan Penggambaran Ulang Pengukuran dan pengambaran ulang pada bangunan Rumah melayu ibu juriyah yaitu : a. Pondasi b. Gelagar c. Tiang d. Lantai e. Pintu f. Jendela g. Dinding h. Pagar (pada selasar) i. Atap j. Pagar k. Plafond l. Tangga m. Rasuk n. Detail Ornamen o. Orientasi Bangunan p. Ruang dalam
ARSITEKTUR MELAYU 7
A. Pondasi
Pondasi yang digunakan adalah pondasi umpak dengan ketinggian 75cm. Detail pondasi bagian depan berbeda dengan pondasi di bagian disamping. B. Gelagar
Gelagar terletak diatas pondasi dengan menggunakan beberapa buah balok C.
Tiang
Pada rumah ini terdapat 4 buah tiang jika diliat dari tampak depan rumah. Ini melambangkan penjuru mata angin yang berarti akan mendatangkan rezeki daei segala penjuru.
ARSITEKTUR MELAYU 8
D. Lantai
Lantai sebagian besar menggunakan kayu dengan dengan susunan lidah pian,
namun juga terdapat lantai yang sudah memakai marmer atau sudah di semen di bagian dapur rumah. E. Pintu
ARSITEKTUR MELAYU 9
Pintu pada bagian depan terdpat 1 pintu dan 1 pintu samping, pintu utama berada pada tengah selang depan bangunan. Sedangkan pada bagian dalam tidak menggunakan daun pintu. Pada bagian samping kiri terdapa 1 pintu untuk menuju kehalaman samping dan belakang, yang langsung terhubung pada dapur dan bagian belakang rumah.pada bagian tengah rumah terdapat 1 yang menghubungkan ruang tengah dengan dapur. Setiap pintu tidak memiliki ornamen, dan engsel pintu masih sangat traditional yaitu dengan menggunakan kayu berbentuk silindris, begitu juga pada pengunci pintu.
F. Jendela
Pada bagian selang depan terdapat 2 jendela besar yang mengapit pintu utama, sedangkan pada bagian samping kanan kiri terdapat masing-masing 4 jendela dengan ornamen yang sama, pada bagian dalam terdapat beberapa jendela yang dilengkapi teralis dari kayu silindris yang memanjang vertikal, dengan pengunci jendela berupa kayu yang melintang. G. Dinding
ARSITEKTUR MELAYU 10
Pada dinding, beberapa susunan kayu yang digunakan adalah dinding bervariasi, susun sirih, dan lidah pian yang mendominasi setiap ruangan dan juga eksterior. H. Atap
Atap yang digunakan adalah atap limas yang berbahan seng. Dimana, Bentukan atap nya pun berbeda, pada bagian depan berbentuk limas persegi panjang,sedangkan pada bagian dapur, ada atap yang sengaja dilubangi yang tujuannya untuk turunnya air hujan langsung kedalam bak/ kula yang terdapat ditengah tengah rumah . Warna atap rumah nenek juriyah berwarna merah berkarat. I. Pagar (pada selasar)
ARSITEKTUR MELAYU 11
Pagar yang digunakan dari kayu dengan tinggi 1 meter, dengan ornamen yang sama disepanjang selang depan bangunanm ada juga yang sudah menggunakan beton dibagian belakang samping bangunan J. Plafond
Plafond berbahan kayu mendominasi seluruh bagian rumah, dengan susunan kayu sejajar di plafond bagian selang depan, dan bagian dalam bangunan K. Tangga
ARSITEKTUR MELAYU 12
Tangga pada bagian depan terdapat 3 buah anak tangga dengan handrill berbentuk lengkung terbuat dari beton, sedangkan pada bagian dapur terdapat 2 buah anak tangga dari beton dengan panjang lebih kecil daripada tangga bagian depan, pada bagian tengah terdapat 10 anak tangga menuju loteng atas dan pada bagian samping terdapat 2 anak tangga. L. Rasuk
Rasuk adalah balok persegi panjang yang terbuat dari kayu keras seperti tembesu, resak dan kulim. Dimana, rasuk ini letaknya di dekat atap. M. Detail Ornamen
ARSITEKTUR MELAYU 13
Rumah melayu ibu juriyah memiliki beberapa ukiran yang merupakan perpaduan antara ukiran melayu dan ukiran jawa yang sebagian besar mengambil bentukan hewan, dan ukiran Melayu yang mengambil bentukan dari tumbuhan. Ornamen banyak terdapat dibagian depan rumah yang berada pada lisplang, jendela, dan dinding rumah, sedangkan pada bagian dalam ornamen terdapat pada plafond atap bangunan. N. Bendul Bendul merupakan pembatas atas ruang, biasanya terletak diantara pintu masuk ke serambi depan.
ARSITEKTUR MELAYU 14
O orientasi Bangunan
BAGIAN RUANG PADA RUMAH (interior)
ARSITEKTUR MELAYU 15
BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN & SARAN Rumah melayu ibu juriyah sebagian besarnya berbahan dasar kayu. Hanya tangga yang terbuat dari batu sampai ke ujung jalan sepanjang lebih kurang 3 meter. Arsitektur bangunan memadukan nuansa tradisional melayu, belanda dan Tionghoa. Hampir setiap bagian rumah seperti dinding, pagar beranda, hingga tiang tidak banyak dihiasi dengan ornamen ukiran hewan dan tumbuhan yang banyak. dan lukisan. Rumah ibu juriyah ini dulunya dibangun oleh seorang tukang yang berasal dari meranti dan merupakan keturunan cina, sehingga ada beberapa bagian dari rumah tersebut bergaya atau berornamen tionghoa. ibu Juriyah sendiri adalah menantu sipemilik rumah, ibu juriyah sendiri berasal dari bengkalis, sedangkan suaminya merupakan orang asli dari desa lalang tersebut. Hingga saat ini, ibu juriyah tinggal bersama kedua cucunya menempati rumah tersebut. Dilihat dari peranan penting yang pernah terjadi, usia bangunan dan keunikan arsitekturnya sangat pantas jika bangunan rumah melayu ibu juriyah saat ini dilestarikan oleh Pemerintah Kabupaten Rohil sebagai salah satu benda cagar budaya. Ada faktor kesejarahan yang pantas dihargai, di samping potensi untuk dijadikan sebagai salah satu destinasi wisatawan dari luar. Perlindungan benda cagar budaya dan situs kelak bertujuan untuk melestarikan dan memanfaatkannya bagi kemajuan kebudayaan nasional Indonesia.
ARSITEKTUR MELAYU 16
LAMPIRAN
Perspektif / Tampak Denah
ARSITEKTUR MELAYU 17
Axonometri
Interior
Atap / Kuda-kuda
ARSITEKTUR MELAYU 18
Ornamen- ornamen
Detail tangga depan & tangga dalam
Detail dinding
Detail jendela
ARSITEKTUR MELAYU 19
Detail pintu
Detail gelagar
Detail pondasi
Bak/ kula di tengah rumah nenek juriyah
Interior
ARSITEKTUR MELAYU 20
Prosen Pembuatan Maket
c
ARSITEKTUR MELAYU 21