Laporan Praktikum Pengomposan Takakura_rizma Giraldi_101611133163.docx

  • Uploaded by: rizma giraldi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Pengomposan Takakura_rizma Giraldi_101611133163.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,248
  • Pages: 11
Mata kuliah Praktikum

: Instrumen dan Observasi Lingkungan : Kamis, 21 Februari 2019

LAPORAN PRAKTIKUM INDIVIDU PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK DENGAN METODE TAKAKURA MENGGUNAKAN BAHAN BAKU SAMPAH DAPUR DAN LINDI 1. Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat belajar dan membuat kompos dari sampah organik (sayur, buah dan daun) yang diberi perlakuan tambahan lindi 10mL dengan menggunakan metode takakura. 2. Alat dan Bahan a. Alat Keranjang Takakura Kardus Sekop Kain Hitam Kayu Pengaduk Bantal Sekam (2) Sarung Tangan Masker Termometer Timbangan Soil Tester Spidol hitam Penggaris b. Bahan Sampah Buah 3kg Sampah Sayur 3kg Lindi (10mL) Starter Kompos Sekam Kering 3. Prosedur Pengambilan Sampel/Penentuan Titik Sampling Praktikum ini memerlukan lindi sehingga tahap pertama yang dilakukan adalah membuat lindi. Lindi dibuat dari sampah organik (sampah sayur dan buah). Sampah yang terkumpul dipotong kecil-kecil agar mudah proses pembusukannya dan mengeluarkan cairan lindi. Lalu samoah tersebut dimasukkan ke dalam botol air mineral bekas yang sudah dilubangi terlebih dahulu. Lalu dibiarkan selama kurang lebih 3 hari sampai mengeluarkan cairan yang disebut lindi. Pengumpulan sampah untuk pembuatan kompos dimulai dari hari Rabu, 20 Februari 2019 di sekitar pasar dan rumah warga. Sampah yang dikumpulkan berupa sampah organik (sampah sayur, kulit buah, dan dedaunan) dengan berat masing-masing per orangan membawa 5kg sampah. Setelah sampah terkumpul, lalu sampah dipotong

kecil-kecil untuk memudahkan proses pengomposan (pembusukan). Kemudian dikumpulkan di rumah kompos FKM Unair. Setelah sampah terkumpul, keesokan harinya sampah ditimbang menggunakan timbangan lalu dibagikan perkelompok sama rata. 4. Prosedur Pemeriksaan Kompos yang sudah dimasukkan ke ranjang dilakukan pemeriksaan setiap hari Senin dan Kamis untuk dilakukan kembali pengukuran Suhu, pH, kelembapan dan ketinggian kompos sampai waktu yang telah ditentukan. 5. Prosedur Kerja a. Menyiapkan satu keranjang takakura dan kardus botol bekas air mineral b. Menyiapkan 2 bantalan sekam seukuran keranjang takakura c. Mengumpulkan sampah dapur berupa sayur-sayuran dan buah-buahan sebagai bahan untuk membuat kompos d. Menimbang sampah dapur seberat 6 kg (campuran antara sampah buah, dauh dan sayur) e. Memotong atau memecah sampah dapur menjadi ukuran yang lebih kecil agar memudahkan proses pengomposan f. Menyiapkan cairan lindi 10 mL lalu campurkan dengan sampah yang sudah dipotong kecil-kecil g. Setelah itu, campurkan sampah yang sudah diberi lindi dengan kompos yang jadi/sekam bakar untuk membantu mempercepat proses pengomposan h. Menyiapkan satu keranjang takakura dan kardus bekas air mineral i. Lapisi bagian dalam keranjang takakura dengan kardus j. Masukkan satu bantalan sekam dilanjut dengan pemasukan sampah yang sudah dicampur dengan lindi kedalam keranjang takakura k. Setelah semua sampah telah berpindah ke dalam keranjang maka dilakukan pemeriksaan suhu, pH, kelembapan sampah serta pengukuran tinggi kompos l. jika didapatkan hasil kelembapan calon kompos melebihi 8 maka diberi tambahan sekam kering agar membantu penyerapan air berlebih m. setelah itu menutup calon kompos dengan bantalan sekam lalu dilapisi dengan pemberian potongan kardus diatasnya n. Menyiapkan kain hitam dan ditutupkan diatas kerdus sebagai pelapis akhir o. Tutup keranjang takakura yang sudah jadi p. Lakukan pemeriksaan suhu, pH, kelembapan dan ketinggian calon kompos sampai waktu yang telah ditentukan q. Catat dalam laporan hasil praktikum

6. Hasil Pengamatan No.

1. 2. 3. 4.

Paramete r pH

Tabel 1. Hasil Pengukuran Parameter Kompos dengan metode Takakura SNI 19Waktu pengukuran 703021 Feb 25 Feb 28 Feb 4 Mar 6 Mar 12 Mar 2004 6,8 – 5.9 6.5 6.3 6.5 6.2 6.6 7,49

Suhu (ºc) ≥ 22ºC Kelemba < 50% pan (%) Warna Kehitama n

32 ºC >8

33 ºC 8

33 ºC 8

30 ºC 8

27 ºC 8

Warna coklat dengan sampah daun, sayur dan buah

Warna coklat kehitaman dengan sampah sayur dan buah sudah berubah warna

Warna coklat kehitama n dengan sampah sayur dan buah sudah berubah warna

Warna coklat kehitaman dengan sampah sayur dan buah sudah berubah warna

Warna coklat kehitama n dengan sampah sayur dan buah sudah berubah warna

Berbau sampah basah dan tanah Tanah basah dengan campura

5.

Bau

Berbau tanah

Berbau sampah basah

Berbau sampah basah

Berbau sampah basah

Berbau sampah basah

6.

Tekstur

Seperti tekstur tanah dan kasar

Tanah basah dengan campura

Tanah basah dengan campuran

Tanah basah dengan campura

Tanah basah dengan campuran

28 ºC 5.5

14 Mar

19 Mar

6.4

6.6

26 ºC 4.2

30 ºC 7.5

Warna Warna Warna coklat coklat coklat kehitama kehitama kehitama n dengan n dengan n dengan ada ada ada beberapa beberapa beberapa sampah sampah sampah kering da kering da kering da nada nada nada beberapa beberapa beberapa belatung belatung belatung serta serta jamur jamur Berbau Berbau Tidak tanah tanah berbau

Tanah basah da nada beberapa

Tanah basah da nada beberapa

Tanah basah dengan ditumbu

n sampah

sampah

n sampah

sampah

n sampah

sampah kering

sampah kering

hi belatung

7. ANALISIS HASIL Praktikum pengomposan menggunakan metode Takakura dihari pertama pada 21 Februari 2019 memasukkan sampah kedalam keranjang takakura yang sudah disediakan sebanyak 6kg dan diberi perlakuan tetesan lindi sebanyak 10 mL. setelah itu dilakukan pengukuran berdasarkan parameter yang digunakan seperti menggunakan penggaris/kayu, didapatkan hasil tinggi kompos adalah 26 cm. lalu menggunakan alat ukur thermometer, didapat hasil suhu awal adalah 32ºC dan pengukuran pH dan kelembapan menggunakan alat ukur soil tester, didapat hasil pH awal adalah 6.8 menjadi 5.9 setelah pemberian tambahan sekam dan kelembapan awal adalah lebih dari 8. Pada hari kedua pengukuran pada 25 Februari 2019, kondisi komposter sudah 40% akan menjadi kompos dengan tekstur kompos seperti tanah tetapi ada beberapa sampah yang belum kering. Lalu dilakukan pengukuran pH yang mendapatkan hasil 5.9, suhu 33 ºC, kelembapan 8 dengan warna komposter coklat kehitaman. Kondisi komposter dihinggapi banyak semut. Jika komposter dirasa terlalu kering maka dilakukan pengadukan dengan tongkat kayu untuk meratakan kelembapan dan membuat kompos menjadi lembab karena jika kering maka akan dinyatakan gagal komposternya. Pada hari ke tiga pada 28 Februari 2019 dilakukan pengukuran suhu dan mendapat hasil 33 ºC, lalu pH 6.3, berbau sampah dan tanah serta tektur komposter basah dengan campuran tanah. Komposter sudah menunjukkan bentuk seutuhnya tanah tetapi masih terdapat beberapa sampah yang belum terurai. Pada hari ke empat pada tanggal 4 maret dilakukan pengukuran kembali dan didapatkan hasil suhu kompos 30 ºC, pH 6.5, kelembapan 8 dengan kondisi kompos sudah seperrti tanah dengan campuran sampah dan berbau sampah serta tanah basah dengan warna hitam kecoklatan. Pada hari ke lima pada tanggal 6 Maret dilakukan pengukuran kembali dengan hasil pH 6.2, suhu 27 ºC, kelembapan 8. Kondisi kompos berwarna hitam kecoklatan dengan tekstur seperti tanah basah disertai campuran sampah. pada hari ke lima ini tinggi kompos mencapai 15cm karena terjadi pembusukan sampah dan menjadikan sampah berbentuk seperti tanah dan berbau. Pada hari ke enam (12 Maret) kondisi kompos sudah setengah kering dan terdapat belatung serta berjamur. Lalu dilakukan pengukuran suhu dengan hasil 28 ºC, lalu pH dengan hasil 6,6 dan kelembapan 5,5. Lalu setelah itu pada hari ke tujuh (14 Maret) dilakukan pemisahan belatung dan jamur dari kompos, lalu di lakukan pengukuran kembali tetapi sebelumnya setelah dipisah belatung serta jamurnya dilakukan pengadukan karena kelembapan kompos tidak sama yaitu ada yang kering dibagian atas dan yang bawah basah. Setelah itu dilakukan pengukuran pH dengan hasil 6.4, kelembapan 4.2, dan suhu 26 ºC. kondisi kompos sudah menyerupai tanah berwarna coklat kehitaman dan berbau tanah setelah itu kompos ditutup dan dikembalikan kedalam ruangan. Pada hari ke tujuh yaitu tanggal 19 Maret, kondisi kompos basah dengan pH 6.6, kelembapan 7.5 dan suhu 30 ºC. Tekstur kompos sudah menyerupai tanah tetapi masih terdapat belatung, dan sudah tidak berbau.

8. LAMPIRAN Hari ke 1, 21 Februari 2019

Hari ke 2, 25 Februari 2019

Hari ke 3, 28 Februari 2019

Hari ke 4, 4 Maret 2019

Hari ke 5, 6 Maret 2019

Hari ke 7, 19 Maret

Related Documents


More Documents from "riyan"