BAB I PENDAHULUAN
Rabies merupakan penyakit zoonosis yang dapat menyerang semua hewan berdarah panas dan manusia. Virus rabies ditransmisikan melalui air liur hewan terinfeksi rabies dan umumnya masuk ke tubuh melalui inltrasi air liur yang mengandung virus dari hewan rabies ke dalam luka (misalnya goresan), atau dengan paparan langsung permukaan mukosa air liur dari hewan yang terinfeksi (misalnya gigitan). Virus rabies tidak bisa menyusup/melewati kulit dalam kondisi utuh (tanpa luka). Begitu sampai ke otak, virus rabies dapat bereplikasi lebih lanjut, sehingga menghasilkan tanda klinis pada pasien. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) diketahui bahwa lebih dari 1,4 miliar orang beresiko untuk terkena infeksi rabies di Asia Tenggara. Setiap tahunnya 23.000– 25.000 penduduk Asia Tenggara meninggal akibat rabies. Upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara meningkatkan vaksinasi pada anjing sebagai hewan peliharaan. Hal ini telah terbukti di Sri Lanka, dari tahun 1975–2005 jumlah kasus rabies mengalami penurunan seiring dengan peningkatan vaksinasi pada anjing. Selain itu Dr.Hiroyoshi Endo dalam pertemuan konsultasi ahli WHO terhadap rabies juga mengemukakan bahwa lebih dari 99% kematian akibat rabies di dunia terjadi di negara berkembang. Mortalitas akibat rabies di Afrika dan Asia diperkirakan menjadi 55.000 kematian setiap tahunnya dengan 56% terjadi di Asia dan 44% kematian terjadi di Afrika. Negara Indonesia termasuk negara ke lima dengan rate kasus kematian tertinggi akibat rabies di Asia. Di Indonesia, dari 34 provinsi, terdapat 24 provinsi yang merupakan wilayah endemis rabies. Sedangkan sembilan provinsi sudah bebas rabies, yakni Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung. Di Jawa Barat bebas rabies tahun 2018 terancam tidak tercapai menyusul ditemukannya rabies yang terjadi di Kabupaten Sukabumi. Dilaporkan sebanyak 14 orang digigit anjing yang menularkan rabies, satu di antaranya meninggal dunia.Untuk itu, Dinas Peternakan Jawa Barat menargetkan 73.650 anjing divaksinasi rabies secara massal pada bulan Mei dan Juni ini. Anjing-anjing yang akan divaksinasi tersebut merupakan anjing-anjing liar dan juga anjing peliharaan.
Pemerintah Kabupaten Sukabumi, mewaspadai penyebaran rabies di sepuluh kecamatan di wilayangnya. Penyebaran virus rabies rawan terjadi antara lain di Kecamatan
Cidolog,
Tegalbuleud,
Purabaya,
Curugkembar,
Nyalindung,
dan
Kecamatan Gegerbitung. Dari data Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, serangan virus rabies sejak 2008 lalu hingga 2017 ini, tercatat sebanyak 7 kasus, sementara jumlah korban akibat digigit anjing. Puskesmas merupakan salah satu sarana kesehatan yang didalam program pengembangan tercakup program rabies ,dengan tujuan untuk mengeliminasi rabies dalam artian menurunkan beberapa penyakit pada tingkat yang sangat rendah sehingga tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat sehngga dapat mengurangai sumber infeksi dan penyakit akan hilang secara alamiah. Laporan rabies tahun ini merupakan bahan evaluasi dan kajian selanjutnya ehingga dapat membuat perencnaan yang optimal bagi puskesmas ciracap. dalam meningkatkan kewaspadaan terhadap rabies dimasyarakat pada tahun berikutnya. A. VISI DAN MISI Visi Terwujudnya Masyarakat di Wilayah UPTD Puskesmas Ciracap Yang Sehat Mandiri dan Religius. Misi 1. Mendorong masyarakat yang mandiri dibidang Kesehatan 2. Meningkatkan
derajat
kesehatan
melalui
kesehatan
bersumber
daya
masyarakat 3. Menurunkan angka kesakitan yang berbasis lingkungan 4. Menurunkan angka kesakitan penyakit tidak menular di masyarakat 5. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui kegiatan keagamaan
BAB II ANALISA SITUASI PROGRAM
A. GAMBARAN UMUM DAN WILAYAH
1. Keadaan Demografi dan Geografis a. Komposisi Penduduk Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Ciracap Kecamtan Ciracap tahun 2019 sebanyak 49.91 1jiwa, jumlah penduduk perempuan sebesar 24.310 jiwa, laki-laki sebesar 25.455 jiwa, Untuk lebih rinci situasi demografi table di bawah ini. Tabel jumlah penduduk menurut jenis kelamin Diwilayah kerja puskesmas ciracap kecamatan ciracap tahun 2018
No
Desa
Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin Laki-laki
Perempuan
1
Ciracap
8.052
4051
4001
2
Pasirpanjang
5.769
2893
2876
3
Purwasedar
7.521
3804
3720
4
Mekarsari
5.983
3069
2914
5
Cikangkung
8.552
4359
4193
6
Gunungbatu
4.828
2683
2145
7
Pangumbahan
4.472
2234
2238
8
Ujunggenteng
4423
2230
2193
25117
24394
Total
49.911
Sumber : Monografi kecamatan ciracap 2018
2. Situasi umum kecamatan ciracap Ibukota
:Ciracap
Luas Willayah : 14,825 Ha, yang terdiri dari :+Topografis - Kebun rakyat
= 3.912 Ha
- Hutan
= 420 Ha
- Ladang
= 1.415 Ha
- Perkebunan Swasta
=
- Lahan kering
= 1.213 Ha
- Kolam
= 16 Ha
3.010
Ha - Sungai
= 19 buah
- Lagon
= 3 buah
-
-
Permukaan bergelombang dengan ketinggian 0-2,96 m dpl
-
Garis Pantai di bagian selatan 17 KM
Klimotologis -
Temperature antara 18°Csd 29 °C
-
Kelembaban udara rata-rata 85%
-
Curah hujan rata-rata 2000-4000
1. Analisa Geogerafis Kecamatan Ciracap merupakan Kecamatan di Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 14.825 Ha, dengan keadaan wilayah umumnya meliputi permukaan, Yang terdiri dari daratan berhutan, sebagian berbukit dan lembah, pantai melintang di sepanjang Selatan Desa Purwasedar dan Desa Ujunggenteng
dengan
berjejernya tambak yang di terlantarkan, galian pasir yang bergenang penuh air ditambah dengan lagoon yang tak pernah kering, Keadaan fotologi yang demikian tak urungnya sebagian wilayah yang masih sulit dijangkau kendaraan baik roda 4 maupun roda 2 terutama musim penghujan. Batas – batas wilayah terdiri dari : - Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Hindia - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Surade - Sebelah Utara berbatasan dengan KecamtanCiemas - Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia Pembagian wilayah Kecamtan Ciracap terdiri dari
8 (delapan) Desa dengan
Jumlah Rt 364 Rw 71 yaitu : 1. Desa Ciracap 2. Desa Purwasedar 3. Desa Pasirpanjang 4. Desa Mekarsari 5. Desa Cikangkung 6. Desa Gunungbatu 7. Desa Pangumbahan 8. Desa Ujunggenteng Kecamtan Ciracap terdapat Puskesmas Induk dengan jumlah Puskesmas Pembantu 8 buah terdiri dari : 1. Puskesmas Pembatu Cikangkung 2. Puskesmas Pembatu Ciakngkung II 3. Puskesmas Pembantu Gunungbatu 4. Puskesmas Pembatu Mekarsari
5. Puskesmas Pembatu Pasirpanjang 6. Puskesmas Pembatu Purwasedar 7. Puskesmas Pembatu Pangumbahan 8. Puskesmas Pembatu Ujunggenteng Jumlah posyandu yang ada 59 buah . Jarak Kecamatan ke Kabupaten 80 KM dengan waktu 2,5 jam. Tabel 1 Situasi Geografis
RT
R W
Jarak ke fasilitas Keehat an
Jumlah No
Nama Desa
Kategori
Rata-Rata waktu tempuh
Kondisi keterjang kauan Desa
1
Ciracap
Swasembada tiga
52
10
1 km
10 menit
Mudah
2
Purwasedar
Swasembada
59
13
2 km
20 menit
Mudah
3
Pasirpanjang
Swasembada
27
10
3 km
30 menit
Sulit
4
Mekarsari
Swasembada
47
5
6 km
60 menit
Sulit
5
Cikangkung
Swasembada
62
14
7 km
70 menit
Sulit
6
Gunungbatu
Swasembada
62
14
8 km
80 menit
Sulit
7
Pangumbahan
Swasembada
28
09
9 km
90 menit
Sulit
8
Ujunggenteng
Swasembada
27
06
10 km
100 menit
Sulit
Dari kedelapan Desa wilayah kerja PuskesmasCiracap, Desa yang mudah, dekat, sarana transfortasi dan komunikasi yaitu Desa Purwasedar, Desa Pasirpanjang, sedangkan Desa yang paling jauh dan sering mengalami hambatan dalam mengakses kesehatan adalah Desa Pangumbahan dan Desa Ujunggenteng. 2. KETENAGAAN PUSKESMAS CIRACAP 1. Tenaga Formal Jumlah tenaga Puskesmas Ciracap seluruhnya 71 orang terbagi dalam berbagai profesi diantaranya dokter, perawat, bidan, RR, kesling, farmasi, Gizi, gigi serta cleaning service. Keadaan Tenaga Di Puskesmas Ciracap No
Jenis Tenaga
1
Tenaga medis
2
Dokter Gigi
Yang ada
Standar
Keterangan
1 orang
2 orang
Kurang
-
-
-
3
Perawat
16 orang
16 orang
Ada
kesehatan 4
Perawat gigi
1 orang
1 orang
ada
5
Bidan
35 orang
35 orang
Ada
6
Tenaga Kesling
1 orang
1 orang
Ada
7
Apoteker
1 Orang
1 orang
Ada
7
Asisten Apoteker
1 orang
1 orang
Ada
8
Ahli Gizi
-
-
-
9
Tata Usaha
1 orang
1 orang
Ada
10
Analis LAB
-
-
-
11
Managerial
1 orang
1 orang
Ada
(Ka.UPTD) Sumber : Data Ketenagaan TU PKM Ciracap 2. Sarana Dan Prasarana Penunjang Dalam rangka pelaksanaan program di Puskesmas beserta jaringannya dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang berupa obat-obatan/unit farmasi, laboratorium, USG maupun alat kesehatan lainnya yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : No.
Jenis Sarana Penunjang
Jumlah Sarana Penunjang Kurang
Cukup
1.
Obat-obatan
√
2.
Laboratorium
√
3.
USG
4.
Alkes lainnya
-
Lebih
√
Sumber data : Data Inventaris Barang Puskesmas Ciracap Tahun 2017
-
BAB III TUGAS DAN FUNGSI PROGRAM RABIES
1. TUGAS POKOK PROGRAM RABIES Petugas Program Rabies UPTD Puskesmas Ciracap mempunyai tugas untuk : 1. Pencatatan Pasien yang digigit HPR ( Hewan Penular Rabies ) 2. Penyuluhan tentang penyakit Rabies 3. Pencucian luka pada penderita Rabies 4. Pemberian Vaksin Anti Rabies ( VAR ) 5. Pencatatan dan pelaporan Rabies.
2. FUNGSI PROGRAM RABIES Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Petugas Program Rabies UPTD Puskesmas Ciracap mempunyai fungsi yaitu sebagai berikut : 1. Penyusunan dan mengkoordinasikan perencanaan tahunan dan lima tahunan Program Rabies UPTD Puskesmas Ciracap. 2. Mengkoordinir dan bertanggung jawab terhadap semua Pasien yang digigit HPR ( Hewan Penular Rabies ) di wilayah kerja puskesmas Ciracap. 3. Melakukan penyuluhan tentang penyakit Rabies dan mampu mengenal masalah pada pasien yang digigit HPR (Hewan Penular Rabies)
BAB IV KEGIATAN PROGRAM RABIES YANG PERLU DITINDAK LANJUTI
A. KEGIATAN 1. Pelacakan 2. Pemantauan terhadap klien kasus gigitan HPR 3. Penyuluhan dan sosialisasi kesehatan a. Kepada penderita -
Penyakit rabies
-
Pentingnya berobat teratur
-
lama pengobatan sesuai klasifikasi penyakit
-
Efek samping pengobtan yang sering terjadi
-
Gejala reaksi
b. kepada keluarga - Pentingnya anggota keluarga yang sehat ntk mengawasi penderita agar minum obat secara teratur dan lengkap c. kepada masyarakat -
Tidak takut akan penyakit rabies
-
Membantu membawa tersangka penderita rabies ke puskesmas
4. Koordinasi dan adpoasi terhadap pengambilan kebijakan B. STRATEGI 1. Koordinasi lintas program 2. Koordinasi lintas sektor 3. Penyuluhan
LAMPIRAN
BAB V ANALISA PENYEBAB MASALAH
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan selama tahun 2018 dapat dianalisa penyebab masalah yang terjadi pada Program rabies Puskesmas Cicurug yaitu sebagai berikut : 1. KEGIATAN PENYULUHAN MASYARAKAT Penyebab masalah tersebut terjadi karena : 1. Kurangnya alokasi dana kegiatan; 2. Kurangnya koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam upaya pelaksanaan penyuluhan pada kelompok potensial.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPUALAN Dari uraian kegiatan program rabies dapat disimpulkan : 1. Program rabies perlu kerjasama dengan berbagai unit terkait sehingga kasus penyakit rabies dapat terjaring dan tercatat 2. Dalam melaksanakan program rabies perlu dukungan baik dana maupun sarana yang dapat menunjang berjalannya program rabies 3. Partisipasi masyarakat untuk menanggulangi dan meningkatkan pemahaman tentang penyakit rabies
B. BAGI PETUGAS PUSKESMAS 1. Bagi Petugas Puskesmas - Melaksanakan pelayanan kegiatan penyuluhan baik didalam gedung maupun di luar gedung khususnya tentang penyakit rabies - Perlua adanya koordinasi lintas program dan lintas sektor dalam penanganan penyakit rabies 2. Bagi Dinas - Diadakannya anggaran dana untuk pelacakan kelapangan agar penderita rabies dapat tejaring
PENUTUP
Demikian laporan tahunan program rabies yang telah di susun , penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyumbangkan baik segi materi maupun pikiran sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.
Mengetahui
Ciracap 28 Desember 2018
Kepala puskesmas Ciracap
Petugas P2 Rabies
RENI KUSMIATI SKM
RIZKI GINANJAR AM Kep
NIP 197811162007012005
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, dengan tersusunnya Laporan Tahunan Program Rabies UPTD Puskesmas Ciracap tahun 2018 sebagai sarana informasi untuk mengetahui hasil pelaksanaan program Rabies selama tahun 2018. Laporan Tahunan Program Rabies ini memuat hasil kegiatan program Rabies selama 1 tahun yang merupakan cerminan pecapaian kegiatan kami tahun 2017, permasalahan yang kami hadapi serta rencana kegiatan kami tahun 2018. Kami harapkan Laporan Tahunan ini dapat dijadikan tolak ukur untuk meningkatkan kinerja kami dalam melaksanakan pelayanan program Kesehatan Jiwa yang lebih baik di Puskesmas, baik secara lintas program maupun lintas sektor didalam gedung maupun diluar gedung Puskesmas serta bisa dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan program Rabies yang akan datang. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Tahunan ini, kepada : 1. Reni Kusmiati Skm selaku Kepala UPTD Puskesmas Ciracap yang telah memberikan bimbingan, arahan serta motivasinya kepada kami. 2. Bapak H. Iyus Wandi S.KEP, selaku Kepala SubBag. TU yang telah membantu dalam pelaksanaan program Rabies Semua staf karyawan UPTD Puskesmas Ciracap yang telah banyak memberikan bantuan serta masukan sehingga kami dapat melaksanakan kegiatan program Rabies baik didalam gedung maupun di luar gedung sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Tahunan Rabies ini tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa Laporan Tahunan yang telah disusun ini masih jauh dari sempurna. Karena itu kami mohon
partisipasi semua pihak yang terkait untuk
menyumbangkan pikiran maupun masukan guna meningkatkan mutu Laporan Tahunan berikutnya. Kepada semua pihak yang telah berkontribusi hingga terbitnya Laporan Tahunan ini sangat kami hargai dan kami ucapkan terima kasih. Ciracap, Januari 2019 Penyusun
Rizki ginanjar
LAPORAN TAHUNAN PROGARAM RABIES
PUSKESMAS CIRACAP
Di susun oleh :
Rizki Ginanjar
UPTD PUSKESMAS CIRACAPKECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2018